Home / Romansa / Angel Meets Her Man / Benci Terhadap Kebenaran

Share

Benci Terhadap Kebenaran

Author: Melimel Saja
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Angel, Sigit, dan seluruh manager sudah berkumpul di ruangan. Rapat pun dimulai. Angel selaku moderator membuka acara. Dia menyapa semua hadirin terlebih dahulu. Kemudian, dia memperlihatkan data-data tentang perkembangan perusahaan selama 3 bulan terakhir.

"Perusahaan kita di bidang properti mengalami kenaikan penjualan sebesar 25%, dari yang sebelumnya 500 unit menjadi 625 unit. Selain itu, keuntungan yang kita peroleh dari kenaikan tersebut adalah sebesar 350 Milyar." Semua orang bertepuk tangan.

Tiba-tiba, Angel menginterupsi, "Akan tetapi, itu hanyalah data fiktif yang saya terima dari anak buah Bapak Thamrin selaku Manager bagian properti ... "

Semua orang yang ada dalam rapat itu dibuat bingung olehnya.

"Setelah saya telusuri datanya lebih mendalam, seharusnya, keuntungan yang diperoleh perusahaan sebesar 400 Milyar. Itu pun sudah dipotong pajak dan biaya-biaya lainnya. Di sini saya menemukan kejanggalan terhadap neraca yang mereka laporkan terhadap saya."

Angel membandingkan laporan neraca palsu yang ia terima dari anak buah Thamrin, beserta neraca asli yang dia buat kepada semua peserta rapat.

Dia menjelaskan bahwa jumlah hutang yang ada di neraca palsu lebih besar dibandingkan dengan neraca asli. Dia juga memperlihatkan bukti-bukti bahwa perusahaan tidak memiliki hutang sebesar itu.

Thamrin berpura-pura tidak tahu akan hal itu dan mencoba mengelak, "Maaf Bu Angel, apa maksud Anda berbicara seperti itu? Anda menuduh saya? Lantas, apakah Anda memiliki bukti bahwa saya melakukan pelanggaran terhadap perusahaan?"

Angel hanya tersenyum menyeringai. Tatapannya tajam seperti burung elang yang sedang memburu mangsa. Jarinya menekan tombol 'Enter', kemudian muncul sebuah video percakapan Thamrin beserta anak buahnya.

Terungkap sudah semua kejahatan Thamrin beserta anak buahnya. Dia tak menyangka bahwa Angel akan secerdik itu. Suasana rapat pun menjadi ricuh.

Angel mencoba menenangkan suasana, "Hadirin harap tenang! Sebagai hukuman atas penggelapan dana perusahaan, saya akan memberi sanksi kepada Bapak Thamrin beserta anak buahnya, yaitu mengeluarkan mereka dari perusahaan dan juga hukuman penjara atas perbuatan mereka. Bagi para hadirin yang setuju dengan keputusan saya, harap angkat tangannya!"

Semua orang setuju dengan keputusan Angel. Melihat hal tersebut, Thamrin mengamuk. Wajahnya memerah seperti tomat. Amarahnya memuncak hingga ke ubun-ubun.

Dia memberantakan semua dokumen yang ada di meja rapat. Dia juga memecahkan gelas, lalu mengambil pecahannya.

Dia menghampiri Angel dan hendak menusukkan pecahan gelas itu kepada Sang GM. Beruntung, polisi datang dan langsung mengamankan Thamrin.

Sigit heran, mengapa polisi bisa datang secepat itu? Angel pun bercerita bahwa ini semua sudah direncanakannya. Flashback pun dimulai.

Dua bulan sebelumnya, Angel sudah melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib. Dia meminta kepada pihak kepolisian agar menangkap Thamrin ketika rapat sedang berlangsung.

Dia juga mengetahui bahwa Thamrin adalah tipikal orang yang emosional. Sehingga dia meminta pihak kepolisian untuk terus memantaunya. 

Pada saat rapat, Angel mengenakan alat penyadap suara di balik jasnya, serta mengenakan lencana yang ternyata adalah kamera pengintai. Pihak kepolisian memantau di ruangan khusus yang bersebelahan dengan ruang rapat. Oleh karena itu, ketika Angel diserang, polisi pun sudah berada di tempat.

Sigit menjadi kagum kepada Angel. Batinnya memuji. Dia tidak menyangka bahwa Angel memiliki taktik secerdik itu. Selain cantik, dia juga memiliki otak yang brilian. Dia memang pantas menjadi seorang General Manager perusahaan ini.

Situasi pun kembali normal. Sebelum rapat dibubarkan, Angel meminta maaf kepada semua hadirin atas kekacauan yang telah terjadi selama rapat. Para manager berterima kasih kepada Angel karena telah berani mengungkap kasus korupsi yang terjadi di perusahaan.

Sebelum meninggalkan ruangan, mereka semua berjabat tangan dengan Angel secara bergantian. Kebanyakan dari mereka memuji kinerja Angel. Dia hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Kini, di ruangan itu hanya ada Angel dan Sigit. Ketika Angel sedang membereskan berkas, tiba-tiba Sigit membuka suara, "Hari ini, Anda sungguh luar biasa, Bu Angel! Saya salut dengan keberanian Anda." 

Angel tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh asistennya itu. Dia pun memberi saran, "Ya itu sudah menjadi tugas saya sebagai General Manager. Kalau kamu ingin dipercaya oleh atasan, jadilah karyawan yang jujur dan bertanggung jawab!"

***

Sungguh!! Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Angel. Dia merasa lega karena permasalahan di kantornya sudah selesai. Kini, waktunya dia beristirahat di rumah.

Sebelum beranjak tidur, Angel membersihkan dirinya terlebih dahulu. Dia berendam di air hangat yang sudah disediakan oleh asisten rumah tangganya. Dia memejamkan mata sambil merasakan hangatnya air yang meresap ke dalam tubuh.

Ketika Angel sedang asyik berendam, tiba-tiba ponselnya berdering. Angel pun menggerutu, "Aduhh ... siapa lagi yang telepon malem-malem gini? Ganggu orang istirahat aja."

Angel meraih ponselnya yang berada di pinggir bathtube. Dia sangat terkejut ketika mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah atasannya.

"Selamat malam, Pak Chris!" sapa Angel dalam telepon.

"Selamat malam juga, Angel! Well, bagaimana kabarmu? Saya dapat kabar bahwa kamu hampir saja ditikam oleh Thamrin, apa itu benar?" tanya Chris memastikan.

Angel membenarkan kabar tersebut. Chris terkejut bukan main. Kemudian, dia menanyakan apakah Angel mengalami luka? Angel menjawab kalau dia baik-baik saja dan tidak terluka sedikit pun. Chris merasa lega.

Sebagai ucapan terima kasih, Chris mengundang Angel untuk hadir di acara ulang tahunnya besok di Hotel Mulia. Dengan senang hati, Angel menerima undangan tersebut.

"Besok pagi, saya kirim kartu undangannya ke kantor kamu. Mengenai kostum, kamu tidak perlu khawatir! Biar karyawan saya yang mengurus keperluan kamu."

Angel merasa keberatan, "Mohon maaf sebelumnya Pak Chris, tapi saya rasa ini terlalu berlebihan. Untuk masalah kostum, biar saya ..."

Belum selesai bicara, Chris segera menyangkal pernyataan Angel, "Tidak! Itu tidak berlebihan Angel. Kamu layak mendapatkannya. Anggap saja itu tanda terima kasih saya karena kamu telah bekerja secara loyal di perusahaan anak saya."

Angel merasa terharu mendengarnya. Dia mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Chris karena telah menaruh kepercayaan penuh padanya.

"Sama-sama Angel. Baiklah, berhubung waktu sudah larut malam, saya akan menutup teleponnya. Oh iya, satu hal lagi, kalau kamu ada masalah, jangan sungkan untuk memberitahu saya ya!" Angel hanya mengiyakan.

***

Angel segera keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan gaun malam yang seksi berwarna hitam dan terbuat dari sutera. Pahanya yang mulus pun terpampang jelas, apalagi pada saat dia tidur. Benar-benar menggoda!!

Alarm di kamar Angel berbunyi. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Angel pun terbangun dari mimpinya. Dia bergegas ke kamar mandi.

Sementara itu, Bi Ningsih, sang asisten rumah tangga sedang menyiapkan sarapan untuk Angel.

Tak lama kemudian, Angel turun ke lantai 1. Dia disapa oleh Bi Ningsih, "Selamat pagi, Nona Angel!" Angel pun menyapa balik, "Selamat pagi juga, Bi!" Angel mengambil posisi duduknya. Bi Ningsih menuangkan nasi goreng ke piring Angel. Setelah itu, dia menuangkan jus jambu ke dalam gelas Angel.

Seperti biasa, Bi Ningsih hanya melihat majikannya makan. Angel merasa tak enak karena dia makan sendirian. Dia pun mengajak Bi Ningsih untuk sarapan bersama. Awalnya Bi Ningsih menolak karena merasa sungkan. Berhubung Angel memaksa dirinya, akhirnya dia ikut sarapan bersama.

Selesai sarapan, Angel segera berangkat kerja. Dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa menggunakan supir.

Sesampainya di kantor, Angel disapa oleh karyawannya. "Selamat pagi, Bu Angel!" Dia membalas sapaan mereka secara singkat, "Pagi juga!" 

