Share

Bab 73

Author: Erlina
Lantaran tidak bisa memukul Caden, Naomi pun menggigitnya!

Gigitan Naomi membuat Caden kesakitan hingga raut wajahnya berubah muram. Dia pun membalikkan Naomi menindihnya di atas sofa. Caden menahan kedua pergelangan tangan Naomi di atas kepala dengan satu tangannya. Kemudian, tangan yang satu lagi mencubit dagu Naomi, menghentikan gigitannya.

“Kamu itu anjing?”

“Iya, khusus untuk gigit orang jahat!”

Caden memelototi Naomi dengan gusar. Sepertinya wanita ini terlalu lancang!

Sepertinya ini pertama kalinya Caden dipukul habis-habisan oleh seorang wanita! Hanya saja, Caden juga tidak tahu bagaimana mengatasi sikap lancang wanita ini. Dia hanya bisa marah saja. Dia juga sadar tidak seharusnya dia menyandera anak kecil untuk mengancam wanita ini.

Namun, jika Caden tidak berbuat seperti ini. Bagaimana dia bisa menyingkirkan rasa curiga di diri wanita ini?

Kondisi penyakit Rayden semakin memburuk. Caden sangat membutuhkan bantuannya. Hanya saja, Caden juga takut wanita ini akan mencelakai pu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 74

    Caden melempar Dylan dengan bantal di tangannya! Lantaran merasa tidak puas, Caden pun mengambil cangkir kopi dari atas meja, lalu melemparnya.Dylan berhasil menghindar dengan santainya. Dia mengambil ponsel untuk memotret Caden.“Lain kali kalau kamu ingin kerjai aku lagi, coba kamu pikir ada aib apa di tanganku. Ini bukti kamu dipukul wanita. Kalau aku kirim foto ini ke grup, sepertinya kamu nggak akan punya harga diri lagi. Seorang presdir dari Grup Pangestu, orang terkaya se-Yasia, malah dipukul oleh seorang cewek. Haha.”Selesai menyindir, Dylan khawatir Caden akan memukulnya sampai mati. Jadi, dia pun memilih untuk melarikan diri.Caden masih merasa emosi. “Dylan, jangan sampai aku bertemu denganmu lagi!”Steven terdiam membisu.Bekas cakar di bagian leher Caden memang kelihatan sangat menyakitkan. Namun … semua ini salah siapa?Jelas-jelas semua orang tahu Naomi menganggap anaknya bagai nyawanya sendiri. Caden malah menggunakan keselamatan anaknya untuk mengancamnya. Bukannya s

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 75

    “Anak itu masih sangat kecil. Dia malah mengalami kejadian seperti itu. Gimana dia nggak sakit? Anak kecil itu memang sangat kasihan, tapi orang tuanya juga kasihan. Dulu Bu Fiona itu terkenal sebagai wanita cantik di Kota Jawhar. Setelah melahirkan, dia sempat gendut hingga 100 kilogram.”“Tapi setelah terjadi masalah dengan Calvin, dia pun kurus 50 kilogram dalam waktu 2 bulan. Dengar-dengar setiap harinya kerjaan dia hanya menangis saja. Meski yang sakit itu anaknya, orang tua juga ikut menderita.”Naomi terdiam membisu. Bayangan seseorang seketika terlintas di benaknya. Keluarga dari anak yang mengidap gangguan mental memang sangat kasihan.Rayden juga memiliki gangguan mental, apalagi ibunya tidak sedang berada di sisinya. Saat Fiona merasa sedih, ada suaminya yang bisa menemaninya. Mereka bisa melewati kesukaran ini bersama. Namun, dia … dia mesti menanggung semua penderitaan sendiri. Dia mesti berperan sebagai seorang ayah dan juga seorang ibu. Hanya saja, memangnya kenapa? Semu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 76

    “Kalau aku nggak lihat sendiri, aku benar-benar nggak bakal sekaget ini. Sebelumnya aku pernah mendengar rumor Pak Dylan nggak takut sama siapa pun, selain kakaknya. Awalnya, kukira itu rumor palsu. Tak disangka, ternyata benar! Andaikan aku ini kakaknya Pak Dylan!”“Aku nggak mau jadi kakaknya, aku mau jadi pacarnya. Haha!”“Jangan bercanda lagi! Kita nggak mungkin punya kesempatan seperti itu. Pak Dylan itu pemuda terhebat nomor dua di Jawhar. Dengan status dan kedudukannya, kita nggak mungkin bisa mendekatinya.”Wania lain yang kurang mengerti bertanya, “Kenapa dia dijuluki pemuda terhebat nomor dua di Jawhar? Memangnya ada yang lebih hebat darinya?”“Tentu saja! Pemuda terhebat itu Caden Pangestu! Dia itu kebanggaan Jawhar. Dengar-dengar, Pak Caden lebih ganteng lagi dari Pak Dylan. Kalau Pak Dylan lebih ke tipe yang ketampanannya feminin, Pak Caden lebih ke tipe maskulin.”Begitu mendengar orang mengungkit nama Caden, hati Naomi pun berdebar. Dia awalnya sudah mau pergi, tetapi ti

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 77

    Begitu melihat Naomi yang kembali dengan tampang berseri-seri, Tiara pun bertanya dengan penasaran, “Ada hal gembira?”Naomi hanya menjawab, “Waktu di toilet tadi, aku dengar sebuah lelucon yang lucu.”“Lelucon apa yang begitu lucu hingga Mama nggak berhenti tersenyum? Coba cerita! Biar kami juga bisa ikut gembira,” tanya ketiga putra Naomi sambil menatap Naomi dengan penasaran.Naomi tidak mungkin membeberkan masalah Caden dengan Dylan di hadapan anak-anak. Jadi, dia pun mengarang sebuah lelucon untuk mengelabui mereka. Setelah bermain seharian, ketiga bocah itu pun merasa sangat mengantuk pada sekitar pukul 5 sore. Bagaimanapun juga, mereka sudah bergadang semalam.Melihat ketiga putranya yang tidak berhenti menguap, Naomi menyuruh Tiara untuk terlebih dahulu membawa mereka pulang. Sementara itu, Naomi pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Calvin.“Kalau kamu masih ada urusan lain, tinggalkan saja mereka di rumah. Mereka nggak akan sembarangan berkeliaran,” ujar Naomi.“Ini hari Mingg

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 78

    “Dokter bilang ada kelainan sama janinnya dan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya.”Naomi pun bertanya dengan terkejut, “Sudah hamil begitu lama baru ketahuan ada kelainan?”“Emm, baru ketahuan hari ini,” jawab Leon.Naomi pun melirik gadis itu lagi. Gadis itu juga sedang menatapnya dengan penuh waspada. Setelah bertemu pandang dengan Naomi, dia mengerutkan kening, lalu menunduk dan mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun merasa sangat bingung. Dari mana datangnya rasa permusuhan gadis itu? Mereka tidak pernah bertemu, juga tidak saling mengenal. Kenapa gadis itu terlihat begitu kesal terhadapnya, padahal ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Apa dia pernah menyinggung gadis itu?“Suasana hatinya hari ini nggak bagus. Kamu nggak usah pedulikan dia,” ujar Leon, seolah-olah bisa membaca pemikiran Naomi.Naomi pun mengalihkan padangannya dan menjawab, “Emm, hal seperti ini memang sangat menggusarkan. Sebaiknya kamu nasihati dia dengan baik. Kalau bisa, suruh dia segera ke

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 79

    “Itu artinya aku berjodoh dengan Calvin. Calvin, benar nggak?”“Emm ... Ber ... jodoh.”Naomi mengelus pipi Calvin dengan lembut, lalu berkata pada Fiona, “Aku perlu mengobrol berdua sama Calvin. Apa kamu bisa meninggalkan kami sebentar?”“Tentu saja! Kalian ngobrol saja dulu, aku tunggu di luar. Kalau ada apa-apa, langsung panggil aku, ya.”“Emm.”Setelah Fiona keluar, Naomi mengulurkan tangannya dan melambaikannya di depan Calvin sambil berkata, “Calvin, coba lihat tangan Bibi, lalu ikut berhitung bersama Bibi, 1, 2, 3, 4, 5 ....”Begitu Naomi menjentikkan tangannya, Calvin pun langsung kehilangan kesadaran. Dua puluh menit kemudian, Naomi berjalan keluar dari ruang pasien.Fiona buru-buru bertanya, “Bagaimana? Apa keadaan Calvin sudah membaik? Dia sudah bisa keluar dari rumah sakit?”“Emm. Tadi, aku sudah menghipnotis Calvin dan memasuki dunianya. Perubahannya sangat besar. Di dalam hatinya, ada matahari, padang rumput, dan kucing. Apa dulu dia sangat menyukai kucing?”Fiona menjawa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 80

    Melihat Naomi yang ada di poli obgyn, Robbin merasa sangat terkejut. Dia pun bertanya, “Bu Naomi? Kenapa kamu ada di sini? Kamu sakit?”“Nggak. Aku datang jenguk Calvin, tapi kebetulan ketemu seorang teman. Sebelumnya, kami belum sempat mengobrol. Berhubung sudah senggang, aku pun datang cari mereka.”“Teman? Di mana mereka?”“Aku juga nggak tahu mereka ada di mana.”“Siapa nama temanmu itu? Coba aku bantu tanyakan.”“Leon.”Begitu Robbin bertindak, Naomi langsung mendapatkan jawabannya. Bagaimanapun juga, Robbin adalah salah satu pemegang saham rumah sakit ini.Dokter yang dicari Leon itu berkata, “Leon menemani adik sepupunya itu datang melakukan aborsi karena janinnya itu bermasalah. Kalau nggak aborsi, nyawa ibunya akan terancam.”Naomi pun buru-buru bertanya, “Sepertinya, kandungannya sudah 4-5 bulan, ‘kan? Kenapa baru ketahuan janinnya bermasalah sekarang?”“Sebelumnya, kandungannya itu baik-baik saja dan baru tiba-tiba bermasalah kemarin. Ibunya punya alergi kacang. Kemarin, dia

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 81

    Jika Caden menjawab wanita itu sudah meninggal .... Dia tidak bersedia berkata begitu. Dia tidak bisa menerimanya. Lagi pula, jika dia berkata begitu, bukankah Rayden akan sangat sedih? Mungkin saja jawaban itu juga akan membuat penyakitnya kambuh lagi.“Aku sudah mengerti,” kata Rayden tiba-tiba.Caden buru-buru bertanya, “Apa yang kamu mengerti?”“Mama sudah meninggal.”Caden pun kebingungan.Sementara itu, Rayden menatap ke arah gerbang dan bertanya dengan ekspresi datar, “Mama pasti sudah pergi ke surga. Apa dia akan kesepian?”Begitu mendengar ucapan itu, Caden langsung khawatir. Apa Rayden ... berniat pergi ke surga untuk menemani ibunya? Firasat buruk langsung melanda hati Caden. Dia buru-buru berkata dengan serius, “Rayden, jangan sembarangan pikir. Mama masih belum meninggal!”“Bagaimana kamu tahu?”“Papa ... Papa sudah temukan informasi mengenainya.” Caden terpaksa berbohong pada putranya.Mendengar ucapan itu, Rayden langsung bertanya dengan mata berbinar, “Benarkah? Dia ad

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1464

    Dinala tidak perlu melayani orang gila, malah akan memiliki bala bantuan. Apa pun ceritanya, hidupnya akan lebih bagus daripada sekarang. Apalagi mereka telah menjaga virus generasi ke-8 selama bertahun-tahun, mereka juga sudah berjasa!Tidak peduli terhadap negara ataupun hubungan Darman dengan mereka, sudah seharusnya Caden menjaga Dinala dan si Gila di kemudian hari.Steven mengerti maksud Caden, hanya saja dia tidak mengerti bahwa ….“Kenapa aku yang tanggung jawab, bukan kamu?”Caden berkata, “Aku nggak leluasa.”Steven merasa bingung. “Apa maksudnya nggak leluasa?”Caden mengangkat kelopak matanya melirik Steven sekilas. Di benaknya terlintas ucapan Hayden. Hayden mengatakan Dinala adalah kakak perempuan ….Tadi Caden juga telah memperhatikannya, memang mirip!Sekarang Caden sudah memiliki istri, tidak leluasa dalam menjaga seorang gadis! Caden menggerakkan bibirnya, tetapi tidak menjelaskan. Bagaimanapun, hal itu adalah privasi Dinala. Caden tidak bisa membongkarnya. “Kalau aku

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1463

    Begitu pintu dibuka, ada warga yang bertanya, “Dinala, apa yang terjadi?”Kening Dinala berkerut. Ekspresinya kelihatan serius. “Paman memukul orang hingga terluka. Aku bawa mereka ke klinik.”Para warga mulai membahas.“Si Gila itu memang nggak waras. Kenapa dia suka sekali memukul orang lain? Dia malah cari masalah buat Dinala! Haih!”“Apa dia nggak bisa bersikap lebih patuh? Selalu saja memukul orang!”Usai mendengar, si Gila memungut sebatang kayu hendak memukul mereka. Para warga pun terkejut hingga segera melarikan diri. Mereka berlari sembari memakinya sebagai orang gila!Setibanya di klinik, dokter memeriksa Steven sejenak. Katanya, cedera Steven terlalu serius, mesti diinfus anti inflamasiDinala berkata, “Bibi, kamu infuskan dia dulu, ya. Aku antar Paman kembali ke pegunungan dulu. Aku akan segera kembali. Aku akan tanggung biaya pengobatannya.”Dokter mengangguk dengan tidak berdaya. “Pergi sana.”Setelah Dinala meninggalkan tempat, dokter berkata pada Caden dan Steven, “Ak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1462

    Hanya saja ….Caden menyadari ada yang terus mengamatinya. Dia pergi ke atas gunung untuk mengambil barang. Dia merasa sangat bahaya!Caden berpikir sejenak, kembali berkata, “Demi nggak menghebohkan massa, aku nggak boleh pergi bersamamu. Apa kamu bisa membawa barangnya dan mengantarnya ke klinik?”Berhubung ingin bersandiwara, sandiwara mesti dilakukan secara menyeluruh! Caden datang untuk menjemput Steven. Demi mengelabui orang-orang, tentu saja Caden mesti duluan mengantar Steven ke klinik.Si Gila merasa ragu dan juga gelisah. “Benda itu ada di tebing curam, tempat yang sangat tersembunyi dan berbahaya. Manusia sama sekali nggak bisa mencapainya, hanya burung elang yang bisa menggigitnya ke sana. Kalau ingin mengambilnya kembali, mesti ada elang yang terbang ke atas untuk mengambilnya.”“Tapi sebelum aku berpura-pura gila, aku sudah melepas elangku kembali ke alam. Sekarang, kalau ingin mengambilnya, kita harus mencari cara.”Caden bertanya, “Gimana dengan elangnya Dinala?”Kening

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1461

    Sembari berbicara, si Gila terisak-isak lagi. Dia menatap Caden dengan mata merah. “Aku adalah seorang anak yatim piatu. Orang tuaku sudah meninggal dini. Dulu demi bertahan hidup, aku sengaja berperilaku jahat agar ditakuti orang lain dan nggak ada yang berani untuk menindasku!”“Waktu itu, orang-orang di sisiku membenciku. Hanya Dikara saja yang memperlakukanku dengan sabar! Dia bilang kami itu teman sejak kecil. Dia tahu aku nggak jahat. Meskipun aku menghantam kepalanya dengan batu bata, dia marah dan bertengkar denganku, malam harinya dia tetap mengantar makanan buat aku! Dia nggak punya hubungan darah sama aku, tapi dia itu saudara kandungku!”“Kemudian, dia sakit parah dan hampir meninggal. Kebetulan dia bertemu dengan papamu, papamu turun tangan untuk membantunya, mengeluarkan uang untuk membayar dokter. Waktu itu, jalanan ditutup karena salju tebal, papamu tinggal sebulan lebih di rumah Dikara. Hubungan mereka pun dimulai dari sana.”“Setelah papamu keluar negeri, dia menghubu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1460

    ”Dia mengatakan aku mesti menyerahkannya kepada Dikara! Dia juga memberiku banyak uang, lalu berpesan kepadaku untuk jangan kembali lagi setelah meninggalkan Negara Amuriko. Katanya, di sana sangat bahaya!”“Dia juga berpesan kepadaku untuk jangan mengatakan kepada orang-orang kalau aku kenal sama dia, juga nggak boleh mengatakan kepada orang-orang masalah aku membawa barang itu kembali dari luar negeri! Dia bilang kalau ada kesempatan lagi, dia akan kembali untuk mengambil barang itu langsung dari Dikara. Kalau Darman nggak mengambilnya sendiri, dia akan menyuruh putranya untuk mengambilnya!”“Katanya, aku nggak boleh memberikannya kepada siapa pun selain kalian berdua! Aku nggak tahu benda apa itu. Waktu itu, aku pergi mencari bosku mengajukan pengunduran diri dengan menggunakan alasan keluargaku.”“Kemudian aku menaiki kapal dan berlayar melintasi lautan, butuh hampir sebulan penuh untuk kembali ke Kota Amari! Di tengah perjalanan, aku bahkan bertemu dengan bajak laut. Aku terpaksa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1459

    Tanpa menunggu balasan dari Caden, si Gila langsung meraih pergelangan tangannya! Dia menarik Caden ke ruang tamu!Dinala segera menyeka air matanya. Baru saja dia hendak menyusul, langkahnya pun dihalangi oleh Steven. “Biarkan mereka berbicara berdua.”Kening Dinala berkerut. “Apa mereka saling kenal?”Steven membalas, “Ada … sedikit kisah.”Dinala merasa syok. “Kalian mendekatiku, sebenarnya demi mendekati Paman?”Steven merasa bersalah.Dinala benar-benar menganggap Steven sebagai teman, tetapi Steven malah bersikap tidak jujur, malah mendekatinya dengan maksud lain.Napas Dinala menjadi terengah-engah. Keningnya kelihatan berkerut. “Sebenarnya siapa kalian?”Steven merasa bersalah. “Aku sudah memanfaatkan adikmu, membuatku mencemaskannya. Aku minta maaf. Mengenai yang lain … kita bicarakan lagi nanti. Kami benar-benar nggak bermaksud jahat.”Dinala terdiam.Di dalam ruang tamu.Si Gila emosional. Dia menunjuk foto ayahnya Dinala. “Dia … dia ….”Caden melihat foto tua itu sekilas, l

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1458

    Baru saja Steven menyelesaikan omongannya, tinjuan langsung dilayangkan ke atas wajahnya!Si Gila kelihatan sangat marah. “Hubungi komplotanmu untuk jangan lukai Diaz! Sudah dengar, belum?”Steven melawan sembari menjerit Dinala, “Dinala, selamatkan aku! Dia memang sudah gila! Percaya sama aku, jangan dengar omong kosong si Gila itu!”Si Gila menjerit dan kembali melayangkan tinjuan, “Kamu yang gila! Kalau kamu nggak menghubungi komplotanmu lagi, aku akan habisi kamu! Aku akan habisi kamu!”Dinala segera melerai. “Paman, hentikan dulu. Ada yang perlu aku tanyakan sama dia.”Si Gila menatap Dinala dengan mata memerah. Suaranya terdengar terisak-isak. “Dinala, dia benar-benar sudah menculik Diaz. Dia itu orang jahat! Mereka ingin melukaimu dan juga Diaz! Dia ingin menjual orang tubuh kalian! Dia juga bilang akan memotong lidah Diaz!”“Aku sudah kedengaran! Aku sudah mendengarnya! Aku mendengar dengan telingaku sendiri! Paman nggak gila! Kamu percaya sama Paman! Paman nggak gila!”Steven

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1457

    Steven sengaja merendahkan nada bicaranya. “Sebentar lagi turun hujan. Akan gampang untuk beraksi! Aku sudah menyelidikinya. Orang tuanya sudah meninggal. Hanya ada seorang orang gila dan adik berumur 7 tahun di sisinya. Setelah hilang nanti, nggak ada yang bakal mencarinya.”“Kamu sudah berhasil menangkap adiknya? Bagus, kalian sembunyikan adiknya dengan baik! Nanti, aku akan bohongi dia untuk mencari adiknya. Saat di perjalanan, aku akan membuatnya jatuh pingsan, lalu membawanya pergi!”“Beri tahu pembeli, besok sudah bisa melakukan transplantasi hati. Suruh dia persiapkan uangnya! Selain itu, kamu hubungi lagi orang yang membutuhkan retina dan juga jantung. Anak-anak juga nggak masalah. Kondisi adiknya juga sangat sehat.”“Sudahlah. Sekarang aku akan pergi mencarinya. Kalian kirim video adiknya kepadaku. Aku mesti buat dia tahu kalau adiknya benar-benar lagi diculik.”Si Gila menahan napasnya berdiri di luar. Keningnya pun berkerut!Tiba-tiba si Gila kedengaran suara tangis Diaz. “S

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1456

    Mereka melakukan panggilan video selama setengah jam. Saat Naomi memanggil Hayden untuk makan, Hayden baru mengakhiri panggilan dengan tidak rela. Dia janjian untuk bertemu esok pagi.Panggilan diakhiri. Dinala segera bertanya pada Steven, “Apa ular itu ular asli?”Steven mengangguk dengan tersenyum. “Iya.”Dinala merasa sangat kaget. “Ular itu kecil sekali. Kenapa Nine malah terkejut seperti itu?”Steven berkata, “Putih bukan ular biasa. Ia sangat berbisa.”Kening Dinala berkerut. “Kenapa Hayden bisa punya hewan peliharaan yang begitu berbahaya?”Steven membalas dengan tersenyum, “Hayden pernah menyelamatkan Putih. Putih juga pernah menyelamatkan Hayden. Hubungan mereka sangat bagus, sama seperti kamu dengan Nine.”Dinala bertanya lagi, “Bukannya Hayden baru berusia 5 tahun? Kenapa dia bisa sehebat itu?”Steven berkata, “Dia belajar dari guru yang hebat. Ditambah lagi, Hayden memang punya bakat. Jadi, dia sangat hebat.”Dinala berkata, “Adikku lebih besar 2 tahun daripada Hayden, tapi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status