Beranda / Romansa / Angel Meets Her Man / Usainya Masa Pengangguran

Share

Usainya Masa Pengangguran

Penulis: Melimel Saja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebelum berpamitan, Riki memberi sesuatu kepada Angel. Ternyata, itu sebuah kartu nama. Angel menerima kartu tersebut, kemudian membacanya. Tiba-tiba, matanya terbelalak. Dia terkejut ketika melihat tulisan "CEO" tersemat di bawah nama Riki.

Riki heran ketika melihat mimik wajah Angel seperti itu. Dia bertanya, "Kenapa Gel? Kok kamu melotot kayak gitu? Apa ada yang aneh dengan tulisannya?"

Angel menyangkal, "Oh nggak kok, Ki, nggak ada yang aneh. Cuma ... kamu hebat aja gitu udah jadi CEO di umur segini."

Riki terkekeh, "Kamu bisa aja Gel. Lagian, aku cuma nerusin usaha papaku, jadi nggak ada yang istimewa. Nah berhubung aku lagi butuh karyawan, kamu mau nggak kerja di perusahaanku? Jika kamu berminat, besok kamu bisa langsung dateng ke kantorku. Alamatnya sudah tertera di kartu itu."

Angel tidak begitu saja menerima tawarannya. Dia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Riki.

"Tunggu! Ngomong-ngomong, kamu perlu karyawan di bagian apa dulu nih? Takutnya nggak sesuai dengan skill aku."

Riki terdiam sejenak dengan posisi tangan kanan sedang menopang dagunya. Sedangkan tangan kirinya menahan dengan cara melintang di perut. Tak lama, dia bertanya, "Ehmm ... kamu terakhir kerja di bagian apa?"

Bukan Angel namanya kalau tidak angkuh. Dengan bangganya, dia menjelaskan bahwa dirinya itu seorang pekerja yang multi talent.

"Ehmm ... gimana ya ngejelasinnya? Aku sendiri aja nggak tahu posisi kerjaku dulu sebagai apa. Tapi yang jelas, aku tuh orangnya multi talent. Jadi mau ditempatin kerja di bagian manapun, aku pasti bisa, karena aku orangnya cekatan dan cepat tanggap."

Riki hanya mengangguk. Kemudian dia mengubah posisi, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Wajahnya perlahan mendekat sambil menatap Angel dengan mimik wajah yang serius.

Secara refleks, Angel segera menyingkirkan wajah Riki dengan kedua telapak tangannya. "Jangan kurang ajar ya, Ki! Gini-gini juga aku pernah latihan Muaythai loh, jadi bisa saja aku meninjumu."

Riki malah tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapan wanita itu, "Kamu lucu deh Gel. Lagian, siapa juga yang mau kurang ajar sama kamu? Aku tuh cuma mau mastiin aja, sehebat apa sih wanita yang ada di depanku ini?"

"Heuh, kamu ngeremehin aku?" cibir Angel.

Riki tertawa kecil, "Ha ha ... nggak kok, aku cuma bercanda, Gel. Aku tahu kalau kamu itu hebat. Ngomong-ngomong, kamu kan multi talent nih, gimana kalau kamu jadi asistenku aja?"

"Hah! Yang bener? Kamu serius? Takutnya aku salah denger gitu," tanya Angel memastikan.

"Seriuslah. Masa aku bercanda," ucap Riki.

Mendengar hal tersebut, Angel tersenyum sumringah. "Asyik, akhirnya aku naik jabatan," batinnya.

Pria itu melanjutkan ucapannya, "Kebetulan aku lagi butuh asisten gitu buat di rmh. Kan kamu orangnya serba bisa nih, kayaknya kamu cocok banget di posisi itu."

"Hah maksudnya gimana?" Sepertinya Angel belum sadar akan maksud perkataannya.

"Maksudnya jadi asisten rumah tangga gitu." ucap Riki memperjelas.

Angel sudah paham dengan apa yang dimaksud oleh Riki. Dia berpikir kalau pria di hadapannya ini sedang mengejeknya.

Kemudian, dengan santainya wanita itu membalas, "Oh gitu, emangnya kamu sanggup ngegaji aku? Sebelumnya, aku kasih gambaran dulu nih. Kalau aku jadi pembantu kamu, tarif gajinya pun otomatis akan berbeda. Ya ... sekitar 10 sampai 15 jutaanlah! Di samping pekerjaan rumah selesai tepat waktu, aku juga bisa gali tanah kuburan buat kamu. Gimana?"

