Pria yang mencekik Samuel mulai menganiayanya. Saat merasakan sakit yang menusuk, Samuel langsung merasa putus asa. Dia merasa dirinya masuk ke jurang penyiksaan.Di dasar jurang itu seperti ada banyak iblis yang mengamatinya dengan mata memerah sambil tertawa sinis. Mereka seperti menyambut Samuel masuk ke neraka.Kala itu, Samuel merasa kesakitan dan juga ketakutan. Namun, dia masih berusaha memberontak. Samuel teringat Wanda pernah berkata, "Kita cuma hidup sekali, kamu bisa menjadi orang baik atau jahat. Tapi, kalau mau hidup bebas, kamu harus menjadi orang baik.""Karena orang baik baru bisa hidup tenang dan menunjukkan jati diri tanpa terikat oleh apa pun. Orang jahat akan hidup gelisah seumur hidup, hidup mereka juga sangat lelah. Jadi, jangan jadi orang jahat demi kebahagiaan diri sendiri," lanjut Wanda.Itulah sebabnya Samuel tidak ingin menjadi orang jahat. Dia ingin menjadi orang baik yang hidup tenang. Samuel ingin meminta tolong, tetapi tidak bisa bersuara.Samuel hanya bi
Namun, Samuel tidak ingin langsung menghabisi Caden. Dia tidak yakin dirinya mampu menghabisi Caden. Hanya saja, dia tidak pernah berpikiran untuk langsung menghabisinya.Samuel ingin menyiksa Caden secara perlahan, seperti waktu Darman menyakiti Samuel dulu. Samuel menculik anak Caden, lalu membuat Rayden mengalami penyakit mental yang parah dengan bantuan Tony. Dengan begitu, Caden akan merasa sakit hati.Samuel juga ingin memperalat Naomi dan Baby untuk menyakiti Caden. Dia akan melakukan apa pun untuk membuat Caden sakit hati.Alhasil, sekarang Samuel diberi tahu dia membenci orang yang salah. Dulu, orang yang membawa Samuel ke gunung dan mengubahnya menjadi iblis bukan Darman, melainkan orang yang menyamar menjadi Darman.Ternyata Samuel membalas dendam pada orang yang salah. Dia membalas orang yang menyelamatkannya. Musuh Samuel yang sebenarnya masih hidup dengan tenang, mungkin dia diam-diam mengamati Samuel dan mentertawakannya.Samuel yang merasa tidak berdaya tertawa, lalu di
Tiba-tiba, turun hujan lebat. Samuel tumbang. Dia merentangkan kedua tangannya sambil memandangi langit. Samuel membiarkan air hujan membasahi tubuhnya.Air mata Samuel terus mengalir. Mungkin karena sudah merasa lelah, Samuel tiba-tiba ingin beristirahat.Samuel memejamkan matanya dan membatin, 'Tuhan, apa kamu sudah puas menyakitiku begitu dalam? Apa kesalahan yang pernah kuperbuat di kehidupan sebelumnya sehingga sekarang hidupku begitu menderita?'Waktu terus berlalu. Ponsel Samuel terus berdering. Namun, dia sama sekali tidak menjawab panggilan telepon.Saat mendengar nada dering khusus untuk Baby, Samuel baru membuka matanya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu duduk. Samuel menyeka air hujan di wajahnya dan menjawab panggilan telepon, "Halo?"Suara Samuel serak dan bergetar, seperti anak kecil yang ditindas tiba-tiba ditelepon orang tuanya. Baby bertanya, "Papa, sekarang turun hujan lebat. Kamu bawa payung, nggak?"Hati Samuel luluh. Sepertinya Baby adalah satu-satunya orang yan
Pada bulan Mei, Kota Jawhar belum memasuki musim hujan. Namun, hari ini turun hujan deras dan langit sangat gelap. Wiper mobil terus membersihkan kaca depan. Hanya saja, jalan di depan tetap tidak terlihat jelas.Sopir mengendarai mobil dengan lambat. Sampai sekarang Caden dan ketiga anaknya belum tiba di rumah. Mereka berempat yang duduk di mobil memandang ke luar jendela seraya merenung. Tidak ada yang berbicara.Akhirnya, Hayden yang tidak bisa menahan diri lagi melihat Braden dan berucap, "Kak Braden, aku nggak senang."Braden sedang memikirkan masalah Samuel. Setelah mendengar ucapan Hayden, Braden bertanya, "Kenapa? Karena Pak Samuel?"Hayden menjawab, "Iya, aku kesal setelah dengar rekaman suara orang tua asuh Pak Samuel. Mereka minta dihajar, ya? Kalau Mama tahu kita diseret ke gunung, dia pasti menghajar orang itu! Orang tua asuh Pak Samuel cuma memedulikan uang, lebih baik orang seperti mereka cepat mati!"Braden menimpali, "Di dunia ini pasti ada orang jahat dan orang jahat
Namun, bukan berarti Samuel berpihak pada Caden. Hal ini karena Baby. Bagaimanapun, Baby adalah satu-satunya putri kandung Caden. Dia tidak mungkin menyerahkan Baby pada Samuel.Sementara itu, Samuel juga tidak akan mengalah. Dia dan Baby sudah hidup bersama selama 5 tahun. Hubungan mereka sangat dekat. Ini adalah konflik di antara Caden dan Samuel yang tidak bisa diselesaikan.Selama ada konflik ini, kemungkinan Samuel akan lanjut bekerja sama dengan orang misterius untuk melawan Caden. Jika terjadi sesuatu pada Caden, tidak ada yang merebut Baby dari Samuel lagi.Orang misterius pasti memikirkan hal ini. Jadi, dia tidak akan menghabisi Samuel untuk sementara waktu. Dia akan mengamati situasinya terlebih dahulu. Semuanya tergantung pada tindakan Samuel selanjutnya.Caden tidak menjelaskan hal ini pada anak-anak. Dia hanya berkata, "Kalian nggak usah khawatirkan keselamatan Samuel. Orang misterius sudah membimbing Samuel selama bertahun-tahun. Dia nggak mungkin langsung membunuhnya."S
Keesokan harinya, Naomi bangun saat subuh. Hari ini, mereka akan mengunjungi Baby. Jadi, Naomi ingin memasak sarapan untuk Baby.Caden juga ikut bangun. Dia menemani Naomi gosok gigi dan memasak di dapur. Caden membuat martabak untuk Baby.Caden berujar, "Baby harus cicipi martabak buatanku. Kalau dia suka, ke depannya aku akan buatkan setiap dia ingin makan."Naomi bertanya, "Mungkin kami baru pulang saat malam. Apa hari ini kamu masih mau ke sana?"Caden menyahut, "Lihat kondisinya dulu. Kalau kerjaanku cepat selesai, aku baru pergi ke sana. Kalau terlalu malam, aku nggak pergi lagi. Aku akan suruh sopir jemput kalian."Hari ini, Naomi dan keempat anaknya mengunjungi Baby. Namun, Caden tidak ikut. Dia beralasan ada urusan penting di perusahaan.Pada pukul 7 pagi, Naomi membawa keempat anaknya ke tempat tinggal Samuel. Braden memang tidak tahu rencana Caden, tetapi dia tahu Caden tidak ikut mereka bukan karena masalah pekerjaan. Caden tidak memberi tahu mereka, Braden juga tidak berta
Caden langsung murka saat Naomi dan Samuel jalan-jalan di lantai bawah. Bahkan, Caden kesal setengah mati saat memikirkan Naomi dan Samuel menghirup udara yang sama. Jelas-jelas Caden sangat posesif!Namun, kenapa sekarang Caden begitu murah hati? Sepertinya Caden tidak mungkin berubah. Dilihat dari ekspresinya yang muram, Caden pasti cemburu. Dia tetap posesif.Caden tidak mengikuti Naomi dan anak-anak pasti karena sudah menyiapkan rencana. Akan tetapi, Steven tidak bisa menebak rencana Caden. Steven tidak ingin mengakui dirinya tidak terlalu pintar. Dia merasa Caden terlalu misterius.Caden berada di perusahaan seharian, tetapi dia sama sekali tidak bekerja. Sudah jelas mengurus pekerjaan hanya alasan. Dia fokus memikirkan Naomi dan Samuel. Caden tahu setiap gerak-gerik mereka.Pada pukul 12 siang, Samuel membawa Naomi dan anak-anak makan di restoran yang terletak di dalam taman bermain. Sore harinya, Samuel menemani mereka lanjut bersenang-senang di taman bermain.Pada pukul 5 sore,
Samuel yang gelisah terus menemani Baby, dia tidak bisa tidur. Sementara itu, Caden juga tidak tidur. Dia pergi ke ruang kerja setelah menidurkan Naomi. Caden sibuk semalaman di ruang kerja.Keesokan paginya, Naomi melihat buket bunga begitu membuka mata. Namun, dia baru menyadari itu bukan buket bunga, melainkan buket uang.Naomi segera duduk, lalu mengusap matanya dan memastikan lagi. Itu memang buket uang! Naomi terbelalak.Caden yang memakai baju santai berwarna biru tua berdiri di samping tempat tidur. Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku dan satu tangannya lagi memeluk buket uang. Dia tersenyum.Caden menyerahkan buket bunga kepada Naomi dan berucap, "Selamat Hari Anak."Naomi mengerjap seraya bertanya, "Ini untukku?""Iya, hadiah untuk Hari Anak," jawab Caden.Naomi menelan ludah dan menanggapi, "Aku bukan anak-anak. Kenapa aku juga mendapatkan hadiah?""Siapa bilang cuma anak-anak yang merayakan Hari Anak?" timpal Caden. Dia menyodorkan buket bunga kepada Naomi dan berujar d
Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa
Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!
Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan
Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se
Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui
Seusai sarapan, Caden tiba-tiba menerima telepon dari Robbin. Keadaan putra haram Zaskia sudah bertambah parah dan nyawanya juga terancam. Ini adalah kabar buruk. Jika virus ini bukan hanya membuat orang sakit, tetapi juga bisa merenggut nyawa, itu berarti masalahnya jauh lebih serius dari yang diperkirakan mereka.Caden mengernyit dan menyimpan kembali ponselnya. Kemudian, dia berpesan pada Naomi, “Kamu istirahat saja yang baik di rumah. Kalau ada apa-apa, telepon aku. Aku mau keluar dulu.”Naomi yang menyadari keanehan caden bertanya, “Ada masalah apa?”“Masalah kerja. Kamu nggak usah khawatir soal aku maupun Ayah. Aku akan tangani semuanya. Kamu cuma perlu istirahat yang tenang.”Seusai berbicara, Caden mengecup dahi Naomi dan menyelimutinya sebelum berjalan keluar. Setelah turun ke lantai bawah, dia menanyakan rencana Joseph untuk hari ini. Joseph khawatir mereka akan mengganggu istirahat Naomi. Jadi, dia ingin membawa Maria dan anak-anak jalan-jalan. Caden langsung mengaturkan or
“Dia mau buka studio yang khusus menangani anak-anak dengan gangguan psikologis,” jawab Caden.Joseph bertanya dengan heran, “Dia kan bukan belajar psikologi waktu kuliah. Kenapa dia bisa berpikir untuk kerja di bidang itu?”“Dia pernah hidup di daerah pegunungan selama beberapa tahun dan belajar ilmu medis waktu senggang. Sekarang, dia sangat tertarik dalam bidang ini.”Begitu mengungkit tentang kehidupan Naomi di gunung, Joseph menyahut dengan bersemangat, “Aku baru mau tanya sama kamu. Waktu Celine kena masalah sebelumnya, dengar-dengar ada yang menolongnya, lalu bawa dia dan anak-anak hidup di gunung selama 5 tahun. Kamu tahu siapa yang menolongnya?”“Nggak tahu.”Joseph bertanya dengan terkejut, “Bahkan kamu juga nggak tahu?”“Emm. Naomi bilang, sebelum turun gunung, dia sudah pernah janji pada penyelamatnya untuk nggak cerita soal kehidupan mereka selama di gunung atau ungkapkan informasi tentang penyelamatnya.”Joseph merasa makin terkejut. “Hal ini perlu dirahasiakan sampai seg
Sebelum masuk ke kamar mandi, Naomi berusaha untuk mencari kembali sedikit akal sehatnya. Dia memperingati Caden, “Cu ... cuma boleh sekali, ya!”Caden menarik napas berat dan buru-buru menyetujuinya. “Oke!”Malam ini, Naomi dan Caden melewati malam penuh gairah. Sesuai dugaan, Caden sudah berjanji hanya akan melakukannya sekali, tetapi akhirnya malah melakukannya berulang kali.Keesokan harinya, Naomi pun merasa sangat lemas. Dia berusaha untuk turun dari tempat tidur beberapa kali, tetapi malah gagal. Kedua kakinya sangat lemas hingga tidak sanggup menahan berat tubuhnya, sedangkan tubuhnya juga terasa sangat berat seperti ditimpa oleh batu yang besar.Naomi sama sekali tidak bisa turun dari tempat tidur. Begitu berdiri, kakinya langsung gemetar. Dia pun memelototi pria yang tidur di sampingnya dan mengumpat, “Caden! Dasar bajingan!”Caden tahu dirinya yang tidak dapat mengendalikan diri dan sudah menyiksa Naomi semalaman. Dia pun tidak berani melawan karena khawatir istrinya marah d
Naomi langsung merinding, lalu hendak mendorong Caden. “Siapa yang mau mandi bareng kamu!”“Aku sudah mabuk, nggak bisa mandi sendiri, cuma bisa mandi bareng kamu.”Naomi tahu apa yang ingin dilakukan Caden. Dia pun membalas dengan malu, “Kalau nggak bisa mandi, kamu nggak usah mandi malam ini!”“Nggak bisa, kotor!”“Aku nggak merasa kamu kotor. Cepat pergi tidur sana!”Naomi hendak mendorong Caden, tetapi Caden malah berjalan mendekat dan menekan tubuh Naomi ke arah pintu. Tubuh mereka menempel dengan erat tanpa ada sedikit celah pun.Meskipun terhalang pakaian, Naomi bisa merasakan detak jantung Caden yang kuat dan seluruh tubuhnya yang panas. Jantung Naomi pun secara refleks berdetak makin kencang dan napasnya mulai memburu. Suasana di dalam kamar langsung berubah dan terasa sangat intim. Naomi diam-diam menelan ludah, lalu mengancam dengan suara rendah, “Caden! Cepat minggir! Kalau nggak, aku akan mulai maki orang, lho!”Naomi menolak permintaan Caden karena memiliki alasan kuat.