“Papa jangan bersedih. Papa masih ada Baby. Baby nggak akan meninggal. Selamanya Baby nggak akan meninggal, akan selalu menemani di sisi Papa.”Samuel pun tersenyum. “Oke ….”Baby mengulurkan jari tangan gemuknya. “Papa dan Baby mesti bersama untuk selamanya.”“Emm!” Samuel mengulurkan jari tangannya, lalu mengaitkannya dengan jari kelingking Baby.Kemudian, mereka serempak berkata, “Sepakat!” Janji itu berakhir dengan cepat. Samuel mencium kening Baby. Baby juga mencium kening Samuel.Samuel mencubit pipi si kecil. “Dasar gendut.”Baby juga mencubit pipi Samuel. “Dasar tampan.”“Hehe.” Samuel pun tertawa.Kali ini, Baby juga ikut tertawa lantang.Momen bahagia memang indah, tetapi selalu sangat singkat.Beberapa saat kemudian, Samuel berkata pada Baby, “Papa ada urusan, mesti keluar sebentar. Kamu dan Bibi Ivona main di rumah, ya.”Baby kelihatan tidak bersedia. Dia mengerucutkan bibirnya sembari berkata, “Kenapa Papa selalu ada urusan, sih? Kapan Papa baru bisa menemani Baby? Padaha
Masalah penculikan Baby sudah direncanakan.Satu jam setelah Samuel meninggalkan rumah, tiba-tiba terjadi ledakan di vila dekat rumahnya. Disusul, vila yang ditempati Baby mengalami kebakaran!Api melanda dengan cepat. Saat semua orang masih belum sempat merespons, api pun sudah melahap vila 3 tingkat ini.Ketika Baby diselamatkan dari kobaran api, tidak terlihat sedikit pun luka di tubuhnya. Yang ada hanyalah bekas hitam di wajahnya. Kemudian, malah terjadi sesuatu dengan Baby sewaktu di mobil ambulans.Ada orang yang menyamar menjadi anggota medis untuk menjebak Ivona. Dia berhasil membawa pergi Baby.Ketika Caden sedang perjalanan ke lokasi kejadian, dia menerima panggilan dari orang misterius.“Panik? Hehe. Aku sudah kirim titik lokasinya. Segera kemari untuk bertemu dengan putrimu. Ingat! Kamu cuma boleh datang sendirian saja. Kalau kamu datang bersama orang lain, aku akan potong tangan, kaki, dan bagian lain tubuhnya.” “Aku lihat anak ini imut sekali, tapi sepertinya nyalinya sa
Emosi Samuel tidak stabil. “Aku lebih memilih untuk nggak membunuh Caden daripada mesti memanfaatkan Baby!”“Kamu nggak ingin membunuh Caden? Kalau kamu nggak ingin membunuh Caden, kenapa kamu mengusulkan untuk menculik Baby? Baby menyukaimu, tapi dia juga menyukai Caden. Jangan lupa, Caden barulah ayah kandungnya Baby. Kamu palingan hanya musuhnya saja! Dia dan Caden sudah berhubungan lama. Dia pasti lebih mencintai Caden.”“Ada Naomi di sisi Caden, kemudian ada juga 4 kakak-kakaknya Baby. Bagaimana denganmu? Kamu hanya seorang diri. Apa kamu bisa rebutan dengan Caden? Kalau kamu menginginkan Baby, Caden pun mesti mati!”Samuel menggertakkan giginya. “Aku nggak butuh penjelasan darimu. Lepaskan Baby! Segera!”Orang itu kembali menghela napas. “Kamu nggak usah panik. Aku nggak bakal melukai Baby. Kamu tahu sendiri, aku memanfaatkan Baby hanya demi mengendalikan Caden saja. Kamu nggak usah khawatir dengan keselamatan Baby. Malam ini, aku pasti akan antar Baby ke rumah. Aku juga akan me
Samuel bergegas menuruni mobil. Orang bertopeng juga merasa terkejut. Mereka mengira orang yang datang adalah Caden. Siapa sangka ternyata si Samuel!Ketika Baby melihat Samuel, dia sungguh merasa kesal dan suara tangisnya semakin keras lagi. “Papa! Papa! Papa, aku mau peluk Papa! Huhu! Papa ….”Samuel mencari ke arah datangnya suara. Ketika melihat Baby yang sedang diikat di tingkat 2, matanya seketika terasa memanas, hatinya juga terasa gemetar.“Baby jangan takut. Papa datang.” Samuel berlari ke tingkat 2. Namun, langkahnya malah dihalangi oleh sekelompok preman. Orang itu menatap Samuel dari tangga di tingkat 2. Terdengar rasa kecewa dari nada bicaranya. “Bukannya kamu pergi balas dendam dengan Tony?”Samuel mengepal erat tangannya, lalu memelototi orang itu. Terdapat aura benci di dalam tatapannya. Orang itu mendengus dingin. “Aku sungguh iba dengan nasib Abigail dan seluruh anggota Keluarga Sadana. Demi anak dari keluarga musuh, kamu malah memilih untuk nggak balas dendam! Samu