Melihat Sang GM sudah datang dan masuk ke ruangannya, Sigit pun langsung datang menghampiri. Tak lupa, dia memberi sapaan terlebih dahulu kepada Angel, "Selamat pagi, Bu Angel!" Angel hanya membalas dengan singkat, "Pagi juga!"

Tiba-tiba, Angel teringat akan suatu hal. "Oh ya Sigit, apakah ada surat undangan untuk saya?" Sigit menjawab, "Setahu saya belum ada, Bu Angel."

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Angel menyuruh Sigit untuk mengecek orang yang mengetuk pintu tersebut. Dan ternyata, dia adalah sekretaris Pak Chris. Angel menghampiri orang itu, lalu berjabat tangan dengannya. Mereka saling menyapa.

"Selamat pagi, Bu Angel!"

"Selamat pagi juga, Pak Kemal!"

Angel mempersilakan Pak Kemal untuk duduk.

"Mohon maaf menganggu waktunya sebentar, ya Bu Angel. Jadi begini, saya diperintahkan Pak Chris datang kemari ... untuk memberikan kartu undangan beserta bingkisan untuk Bu Angel."

"Oh iya, tadi malam, Pak Chris sudah bilang kalau pagi ini akan ada yang mengantarkan kartu undangan beserta bingkisan kepada saya. Sebelumnya, saya mohon maaf ya, Pak Kemal karena sudah merepotkan Anda."

"Ah tidak masalah, Bu Angel. Itu kan sudah tugas saya. Jadi, Anda tidak perlu sungkan."

Angel tersenyum sambil mengucapkan kata 'terima kasih'.

"Baiklah, kalau begitu ... saya pamit ya, Bu Angel. Selamat mengemban tugas kembali!" ucap Pak Kemal. Angel memerintahkan Sigit untuk menemani Pak Kemal ke lantai bawah. Dia pun menuruti apa yang dikatakan Angel.

Setelah mereka berdua keluar, Angel membuka bingkisan tersebut. Ternyata itu adalah sebuah gaun mewah berwarna merah, dengan untaian swarovski di bagian dada. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Pak Chris akan sebaik ini padanya.

Dia mencoba mengenakan gaun merah tersebut. Tanpa sengaja, Sigit masuk kembali ke ruangan GM untuk mengambil berkas. Untungnya saja, Angel sudah mengenakan gaun tersebut.

Sigit terpana melihat Angel mengenakan gaun merah itu. Aura kecantikannya begitu terpancar. Angel kaget melihat Sigit sudah berada di dalam ruangannya. "Ya Tuhan, Sigit ... saya kira kamu masih di bawah bersama Pak Kemal." 

"Pak Kemal sudah ada yang menjemput, jadi saya kembali lagi ke sini karena mau mengambil berkas yang saya tinggalkan di meja Bu Angel. Saya tidak tahu kalau Bu Angel sedang berganti pakaian. Mohon maaf atas kelancangan saya, Bu Angel!" 

Berhubung Angel sedang baik hati, dia tidak memarahinya, "Iya tidak apa-apa, Git. Lain kali, kamu harus mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan saya." Sigit hanya mengangguk.

4 jam sebelum acara, Angel pergi ke salon untuk merias wajahnya. Dia ingin tampil sempurna di hadapan para tamu undangan. Tema riasan yang dia pilih adalah flawless bold. Dia memakai lipstik merah agar sesuai dengan gaun yang ia pakai.

Angel pergi menghadiri pesta seorang diri. Maklum, dia terlalu sibuk memikirkan karir sehingga dia lupa dengan dunia percintaannya. 

Sebelum masuk, dia diminta untuk memperlihatkan kartu undangan. Angel pun menunjukkan kartu undangannya. Dia pun dipersilakan masuk.

Ketika Angel memasuki area ballroom, semua mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Dia sangat cantik sekali. Riasannya tidak terlalu tebal. Warna lipstiknya merah, terlihat kontras dengan warna kulitnya sehingga membuat dia terlihat begitu cantik.

Dari kejauhan, terdengar suara seseorang memanggil nama "Angel". Dia pun menoleh. Ternyata, Alex yang memanggil. Angel merasa bingung, mengapa anak magang bisa ada di sini?

Alex menghampiri Angel. Bukannya memuji kecantikannya, eh dia malah menghina Angel. "Hei Angel, aku rasa kamu tidak cocok memakai riasan seperti itu. Terlihat seperti ... tante-tante." Alex tertawa terbahak-bahak. 

Angel tidak memedulikan ucapan Alex. Dia pergi meninggalkannya dan tak mau ambil pusing. Tak lama kemudian, acara pun dimulai. Chris memberikan kata sambutan kepada para tamu undangan yang hadir di acara ulang tahunnya.

