Samuel sangat tidak menghormati Naomi. Jika Samuel benar-benar menyukai Naomi, mana mungkin dia tidak menghormatinya? Jadi, Caden juga menganggap Samuel tidak menyukai Naomi.Hanya saja, jika Samuel tidak menyukai Naomi sedikit pun, kenapa dia sengaja membeli rumah di seberang rumah Tiara dan mencari masalah hari ini?Tujuan Samuel mendekati Naomi pasti bukan hanya karena menyukainya dan ingin mengejarnya. Dia pasti punya tujuan lain. Namun, apa tujuan Samuel sebenarnya? Samuel mengincar Naomi atau Caden?Naomi tidak tahu pemikiran Caden. Dia melanjutkan, "Pokoknya aku merasa Pak Samuel nggak menyukaiku, jadi aku nggak akan pindah rumah dan anak-anak nggak akan pindah sekolah."Naomi menambahkan, "Tapi, aku akan mengingat ucapanmu. Aku juga akan memperingatkan anak-anak untuk menjaga jarak dengan Pak Samuel."Mendengar ucapan Naomi, Caden mengernyit. Sebenarnya dia bisa menyuruh Naomi pindah secara paksa. Namun, Caden mengurungkan niatnya begitu memikirkan konsekuensinya.Caden tidak i
Tiara menyahut, "Tentu saja ayah Rayden."Jantung Naomi berdegup kencang. Dia menanggapi, "Bagaimana kamu bisa tahu? Dia ... nggak pernah bilang dia menyukaiku."Tiara menimpali, "Tapi, dia sudah menunjukkan dengan tindakannya, hari ini dia berkelahi karena kamu. Coba kamu pikirkan, apa pria dewasa seperti dia bisa berkelahi demi seorang wanita?"Tiara menambahkan, "Memangnya apa lagi kalau bukan karena perasaan suka? Kamu nggak usah ragu lagi. Dia pasti menyukaimu."Tiara berbicara dengan yakin sehingga Naomi makin gugup. Naomi menghela napas dan wajahnya merah padam. Apa Caden benar-benar menyukai Naomi?Tiara menyenggol Naomi dan bertanya dengan ekspresi penasaran, "Coba kamu bicara jujur, apa kamu juga menyukai ayah Rayden?""Nggak," jawab Naomi dengan gugup. Sebenarnya dia bukan ingin menyangkal. Hanya saja, Naomi sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya kepada Caden.Naomi sudah menjadi seorang ibu, tetapi dia tidak pernah berpacaran dan menyukai seorang pria. Naomi sama sekali t
Samuel meneruskan, "Selain itu, aku yang menantangnya sehingga dia memukulku. Jadi, dia nggak salah. Omonganku yang keterlaluan dan aku yang memprovokasinya."Naomi bertanya dengan ekspresi terkejut, "Memprovokasinya?"Samuel tersenyum getir dan menjelaskan, "Aku bilang aku menyukaimu dan menyuruhnya menjauhimu. Kalau dia menolak, aku nggak akan bersikap sungkan lagi.""Awalnya, aku cuma mau lihat dia takut atau nggak. Siapa sangka, dia langsung memukulku. Selain itu, dia juga sangat kuat. Aku nggak mampu melawannya, aku terlalu lemah," lanjut Samuel.Naomi terdiam. Kalau begitu, belum tentu Caden berkelahi karena Naomi. Berdasarkan sifat Caden, dia pasti tidak tahan diprovokasi. Biarpun masalah ini tidak berkaitan dengan Naomi, Caden tetap akan main tangan setelah diprovokasi Samuel.Jadi, apa Caden benar-benar memukul Samuel karena Naomi? Sebenarnya Caden menyukai Naomi atau tidak? Akhir-akhir ini, Caden memperlakukan Naomi dengan baik. Bahkan ... Caden menciumnya dengan ...."Naomi!
Sementara itu, Naomi langsung bertanya begitu sampai di rumah, "Untuk apa kamu mencari begitu banyak perawat? Gaji mereka pasti sangat mahal. Aku dan Tiara bisa menjaga Pak Samuel, kamu nggak usah menghabiskan uang."Caden membalas, "Kamu lebih bernilai dari sekelompok perawat ini."Naomi menanggapi, "Aku menjaga Pak Samuel secara gratis. Kamu nggak usah bayar."Caden merasa tidak berdaya saat melihat Naomi menyalahartikan ucapannya. Dia berujar, "Lebih baik aku menghabiskan uang daripada membiarkanmu menjaganya."Naomi berkomentar, "Ini namanya menghambur-hamburkan uang."Caden menimpali, "Kalau nggak, kamu yang jaga aku. Nanti aku bayar kamu."Naomi bertanya, "Kamu baik-baik saja, untuk apa aku menjagamu?"Caden menyahut, "Sekarang aku bisa patahkan kaki dan tanganku supaya aku nggak bisa menjaga diri sendiri."Naomi tidak bisa berkata-kata. Dia ingin mengkritik pria gila ini, tetapi tatapannya tanpa sadar tertuju pada tangan mereka berdua. Jantung Naomi berdegup kencang.Kala ini, C
Hayden berlari paling cepat. Dia tidak mengendalikan kecepatan dan tenaganya sehingga Naomi jatuh ke dalam pelukan Caden.Caden memeluk Naomi. Keempat anak itu tertegun. Caden merangkul Naomi dengan satu tangan dan mengancam sambil menatap Hayden, "Hati-hati. Kalau Naomi jatuh, aku nggak akan ampuni kamu."Hayden merasa bingung dan juga kaget. Dia tidak terlalu paham. Jayden sama sekali tidak paham dengan maksud ucapan Caden. Dia terus mengerjap.Braden mengernyit, sedangkan Rayden menyipitkan matanya. Mereka memandangi Caden dan Naomi dengan ekspresi curiga.Saat ini, Naomi tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dia menginjak kaki Caden, lalu berkata kepada anak-anak, "Pak Samuel sudah pulang dan masalah ini sudah selesai. Kalian ... kembali ke kamar dulu. Aku akan memasak makan siang untuk kalian."Braden tahu Naomi merasa canggung. Meski tidak tahu apa yang terjadi di antara Naomi dan Caden, Braden tahu Naomi ingin mengusir mereka.Jadi, Braden segera memanggil ketig
Sekarang adalah jam kerja dan sekolah. Jadi, toko es krim tidak terlalu ramai. Pelayan tercengang saat melihat mereka berlima. Caden sangat tampan dan keempat anaknya sangat menggemaskan.Caden terlihat seperti presdir yang membawa anak-anaknya jalan-jalan. Apa mereka adalah artis yang hendak syuting?Para pelayan toko yang muda dan cantik tampak semringah, wajah mereka merona. Paras Caden sangat menawan dan dia sangat karismatik. Biasanya mereka tidak pernah melihat pria setampan ini. Caden adalah pria idaman para wanita."Pria ini sudah berpawang," tegas Rayden seraya mengernyit.Para pelayan toko tersenyum canggung dan buru-buru mencari topik untuk mencairkan suasana, "Kalian begitu menggemaskan. Mama kalian pasti sangat cantik, 'kan?"Rayden malas berbicara dengan orang asing. Namun, dia ingat dengan pesan Naomi. Rayden hanya mengangguk dengan sopan dan tidak berbicara lagi.Sikap Rayden sangat dingin, dia lebih sulit didekati daripada Caden. Rayden sudah lama menutup diri dan tida
Bagaimanapun, Braden, Hayden, dan Jayden sangat menghormati Samuel. Mereka juga menyukainya.Rayden memandang Braden dengan gugup. Dia takut kesan baik Braden terhadap Caden yang dibangun dengan susah payah hilang lagi.Caden tahu alasan Rayden gugup. Dia juga tidak berharap Braden bisa memercayainya. Caden mengatakan hal ini agar Braden mewaspadai Samuel.Braden sangat pintar dan teliti, terutama mengenai masalah Naomi. Dia pasti akan berhati-hati. Biarpun Braden tidak memercayai perkataan Caden, kelak dia pasti akan mewaspadai Samuel.Caden tidak bisa menjaga mereka selama 24 jam. Saat Caden tidak berada di sisi mereka, anak-anak yang sudah mempersiapkan mental bisa menjaga diri mereka dan Naomi lebih baik.Inilah tujuan Caden mengajak anak-anak makan es krim di lantai bawah. Jika tidak bisa menyingkirkan Samuel dan tidak menemukan kesalahannya untuk sementara waktu, Caden hanya bisa berwaspada dan menekan kemungkinan Samuel membuat masalah.Tidak masalah jika Braden salah paham kepa
Melihat Caden mengakuinya secara tidak langsung, Braden mengingatkan seraya mengernyit, "Sebelum Mama menyukaimu, jangan sentuh dia. Apalagi memaksanya melakukan hal yang nggak dia inginkan."Kala ini, Braden terlihat seperti mertua yang memperingatkan calon menantunya. Lebih tepatnya, Caden adalah salah satu kandidat untuk menjadi menantu.Caden ingin menyuruh Braden jangan mencampuri urusan orang dewasa. Namun, dia tidak ingin menyinggung Braden. Bagaimanapun, Braden melindungi Naomi seperti seorang ayah kandung yang melindungi putrinya.Caden tidak membantah, melainkan menegaskan, "Aku nggak akan paksa Naomi melakukan hal yang nggak dia inginkan."Namun, tidak termasuk mencium Naomi secara paksa. Hanya saja, Caden tidak akan memaksa Naomi berhubungan intim dengannya.Braden mengamati Caden sejenak sebelum membicarakan Samuel lagi, "Aku nggak bisa bujuk mamaku untuk pindah rumah. Aku cuma bisa ingatkan Mama untuk jauhi Pak Samuel. Nanti pulang aku akan menyelidikinya lagi."Caden men
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu
Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu
Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan
Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan