Beranda / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Dharu ga Sayang Dhira

Share

Dharu ga Sayang Dhira

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-08 20:17:55
Renata terlihat senang melihat suaminya mau menghabiskan makanan miliknya. Dia terus menatap Evan yang sedang makan.

Evan sendiri terpaksa menghabiskan makanan Renata karena sang istri merengek jika makanan itu harus habis dan tidak boleh disia-siakan. Dia memaksa makanan masuk lambung, meski perutnya terasa sudah penuh.

“Enak, kan? Kapan-kapan makan di sini lagi, ya.” Renata terlihat senang makanan di piring habis.

Evan hampir tersedak mendengar ucapan Renata. Jangan sampai ke sana lagi, yang ada nanti dia diminta menghabiskan makanan milik Renata lagi.

“Tiba-tiba aku rindu desa,” ujar Renata sambil membayangkan asrinya lingkungan di desa, juga ramahnya orang-orang di lingkungan yang pernah ditinggali.

Evan baru saja minum air saat mendengar ucapan Renata, hingga memandang sang istri yang terlihat sedang begitu rindu.

“Kamu mau liburan ke sana?” tanya Evan yang tidak bisa melihat istrinya sedih atau kecewa.

Renata langsung memandang Evan, hingga senyum terbit di wajahnya.

“Mem
Aldra_12

Kalian suka kisah mereka yang manis atau penuh konflik? Tulis di komentar ya ....

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Dhira Cemburu

    “Dhira, masih marah?”Dharu mencoba membujuk Dhira yang marah sejak tadi.Renata dan Evan saling pandang, sebelum kemudian memandang Dhira yang bersedekap dada karena sedang merajuk.“Dharu lebih suka sama anak-anak itu daripada Dhira! Dhira dicueki, Dhira kesal!” amuk Dhira sambil memalingkan wajah dari Dharu.Mereka sedang berada di restoran karena Dhira mengajak makan di luar.Dharu menatap Dhira yang memalingkan wajah, sedangkan Renata dan Evan memilih diam untuk melihat apa yang akan dilakukan Dharu untuk membujuk sang adik.“Bukan dicueki, Dhira. Tadi sudah Dharu ajak, tapi Dhira ga mau deketin,” ujar Dharu mencoba membela diri.Dhira lantas menoleh ke Dharu, terlihat jelas jika sangat marah dengan sikap sang kakak yang dianggap mengabaikan dirinya.“Siapa yang ga mau? Tadi tuh, Dhira sudah deket. Eh, didorong ga boleh deket-deket. Dhira kesel!” Dhira menggelembungkan pipi sampai kedua mata menyipit.“Dharu ga lihat. Ya, maaf kalau tadi kamu didorong,” ujar Dharu mencoba mengala

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tetap Waspada

    Pagi itu Evan baru saja selesai berpakaian. Dia harus ke perusahaan setelah mengambil cuti sehari kemarin.“Biar aku ikatkan.” Renata mendekat ke Evan yang sedang ingin mengikat dasi.Evan menoleh dan melihat sang istri yang sedang menghampirinya. Dia tersenyum dan terlihat senang karena Renata sekarang semakin rajin memperhatikan dirinya.Renata mengambil dasi dari tangan Evan, lantas mengikat perlahan sambil tersenyum.“Kamu tahu?” tanya Evan sambil memperhatikan wajah Renata.“Hm … apa?” tanya Renta balik tanpa menatap Evan karena sedang sibuk mengikat dasi.“Aku sangat bahagia bisa setiap hari mendapat perhatian darimu.” Evan bicara tanpa mengalihkan pandangn dari sang istri.Renata mendongak dan menatap Evan saat mendengar ucapan suaminya. Dia baru saja selesai mengikat dasi dan kini mengangsurkan jemarinya di permukaan dasi Evan.“Jangan menggombal, ini masih pagi,” balas Renata yang tidak memperlihatkan kalau dia sedang tersanjung karena ucapan suaminya.Evan gemas dengan sikap

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Anak Kembar Sang Presdir    Sakit Jiwa

    “Kalian tidak bisa melakukan ini kepadaku!” Keysha menatap satu persatu pemegang saham yang kini berada di ruang rapat.Keysha sampai berdiri dan menggebrak meja karena tidak setuju dengan keputusan para pemegang saham yang memintanya mundur dari jabatan.Para pemegang saham saling tatap, tampaknya keputusan mereka sudah bulat dan tidak bisa diganggu-gugat.“Tindakanmu sangat tidak bermoral, sekarang saham perusahaan terus mengalami penurunan. Banyak kesepakatan kerjasama dibatalkan sebelum tandatangan kontrak, setelah mereka mengetahui skandal yang menjeratmu. Apa kamu pikir bisa memperbaiki ini?” Salah satu pemegang saham angkat suara.“Meski kamu sudah melakukan klarifikasi, tapi tetap saja semua itu tidak mengubah apa pun.”Keysha menatap satu persatu para pemegang saham itu dengan wajah penuh amarah.“Jalan satu-satunya kamu mundur dari jabatanmu. Dengan adanya kamu sebagai direktur utama di sini, aku yakin perusahaan ini akan semakin terpuruk.”Keysha benar-benar geram, para pri

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Anak Kembar Sang Presdir    Permintaan Margaret

    “Mau mama bantu ngupas buah?” tanya Margaret ketika melihat Renata sedang sibuk di dapur.Renata menoleh dan tersenyum ke mertuanya itu.“Tidak usah, Ma. Ini juga sudah mau selesai,” jawab Renata sambil menggerakkan pisau mengupas kulit apel.Margaret memilih duduk di samping Renata, memperhatikan menantunya itu mengupas.“Sini, mama bantu nyuci biar kamu ga usah berdiri-duduk.” Margaret mengambil piring berisi buah yang sudah dikupas, lantas mencucinya di wastafel.Renata ingin menolak, tapi Margaret sudah lebih dulu mengambil piring itu, membuatnya hanya diam memperhatikan.“Ini.” Margaret meletakkan piring berisi buah yang sudah dicuci di hadapan Renata.“Terima kasih, Ma.” Renata pun memotong buah itu agar siap santap.Margaret memperhatikan Renata, hingga terlihat ada yang ingin disampaikan tapi takut mengatakan.“Re.”Renata langsung menoleh ke Margaret begitu mendengar panggilan mertuanya itu.“Iya, Ma.”“Setelah melahirkan nanti, apa kalian akan pindah rumah?” tanya Margaret h

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Anak Kembar Sang Presdir    Berita

    “Berita apa?” Evan terkejut mendengar ucapan Albert, hingga langsung meraih remote televisi dan mencari saluran berita. Renata pun memperhatikan saat melihat Evan terkejut. Dia tidak berani bertanya dulu karena Evan masih bicara dengan Albert. “Lihatlah sendiri, Pak.” Suara Albert terdengar dari seberang panggilan. Evan sudah mendapatkan saluran berita di televisi, hingga melihat berita yang sedang ditayangkan. Renata langsung menutup permukaan bibir begitu melihat berita yang disiarkan. “Ya, aku sudah melihatnya. Apa itu perampokan?” tanya Evan sambil melihat televisi yang sedang menayangkan berita penemuan mayat Henry yang tergeletak di jalan. Berita itu memberi informasi jika dugaan meninggalnya Henry karena perampokan, tapi tentu saja informasi itu belum valid, apalagi mobil dan barang berharga pria itu masih utuh. “Menurut saya, ini sepertinya ada hubungannya dengan pembicaraan kita siang tadi, Pak.” Albert kembali bicara. Evan terdiam sejenak, hingga kemudian bergumam, “A

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Anak Kembar Sang Presdir    Antisipasi

    Hari itu Evan menghadiri pemakaman Henry karena bagaimanapun pria itu adalah rekan bisnisnya. Dia datang sebagai sesama pengusaha dan menunjukkan empati atas meninggalnya pria itu.Evan datang bersama Albert. Dia tidak mungkin mengajak Renata sebab mencemaskan kondisi istrinya itu.“Katanya pelaku penusukan Pak Henry adalah selingkuhannya?”“Bisa saja itu terjadi. Mungkin dia dendam karena dalam klarifikasi, Henry memojokkannya.”“Wajar saja, sudah mau enaknya lalu membuangnya. Wanita seelegan itu akhirnya tega membunuh.”“Ya, salah dia juga, kenapa mau jadi selingkuhan. Bukankah dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik.”“Aku dengar dia mau jadi selingkuhan demi kedudukan perusahaannya aman. Tapi itu hanya perbincangan di antara beberapa orang saja.”Evan mendengar para pengusaha yang ikut mengantar di pemakaman saling membicarakan tentang kematian Henry. Evan sendiri semakin yakin jika mungkin Keysha memang benar membunuh Henry, meski polisi belum memberikan klarifikasi.“Kamu perc

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Anak Kembar Sang Presdir    Menjadi Kakak yang Baik

    Dhira sedang makan siang bersama Dharu di bawah pohon yang terdapat di samping halaman sekolah. Dharu yang memang tidak bisa bermain berlebihan mengingat kondisi sebelumnya, memang lebih suka duduk di sana sambil menikmati bekal yang dibawa dari rumah.Dhira sendiri biasanya bermain, tapi karena sekarang takut jika Dharu dikerumuni anak gadis lain, membuat Dhira memilih tidak mau main.“Kamu ga main?” tanya Dharu sambil memandang Dhira. Dia memasukkan potongan buah ke mulut seraya menunggu sang adik menjawab.Dhira memandang teman-temannya yang sedang asyok berlari-larian. Kemudian dia pun menggelengkan kepala.“Nggak mau, nanti Dharu cuekin Dhira lagi,” balas Dhira tanpa menoleh sang kakak.Dharu mengedikkan bahu mendengar ucapan Dhira, terserah adiknya saja daripada nanti Dhira merajuk lagi.Saat keduanya sedang makan bekal yang dibawakan Renata. Tiba-tiba beberapa anak gadis menghampiri dan ikut duduk dengan keduanya.Tentu saja Dhira dan Dharu langsung memandang ke para gadis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Anak Kembar Sang Presdir    Keputusan Renata

    “Keysha belum ditangkap. Untuk sementara tetaplah di rumah karena kita tidak tahu, apa yang mungkin dilakukannya.”Evan langsung mengajak bicara Renata begitu pulang kerja. Mereka kini berada di kamar membahas masalah Keysha yang menjadi tersangka.“Ya, Elang tadi juga mengirimkan pesan jika memang Keysha pelaku penusukan itu. Istri Henry yang cerita, ketika Elang datang ke sana untuk melayat,” ujar Renata kemudian.Evan mengangguk-angguk mendengar ucapan Renata. Dia pun semakin cemas jika Keysha berbuat hal gila lainnya.“Keysha benar-benar sudah tidak waras. Semoga saja dia cepat ditangkap agar tidak meresahkan,” ucap Evan kemudian.Renata begitu cemas mendengar cerita tentang Keysha, hanya masih tidak percaya jika wanita itu bisa berubah sangat kejam.“Oh ya, Van. Aku ingin membahas ini, tapi lupa karena kamu masih memikirkan tentang meninggalnya Henry,” ujar Renata sangat mengingat sesuatu“Apa, hm?” tanya Evan sambil mengusap rambut Renata.“Ini soal Mama,” jawab Renata.Evan lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status