Angel tidak terlalu mendengarkan. Tiba-tiba, Chris menyebutkan nama "Angel" di sela-sela kata sambutan tersebut. Hal itu membuat Angel sedikit terkejut.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Angel Cecillia, selaku General Manager PT. Semesta Raya, yang telah berjasa dan berkontribusi terhadap perusahaan. Seandainya anak saya mengizinkan, saya ingin merekrut dia untuk bekerja di perusahaan saya." ucap Chris sambil tertawa.

Angel tersipu malu mendengarnya. Para tamu undangan pun bertanya-tanya, seperti apa sih sosok wanita yang dimaksud? Angel hanya diam dan tidak ingin menunjukkan bahwa wanita yang dimaksud itu adalah dirinya.

"Heuh ... dasar pria tua!" celetuk Alex.

Secara tidak sengaja, Angel mendengar umpatan tersebut. Dia mencondongkan badannya ke depan untuk melihat sosok yang baru saja mengumpat. Ternyata orang itu adalah Alex.

"Wah, kesempatan bagus nih buat balas dendam." pikir Angel.

Dia mendekati Alex sambil berbisik, "Sepertinya kamu membenci pria tua itu?" Alex kaget. Dia mengira tidak ada yang mendengarnya.

Dia pun menyangkal, "Siapa yang benci? Kamu jangan sembarangan ambil kesimpulan, ya! Telitilah terlebih dahulu!"

"Oh begitu." Angel semakin mendekati Alex dengan tatapan yang menggoda. Alex pun menjadi gelagapan. Tangan Angel merayap, menyentuh dada bidang pria itu dengan lembut, lalu naik ke leher. Alex merasa terangsang akan sentuhan wanita itu.

Ternyata, Angel mencengkeram kerah kemeja Alex sambil mengancam, "Sekali lagi kamu menghina pimpinan, jangan harap kamu masih kerja di sini! Dasar anak magang!" Angel melepas cengkeramannya secara kasar, lalu pergi. Alex tertawa geli melihat perlakuan Angel kepadanya. "Wah wah ... tingkahnya seperti preman saja." ucapnya.

Melihat Chris sudah selesai memberi kata sambutan, Angel menghampiri Chris untuk memberi ucapan dan memberinya kado,

"Wah, malam ini Anda sungguh terlihat luar biasa dan tampan. Selamat ulang tahun, Pak Chris! Semoga Tuhan selalu melindungi Anda."

Chris terkekeh mendengar pujiannya. Dia berterima kasih kepada Angel karena sudah datang di acara ulang tahunnya. Dia menawarkan Sang GM untuk mencicipi hidangan yang ada. Angel hanya mengiyakan.

Angel merasa ada yang ganjil. Perasaan selama acara berlangsung, dia tidak melihat satu pun anak Pak Chris yang hadir.

***

Keesokan harinya, Angel berangkat kerja seperti biasa. Sesampainya di kantor, dia merasa heran, mengapa tidak ada seorang pun yang menyapanya? Angel melihat orang-orang  di sekitarnya hanya menatap sambil berbisik-bisik.

Angel mencoba menyangkal bahwa itu hanya perasaannya saja. Tiba-tiba, dia merasa perutnya mulas. Beruntung, posisinya berada dekat dengan toilet karyawan. 

Ketika berada di dalam toilet, Angel mendengar percakapan beberapa wanita. Ternyata mereka sedang membicarakan Angel.

"Eh, kalian tahu nggak? Kemaren-kemaren gue denger berita, katanya Bu Angel mergokin Pak Thamrin korupsi ya?"

"Iya, gue juga denger."

"Terus, parahnya lagi, Pak Thamrin hampir mau nusuk Bu Angel. Gila!! Untungnya Bu Angel jago beladiri, jadi dia bisa ngelak."

"Ah itu sih salah dia sendiri, sok-sokan ngungkapin kasus korupsi. Gue sih berharap dia mati aja waktu itu."

"Hush ... jangan ngomong kayak gitu! Emang lu mau perusahaan jadi bangkrut gara-gara ada yang korupsi? Entar lu bakalan jadi pengangguran tahu."

"Iya nih, kalau ngomong nggak pernah disaring kayak gini nih. Jadi gembel baru tahu rasa lu."

"Eh eh, bukan cuma itu aja. Denger-denger nih ya, tadi malem Bu Angel dateng ke acara ulang tahunnya Pak Chris."

"Terus, di acara ulang tahunnya itu, Pak Chris muji-muji Bu Angel. Gue curiga, jangan-jangan ... Bu Angel ada main lagi sama Pak Chris?"

Mereka terus membicarakan Angel dengan Pak Chris tanpa henti dan menciptakan skandal berdasarkan imajinasinya masing-masing. Setelah merasa puas membicarakan dua orang tersebut, akhirnya mereka keluar dari toilet.

Mendengar percakapan mereka, Angel menjadi tahu alasan para karyawannya tidak menyapanya. Batinnya berkata, "Ternyata ... mereka semua membenciku."

Angel hanya termenung di toilet. Tiba-tiba, dia teringat akan masa lalunya. Waktu itu ...

Related chapters

  • Angel Meets Her Man   Lebih Baik Mundur

    Angel kembali mengingat masa lalunya. Sekitar enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Januari 2012, Angel diterima kerja sebagai staf admin di sebuah distributor alat kecantikan. Waktu itu, Angel baru saja lulus SMA. Sebelum menjadi karyawan tetap, Angel harus menjalani masa training dulu selama 3 bulan lamanya. Di hari pertama dia bekerja, dia masih malu-malu dan belum pandai beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Hari kedua pun masih sama. Akan tetapi, dia mulai memberanikan diri untuk saling berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Angel masih ingat, orang pertama yang mengajaknya bicara adalah Anto. Bisa dibilang dialah senior yang paling ramah di kantor itu. Dari situlah, Angel banyak berkomunikasi dengan dia mengenai pekerjaan. "Oh ya Kak Anto, kalau boleh tahu, su

  • Angel Meets Her Man   Inikah Rasanya Menjadi ...

    Retak menanti belah. Sebuah peribahasa yang cocok dengan keadaan Angel saat ini. Rasa cemburu yang menggila membuat seseorang bisa mengubah masa depan orang yang tak bersalah. Angel memutuskan untuk mengundurkan diri demi kebaikan Pak Sopian. Lebih baik dia menghindari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan berat hati, dia memberikan surat pengunduran diri kepada atasannya itu. Pak Sopian merasa heran. Kemudian, dia membuka surat tersebut. Dia syok ... "Tidak! Kamu tidak boleh keluar dari perusahaan ini!" Pak Sopian geram sambil merobek surat pengunduran diri Angel. Angel menitikkan air mata. Sebenarnya dia tidak ingin berhenti, namun psikologisnya terguncang. Dia sudah lelah ... dituduh, dituduh, dan dituduh setiap hari oleh istri Bos. Dia sudah merasa capek dan

  • Angel Meets Her Man   Pertemuan Yang Tak Terduga

    "Hai!" Seseorang menyapa Angel melalui pesan daring. Wanita berambut pendek itu menghela napas sambil mengeluh, "Hemm ... lagi-lagi, pesan tidak jelas." Dia pun meletakkan kembali ponselnya di atas meja kerja. Namun, ponselnya kembali berbunyi. Angel melirik ponselnya dan melihat notifikasi yang masuk. Ternyata, itu pesan dari nomor yang sama. Kali ini pesan tersebut bertuliskan, "Hai! Apakah ini nomor Angel?" Angel terkejut. Jantungnya berdebar kencang. Dia berpikir, "Bagaimana dia bisa tahu namaku? Padahal aku sama sekali tidak mengenal nomor ini?" Karena penasaran, dia membalas pesan tersebut. "Maaf, ini dengan siapa?"

  • Angel Meets Her Man   Usainya Masa Pengangguran

    Sebelum berpamitan, Riki memberi sesuatu kepada Angel. Ternyata, itu sebuah kartu nama. Angel menerima kartu tersebut, kemudian membacanya. Tiba-tiba, matanya terbelalak. Dia terkejut ketika melihat tulisan "CEO" tersemat di bawah nama Riki. Riki heran ketika melihat mimik wajah Angel seperti itu. Dia bertanya, "Kenapa Gel? Kok kamu melotot kayak gitu? Apa ada yang aneh dengan tulisannya?" Angel menyangkal, "Oh nggak kok, Ki, nggak ada yang aneh. Cuma ... kamu hebat aja gitu udah jadi CEO di umur segini." Riki terkekeh, "Kamu bisa aja Gel. Lagian, aku cuma nerusin usaha papaku, jadi nggak ada yang istimewa. Nah berhubung aku lagi butuh karyawan, kamu mau nggak kerja di perusahaanku? Jika kamu berminat, besok kamu bisa langsung dateng ke kantorku. Alamatnya sudah tertera di kartu itu." &nbs

  • Angel Meets Her Man   Jadi Primadona

    "Hah! Apa aku tidak salah lihat?" batin Angel. Baru kali ini dia melihat ada orang seaneh itu parasnya. Selain itu, lingkungan di dalam pabriknya pun sangat tidak nyaman. Banyak kabel berserakan dimana-mana dan juga kondisi bangunannya pun sudah lapuk.Angel merasa risih melihat para pekerja dari tadi memerhatikannya. Tatapan mereka layaknya singa kelaparan yang sedang mengawasi mangsanya. Dia pun berusaha untuk tidak menghiraukannya.Para pekerja terheran-heran melihat kedatangan Angel. Beberapa dari mereka pun banyak yang berbisik-bisik."Siapa ya wanita cantik itu?""Kayaknya dia pengganti Bang Jono deh.""Ah masa sih? Emang dia bisa jadi Supervisor di pabrik ini?"Emang dia bakal betah kerja di sini?""Entahlah, sepertinya dia akan

  • Angel Meets Her Man   Menikah Yuk!

    " ... sudah waktunya kamu memiliki pasangan hidup." lanjut Ibu. Angel hanya terdiam. Baginya, kalimat itu cukup sederhana untuk diucapkan, namun begitu menyakitkan bila didengar. "Bukankah tiga tahun yang lalu, Ibu menginginkanku untuk fokus pada karirku hingga usia 27 tahun? Lantas, mengapa sekarang Ibu mendesakku untuk menikah?" tanya Angel terheran-heran. "Bukannya mendesak, Angel. Ibu hanya sekadar mengingatkan. Saudara sepupumu saja sudah banyak yang menikah di usia muda. Masa kamu belum?" Pernyataan Ibu seolah-olah menyindir Angel. Merasa tak terima diolok-olok seperti itu, dia pun membalas perkataan Ibunya, "Ini semua kan salah Ibu sendiri. Mengapa waktu itu, Ibu tidak merestui hubunganku dengan Ardi? Kalau saja Ibu merestui hubungan kita berdua, mungkin sekarang ... aku sudah berkeluarga dan Ibu tidak akan malu di hadapan saudara-saudara Ibu." Mendengar hal tersebut, Ibu langsung marah. Wajahnya memerah seperti buah tomat yang sudah matang. Wanita tua itu mulai meninggika

  • Angel Meets Her Man   Si Penggila Olahraga

    Sambil memejamkan mata, Angel meng-klik tombol 'Daftar'. Alhasil, muncullah sebuah kalimat "Selamat! Anda terdaftar di komunitas Menikah Yuk!" di layar leptopnya. Perlahan-lahan, wanita itu membuka kedua matanya. Alangkah terkejutnya dia melihat tulisan tersebut. "Ya Tuhan, aku tak menyangka akan mengikuti komunitas semacam ini!"Baru saja daftar, Angel menerima banyak notifikasi pesan masuk di beranda profilnya. Dia membaca satu per satu pesan tersebut sambil mengecek profil pengirimnya. Wanita itu terkejut bukan main. Karena kebanyakan dari mereka adalah pria berusia 35 tahun ke atas.Namun, ada satu akun yang mampu menarik perhatian Angel. Namanya Yudha. Umurnya 30 tahun. Berasal dari Banyumas. Tinggi badan 165 cm, berat badan 70 kg. Dia bekerja sebagai Engineering di United Tractor. Hobinya olahraga sepeda dan kulineran. Kriteria wanita idamannya yaitu sama-sama suka olahraga, seiman, cantik, pintar, dan bisa diajak diskusi."Wah wah! Ribet juga ya kriterianya. Aku jadi penasaran,

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji

    Perkenalan Angel dan Yudha tidak berjalan dengan baik. Secara terang-terangan, Yudha mengungkapkan rasa sukanya kepada rekan kerjanya itu di akun Instagramnya, tanpa memikirkan perasaan Angel. Dia sama sekali tidak punya perasaan.Angel tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut. Dia pun tidak mau berlarut-larut tenggelam dalam rasa kecewa. Pada akhirnya, dia memblokir nomor Yudha, lalu menghapusnya. Dia berusaha ikhlas menerima kenyataan yang telah menimpanya. Angel beraktivitas kembali seperti semula. Kali ini, dia begitu bersemangat dalam bekerja. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum deadline. Hal itu membuat Bu Vanya keheranan, "Tumben kamu kerjanya cepat? Biasanya kan kamu suka keteteran?"Angel hanya menjawab dengan singkat dengan nada yang begitu santai, "Sekarang saya sudah terbiasa, Bu."Pada jam istirahat, Angel duduk sendiri di kantin. Dia seorang yang introvert, sehingga dia lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan orang lain. Ketik

Latest chapter

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji (2)

    "Aku janji akan menemuimu akhir bulan ini." ucap Benny. "Benarkah? Abang tidak bohong, kan?" tanya Angel untuk meyakinkan hatinya. "Tidaklah, Angel. Untuk apa Abang bohong sama kamu? Nanti Abang jadi dapat dosa dong?" jawab Benny sambil terkekeh. Di seberang sana, Angel tersenyum sumringah ketika mendengar jawaban dari Benny."Baiklah kalau begitu. Aku percaya dengan ucapan Abang. Hehmm ... jadi tidak sabar ingin cepat bertemu." ucap Angel. "Iya, pokoknya kamu sabar dulu ya Angel! Sebentar lagi kita akan bertemu. Oh iya, berhubung sudah larut malam, Abang sudahi dulu ya obrolannya! Kamu istirahat yang cukup, jangan begadang! Tidak baik untuk kesehatanmu." ujar Benny. "Iya, Abang! Ya sudah, aku tutup ya teleponnya? Selamat malam, Bang Benny! Semoga tidurnya nyenyak!" Benny hanya mengiyakan. Perbincangan mereka selesai sampai di situ. Karena sudah lelah, Angel pun segera naik ke tempat tidur, kemudian mengambil posisi untuk tidur. Saking senangnya, Angel kesulitan untuk memejamkan

  • Angel Meets Her Man   Pria Yang Ingkar Janji

    Perkenalan Angel dan Yudha tidak berjalan dengan baik. Secara terang-terangan, Yudha mengungkapkan rasa sukanya kepada rekan kerjanya itu di akun Instagramnya, tanpa memikirkan perasaan Angel. Dia sama sekali tidak punya perasaan.Angel tidak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut. Dia pun tidak mau berlarut-larut tenggelam dalam rasa kecewa. Pada akhirnya, dia memblokir nomor Yudha, lalu menghapusnya. Dia berusaha ikhlas menerima kenyataan yang telah menimpanya. Angel beraktivitas kembali seperti semula. Kali ini, dia begitu bersemangat dalam bekerja. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum deadline. Hal itu membuat Bu Vanya keheranan, "Tumben kamu kerjanya cepat? Biasanya kan kamu suka keteteran?"Angel hanya menjawab dengan singkat dengan nada yang begitu santai, "Sekarang saya sudah terbiasa, Bu."Pada jam istirahat, Angel duduk sendiri di kantin. Dia seorang yang introvert, sehingga dia lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan orang lain. Ketik

  • Angel Meets Her Man   Si Penggila Olahraga

    Sambil memejamkan mata, Angel meng-klik tombol 'Daftar'. Alhasil, muncullah sebuah kalimat "Selamat! Anda terdaftar di komunitas Menikah Yuk!" di layar leptopnya. Perlahan-lahan, wanita itu membuka kedua matanya. Alangkah terkejutnya dia melihat tulisan tersebut. "Ya Tuhan, aku tak menyangka akan mengikuti komunitas semacam ini!"Baru saja daftar, Angel menerima banyak notifikasi pesan masuk di beranda profilnya. Dia membaca satu per satu pesan tersebut sambil mengecek profil pengirimnya. Wanita itu terkejut bukan main. Karena kebanyakan dari mereka adalah pria berusia 35 tahun ke atas.Namun, ada satu akun yang mampu menarik perhatian Angel. Namanya Yudha. Umurnya 30 tahun. Berasal dari Banyumas. Tinggi badan 165 cm, berat badan 70 kg. Dia bekerja sebagai Engineering di United Tractor. Hobinya olahraga sepeda dan kulineran. Kriteria wanita idamannya yaitu sama-sama suka olahraga, seiman, cantik, pintar, dan bisa diajak diskusi."Wah wah! Ribet juga ya kriterianya. Aku jadi penasaran,

  • Angel Meets Her Man   Menikah Yuk!

    " ... sudah waktunya kamu memiliki pasangan hidup." lanjut Ibu. Angel hanya terdiam. Baginya, kalimat itu cukup sederhana untuk diucapkan, namun begitu menyakitkan bila didengar. "Bukankah tiga tahun yang lalu, Ibu menginginkanku untuk fokus pada karirku hingga usia 27 tahun? Lantas, mengapa sekarang Ibu mendesakku untuk menikah?" tanya Angel terheran-heran. "Bukannya mendesak, Angel. Ibu hanya sekadar mengingatkan. Saudara sepupumu saja sudah banyak yang menikah di usia muda. Masa kamu belum?" Pernyataan Ibu seolah-olah menyindir Angel. Merasa tak terima diolok-olok seperti itu, dia pun membalas perkataan Ibunya, "Ini semua kan salah Ibu sendiri. Mengapa waktu itu, Ibu tidak merestui hubunganku dengan Ardi? Kalau saja Ibu merestui hubungan kita berdua, mungkin sekarang ... aku sudah berkeluarga dan Ibu tidak akan malu di hadapan saudara-saudara Ibu." Mendengar hal tersebut, Ibu langsung marah. Wajahnya memerah seperti buah tomat yang sudah matang. Wanita tua itu mulai meninggika

  • Angel Meets Her Man   Jadi Primadona

    "Hah! Apa aku tidak salah lihat?" batin Angel. Baru kali ini dia melihat ada orang seaneh itu parasnya. Selain itu, lingkungan di dalam pabriknya pun sangat tidak nyaman. Banyak kabel berserakan dimana-mana dan juga kondisi bangunannya pun sudah lapuk.Angel merasa risih melihat para pekerja dari tadi memerhatikannya. Tatapan mereka layaknya singa kelaparan yang sedang mengawasi mangsanya. Dia pun berusaha untuk tidak menghiraukannya.Para pekerja terheran-heran melihat kedatangan Angel. Beberapa dari mereka pun banyak yang berbisik-bisik."Siapa ya wanita cantik itu?""Kayaknya dia pengganti Bang Jono deh.""Ah masa sih? Emang dia bisa jadi Supervisor di pabrik ini?"Emang dia bakal betah kerja di sini?""Entahlah, sepertinya dia akan

  • Angel Meets Her Man   Usainya Masa Pengangguran

    Sebelum berpamitan, Riki memberi sesuatu kepada Angel. Ternyata, itu sebuah kartu nama. Angel menerima kartu tersebut, kemudian membacanya. Tiba-tiba, matanya terbelalak. Dia terkejut ketika melihat tulisan "CEO" tersemat di bawah nama Riki. Riki heran ketika melihat mimik wajah Angel seperti itu. Dia bertanya, "Kenapa Gel? Kok kamu melotot kayak gitu? Apa ada yang aneh dengan tulisannya?" Angel menyangkal, "Oh nggak kok, Ki, nggak ada yang aneh. Cuma ... kamu hebat aja gitu udah jadi CEO di umur segini." Riki terkekeh, "Kamu bisa aja Gel. Lagian, aku cuma nerusin usaha papaku, jadi nggak ada yang istimewa. Nah berhubung aku lagi butuh karyawan, kamu mau nggak kerja di perusahaanku? Jika kamu berminat, besok kamu bisa langsung dateng ke kantorku. Alamatnya sudah tertera di kartu itu." &nbs

  • Angel Meets Her Man   Pertemuan Yang Tak Terduga

    "Hai!" Seseorang menyapa Angel melalui pesan daring. Wanita berambut pendek itu menghela napas sambil mengeluh, "Hemm ... lagi-lagi, pesan tidak jelas." Dia pun meletakkan kembali ponselnya di atas meja kerja. Namun, ponselnya kembali berbunyi. Angel melirik ponselnya dan melihat notifikasi yang masuk. Ternyata, itu pesan dari nomor yang sama. Kali ini pesan tersebut bertuliskan, "Hai! Apakah ini nomor Angel?" Angel terkejut. Jantungnya berdebar kencang. Dia berpikir, "Bagaimana dia bisa tahu namaku? Padahal aku sama sekali tidak mengenal nomor ini?" Karena penasaran, dia membalas pesan tersebut. "Maaf, ini dengan siapa?"

  • Angel Meets Her Man   Inikah Rasanya Menjadi ...

    Retak menanti belah. Sebuah peribahasa yang cocok dengan keadaan Angel saat ini. Rasa cemburu yang menggila membuat seseorang bisa mengubah masa depan orang yang tak bersalah. Angel memutuskan untuk mengundurkan diri demi kebaikan Pak Sopian. Lebih baik dia menghindari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan berat hati, dia memberikan surat pengunduran diri kepada atasannya itu. Pak Sopian merasa heran. Kemudian, dia membuka surat tersebut. Dia syok ... "Tidak! Kamu tidak boleh keluar dari perusahaan ini!" Pak Sopian geram sambil merobek surat pengunduran diri Angel. Angel menitikkan air mata. Sebenarnya dia tidak ingin berhenti, namun psikologisnya terguncang. Dia sudah lelah ... dituduh, dituduh, dan dituduh setiap hari oleh istri Bos. Dia sudah merasa capek dan

  • Angel Meets Her Man   Lebih Baik Mundur

    Angel kembali mengingat masa lalunya. Sekitar enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 Januari 2012, Angel diterima kerja sebagai staf admin di sebuah distributor alat kecantikan. Waktu itu, Angel baru saja lulus SMA. Sebelum menjadi karyawan tetap, Angel harus menjalani masa training dulu selama 3 bulan lamanya. Di hari pertama dia bekerja, dia masih malu-malu dan belum pandai beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Hari kedua pun masih sama. Akan tetapi, dia mulai memberanikan diri untuk saling berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Angel masih ingat, orang pertama yang mengajaknya bicara adalah Anto. Bisa dibilang dialah senior yang paling ramah di kantor itu. Dari situlah, Angel banyak berkomunikasi dengan dia mengenai pekerjaan. "Oh ya Kak Anto, kalau boleh tahu, su

DMCA.com Protection Status