Share

Bab 850

Penulis: Erlina
Samuel yang gelisah terus menemani Baby, dia tidak bisa tidur. Sementara itu, Caden juga tidak tidur. Dia pergi ke ruang kerja setelah menidurkan Naomi. Caden sibuk semalaman di ruang kerja.

Keesokan paginya, Naomi melihat buket bunga begitu membuka mata. Namun, dia baru menyadari itu bukan buket bunga, melainkan buket uang.

Naomi segera duduk, lalu mengusap matanya dan memastikan lagi. Itu memang buket uang! Naomi terbelalak.

Caden yang memakai baju santai berwarna biru tua berdiri di samping tempat tidur. Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku dan satu tangannya lagi memeluk buket uang. Dia tersenyum.

Caden menyerahkan buket bunga kepada Naomi dan berucap, "Selamat Hari Anak."

Naomi mengerjap seraya bertanya, "Ini untukku?"

"Iya, hadiah untuk Hari Anak," jawab Caden.

Naomi menelan ludah dan menanggapi, "Aku bukan anak-anak. Kenapa aku juga mendapatkan hadiah?"

"Siapa bilang cuma anak-anak yang merayakan Hari Anak?" timpal Caden. Dia menyodorkan buket bunga kepada Naomi dan berujar d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 851

    Jantung Naomi berdetak kencang. “Jadi … mesti ganti rugi?”Caden tersenyum. “Tenang saja. Selama ada suamimu, kamu nggak perlu ganti rugi.”Naomi menatap Caden dengan mengerucutkan mulutnya. Setelah menatap beberapa saat, mata Naomi semakin memerah saja. Dia pun langsung masuk ke pelukan Caden. “Kenapa kamu baik banget sama aku?”“Dasar bodoh, kamu itu istrimu. Bukannya wajar kalau aku baik sama kamu? Kalau aku nggak baik sama kamu, aku baiknya sama siapa?”“Tapi aku … aku itu orang miskin. Aku nggak bisa kasih apa-apa sama kamu.” Caden mengusap belakang kepala Naomi dengan lembut.“Sudah banyak yang kamu berikan kepadaku. Kamu beri aku anak-anak yang lucu dan sehat, beri aku rasa cinta, rasa bahagia, juga sebuah keluarga yang hangat.” Caden mencium atas kepala Naomi. “Apa kamu tahu betapa pentingnya semua itu bagiku? Naomi, kamu pantas untuk mendapat semua perlakuan ini. Kamu pantas untuk menerima cintaku.”Naomi memeluk pinggang Caden dengan erat. Wajah kecilnya menempel di atas dada

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 852

    Hayden tertegun sejenak, lalu bertanya pada Caden, “Hadiah di kamarku … pemberianmu?”Caden menyipitkan matanya sembari mengangguk.Hayden langsung menerobos ke dalam kamar mandi, menarik tangan Caden untuk berjalan keluar.Naomi tidak tahu apa yang terjadi. Ketika melihat Hayden yang begitu buru-buru, dia mulai mengkhawatirkan Caden. Dia tahu Hayden memiliki bias yang cukup besar terhadap Caden. Hingga saat ini saja, Hayden sering menjulingkan matanya saat melihat Caden.Apalagi ketika melihat kepalan tangan Hayden, Naomi semakin tidak tenang saja. Apa dia ingin memukul ayahnya sendiri?“Hayden, dia itu papamu. Kita bicarakan baik-baik, ya.”Naomi hendak mengejar langkah mereka. Namun, dia malah dihalangi oleh Caden. “Jangan khawatir. Biarkan kami bicara berdua.”Naomi terdiam membisu.Dari tadi Hayden tidak berbicara sama sekali. Dia menarik Caden ke kamarnya, lalu menunjuk hadiah di atas nakas. “Itu … itu … buat aku?”“Emm, hadiah hari anak dariku. Apa kamu menyukainya?”Hayden mena

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 853

    Hayden seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Dia mencerna kembali ucapan Caden, lalu bertanya kembali, “Kalau markas ini milik negara, gimana ceritanya kamu bisa mendapatkan tiket masuk ini? Gimana kamu bisa dapat perlakuan istimewa ini?”Caden menatap bocah cilik itu sembari membalas dengan sangat serius, “Aku cuma bantu kamu untuk mengajukan permohonan saja. Kamu bisa mendapatkan tiket masuk itu atau nggak, semuanya tergantung kemampuanmu sendiri.”“Emm? Kemampuanku?”“Iya, aku mengirim gambar yang biasanya kamu lukis kepada pelopor markas rahasia AZ. Dia merasa gembira langsung meneleponku. Katanya, dia ingin bertemu sama kamu. Aku kasih tahu dia kalau semua itu hasil lukisan anak umur 5 tahun. Dia nggak percaya!”“Dia berencana merekrutmu ke AZ untuk menjadi anak didiknya. Tapi, aku langsung menolaknya. Aku takut aku akan dipukul mamamu.”Setelah bergabung dengan markas rahasia AZ, Hayden tidak bisa keluar lagi. Saat ini, Hayden baru berusia 5 tahun saja. Naomi memang memiliki jiw

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 854

    Pada jam 08.20 pagi, mereka berenam sudah tiba di depan rumah Samuel.Samuel sudah ditelepon mereka sebelumnya. Dia pun menggendong Baby untuk menunggu di depan pintu. Ketika melihat Caden yang menuruni mobil, kening Samuel spontan berkerut. Tangan yang memeluk Baby refleks semakin erat lagi. Dia sungguh tidak bersedia melihat Baby berhubungan dengan Caden!Hanya saja, Baby merasa gembira ketika bertemu dengan Caden. Dia mengambil inisiatif untuk menyapa dengan suara imutnya, “Paman!”Caden membalas dengan tersenyum, “Halo, Baby!”Caden berjalan ke sisi Samuel dan Baby. Saat dia mengulurkan tangan hendak menggendong Baby, Samuel malah tidak melepaskan tangannya. Dia berjalan melewati sisi Caden, lalu menyerahkan Baby kepada Naomi yang berada di belakang Caden. Tidak lupa Samuel berpesan kepada Baby, “Baby yang patuh, ya. Dengar apa kata Mama.”“Emm, aku tahu, Papa.”Samuel mengusap wajah Baby dengan penuh kasih sayang. “Kalau nanti malam Mama nggak ada waktu untuk mengantarmu pulang,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 855

    Baby segera berkata, “Terima kasih, Paman.”Caden melirik Samuel sekilas. Dia tahu Samuel sengaja menekankan kata “Paman”. Dia pun berkata dengan dingin, “Cepat atau lambat dia akan panggil aku ‘Papa’.”Kemudian, Caden memalingkan kepalanya memasuki mobil. Dia berkata pada Baby dengan tersenyum, “Nggak usah berterima kasih. Yang penting Baby suka.”Raut wajah Samuel semakin muram lagi! Dia menatap mobil yang semakin menjauh. Saat tidak lagi kelihatan mobil itu lagi, Samuel baru mengalihkan pandangannya.Jarak Samuel dan Baby semakin jauh saja. Hati Samuel berdetak kencang. Pada akhirnya, suasana hatinya berubah kalut. Entah kenapa firasatnya mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi nanti!…Di dalam mobil SUV, suasana terasa sangat girang.Caden bertanya pada Baby, “Apa Baby suka sekali dengan kelinci?”Baby terus mengangguk. “Emm, kelinci itu imut sekali.”Caden pun tersenyum. “Baby sama imutnya dengan kelinci.”Saat pukul 09.00 pagi, mobil berhenti di depan sebuah toko kue. Ada ban

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 856

    Masalah malam dibicarakan nanti malam saja!Caden mengalihkan pandangannya, lalu mengangguk. “Apa kamu menyukainya?”Kedua mata Naomi kelihatan berbinar-binar. Siapa juga yang tidak menyukainya? Tadinya Naomi mengira dirinya hanya diberi sebuah toko kue kecil. Siapa sangka toko kue di hadapannya ini terdiri dari 2 tingkat yang setidaknya memiliki luas 400 sampai 500 meter persegi.Melalui jendela kaca, dapat dilihat bahwa interior desain sangatlah indah dan romantis.“Suka! Tapi seharusnya biaya sewa toko ini mahal sekali, ‘kan?”Caden tersenyum. “Kamu nggak usah bayar uang sewa. Semua bangunan di jalan ini milik suamimu.”Naomi terdiam membisu.Caden berkata, “Hak milik satu jalan ini punya suamimu.”Naomi sungguh kehabisan kata-kata.“Ini toko bungamu, yang ini toko bukumu, sebelah sana kafemu. Yang di sana, toko hewan peliharaanmu. Kemudian, yang sebelah ini … semuanya milikmu.” Jantung Naomi berdetak semakin kencang ketika mendengar penjelasan Caden. Hanya terlintas sebuah pemikir

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 857

    Caden berkata dengan nada penuh kasih sayang, “Terserah kamu saja. Kamu bisa renovasi kapan saja. Istriku, selamat hari anak!”Hati Naomi sungguh terasa hangat. Dia merasa terharu hingga tidak bisa berkata-kata. Ujung kakinya dijinjit. Kali ini, Naomi berinisiatif untuk menciumnya.Caden tersenyum bahagia. “Ayo, kita pergi temani anak-anak.”“Oke.”Mereka berdua berjalan kembali ke toko kue. Baby dan teman-teman lainnya bermain dengan girang. Naomi spontan bertanya pada Caden, “Apa kamu yakin malam ini Baby bisa tinggal bersama kita?”“Bisa!”Naomi sungguh gembira. Dia melangkah maju, lalu mengeluarkan ponselnya untuk merekam Baby dan keempat bocah cilik. Dia ingin mengabadikan momen indah ini.Caden berdiri di luar pintu untuk menelepon. “Apa dia masih di rumah?”“Masih, setelah kamu bawa Baby pergi, dia langsung kembali ke rumah. Dia nggak keluar dari tadi.”Caden menyipitkan matanya. “Apa ada pintu belakang di rumahnya?”Orang yang berjaga di depan pintu rumah Samuel membalas, “Ngg

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 858

    Saat Naomi memiliki kesempatan berdua dengan Caden, dia kembali bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu aku mau berkembang dalam bidang psikologis anak?”“Tebakanku saja.”Naomi merasa bingung. “Apa anak-anak pernah cerita masalah di pegunungan?”Caden menyipitkan matanya. Setiap kali mengungkit masalah di pegunungan, rasa penasaran di hati Caden pun meronta. Braden, Hayden, dan Jayden memang sangat berbakat. Hanya saja, tanpa bimbingan dari ahlinya, tidak mungkin mereka bisa sehebat ini di usia mereka yang masih belia!Mengenai Naomi, dia adalah seorang wanita yang pada dasarnya tidak terlalu pintar, bahkan boleh dikatakan agak … bodoh! Namun, dia malah memiliki keterampilan pengobatan tradisional yang lebih menonjol daripada Robbin. Satu-satunya penjelasan adalah pasti orang yang mengajari Naomi bukanlah orang biasa! Dengan adanya guru yang hebat, muridnya baru bisa hebat juga!Apalagi dengan kondisi Naomi dan anak-anak waktu itu, sepertinya mereka tidak bisa bertahan hidup apabila tid

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1182

    Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1181

    Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1180

    Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1179

    Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1178

    Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1177

    Seusai sarapan, Caden tiba-tiba menerima telepon dari Robbin. Keadaan putra haram Zaskia sudah bertambah parah dan nyawanya juga terancam. Ini adalah kabar buruk. Jika virus ini bukan hanya membuat orang sakit, tetapi juga bisa merenggut nyawa, itu berarti masalahnya jauh lebih serius dari yang diperkirakan mereka.Caden mengernyit dan menyimpan kembali ponselnya. Kemudian, dia berpesan pada Naomi, “Kamu istirahat saja yang baik di rumah. Kalau ada apa-apa, telepon aku. Aku mau keluar dulu.”Naomi yang menyadari keanehan caden bertanya, “Ada masalah apa?”“Masalah kerja. Kamu nggak usah khawatir soal aku maupun Ayah. Aku akan tangani semuanya. Kamu cuma perlu istirahat yang tenang.”Seusai berbicara, Caden mengecup dahi Naomi dan menyelimutinya sebelum berjalan keluar. Setelah turun ke lantai bawah, dia menanyakan rencana Joseph untuk hari ini. Joseph khawatir mereka akan mengganggu istirahat Naomi. Jadi, dia ingin membawa Maria dan anak-anak jalan-jalan. Caden langsung mengaturkan or

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1176

    “Dia mau buka studio yang khusus menangani anak-anak dengan gangguan psikologis,” jawab Caden.Joseph bertanya dengan heran, “Dia kan bukan belajar psikologi waktu kuliah. Kenapa dia bisa berpikir untuk kerja di bidang itu?”“Dia pernah hidup di daerah pegunungan selama beberapa tahun dan belajar ilmu medis waktu senggang. Sekarang, dia sangat tertarik dalam bidang ini.”Begitu mengungkit tentang kehidupan Naomi di gunung, Joseph menyahut dengan bersemangat, “Aku baru mau tanya sama kamu. Waktu Celine kena masalah sebelumnya, dengar-dengar ada yang menolongnya, lalu bawa dia dan anak-anak hidup di gunung selama 5 tahun. Kamu tahu siapa yang menolongnya?”“Nggak tahu.”Joseph bertanya dengan terkejut, “Bahkan kamu juga nggak tahu?”“Emm. Naomi bilang, sebelum turun gunung, dia sudah pernah janji pada penyelamatnya untuk nggak cerita soal kehidupan mereka selama di gunung atau ungkapkan informasi tentang penyelamatnya.”Joseph merasa makin terkejut. “Hal ini perlu dirahasiakan sampai seg

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1175

    Sebelum masuk ke kamar mandi, Naomi berusaha untuk mencari kembali sedikit akal sehatnya. Dia memperingati Caden, “Cu ... cuma boleh sekali, ya!”Caden menarik napas berat dan buru-buru menyetujuinya. “Oke!”Malam ini, Naomi dan Caden melewati malam penuh gairah. Sesuai dugaan, Caden sudah berjanji hanya akan melakukannya sekali, tetapi akhirnya malah melakukannya berulang kali.Keesokan harinya, Naomi pun merasa sangat lemas. Dia berusaha untuk turun dari tempat tidur beberapa kali, tetapi malah gagal. Kedua kakinya sangat lemas hingga tidak sanggup menahan berat tubuhnya, sedangkan tubuhnya juga terasa sangat berat seperti ditimpa oleh batu yang besar.Naomi sama sekali tidak bisa turun dari tempat tidur. Begitu berdiri, kakinya langsung gemetar. Dia pun memelototi pria yang tidur di sampingnya dan mengumpat, “Caden! Dasar bajingan!”Caden tahu dirinya yang tidak dapat mengendalikan diri dan sudah menyiksa Naomi semalaman. Dia pun tidak berani melawan karena khawatir istrinya marah d

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1174

    Naomi langsung merinding, lalu hendak mendorong Caden. “Siapa yang mau mandi bareng kamu!”“Aku sudah mabuk, nggak bisa mandi sendiri, cuma bisa mandi bareng kamu.”Naomi tahu apa yang ingin dilakukan Caden. Dia pun membalas dengan malu, “Kalau nggak bisa mandi, kamu nggak usah mandi malam ini!”“Nggak bisa, kotor!”“Aku nggak merasa kamu kotor. Cepat pergi tidur sana!”Naomi hendak mendorong Caden, tetapi Caden malah berjalan mendekat dan menekan tubuh Naomi ke arah pintu. Tubuh mereka menempel dengan erat tanpa ada sedikit celah pun.Meskipun terhalang pakaian, Naomi bisa merasakan detak jantung Caden yang kuat dan seluruh tubuhnya yang panas. Jantung Naomi pun secara refleks berdetak makin kencang dan napasnya mulai memburu. Suasana di dalam kamar langsung berubah dan terasa sangat intim. Naomi diam-diam menelan ludah, lalu mengancam dengan suara rendah, “Caden! Cepat minggir! Kalau nggak, aku akan mulai maki orang, lho!”Naomi menolak permintaan Caden karena memiliki alasan kuat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status