âAnak itu masih sangat kecil. Dia malah mengalami kejadian seperti itu. Gimana dia nggak sakit? Anak kecil itu memang sangat kasihan, tapi orang tuanya juga kasihan. Dulu Bu Fiona itu terkenal sebagai wanita cantik di Kota Jawhar. Setelah melahirkan, dia sempat gendut hingga 100 kilogram.ââTapi setelah terjadi masalah dengan Calvin, dia pun kurus 50 kilogram dalam waktu 2 bulan. Dengar-dengar setiap harinya kerjaan dia hanya menangis saja. Meski yang sakit itu anaknya, orang tua juga ikut menderita.âNaomi terdiam membisu. Bayangan seseorang seketika terlintas di benaknya. Keluarga dari anak yang mengidap gangguan mental memang sangat kasihan.Rayden juga memiliki gangguan mental, apalagi ibunya tidak sedang berada di sisinya. Saat Fiona merasa sedih, ada suaminya yang bisa menemaninya. Mereka bisa melewati kesukaran ini bersama. Namun, dia ⌠dia mesti menanggung semua penderitaan sendiri. Dia mesti berperan sebagai seorang ayah dan juga seorang ibu. Hanya saja, memangnya kenapa? Semu
âKalau aku nggak lihat sendiri, aku benar-benar nggak bakal sekaget ini. Sebelumnya aku pernah mendengar rumor Pak Dylan nggak takut sama siapa pun, selain kakaknya. Awalnya, kukira itu rumor palsu. Tak disangka, ternyata benar! Andaikan aku ini kakaknya Pak Dylan!ââAku nggak mau jadi kakaknya, aku mau jadi pacarnya. Haha!ââJangan bercanda lagi! Kita nggak mungkin punya kesempatan seperti itu. Pak Dylan itu pemuda terhebat nomor dua di Jawhar. Dengan status dan kedudukannya, kita nggak mungkin bisa mendekatinya.âWania lain yang kurang mengerti bertanya, âKenapa dia dijuluki pemuda terhebat nomor dua di Jawhar? Memangnya ada yang lebih hebat darinya?ââTentu saja! Pemuda terhebat itu Caden Pangestu! Dia itu kebanggaan Jawhar. Dengar-dengar, Pak Caden lebih ganteng lagi dari Pak Dylan. Kalau Pak Dylan lebih ke tipe yang ketampanannya feminin, Pak Caden lebih ke tipe maskulin.âBegitu mendengar orang mengungkit nama Caden, hati Naomi pun berdebar. Dia awalnya sudah mau pergi, tetapi ti
Begitu melihat Naomi yang kembali dengan tampang berseri-seri, Tiara pun bertanya dengan penasaran, âAda hal gembira?âNaomi hanya menjawab, âWaktu di toilet tadi, aku dengar sebuah lelucon yang lucu.ââLelucon apa yang begitu lucu hingga Mama nggak berhenti tersenyum? Coba cerita! Biar kami juga bisa ikut gembira,â tanya ketiga putra Naomi sambil menatap Naomi dengan penasaran.Naomi tidak mungkin membeberkan masalah Caden dengan Dylan di hadapan anak-anak. Jadi, dia pun mengarang sebuah lelucon untuk mengelabui mereka. Setelah bermain seharian, ketiga bocah itu pun merasa sangat mengantuk pada sekitar pukul 5 sore. Bagaimanapun juga, mereka sudah bergadang semalam.Melihat ketiga putranya yang tidak berhenti menguap, Naomi menyuruh Tiara untuk terlebih dahulu membawa mereka pulang. Sementara itu, Naomi pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Calvin.âKalau kamu masih ada urusan lain, tinggalkan saja mereka di rumah. Mereka nggak akan sembarangan berkeliaran,â ujar Naomi.âIni hari Mingg
âDokter bilang ada kelainan sama janinnya dan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya.âNaomi pun bertanya dengan terkejut, âSudah hamil begitu lama baru ketahuan ada kelainan?ââEmm, baru ketahuan hari ini,â jawab Leon.Naomi pun melirik gadis itu lagi. Gadis itu juga sedang menatapnya dengan penuh waspada. Setelah bertemu pandang dengan Naomi, dia mengerutkan kening, lalu menunduk dan mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun merasa sangat bingung. Dari mana datangnya rasa permusuhan gadis itu? Mereka tidak pernah bertemu, juga tidak saling mengenal. Kenapa gadis itu terlihat begitu kesal terhadapnya, padahal ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Apa dia pernah menyinggung gadis itu?âSuasana hatinya hari ini nggak bagus. Kamu nggak usah pedulikan dia,â ujar Leon, seolah-olah bisa membaca pemikiran Naomi.Naomi pun mengalihkan padangannya dan menjawab, âEmm, hal seperti ini memang sangat menggusarkan. Sebaiknya kamu nasihati dia dengan baik. Kalau bisa, suruh dia segera ke
âItu artinya aku berjodoh dengan Calvin. Calvin, benar nggak?ââEmm ... Ber ... jodoh.âNaomi mengelus pipi Calvin dengan lembut, lalu berkata pada Fiona, âAku perlu mengobrol berdua sama Calvin. Apa kamu bisa meninggalkan kami sebentar?ââTentu saja! Kalian ngobrol saja dulu, aku tunggu di luar. Kalau ada apa-apa, langsung panggil aku, ya.ââEmm.âSetelah Fiona keluar, Naomi mengulurkan tangannya dan melambaikannya di depan Calvin sambil berkata, âCalvin, coba lihat tangan Bibi, lalu ikut berhitung bersama Bibi, 1, 2, 3, 4, 5 ....âBegitu Naomi menjentikkan tangannya, Calvin pun langsung kehilangan kesadaran. Dua puluh menit kemudian, Naomi berjalan keluar dari ruang pasien.Fiona buru-buru bertanya, âBagaimana? Apa keadaan Calvin sudah membaik? Dia sudah bisa keluar dari rumah sakit?ââEmm. Tadi, aku sudah menghipnotis Calvin dan memasuki dunianya. Perubahannya sangat besar. Di dalam hatinya, ada matahari, padang rumput, dan kucing. Apa dulu dia sangat menyukai kucing?âFiona menjawa
Melihat Naomi yang ada di poli obgyn, Robbin merasa sangat terkejut. Dia pun bertanya, âBu Naomi? Kenapa kamu ada di sini? Kamu sakit?ââNggak. Aku datang jenguk Calvin, tapi kebetulan ketemu seorang teman. Sebelumnya, kami belum sempat mengobrol. Berhubung sudah senggang, aku pun datang cari mereka.ââTeman? Di mana mereka?ââAku juga nggak tahu mereka ada di mana.ââSiapa nama temanmu itu? Coba aku bantu tanyakan.ââLeon.âBegitu Robbin bertindak, Naomi langsung mendapatkan jawabannya. Bagaimanapun juga, Robbin adalah salah satu pemegang saham rumah sakit ini.Dokter yang dicari Leon itu berkata, âLeon menemani adik sepupunya itu datang melakukan aborsi karena janinnya itu bermasalah. Kalau nggak aborsi, nyawa ibunya akan terancam.âNaomi pun buru-buru bertanya, âSepertinya, kandungannya sudah 4-5 bulan, âkan? Kenapa baru ketahuan janinnya bermasalah sekarang?ââSebelumnya, kandungannya itu baik-baik saja dan baru tiba-tiba bermasalah kemarin. Ibunya punya alergi kacang. Kemarin, dia
Jika Caden menjawab wanita itu sudah meninggal .... Dia tidak bersedia berkata begitu. Dia tidak bisa menerimanya. Lagi pula, jika dia berkata begitu, bukankah Rayden akan sangat sedih? Mungkin saja jawaban itu juga akan membuat penyakitnya kambuh lagi.âAku sudah mengerti,â kata Rayden tiba-tiba.Caden buru-buru bertanya, âApa yang kamu mengerti?ââMama sudah meninggal.âCaden pun kebingungan.Sementara itu, Rayden menatap ke arah gerbang dan bertanya dengan ekspresi datar, âMama pasti sudah pergi ke surga. Apa dia akan kesepian?âBegitu mendengar ucapan itu, Caden langsung khawatir. Apa Rayden ... berniat pergi ke surga untuk menemani ibunya? Firasat buruk langsung melanda hati Caden. Dia buru-buru berkata dengan serius, âRayden, jangan sembarangan pikir. Mama masih belum meninggal!ââBagaimana kamu tahu?ââPapa ... Papa sudah temukan informasi mengenainya.â Caden terpaksa berbohong pada putranya.Mendengar ucapan itu, Rayden langsung bertanya dengan mata berbinar, âBenarkah? Dia ad
Alhasil, hari ini, anggota Keluarga Himawan malah bisa membawa Calvin pergi makan di Restoran Paroyal. Apa artinya itu? Itu artinya keadaan Calvin sudah membaik. Dia tidak perlu mengurung diri lagi dan bisa keluar rumah layaknya anak normal. Hal ini pun membuat orang-orang yang iri itu bungkam dan merasa malu.Caden juga merasa sangat terkejut. Dia buru-buru mengeluarkan ponsel untuk membaca berita itu. Berita mengenai Calvin yang makan malam di Restoran Paroyal memang sudah masuk ke trending topic. Meskipun wajah Naomi di foto-foto yang tersebar itu diberi efek kabur, Caden bisa langsung mengenalinya. Sangat jelas bahwa Calvin bisa mencapai tahap ini berkat Naomi.Setelah menatap ponselnya untuk beberapa saat, Caden kembali ke ruang baca dan menelepon Robbin. Dia bertanya, âHari ini, Naomi pergi ke rumah sakit untuk jenguk Calvin?ââHmm? Iya, kenapa? Bukannya kamu suruh aku jangan ungkit tentang dia di hadapanmu? Kenapa kamu sendiri yang tanya tentang dia?âEkspresi Caden pun berubah
Angeline sudah bangkit dan berdiri dengan sangat dekat di sisi Dylan sambil memelototi Camila. Melihat Camila yang menunjukkan ekspresi kesakitan, dia hanya memasang tampang mengejek.Seusai Naomi menghentikan darahnya, ambulans masih belum tiba. Tubuh Camila sudah dibasahi keringat dingin saking sakitnya. Amarahnya pun memuncak. Dia memelototi Dylan, lalu berseru sambil menggertakkan gigi, âJangan pura-pura mati! Cepat bicara!âBegitu Camila berseru, lukanya terasa sakit lagi. âHk!âNaomi buru-buru berujar, âKamu tenang dulu. Aku akan gantikan kamu bertanya padanya.âKemudian, Naomi memelototi Dylan dan Angeline sambil bertanya, âKatakanlah, atas dasar apa dia memukul orang!âDylan menjawab dengan ekspresi menyesal, âBegitu lihat ada wanita yang tidur di rumahku, dia pun salah paham dan mengira Camila datang untuk merayuku. Dia langsung ambil sebuah pajangan dan mulai memukuli orang.âNaomi mencibir, âDia langsung main pukul tanpa bertanya dulu? Apa dia itu orang normal?âAngeline ber
Dylan menghela napas. âOtak itu barang yang penting. Bisa nggak kamu punya otak sedikit? Orang yang agak-agak bodoh memang imut. Tapi kalau terlalu bodoh, siapa yang suka?âAngelina sangat peka dan segera meminta maaf. âAku salah, Sayang. Jangan marah, ya. Aku begitu nggak suka sama mereka kan cuma karena aku takut mereka merebutmu. Jangan marah lagi, ya. Aku yang salah. Kalau kamu masih marah, aku ... aku pergi minta maaf sama mereka deh. Gimana?âSebelum Dylan sempat berbicara, Angeline sudah berlari ke sisi Naomi dan berkata, âKak, aku salah. Maaf ....âNaomi hanya menjulingkan matanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia langsung mengabaikan Angeline, lalu lanjut berjalan ke depan rumah Camila dan membuka pintu dengan memindai wajahnya.Angeline sangat terkejut. Dia menoleh ke arah Dylan dan bertanya, âSayang, kamu tinggal di samping rumah Camila?ââEmm.âAngeline langsung merasa cemburu. âKenapa kalian tinggalnya begitu dekat ....âSetelah masuk ke rumah, Naomi menjulingkan matanya lagi.
Naomi membawa sarapan yang dipersiapkannya untuk Camila masuk ke vila.âNana!â Tiba-tiba, ada suara seseorang yang familier memanggil Naomi dari belakang. Begitu menoleh, Naomi langsung melihat Dylan yang baru kembali Di sampingnya, terdapat seorang gadis bertubuh seksi dan bertampang imut. Gadis itu terlihat sangat muda, sepertinya baru berusia sekitar 20 tahun. Dia adalah tipikal gadis bertubuh seksi, tetapi berwajah bak malaikat yang sangat disukai para pria.Dylan hanya menyukai wanita yang cantik alami. Semua pacarnya adalah wanita cantik yang memiliki pesona masing-masing. Gadis ini merangkul lengan Dylan dan keduanya terlihat sangat mesra.Begitu melihat Naomi, gadis itu langsung mengamatinya dengan penuh rasa permusuhan. Naomi hanya mengatupkan bibirnya dan merasa agak pusing. Camila pernah memberi tahu Naomi bahwa hanya dalam waktu 20-an hari, Dylan sudah mengganti 3 pacar. Sebelum tubuhnya pulih, dia sudah langsung mulai berpacaran. Gadis di hadapannya ini seharusnya adalah
Naomi memeluk Caden sambil berbisik, âSekarang, semua orang nggak berhenti memuji Ayah dan Ibu. Negara sudah turun tangan untuk bersihkan nama mereka dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Kamu juga nggak perlu khawatir lagi.âCaden menyahut, âMenemukan abu Ibu dan membiarkannya dikubur bersama Ayah secara terang-terangan adalah impianku selama ini. Sekarang, impian itu sudah terwujud. Aku senang banget kok. Kamu nggak usah khawatirkan aku.âNaomi merasa sangat sedih dan menepuk-nepuk punggung Caden. Setelah terdiam sejenak, Naomi memanggil, âSayang.ââHmm?ââKamu sudah mau ulang tahun.âCaden membuka matanya, lalu menengadah dan menatap Naomi. âLalu?ââApa kamu harus tinggal di aula leluhur di kediaman lama selama beberapa hari ini?ââNggak juga sih. Kalau ada masalah mendesak, aku bisa pulang kapan saja. Ada para biksu yang melakukan upacaranya, aku nggak ada di sana juga nggak apa-apa.âNaomi berkata, âKalau begitu, kamu harus makan dan tidur yang baik di sana. Di hari ulang ta
Braden mengalihkan perhatiannya dari virus ke orang misterius. âPapa, kamu sudah temukan petunjuk baru mengenai orang misterius?âCaden mengernyit lagi. Ketika mengungkit tentang orang misterius, ekspresinya langsung berubah menjadi sangat dingin. Ada amarah, kebencian, dan kekecewaan yang terkandung dalam matanya.Setelah sesaat, Caden baru menjawab, âMengenai masalah orang misterius, itu masalah pribadiku dengannya. Kalian nggak perlu ikut campur atau menyelidiki tentangnya. Kalau butuh bantuan, aku akan cari kalian. Waktu kalian senggang, carilah informasi tentang Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat kalian.âKakek Pertama dan Kakek Keempat sudah turun gunung untuk beberapa saat. Anehnya, masih tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka sampai sekarang.Braden dan Rayden menatap Caden dengan kening berkerut, lalu mengangguk dan menjawab, âKami mengerti.âSeusai menyiapkan makanan, Naomi mengetuk pintu dan berjalan masuk. âAyo makan.âSetelah berjalan mendekat dan melihat
Rayden bertanya dengan bersemangat, âKakek dan Nenek menyembunyikan virusnya di Kota Amari?âBraden merasa bingung. âTapi, Kota Amari itu bagian dari negara kita. Kalau Kakek dan Nenek sudah berhasil bawa virus dan datanya pulang, kenapa mereka nggak menyerahkannya pada negara? Bukannya katanya ada banyak orang yang diutus untuk pergi menjemput mereka? Kenapa Kakek dan Nenek nggak serahkan virus dan datanya pada mereka?âCaden terdiam dan memikirkannya. Dia juga tidak mengetahui situasi spesifik pada saat itu, tetapi merasa yakin bahwa barangnya pasti berada di Kota Amari. Sebelum ayahnya tewas, kata terakhir yang diucapkannya adalah puzzle.Waktu itu, Caden masih kecil. Dia mengira ayahnya mengungkit tentang puzzle karena merindukan waktu bermain mereka. Oleh karena itu, dia baru menunduk pada Tony demi menaruh kotak puzzle ini ke dalam peti mati ayahnya pada pemakaman ayahnya.Setelah mulai curiga, Caden selalu berniat untuk menggali kuburan ayahnya demi menemukan kotak puzzle ini. N
Naomi membantu Caden membuka jasnya dengan perhatian sambil berkata, âAku sudah coba tidur, tapi nggak bisa tidur. Gimana? Semuanya sudah selesai?ââMasalah di tempat pemakaman sudah selesai, tapi para biksu masih harus bacakan sutra di aula leluhur kediaman lama untuk 3 hari.ââApa kita perlu pergi ke sana?ââAku sendiri sudah cukup. Aku cuma pulang untuk periksa keadaan kalian. Nanti, aku akan pergi lagi.âNaomi mengambil gantungan baju, lalu menggantung jas Caden di lemari jaket samping pintu.Braden mengeluarkan sandal rumah dari rak sepatu dan berkata, âPapa, ayo ganti sepatumu.âCaden tersenyum dan membuka sepatunya. Kemudian, Rayden menaruh sepatunya ke rak sepatu. Caden mengelus kepala putranya dengan lembut.Setelah itu, keempat orang itu berjalan masuk ke ruang tamu. Caden bertanya, âAyah dan Ibu sudah pulang?âJoseph dan Maria telah pindah pada awal bulan. Sekarang, mereka tidak lagi tinggal di rumah ini.Naomi menjawab, âBelum. Mereka khawatir sama kamu, aku, dan anak-anak.
Setelah para petinggi militer pergi, Caden menyuruh Naomi terlebih dahulu membawa anak-anak pulang. Dia masih perlu kembali ke aula leluhur di kediaman lama bersama para biksu.Naomi menghibur Caden untuk sejenak, lalu terlebih dahulu membawa anak-anak dan orang tuanya pergi. Camila dan Tiara juga pergi bersama mereka, sedangkan Dylan dan Edward menemani Caden.Sampai meninggalkan pemakaman, Camila baru berkata, âPasukan hari ini benar-benar mengejutkanku! Naomi, Paman dan Bibi itu pahlawan yang gugur demi negara? Aku sama sekali nggak pernah dengar tentang hal ini.âNaomi menjawab, âAku juga baru tahu hari ini. Caden bilang, mereka berkorban demi masyarakat. Tapi aku juga nggak tahu situasi spesifiknya.âCamila merasa sangat terkejut. âAku selalu kira anggota Keluarga Pangestu yang suruh orang untuk bunuh mereka demi merebut harta keluarga. Gimanapun, Paman itu satu-satunya pewaris Keluarga Pangestu.âTiara juga mengangguk dan menambahkan, âAku juga kira begitu. Selama ini, rumor itu
Pada malam hari itu juga, Caden yang masih kecil langsung dapat berpikir terbuka. Hanya orang terkuatlah yang dapat bertahan di dunia ini. Jika seseorang belum memiliki kemampuan yang cukup kuat, dia harus belajar untuk mengalah.Di usia Caden itu, menunduk merupakan cara paling dasar untuk bertahan hidup. Jadi, pada malam itu juga, dia berlutut di depan Tony dengan membawa puzzle itu dan memanggilnya âkakekâ untuk yang pertama kalinya. Dia memohon pada Tony untuk mengizinkannya menaruh puzzle itu di dalam peti mati supaya bisa menemani ayahnya. Pada saat itu, Tony yang mengenakan pakaian resmi sedang duduk di kursi dan menyesap teh. Dia memicingkan matanya dan menatap Caden dengan penuh peremehan untuk sesaat sebelum berkata dengan tegas, âBoleh saja kalau kamu mau memasukkannya. Tapi, kamu harus patuhi kata-kataku kelak.ââWaktu ada media yang wawancarai kamu kelak, kamu nggak boleh tunjukkan ketidakpuasanmu terhadapku ataupun Keluarga Pangestu. Selain itu, kamu juga nggak boleh ung