Angel menyeringai kepada Riki dan itu membuatnya agak sedikit ketakutan. "Hihh ... ini cewek serem juga ya candaannya," batinnya.

"Loh! Kok malah diem, Ki?" tanya Angel sedikit mendesak.

Riki berpura-pura ketawa untuk menutupi rasa takutnya, "Ha ha ha ... aku cuma bercanda aja kok Gel, jangan terlalu dianggap serius ya!"

Angel pun turut tertawa sambil menampakkan deretan giginya. "Ha ha ha ... iya Ki, aku tahu. Makanya aku ngomong gitu, ya karena ... aku juga niatnya sama kayak kamu sih cuma bercanda."

Riki semakin ngeri melihat tingkah Angel. "Kok ini cewek lama-kelamaan jadi mirip psikopat ya?" pikirnya.

Karena tak mau berlama-lama, Riki pun bergegas pamit, "Oh ya Gel, berhubung udah larut malem, aku pulang dulu ya. Maaf nggak mampir dulu ke rumah kamu. Besok, kamu langsung dateng aja ke kantor aku. Nanti kalau udah nyampe sana, kabarin aku."

Wanita itu hanya mengiyakan. Kemudian, Riki masuk ke dalam mobilnya dan dia pun melaju. Angel belum beranjak dari posisinya. Dia masih ingin melihat Riki. Akhirnya, dia masuk ke dalam rumah setelah pria itu pergi jauh dari hadapannya.

***

Ketika memasuki rumah, tiba-tiba ibu menghampiri Angel sambil tersenyum, lalu memegang kedua tangannya. Dia heran melihat wajah ibunya begitu berseri-seri.

"A-ada apa Bu? Kayaknya ibu lagi seneng?" tanya Angel penasaran.

"Angel, Ibu punya kabar baik buat kamu." jawab Ibu.

Angel semakin bingung dengan perkataan ibunya, "Hah? Kabar baik? Kabar baik apa Bu?"

Kemudian, Ibu menjelaskan secara panjang lebar. Kabar baik yang dimaksud adalah Angel mendapat pekerjaan di pabrik makanan PT. Segar Food sebagai Supervisor.

Angel semakin bingung, kok bisa diterima kerja di sana? Padahal, dia belum pernah melamar ke perusahaan tersebut. Ternyata, pimpinan dari PT. Segar Food itu adalah mantan atasan ayahnya.

"Kemarin beliau nanya ke Ibu, ada gak anak Ibu yang lagi nganggur? Terus ibu jawab ada. Lalu, beliau minta kamu untuk datang ke perusahaannya besok."

Angel terkejut, "Hah? Besok?"

Ibu heran melihat ekspresi anaknya seperti itu, "Iya besok. Memangnya ada apa dengan hari esok?"

Sungguh! Angel merasa keberatan. Dia pun mengutarakan alasannya, "Aduh gimana ya? Sebenernya, besok juga aku ada jadwal interview di perusahaannya Riki. Kalau aku batalin kan nggak enak Bu. Masalahnya kita ini udah janjian dari kemarin-kemarin."

Ibu menyanggah, "Alah ... Kamu interview di perusahaan temenmu itu belum tentu diterima jadi karyawan. Sedangkan di PT. Segar Food, kamu pasti diterima karena bosnya langsung yang minta." 

Angel tak bisa berkata-kata. Dia tidak ingin berdebat panjang lebar dengannya. Secara terpaksa, dia menuruti kemauan ibunya.

"Ya udah, aku turuti permintaan Ibu. Besok aku akan datang ke sana."

Mulut Ibu yang asalnya cemberut, kini berubah menjadi tersenyum setelah mendengar ucapan Angel.

Keesokan harinya, Angel berangkat menuju lokasi. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut ketika melihat kondisi di dalam kawasan pabrik tersebut.

"Ini pabrik makanan atau pabrik rongsok ya? Kok kumuh gini? Apa jangan-jangan ... Ibu salah kasih alamat lagi?" pikirnya.

Karena penasaran, dia pun bertanya kepada orang-orang di sekitar yang sedang berkumpul, "Pak, Ibu, maaf saya mau tanya, apakah benar ini PT. Segar Food?"

Mereka semua mengiyakan. Kemudian, Angel menanyakan lokasi kantor PT. Segar Food ada di sebelah mana. Salah satu dari mereka pun bertanya, "Kakak mau cari siapa?"

Angel pun menjawab, "Saya mau bertemu dengan Pak Joko. Beliau yang menyuruh saya datang ke sini. Apakah Pak Jokonya sudah datang?"

"Oh beliau belum datang kalau jam segini. Gimana kalau Kakak saya antar saja ke kantor." ucap salah satu pria yang ada di dalam perkumpulan tersebut. Dia bangkit dari duduknya dan mengantar Angel menuju kantor.

Sebelum memasuki kantor, Angel berterima kasih kepada pria itu karena telah mengantarnya. Setelah itu, dia masuk dan bertemu dengan sekretaris perusahaan. Dia disambut ramah oleh wanita itu. "Kamu pasti Angel kan? Ayo duduk dulu! Sebentar lagi Pak Joko datang." ucap Sang Sekretaris. Angel hanya mengiyakan sembari mengambil posisi duduk.

Sekitar setengah jam menunggu, akhirnya Pak Joko pun datang. Sang sekretaris menyambut kedatangan atasannya itu, begitu juga dengan Angel. "Selamat pagi, Pak Joko!"

"Oh, jadi ini bosnya mendiang ayah!" batin Angel sambil melihat penampilan bosnya dari bawah hingga ke atas.

"Sepertinya kamu Angel anak Pak Dimas ya?" tebak Pak Joko.

Angel tersenyum, "Benar, Pak."

Pak Joko begitu antusias melihat kehadirannya. "Akhirnya kamu datang juga. Well, mulai hari ini, kamu langsung kerja saja ya? Apa kamu siap?"

Angel tercengang dan berpikir, "Hah? Perusahaan macam apa ini? Kok nggak ada tes sama sekali? Jangan-jangan ... tanda tangan kontrak kerja pun nggak ada lagi? Aduh ... bagaimana ini? Lanjut nggak ya? Kalau aku nolak, nanti Ibu marah lagi."

Dengan berat hati, Angel menjawab, "Baik Pak, saya siap."

Pak Joko tersenyum ketika mendengar jawaban positif darinya. Kemudian, dia memerintahkan sekretarisnya untuk menunjukkan tempat kerja Angel.

Sang Sekretaris menunjukkan ruang kerja yang akan ditempati Angel. Tempatnya tidak terlalu besar, hanya cukup untuk dua karyawan saja. Setelah itu, dia mengajak Angel berkeliling area pabrik.

Selama berkeliling, Angel lupa tidak menanyakan sesuatu kepada Ibu Sekretaris, "Bu, maaf sebelumnya, saya belum tahu nama Ibu siapa?"

Ibu Sekretaris tertawa kecil, "Oh iya, saking sibuknya sampai-sampai saya lupa belum memperkenalkan diri. Nama saya Vanya. Saya adiknya Pak Joko."

Angel hanya mengangguk.

Tiba-tiba, Angel dikejutkan oleh sesuatu, "Hah!"

Bab terkait

  • Angel Meets Her Man   Jadi Primadona

    "Hah! Apa aku tidak salah lihat?" batin Angel. Baru kali ini dia melihat ada orang seaneh itu parasnya. Selain itu, lingkungan di dalam pabriknya pun sangat tidak nyaman. Banyak kabel berserakan dimana-mana dan juga kondisi bangunannya pun sudah lapuk.Angel merasa risih melihat para pekerja dari tadi memerhatikannya. Tatapan mereka layaknya singa kelaparan yang sedang mengawasi mangsanya. Dia pun berusaha untuk tidak menghiraukannya.Para pekerja terheran-heran melihat kedatangan Angel. Beberapa dari mereka pun banyak yang berbisik-bisik."Siapa ya wanita cantik itu?""Kayaknya dia pengganti Bang Jono deh.""Ah masa sih? Emang dia bisa jadi Supervisor di pabrik ini?"Emang dia bakal betah kerja di sini?""Entahlah, sepertinya dia akan

  • Angel Meets Her Man   Menikah Yuk!

    " ... sudah waktunya kamu memiliki pasangan hidup." lanjut Ibu. Angel hanya terdiam. Baginya, kalimat itu cukup sederhana untuk diucapkan, namun begitu menyakitkan bila didengar. "Bukankah tiga tahun yang lalu, Ibu menginginkanku untuk fokus pada karirku hingga usia 27 tahun? Lantas, mengapa sekarang Ibu mendesakku untuk menikah?" tanya Angel terheran-heran. "Bukannya mendesak, Angel. Ibu hanya sekadar mengingatkan. Saudara sepupumu saja sudah banyak yang menikah di usia muda. Masa kamu belum?" Pernyataan Ibu seolah-olah menyindir Angel. Merasa tak terima diolok-olok seperti itu, dia pun membalas perkataan Ibunya, "Ini semua kan salah Ibu sendiri. Mengapa waktu itu, Ibu tidak merestui hubunganku dengan Ardi? Kalau saja Ibu merestui hubungan kita berdua, mungkin sekarang ... aku sudah berkeluarga dan Ibu tidak akan malu di hadapan saudara-saudara Ibu." Mendengar hal tersebut, Ibu langsung marah. Wajahnya memerah seperti buah tomat yang sudah matang. Wanita tua itu mulai meninggika

  • Angel Meets Her Man   Si Penggila Olahraga

    Sambil memejamkan mata, Angel meng-klik tombol 'Daftar'. Alhasil, muncullah sebuah kalimat "Selamat! Anda terdaftar di komunitas Menikah Yuk!" di layar leptopnya. Perlahan-lahan, wanita itu membuka kedua matanya. Alangkah terkejutnya dia melihat tulisan tersebut. "Ya Tuhan, aku tak menyangka akan mengikuti komunitas semacam ini!"Baru saja daftar, Angel menerima banyak notifikasi pesan masuk di beranda profilnya. Dia membaca satu per satu pesan tersebut sambil mengecek profil pengirimnya. Wanita itu terkejut bukan main. Karena kebanyakan dari mereka adalah pria berusia 35 tahun ke atas.Namun, ada satu akun yang mampu menarik perhatian Angel. Namanya Yudha. Umurnya 30 tahun. Berasal dari Banyumas. Tinggi badan 165 cm, berat badan 70 kg. Dia bekerja sebagai Engineering di United Tractor. Hobinya olahraga sepeda dan kulineran. Kriteria wanita idamannya yaitu sama-sama suka olahraga, seiman, cantik, pintar, dan bisa diajak diskusi."Wah wah! Ribet juga ya kriterianya. Aku jadi penasaran,

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji

    Perkenalan Angel dan Yudha tidak berjalan dengan baik. Secara terang-terangan, Yudha mengungkapkan rasa sukanya kepada rekan kerjanya itu di akun Instagramnya, tanpa memikirkan perasaan Angel. Dia sama sekali tidak punya perasaan.Angel tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut. Dia pun tidak mau berlarut-larut tenggelam dalam rasa kecewa. Pada akhirnya, dia memblokir nomor Yudha, lalu menghapusnya. Dia berusaha ikhlas menerima kenyataan yang telah menimpanya. Angel beraktivitas kembali seperti semula. Kali ini, dia begitu bersemangat dalam bekerja. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum deadline. Hal itu membuat Bu Vanya keheranan, "Tumben kamu kerjanya cepat? Biasanya kan kamu suka keteteran?"Angel hanya menjawab dengan singkat dengan nada yang begitu santai, "Sekarang saya sudah terbiasa, Bu."Pada jam istirahat, Angel duduk sendiri di kantin. Dia seorang yang introvert, sehingga dia lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan orang lain. Ketik

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji (2)

    "Aku janji akan menemuimu akhir bulan ini." ucap Benny. "Benarkah? Abang tidak bohong, kan?" tanya Angel untuk meyakinkan hatinya. "Tidaklah, Angel. Untuk apa Abang bohong sama kamu? Nanti Abang jadi dapat dosa dong?" jawab Benny sambil terkekeh. Di seberang sana, Angel tersenyum sumringah ketika mendengar jawaban dari Benny."Baiklah kalau begitu. Aku percaya dengan ucapan Abang. Hehmm ... jadi tidak sabar ingin cepat bertemu." ucap Angel. "Iya, pokoknya kamu sabar dulu ya Angel! Sebentar lagi kita akan bertemu. Oh iya, berhubung sudah larut malam, Abang sudahi dulu ya obrolannya! Kamu istirahat yang cukup, jangan begadang! Tidak baik untuk kesehatanmu." ujar Benny. "Iya, Abang! Ya sudah, aku tutup ya teleponnya? Selamat malam, Bang Benny! Semoga tidurnya nyenyak!" Benny hanya mengiyakan. Perbincangan mereka selesai sampai di situ. Karena sudah lelah, Angel pun segera naik ke tempat tidur, kemudian mengambil posisi untuk tidur. Saking senangnya, Angel kesulitan untuk memejamkan

  • Angel Meets Her Man   Dia Angel

    "Lebih baik kita putus. Aku sudah bosan denganmu!" Dengan wajah tanpa ekspresi, wanita itu memutuskan kekasihnya secara sarkas dan tak berperasaan. Dia pun hendak pergi meninggalkan pria itu. Namun, kekasihnya itu mencoba menahan dan memohon agar wanita itu tidak memutuskannya, "Gel, tunggu dulu! Kenapa kamu bosan sama aku? Apa yang salah denganku?" Wanita itu menyeringai, "Pikir saja sendiri apa kesalahanmu!" Dialah Angel. Apabila sudah merasa bosan atau tidak cocok, dia akan memutuskan kekasihnya itu, tanpa memikirkan perasaan orang tersebut. Dia manusia bak malaikat sekaligus setan dalam percintaan. Hatinya beku bagaikan es di Kutub Utara. Tak ada satu pun pria yang mampu menaklukan hatinya. Sebenarnya, Angel tidak sengaja menjadi seorang playgirl. Hanya saja, dia sedang

  • Angel Meets Her Man   Benci Terhadap Kebenaran

    Angel, Sigit, dan seluruh manager sudah berkumpul di ruangan. Rapat pun dimulai. Angel selaku moderator membuka acara. Dia menyapa semua hadirin terlebih dahulu. Kemudian, dia memperlihatkan data-data tentang perkembangan perusahaan selama 3 bulan terakhir. "Perusahaan kita di bidang properti mengalami kenaikan penjualan sebesar 25%, dari yang sebelumnya 500 unit menjadi 625 unit. Selain itu, keuntungan yang kita peroleh dari kenaikan tersebut adalah sebesar 350 Milyar." Semua orang bertepuk tangan. Tiba-tiba, Angel menginterupsi, "Akan tetapi, itu hanyalah data fiktif yang saya terima dari anak buah Bapak Thamrin selaku Manager bagian properti ... " Semua orang yang ada dalam rapat itu dibuat bingung olehnya. "Setelah saya telusuri datanya lebih mendalam, seharusnya, keuntungan yang diperoleh perusahaan se

  • Angel Meets Her Man   Lebih Baik Mundur

    Angel kembali mengingat masa lalunya. Sekitar enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Januari 2012, Angel diterima kerja sebagai staf admin di sebuah distributor alat kecantikan. Waktu itu, Angel baru saja lulus SMA. Sebelum menjadi karyawan tetap, Angel harus menjalani masa training dulu selama 3 bulan lamanya. Di hari pertama dia bekerja, dia masih malu-malu dan belum pandai beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Hari kedua pun masih sama. Akan tetapi, dia mulai memberanikan diri untuk saling berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Angel masih ingat, orang pertama yang mengajaknya bicara adalah Anto. Bisa dibilang dialah senior yang paling ramah di kantor itu. Dari situlah, Angel banyak berkomunikasi dengan dia mengenai pekerjaan. "Oh ya Kak Anto, kalau boleh tahu, su

Bab terbaru

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji (2)

    "Aku janji akan menemuimu akhir bulan ini." ucap Benny. "Benarkah? Abang tidak bohong, kan?" tanya Angel untuk meyakinkan hatinya. "Tidaklah, Angel. Untuk apa Abang bohong sama kamu? Nanti Abang jadi dapat dosa dong?" jawab Benny sambil terkekeh. Di seberang sana, Angel tersenyum sumringah ketika mendengar jawaban dari Benny."Baiklah kalau begitu. Aku percaya dengan ucapan Abang. Hehmm ... jadi tidak sabar ingin cepat bertemu." ucap Angel. "Iya, pokoknya kamu sabar dulu ya Angel! Sebentar lagi kita akan bertemu. Oh iya, berhubung sudah larut malam, Abang sudahi dulu ya obrolannya! Kamu istirahat yang cukup, jangan begadang! Tidak baik untuk kesehatanmu." ujar Benny. "Iya, Abang! Ya sudah, aku tutup ya teleponnya? Selamat malam, Bang Benny! Semoga tidurnya nyenyak!" Benny hanya mengiyakan. Perbincangan mereka selesai sampai di situ. Karena sudah lelah, Angel pun segera naik ke tempat tidur, kemudian mengambil posisi untuk tidur. Saking senangnya, Angel kesulitan untuk memejamkan

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji

    Perkenalan Angel dan Yudha tidak berjalan dengan baik. Secara terang-terangan, Yudha mengungkapkan rasa sukanya kepada rekan kerjanya itu di akun Instagramnya, tanpa memikirkan perasaan Angel. Dia sama sekali tidak punya perasaan.Angel tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut. Dia pun tidak mau berlarut-larut tenggelam dalam rasa kecewa. Pada akhirnya, dia memblokir nomor Yudha, lalu menghapusnya. Dia berusaha ikhlas menerima kenyataan yang telah menimpanya. Angel beraktivitas kembali seperti semula. Kali ini, dia begitu bersemangat dalam bekerja. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum deadline. Hal itu membuat Bu Vanya keheranan, "Tumben kamu kerjanya cepat? Biasanya kan kamu suka keteteran?"Angel hanya menjawab dengan singkat dengan nada yang begitu santai, "Sekarang saya sudah terbiasa, Bu."Pada jam istirahat, Angel duduk sendiri di kantin. Dia seorang yang introvert, sehingga dia lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan orang lain. Ketik

  • Angel Meets Her Man   Si Penggila Olahraga

    Sambil memejamkan mata, Angel meng-klik tombol 'Daftar'. Alhasil, muncullah sebuah kalimat "Selamat! Anda terdaftar di komunitas Menikah Yuk!" di layar leptopnya. Perlahan-lahan, wanita itu membuka kedua matanya. Alangkah terkejutnya dia melihat tulisan tersebut. "Ya Tuhan, aku tak menyangka akan mengikuti komunitas semacam ini!"Baru saja daftar, Angel menerima banyak notifikasi pesan masuk di beranda profilnya. Dia membaca satu per satu pesan tersebut sambil mengecek profil pengirimnya. Wanita itu terkejut bukan main. Karena kebanyakan dari mereka adalah pria berusia 35 tahun ke atas.Namun, ada satu akun yang mampu menarik perhatian Angel. Namanya Yudha. Umurnya 30 tahun. Berasal dari Banyumas. Tinggi badan 165 cm, berat badan 70 kg. Dia bekerja sebagai Engineering di United Tractor. Hobinya olahraga sepeda dan kulineran. Kriteria wanita idamannya yaitu sama-sama suka olahraga, seiman, cantik, pintar, dan bisa diajak diskusi."Wah wah! Ribet juga ya kriterianya. Aku jadi penasaran,

  • Angel Meets Her Man   Menikah Yuk!

    " ... sudah waktunya kamu memiliki pasangan hidup." lanjut Ibu. Angel hanya terdiam. Baginya, kalimat itu cukup sederhana untuk diucapkan, namun begitu menyakitkan bila didengar. "Bukankah tiga tahun yang lalu, Ibu menginginkanku untuk fokus pada karirku hingga usia 27 tahun? Lantas, mengapa sekarang Ibu mendesakku untuk menikah?" tanya Angel terheran-heran. "Bukannya mendesak, Angel. Ibu hanya sekadar mengingatkan. Saudara sepupumu saja sudah banyak yang menikah di usia muda. Masa kamu belum?" Pernyataan Ibu seolah-olah menyindir Angel. Merasa tak terima diolok-olok seperti itu, dia pun membalas perkataan Ibunya, "Ini semua kan salah Ibu sendiri. Mengapa waktu itu, Ibu tidak merestui hubunganku dengan Ardi? Kalau saja Ibu merestui hubungan kita berdua, mungkin sekarang ... aku sudah berkeluarga dan Ibu tidak akan malu di hadapan saudara-saudara Ibu." Mendengar hal tersebut, Ibu langsung marah. Wajahnya memerah seperti buah tomat yang sudah matang. Wanita tua itu mulai meninggika

  • Angel Meets Her Man   Jadi Primadona

    "Hah! Apa aku tidak salah lihat?" batin Angel. Baru kali ini dia melihat ada orang seaneh itu parasnya. Selain itu, lingkungan di dalam pabriknya pun sangat tidak nyaman. Banyak kabel berserakan dimana-mana dan juga kondisi bangunannya pun sudah lapuk.Angel merasa risih melihat para pekerja dari tadi memerhatikannya. Tatapan mereka layaknya singa kelaparan yang sedang mengawasi mangsanya. Dia pun berusaha untuk tidak menghiraukannya.Para pekerja terheran-heran melihat kedatangan Angel. Beberapa dari mereka pun banyak yang berbisik-bisik."Siapa ya wanita cantik itu?""Kayaknya dia pengganti Bang Jono deh.""Ah masa sih? Emang dia bisa jadi Supervisor di pabrik ini?"Emang dia bakal betah kerja di sini?""Entahlah, sepertinya dia akan

  • Angel Meets Her Man   Usainya Masa Pengangguran

    Sebelum berpamitan, Riki memberi sesuatu kepada Angel. Ternyata, itu sebuah kartu nama. Angel menerima kartu tersebut, kemudian membacanya. Tiba-tiba, matanya terbelalak. Dia terkejut ketika melihat tulisan "CEO" tersemat di bawah nama Riki. Riki heran ketika melihat mimik wajah Angel seperti itu. Dia bertanya, "Kenapa Gel? Kok kamu melotot kayak gitu? Apa ada yang aneh dengan tulisannya?" Angel menyangkal, "Oh nggak kok, Ki, nggak ada yang aneh. Cuma ... kamu hebat aja gitu udah jadi CEO di umur segini." Riki terkekeh, "Kamu bisa aja Gel. Lagian, aku cuma nerusin usaha papaku, jadi nggak ada yang istimewa. Nah berhubung aku lagi butuh karyawan, kamu mau nggak kerja di perusahaanku? Jika kamu berminat, besok kamu bisa langsung dateng ke kantorku. Alamatnya sudah tertera di kartu itu." &nbs

  • Angel Meets Her Man   Pertemuan Yang Tak Terduga

    "Hai!" Seseorang menyapa Angel melalui pesan daring. Wanita berambut pendek itu menghela napas sambil mengeluh, "Hemm ... lagi-lagi, pesan tidak jelas." Dia pun meletakkan kembali ponselnya di atas meja kerja. Namun, ponselnya kembali berbunyi. Angel melirik ponselnya dan melihat notifikasi yang masuk. Ternyata, itu pesan dari nomor yang sama. Kali ini pesan tersebut bertuliskan, "Hai! Apakah ini nomor Angel?" Angel terkejut. Jantungnya berdebar kencang. Dia berpikir, "Bagaimana dia bisa tahu namaku? Padahal aku sama sekali tidak mengenal nomor ini?" Karena penasaran, dia membalas pesan tersebut. "Maaf, ini dengan siapa?"

  • Angel Meets Her Man   Inikah Rasanya Menjadi ...

    Retak menanti belah. Sebuah peribahasa yang cocok dengan keadaan Angel saat ini. Rasa cemburu yang menggila membuat seseorang bisa mengubah masa depan orang yang tak bersalah. Angel memutuskan untuk mengundurkan diri demi kebaikan Pak Sopian. Lebih baik dia menghindari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan berat hati, dia memberikan surat pengunduran diri kepada atasannya itu. Pak Sopian merasa heran. Kemudian, dia membuka surat tersebut. Dia syok ... "Tidak! Kamu tidak boleh keluar dari perusahaan ini!" Pak Sopian geram sambil merobek surat pengunduran diri Angel. Angel menitikkan air mata. Sebenarnya dia tidak ingin berhenti, namun psikologisnya terguncang. Dia sudah lelah ... dituduh, dituduh, dan dituduh setiap hari oleh istri Bos. Dia sudah merasa capek dan

  • Angel Meets Her Man   Lebih Baik Mundur

    Angel kembali mengingat masa lalunya. Sekitar enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Januari 2012, Angel diterima kerja sebagai staf admin di sebuah distributor alat kecantikan. Waktu itu, Angel baru saja lulus SMA. Sebelum menjadi karyawan tetap, Angel harus menjalani masa training dulu selama 3 bulan lamanya. Di hari pertama dia bekerja, dia masih malu-malu dan belum pandai beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Hari kedua pun masih sama. Akan tetapi, dia mulai memberanikan diri untuk saling berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Angel masih ingat, orang pertama yang mengajaknya bicara adalah Anto. Bisa dibilang dialah senior yang paling ramah di kantor itu. Dari situlah, Angel banyak berkomunikasi dengan dia mengenai pekerjaan. "Oh ya Kak Anto, kalau boleh tahu, su

DMCA.com Protection Status