Orang bertopeng masih menahan amarahnya selama beberapa hari ini, juga karena masih ada yang bisa dimanfaatkan dari kedua belah pihak.Sekarang orang bertopeng masih bisa berinteraksi dengan Samuel, bukan langsung membunuhnya, juga karena Caden masih belum tiba.Sasaran orang bertopeng hari ini adalah Caden!Hanya saja, orang bertopeng telah melibatkan Baby dalam rencananya melawan Caden. Mana mungkin Samuel akan tinggal diam lagi?Baby sudah dalam bahaya. Mana mungkin dia bisa tinggal diam, pergi membalas dendamnya kepada Tony?Baby adalah orang yang paling Samuel cintai di dunia ini. Rasa sayangnya Samuel terhadap Baby, bahkan telah melampaui rasa sayang Samuel terhadap dirinya sendiri.Bukan berarti Samuel telah melupakan semua yang telah menimpa keluarganya! Hanya saja, dia tidak bisa membiarkan Baby begitu saja. Dia mesti menyelamatkan Baby duluan, baru pergi membalaskan dendamnya!Pembalasan dendam masih bisa ditunda! Baby … mesti segera diselamatkan!Saat orang yang berhasil men
Pembagian tugas Samuel dan Caden sangat saksama. Fokus Samuel tertuju pada diri Baby. Dia mesti beraksi di kala ada kesempatan!Caden menjadi sasaran tembak, bertarung habis-habisan melawan para preman itu! Gerakannya cepat, brutal, dan tepat, seperti binatang buas yang sedang mengamuk saja!Sementara itu, orang itu berdiri di tingkat 2 dengan tangan di belakang. Perhatiannya terus tertuju pada diri Caden. Sasarannya hari ini adalah Caden.Orang bertopeng juga tidak buru-buru. Dia menyaksikan perkelahian sengit Caden dengan sekelompok anak buahnya, bagai sedang menyaksikan sebuah pertunjukan saja.Bahkan ….Saat orang bertopeng menyadari Caden dalam bahaya, dia juga berteriak memperingati Caden untuk lebih berhati-hati. Saat merasa pukulan Caden sungguh bagus, orang bertopeng akan bertepuk tangan dan menyorakinya!Caden menyadari tingkah aneh dari diri orang itu. Setelah Caden berhasil melawan beberapa orang, Caden mengangkat kepala untuk menatapnya selagi orang-orang belum datang meny
Orang bertopeng mengeluarkan sebilah pisau, lalu memainkannya di samping Baby.“Sewaktu kecil dulu, kamu suka menggores tubuhmu sendiri, tapi lukamu itu nggak seru, cuma melukai permukaan kulitmu saja. Begini saja, aku akan tentukan berapa besar tenaganya. Kamu boleh memilih untuk menggores dirimu sendiri atau menggoresnya. Sebenarnya … sst ….”Belum sempat ucapan selesai dilontarkan, tiba-tiba pergelangan tangan orang bertopeng terkena hantaman batu! Pisau otomatis jatuh ke lantai.Caden memperingati dengan sinis, “Jauhi dia!”Orang bertopeng menatap Caden dengan sedikit kaget. “Beraninya kamu turun tangan sama aku? Apa kamu nggak sadar dengan kondisi saat ini? Dia ada di tanganku. Aku bisa membunuhnya kapan saja!”Tatapan Caden sangat dingin. “Coba kamu pikir dulu, kenapa aku berani berbuat seperti ini!”Orang bertopeng merasa bingung. “Kenapa?”Caden bertanya kembali, “Bukannya kamu sangat memahamiku? Apa kamu nggak tahu aku nggak akan melakukan serangan tanpa persiapan penuh?”Tata
Bagian perut Samuel terkena tembakan peluru. Dia tidak bisa membangkitkan tubuhnya lagi!Hati Caden sungguh terasa tegang. Matanya disipitkan. Dia segera mengarahkan senjatanya ke sisi penembak, lalu melakukan tembakan sebanyak 3 kali!Penembak jatuh dari tingkat atas. Saat ini, dia sudah kehilangan napasnya.Caden segera berlari ke sisi Samuel. Darah segar sudah membasahi pakaian Samuel, bahkan sudah menyebar ke sisi lantai.Caden buru-buru melepaskan pakaiannya untuk menyumbat cedera, memperlambat kecepatan alir darah.Pada saat ini, Samuel menggenggam pergelangan tangan Caden. Kemudian, tangannya yang satu lagi menunjuk ke sisi Baby. Suaranya terdengar lemah. “Jangan urus aku! Cepat … cepat bawa Baby tinggalkan tempat ini. Bom akan segera meledak! Bawa … dia pergi … cepat!”Jakun Samuel bergerak. Hatinya terasa kalut.“Bom nggak akan meledak. Sekarang Baby juga sudah aman.”Samuel merasa bingung.Caden segera berkata, “Sekarang Baby sudah aman. Kamu jangan bicara lagi. Sekarang dokt
“Atasan sudah berulang kali berpesan pada kita untuk nggak bocorkan informasi ini, tapi kamu malah kasih data-datanya ke orang luar. Dari mana datangnya nyalimu itu! Kalau dia beberkan hal ini, kamu bisa tanggung jawab? Memangnya kamu nggak tahu akan betapa mengerikan situasinya kalau masyarakat panik?”Robbin menjelaskan dengan sabar, “Aku suruh dia datang kemari untuk minta bantuannya. Dia sangat hebat dalam pengobatan tradisional, juga adalah temanku yang bisa dipercaya. Dia nggak akan bocorkan informasi ini.”Salvia mengejek, “Bisa dipercaya? Dari mana kamu tahu dia bisa dipercaya? Dari tampangnya yang cantik?”Hari ini, suasana hati Salvia pada dasarnya sudah buruk. Berhubung dipermalukan Caden lagi, dia pun murka dan meluapkan amarahnya pada Robbin.“Dia hebat? Memangnya dia lulusan universitas mana? Dia kerja di rumah sakit mana? Kalau dia sehebat itu, kenapa dia nggak bergabung sama Asosiasi Medika? Dia bahkan nggak direkrut Asosiasi Medika, tapi kamu malah bilang dia hebat. Ap
Robbin mendekati Naomi dan berbisik, “Dia itu cucu kandung Pak Anton. Menurutku, dia datang untuk numpang dapat pujian. Kalau kita berhasil kendalikan virus ini, dia bisa rebut jasanya. Kalau gagal, dia juga nggak perlu takut disalahkan karena masih ada banyak pakar senior yang akan disalahkan.”Naomi bertanya dengan kening berkerut, “Siapa itu Pak Anton?”“Ketua Asosiasi Medika.”Naomi pun terdiam. Pantas saja Salvia begitu arogan. Ternyata dia diutus kemari dengan mengandalkan koneksi. Cucu kandung Ketua Asosiasi Medika setara dengan putri bangsawan di dunia medis.Asosiasi Medika adalah organisasi yang memiliki wewenang di dunia medis. Semua ahli medis terkenal di dalam negeri merupakan anggota dari Asosiasi Medika. Asosiasi ini sangat terkenal dan mempunyai koneksi luas. Siapa pun yang menduduki posisi sebagai ketua asosiasi, siapa pula yang akan menjadi bosnya.Bagaimanapun juga, yang namanya manusia pasti harus menjalani siklus hidup. Tidak peduli apa pekerjaannya, bagaimana lata
Caden sudah tidak tahan mendengar kearoganan Salvia. Dia muncul di samping Naomi dengan ekspresi dingin dan berujar, “Aku nggak peduli kamu itu siapa. Coba saja kalau kamu berani lanjut memarahi istriku!”Caden sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam percakapan wanita. Namun, Salvia sudah keterlaluan dan jelas perlu ditegur.Salvia langsung menoleh ke arah Caden dan hendak memakinya. Akan tetapi, begitu melihat tampang Caden, dia langsung tercengang. Pria di hadapannya benar-benar tampan! Selain tampan, tubuhnya juga sangat bagus. Apa dia itu seorang artis?Salvia menenangkan diri, lalu berkata dengan lembut, “Aku nggak marah kok, cuma lagi jalankan pekerjaanku. Kamu itu siapa?”“Kamu nggak layak tahu!” jawab Caden dengan dingin. Dia sama sekali tidak peduli pada harga diri Salvia.Salvia baru berumur sekitar 20-an tahun. Ini adalah masa-masa seorang wanita suka melihat cowok tampan dan sangat mementingkan harga diri. Berhubung sudah terbiasa dimanjakan di rumah, dia yang tiba-tiba di
Baru saja Naomi hendak menjawab, tiba-tiba terdengar seruan tajam seorang wanita di luar pintu.“Sudah kubilang kalian nggak boleh menjenguknya! Mau kalian nangis juga nggak guna! Ini peraturan rumah sakit! Aku benar-benar nggak pernah ketemu keluarga pasien yang begitu nggak pengertian kayak kalian. Sudah kubilang, dia cuma dikarantina, belum mati. Buat apa kalian nangis? Kalau kalian tunda waktu kami temukan obat penawarnya dan orangnya benar-benar mati, itu salah kalian sendiri!”Di sisi lain, terdengar suara tercekat wanita lain yang memohon, “Ini hari ulang tahun anak kami. Dia sudah rindu sama ayahnya. Kami nggak boleh melihatnya dari jauh?”“Nggak boleh! Aku sudah bilang berulang kali. Nggak boleh, ya nggak boleh! Kalau kalian ganggu aku lagi, aku akan suruh satpam usir kalian! Nyebelin banget sih!”Wanita yang tiba-tiba marah itu membuat anak kecil ketakutan dan menangis.Naomi pun mengerutkan kening, lalu berjalan keluar ruangan. Di koridor, terdapat total 3 orang yang terdiri
Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa
Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!
Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan
Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se
Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui