Caden bertanya balik, "Bukannya tadi kamu ajak aku kencan?"Naomi baru paham maksud Caden. Dia merasa canggung dan juga marah. Naomi membentak, "Kencan apanya? Aku cuma ajak kamu jalan-jalan di lantai bawah!"Naomi takut Samuel tiba-tiba pulang. Nantinya Caden dan Samuel akan berselisih lagi jika bertemu di koridor. Jadi, Naomi mengajak Caden jalan-jalan di lantai bawah sambil berbincang.Bisa-bisanya Caden menganggap Naomi mengajaknya berkencan! Apa otak Caden bermasalah? Caden menyipitkan matanya dan bertanya, "Kamu kecewa?""Aku ...," ujar Naomi.Caden menyela, "Lain kali aku yang ajak kamu kencan."Naomi yang malu berseru dengan wajah memerah, "Siapa yang kecewa? Jangan bicara sembarangan! Aku juga nggak ada waktu kalau kamu ajak aku kencan! Ayo, pergi!"Naomi berbalik dan berjalan ke lift dengan tergesa-gesa. Caden tersenyum, sepertinya Naomi malu. Kenapa Naomi merasa malu? Apa Naomi tanpa sadar sudah mulai menyukai Caden?Caden merasa seharusnya tebakannya benar karena dia sudah
Naomi berusaha menenangkan dirinya dan menjelaskan, "Aku nggak menyangka mereka berempat begitu kekanak-kanakan. Keempat anak itu melihat belakangan ini kita cukup akur. Jadi, mereka mengira kamu menyukaiku."Naomi melanjutkan, "Anak-anak nggak paham masalah orang dewasa. Kamu nggak usah khawatir dan jangan buat perhitungan dengan mereka. Aku sudah jelaskan pada anak-anak. Mereka ...."Caden menyela, "Bagaimana kamu menjelaskan pada mereka?"Naomi menyahut, "Aku bilang kita berdua nggak punya hubungan apa-apa.""Nggak punya hubungan apa-apa?" timpal Caden.Naomi tanpa sadar menelan ludah. Mereka berdua pernah berhubungan intim dan punya anak. Sepertinya memang kurang cocok jika mengatakan mereka tidak punya hubungan apa-apa. Bahkan, mereka berciuman di ruang kerja beberapa jam yang lalu ....Wajah Naomi memerah. Dia berucap, "Maksudku, kamu nggak menyukaiku. Bukannya kamu nggak menyukaiku?"Selesai bicara, Naomi diam-diam mengamati Caden. Dia ingin mendengar jawabannya. Caden menyipitk
"Iya, tapi nggak sepenuhnya karena itu juga," jawab Caden.Jawaban Caden terdengar ambigu. Naomi yang kesal bertanya, "Apa maksudnya?"Caden tidak menjelaskan. Dia berucap dengan serius, "Sebaiknya kalian pindah.""Ha?" sahut Naomi.Caden menjelaskan, "Temanku punya vila yang nggak ditinggali. Kamu dan anak-anak bisa pindah ke sana. Kamu juga nggak usah bayar uang sewa. Kalian bisa tinggal di sana dengan tenang."Caden sengaja menambahkan karena takut Naomi curiga, "Kamu dan anak-anak yang pindah. Aku nggak ikut."Naomi terdiam. Caden melanjutkan, "Di dekat vila juga ada TK. Aku bisa bantu anak-anak urus prosedur pindah sekolah.""Pindah sekolah?" tanya Naomi.Caden berujar, "Iya. TK di sana lebih bagus. Kamu juga nggak usah khawatirkan prosedur pindah sekolah dan uang sekolah."Naomi menolak sambil mengernyit, "Nggak bisa!"Tinggal di rumah teman Caden sama saja dengan tinggal di rumah Caden. Identitas anak-anak pasti akan terekspos.Sekarang hubungan Naomi dan Caden memang cukup baik
Samuel sangat tidak menghormati Naomi. Jika Samuel benar-benar menyukai Naomi, mana mungkin dia tidak menghormatinya? Jadi, Caden juga menganggap Samuel tidak menyukai Naomi.Hanya saja, jika Samuel tidak menyukai Naomi sedikit pun, kenapa dia sengaja membeli rumah di seberang rumah Tiara dan mencari masalah hari ini?Tujuan Samuel mendekati Naomi pasti bukan hanya karena menyukainya dan ingin mengejarnya. Dia pasti punya tujuan lain. Namun, apa tujuan Samuel sebenarnya? Samuel mengincar Naomi atau Caden?Naomi tidak tahu pemikiran Caden. Dia melanjutkan, "Pokoknya aku merasa Pak Samuel nggak menyukaiku, jadi aku nggak akan pindah rumah dan anak-anak nggak akan pindah sekolah."Naomi menambahkan, "Tapi, aku akan mengingat ucapanmu. Aku juga akan memperingatkan anak-anak untuk menjaga jarak dengan Pak Samuel."Mendengar ucapan Naomi, Caden mengernyit. Sebenarnya dia bisa menyuruh Naomi pindah secara paksa. Namun, Caden mengurungkan niatnya begitu memikirkan konsekuensinya.Caden tidak i
Tiara menyahut, "Tentu saja ayah Rayden."Jantung Naomi berdegup kencang. Dia menanggapi, "Bagaimana kamu bisa tahu? Dia ... nggak pernah bilang dia menyukaiku."Tiara menimpali, "Tapi, dia sudah menunjukkan dengan tindakannya, hari ini dia berkelahi karena kamu. Coba kamu pikirkan, apa pria dewasa seperti dia bisa berkelahi demi seorang wanita?"Tiara menambahkan, "Memangnya apa lagi kalau bukan karena perasaan suka? Kamu nggak usah ragu lagi. Dia pasti menyukaimu."Tiara berbicara dengan yakin sehingga Naomi makin gugup. Naomi menghela napas dan wajahnya merah padam. Apa Caden benar-benar menyukai Naomi?Tiara menyenggol Naomi dan bertanya dengan ekspresi penasaran, "Coba kamu bicara jujur, apa kamu juga menyukai ayah Rayden?""Nggak," jawab Naomi dengan gugup. Sebenarnya dia bukan ingin menyangkal. Hanya saja, Naomi sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya kepada Caden.Naomi sudah menjadi seorang ibu, tetapi dia tidak pernah berpacaran dan menyukai seorang pria. Naomi sama sekali t
Samuel meneruskan, "Selain itu, aku yang menantangnya sehingga dia memukulku. Jadi, dia nggak salah. Omonganku yang keterlaluan dan aku yang memprovokasinya."Naomi bertanya dengan ekspresi terkejut, "Memprovokasinya?"Samuel tersenyum getir dan menjelaskan, "Aku bilang aku menyukaimu dan menyuruhnya menjauhimu. Kalau dia menolak, aku nggak akan bersikap sungkan lagi.""Awalnya, aku cuma mau lihat dia takut atau nggak. Siapa sangka, dia langsung memukulku. Selain itu, dia juga sangat kuat. Aku nggak mampu melawannya, aku terlalu lemah," lanjut Samuel.Naomi terdiam. Kalau begitu, belum tentu Caden berkelahi karena Naomi. Berdasarkan sifat Caden, dia pasti tidak tahan diprovokasi. Biarpun masalah ini tidak berkaitan dengan Naomi, Caden tetap akan main tangan setelah diprovokasi Samuel.Jadi, apa Caden benar-benar memukul Samuel karena Naomi? Sebenarnya Caden menyukai Naomi atau tidak? Akhir-akhir ini, Caden memperlakukan Naomi dengan baik. Bahkan ... Caden menciumnya dengan ...."Naomi!
Sementara itu, Naomi langsung bertanya begitu sampai di rumah, "Untuk apa kamu mencari begitu banyak perawat? Gaji mereka pasti sangat mahal. Aku dan Tiara bisa menjaga Pak Samuel, kamu nggak usah menghabiskan uang."Caden membalas, "Kamu lebih bernilai dari sekelompok perawat ini."Naomi menanggapi, "Aku menjaga Pak Samuel secara gratis. Kamu nggak usah bayar."Caden merasa tidak berdaya saat melihat Naomi menyalahartikan ucapannya. Dia berujar, "Lebih baik aku menghabiskan uang daripada membiarkanmu menjaganya."Naomi berkomentar, "Ini namanya menghambur-hamburkan uang."Caden menimpali, "Kalau nggak, kamu yang jaga aku. Nanti aku bayar kamu."Naomi bertanya, "Kamu baik-baik saja, untuk apa aku menjagamu?"Caden menyahut, "Sekarang aku bisa patahkan kaki dan tanganku supaya aku nggak bisa menjaga diri sendiri."Naomi tidak bisa berkata-kata. Dia ingin mengkritik pria gila ini, tetapi tatapannya tanpa sadar tertuju pada tangan mereka berdua. Jantung Naomi berdegup kencang.Kala ini, C
Hayden berlari paling cepat. Dia tidak mengendalikan kecepatan dan tenaganya sehingga Naomi jatuh ke dalam pelukan Caden.Caden memeluk Naomi. Keempat anak itu tertegun. Caden merangkul Naomi dengan satu tangan dan mengancam sambil menatap Hayden, "Hati-hati. Kalau Naomi jatuh, aku nggak akan ampuni kamu."Hayden merasa bingung dan juga kaget. Dia tidak terlalu paham. Jayden sama sekali tidak paham dengan maksud ucapan Caden. Dia terus mengerjap.Braden mengernyit, sedangkan Rayden menyipitkan matanya. Mereka memandangi Caden dan Naomi dengan ekspresi curiga.Saat ini, Naomi tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dia menginjak kaki Caden, lalu berkata kepada anak-anak, "Pak Samuel sudah pulang dan masalah ini sudah selesai. Kalian ... kembali ke kamar dulu. Aku akan memasak makan siang untuk kalian."Braden tahu Naomi merasa canggung. Meski tidak tahu apa yang terjadi di antara Naomi dan Caden, Braden tahu Naomi ingin mengusir mereka.Jadi, Braden segera memanggil ketig
Camila menyahut, "Aku datang melihatmu."Dylan mengeluh, "Seharusnya kamu bilang dulu sebelum datang."Camila tertawa, lalu menimpali, "Kenapa? Apa kamu mau berdandan dulu?"Dylan mengatupkan bibirnya. Dia sudah terbiasa sok ganteng. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, jadi Dylan tidak ingin bertemu siapa pun. Apalagi bertemu wanita cantik.Camila memiringkan kepalanya dan melihat Dylan sambil menyipitkan matanya. Dylan merasa canggung dilihat Camila. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu lihat apa?"Camila menilai, "Rambutmu acak-acakan, bajumu kotor dan robek, wajahmu juga dinodai abu. Dylan, penampilanmu sangat buruk!"Apalagi dibandingkan dengan penampilan Camila yang menawan, Dylan tampak seperti pengemis. Dylan memelotot. Dia sangat mementingkan penampilannya, bisa-bisanya Camila mengkritiknya!Dylan berpikir sejenak, lalu berujar, "Dipukul ayahku bukan hal yang memalukan. Hampir semua orang pernah dipukul waktu kecil!""Orang lain dipukul waktu kecil. Kamu sudah berusia 30 t
Caden mempunyai 5 anak, sedangkan putra mereka belum mempunyai keturunan. Para keluarga kaya tidak kekurangan uang. Tentu saja mereka berharap bisa mempunyai banyak keturunan. Mereka mampu membesarkan anak-anak itu.Keluarga Hermanto tidak berani berharap Dylan bisa mempunyai anak. Mereka sudah cukup bersyukur jika Dylan bersedia menikah. Namun, bagaimana kalau Camila dan Dylan benar-benar bersama? Kemungkinan tahun depan mereka juga mempunyai anak!Seluruh anggota Keluarga Hermanto pasti sangat gembira. Mungkin Kevin dan Lyana akan sibuk memberi tahu semua orang mereka sudah mempunyai cucu."Bu Camila, kamu parkir mobilmu di sini saja," ujar penjaga yang menunggu di pintu belakang. Dia sudah mendapatkan kabar sebelumnya. Begitu melihat Camila, penjaga sangat antusias.Camila memarkir mobil, lalu mematikan mesin. Penjaga dan pelayan Keluarga Hermanto menyapa Camila dengan ramah. Mereka juga membantu Camila membawa barang-barang. Bahkan, mereka juga mengingatkan Camila untuk berhati-hat
Mobil sport merah milik Camila berhenti di depan kediaman Keluarga Hermanto. Camila membunyikan klakson.Para penjaga kediaman Keluarga Hermanto terpana melihat kecantikan Camila. Mereka berebutan untuk menyapa Camila dengan ramah."Bu Camila, apa kamu datang untuk menjenguk Pak Dylan?""Pak Caden sudah memberi tahu kami. Kamu jalan terus, lalu belok ke pintu belakang kediaman Keluarga Hermanto.""Jarak dari sana ke aula leluhur lebih dekat dan nggak bisa ketahuan Pak Kevin. Ada orang yang tunggu kamu di sana. Dia akan bawa kamu ke aula leluhur."Camila mengangguk dan menyahut, "Oke, terima kasih.""Sama-sama," balas penjaga. Setelah Camila pergi, beberapa penjaga sibuk berkomentar."Entah apa yang dipikirkan Leon tolol itu. Dia malah nggak menghargai istri yang begitu cantik. Otaknya bermasalah!""Ibunya Leon juga tolol. Dia terus memfitnah Bu Camila di internet.""Jelas-jelas Bu Camila itu menantu yang membanggakan. Keluarga Leon benar-benar beruntung, tapi mereka malah menyia-nyiaka
Camila berbicara dengan tatapan dingin, "Sejujurnya, waktu dikurung selama 1 tahun olehmu, aku merasa kesakitan setiap hari. Bukan cuma itu, aku juga merasa putus asa. Aku dikurung pria yang kusukai dan dipermalukan pelakor. Aku sangat tersiksa!"Camila menambahkan, "Aku kira aku nggak bisa kabur lagi seumur hidup. Aku benar-benar putus asa ...."Sambil bicara, Camila menginjak jari Leon hingga putus. Dia membawa pisau, lalu membuka pintu kandang dan berjalan masuk.Leon sudah lama tidak makan, jadi dia tidak mampu melawan lagi. Leon mengangkat tangannya yang terluka parah dan berkata sembari memandang Camila dengan ekspresi panik, "Apa yang ingin kamu lakukan? Membunuh itu ... melanggar hukum ...."Camila berucap, "Kamu cuma merasa sedikit ketakutan, tapi kamu nggak merasakan keputusasaanku waktu itu! Kamu tahu aku nggak akan membunuhmu dan aku juga nggak bisa mengurungmu dalam waktu yang lama seperti yang kamu lakukan padaku. Jadi, kamu nggak merasa putus asa.""Kalau kamu nggak mera
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku