Caden melempar Dylan dengan bantal di tangannya! Lantaran merasa tidak puas, Caden pun mengambil cangkir kopi dari atas meja, lalu melemparnya.Dylan berhasil menghindar dengan santainya. Dia mengambil ponsel untuk memotret Caden.“Lain kali kalau kamu ingin kerjai aku lagi, coba kamu pikir ada aib apa di tanganku. Ini bukti kamu dipukul wanita. Kalau aku kirim foto ini ke grup, sepertinya kamu nggak akan punya harga diri lagi. Seorang presdir dari Grup Pangestu, orang terkaya se-Yasia, malah dipukul oleh seorang cewek. Haha.”Selesai menyindir, Dylan khawatir Caden akan memukulnya sampai mati. Jadi, dia pun memilih untuk melarikan diri.Caden masih merasa emosi. “Dylan, jangan sampai aku bertemu denganmu lagi!”Steven terdiam membisu.Bekas cakar di bagian leher Caden memang kelihatan sangat menyakitkan. Namun … semua ini salah siapa?Jelas-jelas semua orang tahu Naomi menganggap anaknya bagai nyawanya sendiri. Caden malah menggunakan keselamatan anaknya untuk mengancamnya. Bukannya s
“Anak itu masih sangat kecil. Dia malah mengalami kejadian seperti itu. Gimana dia nggak sakit? Anak kecil itu memang sangat kasihan, tapi orang tuanya juga kasihan. Dulu Bu Fiona itu terkenal sebagai wanita cantik di Kota Jawhar. Setelah melahirkan, dia sempat gendut hingga 100 kilogram.”“Tapi setelah terjadi masalah dengan Calvin, dia pun kurus 50 kilogram dalam waktu 2 bulan. Dengar-dengar setiap harinya kerjaan dia hanya menangis saja. Meski yang sakit itu anaknya, orang tua juga ikut menderita.”Naomi terdiam membisu. Bayangan seseorang seketika terlintas di benaknya. Keluarga dari anak yang mengidap gangguan mental memang sangat kasihan.Rayden juga memiliki gangguan mental, apalagi ibunya tidak sedang berada di sisinya. Saat Fiona merasa sedih, ada suaminya yang bisa menemaninya. Mereka bisa melewati kesukaran ini bersama. Namun, dia … dia mesti menanggung semua penderitaan sendiri. Dia mesti berperan sebagai seorang ayah dan juga seorang ibu. Hanya saja, memangnya kenapa? Semu
“Kalau aku nggak lihat sendiri, aku benar-benar nggak bakal sekaget ini. Sebelumnya aku pernah mendengar rumor Pak Dylan nggak takut sama siapa pun, selain kakaknya. Awalnya, kukira itu rumor palsu. Tak disangka, ternyata benar! Andaikan aku ini kakaknya Pak Dylan!”“Aku nggak mau jadi kakaknya, aku mau jadi pacarnya. Haha!”“Jangan bercanda lagi! Kita nggak mungkin punya kesempatan seperti itu. Pak Dylan itu pemuda terhebat nomor dua di Jawhar. Dengan status dan kedudukannya, kita nggak mungkin bisa mendekatinya.”Wania lain yang kurang mengerti bertanya, “Kenapa dia dijuluki pemuda terhebat nomor dua di Jawhar? Memangnya ada yang lebih hebat darinya?”“Tentu saja! Pemuda terhebat itu Caden Pangestu! Dia itu kebanggaan Jawhar. Dengar-dengar, Pak Caden lebih ganteng lagi dari Pak Dylan. Kalau Pak Dylan lebih ke tipe yang ketampanannya feminin, Pak Caden lebih ke tipe maskulin.”Begitu mendengar orang mengungkit nama Caden, hati Naomi pun berdebar. Dia awalnya sudah mau pergi, tetapi ti
Begitu melihat Naomi yang kembali dengan tampang berseri-seri, Tiara pun bertanya dengan penasaran, “Ada hal gembira?”Naomi hanya menjawab, “Waktu di toilet tadi, aku dengar sebuah lelucon yang lucu.”“Lelucon apa yang begitu lucu hingga Mama nggak berhenti tersenyum? Coba cerita! Biar kami juga bisa ikut gembira,” tanya ketiga putra Naomi sambil menatap Naomi dengan penasaran.Naomi tidak mungkin membeberkan masalah Caden dengan Dylan di hadapan anak-anak. Jadi, dia pun mengarang sebuah lelucon untuk mengelabui mereka. Setelah bermain seharian, ketiga bocah itu pun merasa sangat mengantuk pada sekitar pukul 5 sore. Bagaimanapun juga, mereka sudah bergadang semalam.Melihat ketiga putranya yang tidak berhenti menguap, Naomi menyuruh Tiara untuk terlebih dahulu membawa mereka pulang. Sementara itu, Naomi pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Calvin.“Kalau kamu masih ada urusan lain, tinggalkan saja mereka di rumah. Mereka nggak akan sembarangan berkeliaran,” ujar Naomi.“Ini hari Mingg
“Dokter bilang ada kelainan sama janinnya dan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya.”Naomi pun bertanya dengan terkejut, “Sudah hamil begitu lama baru ketahuan ada kelainan?”“Emm, baru ketahuan hari ini,” jawab Leon.Naomi pun melirik gadis itu lagi. Gadis itu juga sedang menatapnya dengan penuh waspada. Setelah bertemu pandang dengan Naomi, dia mengerutkan kening, lalu menunduk dan mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun merasa sangat bingung. Dari mana datangnya rasa permusuhan gadis itu? Mereka tidak pernah bertemu, juga tidak saling mengenal. Kenapa gadis itu terlihat begitu kesal terhadapnya, padahal ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Apa dia pernah menyinggung gadis itu?“Suasana hatinya hari ini nggak bagus. Kamu nggak usah pedulikan dia,” ujar Leon, seolah-olah bisa membaca pemikiran Naomi.Naomi pun mengalihkan padangannya dan menjawab, “Emm, hal seperti ini memang sangat menggusarkan. Sebaiknya kamu nasihati dia dengan baik. Kalau bisa, suruh dia segera ke
“Itu artinya aku berjodoh dengan Calvin. Calvin, benar nggak?”“Emm ... Ber ... jodoh.”Naomi mengelus pipi Calvin dengan lembut, lalu berkata pada Fiona, “Aku perlu mengobrol berdua sama Calvin. Apa kamu bisa meninggalkan kami sebentar?”“Tentu saja! Kalian ngobrol saja dulu, aku tunggu di luar. Kalau ada apa-apa, langsung panggil aku, ya.”“Emm.”Setelah Fiona keluar, Naomi mengulurkan tangannya dan melambaikannya di depan Calvin sambil berkata, “Calvin, coba lihat tangan Bibi, lalu ikut berhitung bersama Bibi, 1, 2, 3, 4, 5 ....”Begitu Naomi menjentikkan tangannya, Calvin pun langsung kehilangan kesadaran. Dua puluh menit kemudian, Naomi berjalan keluar dari ruang pasien.Fiona buru-buru bertanya, “Bagaimana? Apa keadaan Calvin sudah membaik? Dia sudah bisa keluar dari rumah sakit?”“Emm. Tadi, aku sudah menghipnotis Calvin dan memasuki dunianya. Perubahannya sangat besar. Di dalam hatinya, ada matahari, padang rumput, dan kucing. Apa dulu dia sangat menyukai kucing?”Fiona menjawa
Melihat Naomi yang ada di poli obgyn, Robbin merasa sangat terkejut. Dia pun bertanya, “Bu Naomi? Kenapa kamu ada di sini? Kamu sakit?”“Nggak. Aku datang jenguk Calvin, tapi kebetulan ketemu seorang teman. Sebelumnya, kami belum sempat mengobrol. Berhubung sudah senggang, aku pun datang cari mereka.”“Teman? Di mana mereka?”“Aku juga nggak tahu mereka ada di mana.”“Siapa nama temanmu itu? Coba aku bantu tanyakan.”“Leon.”Begitu Robbin bertindak, Naomi langsung mendapatkan jawabannya. Bagaimanapun juga, Robbin adalah salah satu pemegang saham rumah sakit ini.Dokter yang dicari Leon itu berkata, “Leon menemani adik sepupunya itu datang melakukan aborsi karena janinnya itu bermasalah. Kalau nggak aborsi, nyawa ibunya akan terancam.”Naomi pun buru-buru bertanya, “Sepertinya, kandungannya sudah 4-5 bulan, ‘kan? Kenapa baru ketahuan janinnya bermasalah sekarang?”“Sebelumnya, kandungannya itu baik-baik saja dan baru tiba-tiba bermasalah kemarin. Ibunya punya alergi kacang. Kemarin, dia
Jika Caden menjawab wanita itu sudah meninggal .... Dia tidak bersedia berkata begitu. Dia tidak bisa menerimanya. Lagi pula, jika dia berkata begitu, bukankah Rayden akan sangat sedih? Mungkin saja jawaban itu juga akan membuat penyakitnya kambuh lagi.“Aku sudah mengerti,” kata Rayden tiba-tiba.Caden buru-buru bertanya, “Apa yang kamu mengerti?”“Mama sudah meninggal.”Caden pun kebingungan.Sementara itu, Rayden menatap ke arah gerbang dan bertanya dengan ekspresi datar, “Mama pasti sudah pergi ke surga. Apa dia akan kesepian?”Begitu mendengar ucapan itu, Caden langsung khawatir. Apa Rayden ... berniat pergi ke surga untuk menemani ibunya? Firasat buruk langsung melanda hati Caden. Dia buru-buru berkata dengan serius, “Rayden, jangan sembarangan pikir. Mama masih belum meninggal!”“Bagaimana kamu tahu?”“Papa ... Papa sudah temukan informasi mengenainya.” Caden terpaksa berbohong pada putranya.Mendengar ucapan itu, Rayden langsung bertanya dengan mata berbinar, “Benarkah? Dia ad