Di dalam rekaman video tadi, ada yang bertanya pada Tony, apakah dia masih mengingat Abigail?Tony malah bertanya kembali, “Abigail? Siapa? Siapa itu Abigail? Aku nggak pernah berhubungan sama dia. Apa kalian salah tangkap orang?”“Kamu pernah melecehkannya. Apa kamu melupakan hal itu?”Kali ini, Tony kelihatan emosional. Dia tidak kelihatan sedang bersandiwara.“Aku nggak pernah melecehkan wanita yang bernama Abigail. Pasti ada yang salah! Kalau kalian nggak percaya sama aku, kalian bisa panggil wanita yang bernama Abigail itu kemari. Biar kita jelaskan masalah ini sampai tuntas! Panggil dia kemari! Sekarang juga!”Heh ….Tony telah melecehkan Abigail hingga kehilangan nyawanya. Sekarang dia malah tidak tahu siapa wanita yang bernama Abigail?Samuel sungguh berharap Tony sedang tidak bersedia mengakui kesalahannya, sengaja untuk berbohong! Namun, Tony tidak melakukannya! Dia benar-benar tidak kenal dengan wanita yang bernama Abigail!Tony saja tidak kenal dengan Abigail. Otomatis dia
“Papa jangan bersedih. Papa masih ada Baby. Baby nggak akan meninggal. Selamanya Baby nggak akan meninggal, akan selalu menemani di sisi Papa.”Samuel pun tersenyum. “Oke ….”Baby mengulurkan jari tangan gemuknya. “Papa dan Baby mesti bersama untuk selamanya.”“Emm!” Samuel mengulurkan jari tangannya, lalu mengaitkannya dengan jari kelingking Baby.Kemudian, mereka serempak berkata, “Sepakat!” Janji itu berakhir dengan cepat. Samuel mencium kening Baby. Baby juga mencium kening Samuel.Samuel mencubit pipi si kecil. “Dasar gendut.”Baby juga mencubit pipi Samuel. “Dasar tampan.”“Hehe.” Samuel pun tertawa.Kali ini, Baby juga ikut tertawa lantang.Momen bahagia memang indah, tetapi selalu sangat singkat.Beberapa saat kemudian, Samuel berkata pada Baby, “Papa ada urusan, mesti keluar sebentar. Kamu dan Bibi Ivona main di rumah, ya.”Baby kelihatan tidak bersedia. Dia mengerucutkan bibirnya sembari berkata, “Kenapa Papa selalu ada urusan, sih? Kapan Papa baru bisa menemani Baby? Padaha
Masalah penculikan Baby sudah direncanakan.Satu jam setelah Samuel meninggalkan rumah, tiba-tiba terjadi ledakan di vila dekat rumahnya. Disusul, vila yang ditempati Baby mengalami kebakaran!Api melanda dengan cepat. Saat semua orang masih belum sempat merespons, api pun sudah melahap vila 3 tingkat ini.Ketika Baby diselamatkan dari kobaran api, tidak terlihat sedikit pun luka di tubuhnya. Yang ada hanyalah bekas hitam di wajahnya. Kemudian, malah terjadi sesuatu dengan Baby sewaktu di mobil ambulans.Ada orang yang menyamar menjadi anggota medis untuk menjebak Ivona. Dia berhasil membawa pergi Baby.Ketika Caden sedang perjalanan ke lokasi kejadian, dia menerima panggilan dari orang misterius.“Panik? Hehe. Aku sudah kirim titik lokasinya. Segera kemari untuk bertemu dengan putrimu. Ingat! Kamu cuma boleh datang sendirian saja. Kalau kamu datang bersama orang lain, aku akan potong tangan, kaki, dan bagian lain tubuhnya.” “Aku lihat anak ini imut sekali, tapi sepertinya nyalinya sa
Emosi Samuel tidak stabil. “Aku lebih memilih untuk nggak membunuh Caden daripada mesti memanfaatkan Baby!”“Kamu nggak ingin membunuh Caden? Kalau kamu nggak ingin membunuh Caden, kenapa kamu mengusulkan untuk menculik Baby? Baby menyukaimu, tapi dia juga menyukai Caden. Jangan lupa, Caden barulah ayah kandungnya Baby. Kamu palingan hanya musuhnya saja! Dia dan Caden sudah berhubungan lama. Dia pasti lebih mencintai Caden.”“Ada Naomi di sisi Caden, kemudian ada juga 4 kakak-kakaknya Baby. Bagaimana denganmu? Kamu hanya seorang diri. Apa kamu bisa rebutan dengan Caden? Kalau kamu menginginkan Baby, Caden pun mesti mati!”Samuel menggertakkan giginya. “Aku nggak butuh penjelasan darimu. Lepaskan Baby! Segera!”Orang itu kembali menghela napas. “Kamu nggak usah panik. Aku nggak bakal melukai Baby. Kamu tahu sendiri, aku memanfaatkan Baby hanya demi mengendalikan Caden saja. Kamu nggak usah khawatir dengan keselamatan Baby. Malam ini, aku pasti akan antar Baby ke rumah. Aku juga akan me
Samuel bergegas menuruni mobil. Orang bertopeng juga merasa terkejut. Mereka mengira orang yang datang adalah Caden. Siapa sangka ternyata si Samuel!Ketika Baby melihat Samuel, dia sungguh merasa kesal dan suara tangisnya semakin keras lagi. “Papa! Papa! Papa, aku mau peluk Papa! Huhu! Papa ….”Samuel mencari ke arah datangnya suara. Ketika melihat Baby yang sedang diikat di tingkat 2, matanya seketika terasa memanas, hatinya juga terasa gemetar.“Baby jangan takut. Papa datang.” Samuel berlari ke tingkat 2. Namun, langkahnya malah dihalangi oleh sekelompok preman. Orang itu menatap Samuel dari tangga di tingkat 2. Terdengar rasa kecewa dari nada bicaranya. “Bukannya kamu pergi balas dendam dengan Tony?”Samuel mengepal erat tangannya, lalu memelototi orang itu. Terdapat aura benci di dalam tatapannya. Orang itu mendengus dingin. “Aku sungguh iba dengan nasib Abigail dan seluruh anggota Keluarga Sadana. Demi anak dari keluarga musuh, kamu malah memilih untuk nggak balas dendam! Samu
Orang bertopeng masih menahan amarahnya selama beberapa hari ini, juga karena masih ada yang bisa dimanfaatkan dari kedua belah pihak.Sekarang orang bertopeng masih bisa berinteraksi dengan Samuel, bukan langsung membunuhnya, juga karena Caden masih belum tiba.Sasaran orang bertopeng hari ini adalah Caden!Hanya saja, orang bertopeng telah melibatkan Baby dalam rencananya melawan Caden. Mana mungkin Samuel akan tinggal diam lagi?Baby sudah dalam bahaya. Mana mungkin dia bisa tinggal diam, pergi membalas dendamnya kepada Tony?Baby adalah orang yang paling Samuel cintai di dunia ini. Rasa sayangnya Samuel terhadap Baby, bahkan telah melampaui rasa sayang Samuel terhadap dirinya sendiri.Bukan berarti Samuel telah melupakan semua yang telah menimpa keluarganya! Hanya saja, dia tidak bisa membiarkan Baby begitu saja. Dia mesti menyelamatkan Baby duluan, baru pergi membalaskan dendamnya!Pembalasan dendam masih bisa ditunda! Baby … mesti segera diselamatkan!Saat orang yang berhasil men
Pembagian tugas Samuel dan Caden sangat saksama. Fokus Samuel tertuju pada diri Baby. Dia mesti beraksi di kala ada kesempatan!Caden menjadi sasaran tembak, bertarung habis-habisan melawan para preman itu! Gerakannya cepat, brutal, dan tepat, seperti binatang buas yang sedang mengamuk saja!Sementara itu, orang itu berdiri di tingkat 2 dengan tangan di belakang. Perhatiannya terus tertuju pada diri Caden. Sasarannya hari ini adalah Caden.Orang bertopeng juga tidak buru-buru. Dia menyaksikan perkelahian sengit Caden dengan sekelompok anak buahnya, bagai sedang menyaksikan sebuah pertunjukan saja.Bahkan ….Saat orang bertopeng menyadari Caden dalam bahaya, dia juga berteriak memperingati Caden untuk lebih berhati-hati. Saat merasa pukulan Caden sungguh bagus, orang bertopeng akan bertepuk tangan dan menyorakinya!Caden menyadari tingkah aneh dari diri orang itu. Setelah Caden berhasil melawan beberapa orang, Caden mengangkat kepala untuk menatapnya selagi orang-orang belum datang meny
Orang bertopeng mengeluarkan sebilah pisau, lalu memainkannya di samping Baby.“Sewaktu kecil dulu, kamu suka menggores tubuhmu sendiri, tapi lukamu itu nggak seru, cuma melukai permukaan kulitmu saja. Begini saja, aku akan tentukan berapa besar tenaganya. Kamu boleh memilih untuk menggores dirimu sendiri atau menggoresnya. Sebenarnya … sst ….”Belum sempat ucapan selesai dilontarkan, tiba-tiba pergelangan tangan orang bertopeng terkena hantaman batu! Pisau otomatis jatuh ke lantai.Caden memperingati dengan sinis, “Jauhi dia!”Orang bertopeng menatap Caden dengan sedikit kaget. “Beraninya kamu turun tangan sama aku? Apa kamu nggak sadar dengan kondisi saat ini? Dia ada di tanganku. Aku bisa membunuhnya kapan saja!”Tatapan Caden sangat dingin. “Coba kamu pikir dulu, kenapa aku berani berbuat seperti ini!”Orang bertopeng merasa bingung. “Kenapa?”Caden bertanya kembali, “Bukannya kamu sangat memahamiku? Apa kamu nggak tahu aku nggak akan melakukan serangan tanpa persiapan penuh?”Tata
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu