Naomi berusaha menenangkan dirinya dan menjelaskan, "Aku nggak menyangka mereka berempat begitu kekanak-kanakan. Keempat anak itu melihat belakangan ini kita cukup akur. Jadi, mereka mengira kamu menyukaiku."Naomi melanjutkan, "Anak-anak nggak paham masalah orang dewasa. Kamu nggak usah khawatir dan jangan buat perhitungan dengan mereka. Aku sudah jelaskan pada anak-anak. Mereka ...."Caden menyela, "Bagaimana kamu menjelaskan pada mereka?"Naomi menyahut, "Aku bilang kita berdua nggak punya hubungan apa-apa.""Nggak punya hubungan apa-apa?" timpal Caden.Naomi tanpa sadar menelan ludah. Mereka berdua pernah berhubungan intim dan punya anak. Sepertinya memang kurang cocok jika mengatakan mereka tidak punya hubungan apa-apa. Bahkan, mereka berciuman di ruang kerja beberapa jam yang lalu ....Wajah Naomi memerah. Dia berucap, "Maksudku, kamu nggak menyukaiku. Bukannya kamu nggak menyukaiku?"Selesai bicara, Naomi diam-diam mengamati Caden. Dia ingin mendengar jawabannya. Caden menyipitk
"Iya, tapi nggak sepenuhnya karena itu juga," jawab Caden.Jawaban Caden terdengar ambigu. Naomi yang kesal bertanya, "Apa maksudnya?"Caden tidak menjelaskan. Dia berucap dengan serius, "Sebaiknya kalian pindah.""Ha?" sahut Naomi.Caden menjelaskan, "Temanku punya vila yang nggak ditinggali. Kamu dan anak-anak bisa pindah ke sana. Kamu juga nggak usah bayar uang sewa. Kalian bisa tinggal di sana dengan tenang."Caden sengaja menambahkan karena takut Naomi curiga, "Kamu dan anak-anak yang pindah. Aku nggak ikut."Naomi terdiam. Caden melanjutkan, "Di dekat vila juga ada TK. Aku bisa bantu anak-anak urus prosedur pindah sekolah.""Pindah sekolah?" tanya Naomi.Caden berujar, "Iya. TK di sana lebih bagus. Kamu juga nggak usah khawatirkan prosedur pindah sekolah dan uang sekolah."Naomi menolak sambil mengernyit, "Nggak bisa!"Tinggal di rumah teman Caden sama saja dengan tinggal di rumah Caden. Identitas anak-anak pasti akan terekspos.Sekarang hubungan Naomi dan Caden memang cukup baik
Samuel sangat tidak menghormati Naomi. Jika Samuel benar-benar menyukai Naomi, mana mungkin dia tidak menghormatinya? Jadi, Caden juga menganggap Samuel tidak menyukai Naomi.Hanya saja, jika Samuel tidak menyukai Naomi sedikit pun, kenapa dia sengaja membeli rumah di seberang rumah Tiara dan mencari masalah hari ini?Tujuan Samuel mendekati Naomi pasti bukan hanya karena menyukainya dan ingin mengejarnya. Dia pasti punya tujuan lain. Namun, apa tujuan Samuel sebenarnya? Samuel mengincar Naomi atau Caden?Naomi tidak tahu pemikiran Caden. Dia melanjutkan, "Pokoknya aku merasa Pak Samuel nggak menyukaiku, jadi aku nggak akan pindah rumah dan anak-anak nggak akan pindah sekolah."Naomi menambahkan, "Tapi, aku akan mengingat ucapanmu. Aku juga akan memperingatkan anak-anak untuk menjaga jarak dengan Pak Samuel."Mendengar ucapan Naomi, Caden mengernyit. Sebenarnya dia bisa menyuruh Naomi pindah secara paksa. Namun, Caden mengurungkan niatnya begitu memikirkan konsekuensinya.Caden tidak i
Tiara menyahut, "Tentu saja ayah Rayden."Jantung Naomi berdegup kencang. Dia menanggapi, "Bagaimana kamu bisa tahu? Dia ... nggak pernah bilang dia menyukaiku."Tiara menimpali, "Tapi, dia sudah menunjukkan dengan tindakannya, hari ini dia berkelahi karena kamu. Coba kamu pikirkan, apa pria dewasa seperti dia bisa berkelahi demi seorang wanita?"Tiara menambahkan, "Memangnya apa lagi kalau bukan karena perasaan suka? Kamu nggak usah ragu lagi. Dia pasti menyukaimu."Tiara berbicara dengan yakin sehingga Naomi makin gugup. Naomi menghela napas dan wajahnya merah padam. Apa Caden benar-benar menyukai Naomi?Tiara menyenggol Naomi dan bertanya dengan ekspresi penasaran, "Coba kamu bicara jujur, apa kamu juga menyukai ayah Rayden?""Nggak," jawab Naomi dengan gugup. Sebenarnya dia bukan ingin menyangkal. Hanya saja, Naomi sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya kepada Caden.Naomi sudah menjadi seorang ibu, tetapi dia tidak pernah berpacaran dan menyukai seorang pria. Naomi sama sekali t
Samuel meneruskan, "Selain itu, aku yang menantangnya sehingga dia memukulku. Jadi, dia nggak salah. Omonganku yang keterlaluan dan aku yang memprovokasinya."Naomi bertanya dengan ekspresi terkejut, "Memprovokasinya?"Samuel tersenyum getir dan menjelaskan, "Aku bilang aku menyukaimu dan menyuruhnya menjauhimu. Kalau dia menolak, aku nggak akan bersikap sungkan lagi.""Awalnya, aku cuma mau lihat dia takut atau nggak. Siapa sangka, dia langsung memukulku. Selain itu, dia juga sangat kuat. Aku nggak mampu melawannya, aku terlalu lemah," lanjut Samuel.Naomi terdiam. Kalau begitu, belum tentu Caden berkelahi karena Naomi. Berdasarkan sifat Caden, dia pasti tidak tahan diprovokasi. Biarpun masalah ini tidak berkaitan dengan Naomi, Caden tetap akan main tangan setelah diprovokasi Samuel.Jadi, apa Caden benar-benar memukul Samuel karena Naomi? Sebenarnya Caden menyukai Naomi atau tidak? Akhir-akhir ini, Caden memperlakukan Naomi dengan baik. Bahkan ... Caden menciumnya dengan ...."Naomi!
Sementara itu, Naomi langsung bertanya begitu sampai di rumah, "Untuk apa kamu mencari begitu banyak perawat? Gaji mereka pasti sangat mahal. Aku dan Tiara bisa menjaga Pak Samuel, kamu nggak usah menghabiskan uang."Caden membalas, "Kamu lebih bernilai dari sekelompok perawat ini."Naomi menanggapi, "Aku menjaga Pak Samuel secara gratis. Kamu nggak usah bayar."Caden merasa tidak berdaya saat melihat Naomi menyalahartikan ucapannya. Dia berujar, "Lebih baik aku menghabiskan uang daripada membiarkanmu menjaganya."Naomi berkomentar, "Ini namanya menghambur-hamburkan uang."Caden menimpali, "Kalau nggak, kamu yang jaga aku. Nanti aku bayar kamu."Naomi bertanya, "Kamu baik-baik saja, untuk apa aku menjagamu?"Caden menyahut, "Sekarang aku bisa patahkan kaki dan tanganku supaya aku nggak bisa menjaga diri sendiri."Naomi tidak bisa berkata-kata. Dia ingin mengkritik pria gila ini, tetapi tatapannya tanpa sadar tertuju pada tangan mereka berdua. Jantung Naomi berdegup kencang.Kala ini, C
Hayden berlari paling cepat. Dia tidak mengendalikan kecepatan dan tenaganya sehingga Naomi jatuh ke dalam pelukan Caden.Caden memeluk Naomi. Keempat anak itu tertegun. Caden merangkul Naomi dengan satu tangan dan mengancam sambil menatap Hayden, "Hati-hati. Kalau Naomi jatuh, aku nggak akan ampuni kamu."Hayden merasa bingung dan juga kaget. Dia tidak terlalu paham. Jayden sama sekali tidak paham dengan maksud ucapan Caden. Dia terus mengerjap.Braden mengernyit, sedangkan Rayden menyipitkan matanya. Mereka memandangi Caden dan Naomi dengan ekspresi curiga.Saat ini, Naomi tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dia menginjak kaki Caden, lalu berkata kepada anak-anak, "Pak Samuel sudah pulang dan masalah ini sudah selesai. Kalian ... kembali ke kamar dulu. Aku akan memasak makan siang untuk kalian."Braden tahu Naomi merasa canggung. Meski tidak tahu apa yang terjadi di antara Naomi dan Caden, Braden tahu Naomi ingin mengusir mereka.Jadi, Braden segera memanggil ketig
Sekarang adalah jam kerja dan sekolah. Jadi, toko es krim tidak terlalu ramai. Pelayan tercengang saat melihat mereka berlima. Caden sangat tampan dan keempat anaknya sangat menggemaskan.Caden terlihat seperti presdir yang membawa anak-anaknya jalan-jalan. Apa mereka adalah artis yang hendak syuting?Para pelayan toko yang muda dan cantik tampak semringah, wajah mereka merona. Paras Caden sangat menawan dan dia sangat karismatik. Biasanya mereka tidak pernah melihat pria setampan ini. Caden adalah pria idaman para wanita."Pria ini sudah berpawang," tegas Rayden seraya mengernyit.Para pelayan toko tersenyum canggung dan buru-buru mencari topik untuk mencairkan suasana, "Kalian begitu menggemaskan. Mama kalian pasti sangat cantik, 'kan?"Rayden malas berbicara dengan orang asing. Namun, dia ingat dengan pesan Naomi. Rayden hanya mengangguk dengan sopan dan tidak berbicara lagi.Sikap Rayden sangat dingin, dia lebih sulit didekati daripada Caden. Rayden sudah lama menutup diri dan tida
Di rumah, Baby dan Jayden sedang bermain bersama Angel. Maria yang duduk di kursi roda untuk berjemur memandang mereka dengan sangat gembira. Sementara itu, Naomi berdiri di belakang Maria dengan tampang gelisah.Begitu melihat Caden berjalan mendekat, Naomi buru-buru menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Sudah ada kabar Nenek?”“Emm. Sudah ketemu. Nenek juga aman-aman saja. Tapi, supaya nggak narik perhatian, aku baru bisa selamatkan dia besok. Jadi, Nenek mau nggak mau bersabar sehari. Setelah rapat dewan direksi besok dimulai, aku akan langsung selamatkan dia.”Naomi mengangguk dengan kuat. “Baguslah kalau sudah ketemu. Ayah dan Paman sudah tahu?”Caden terdiam sejenak, lalu menjawab, “Aku belum kasih tahu mereka.”Naomi tahu apa alasan mereka belum diberi tahu. Dia pun mengerutkan kening dan mengepalkan tangannya.Caden menyentuh wajah Naomi dengan lembut dan menghibur, “Sabar dulu, ya. Besok, kita sudah bisa ungkapkan semuanya.”“Emm!”Di malam hari, Naomi baru melihat tampang Jos
Tiba-tiba, sebuah sosok hitam menerjang ke arah Hayden. Putih sudah pulang! Putih menjalar naik ke tangan Hayden, lalu menjulurkan lidahnya pada Hayden.Mata Hayden langsung berbinar. “Ada kabar baik! Nenek buyut sudah ketemu! Dia benar-benar ada di kediaman Keluarga Wijaya! Putih bilang, nenek buyut dikurung di ruang bawah tanah rumah itu. Saat ini, dia kelihatan baik-baik saja!”Begitu bangun dan mendengar sudah terjadi sesuatu pada Ester, kakak beradik Keluarga Cempaka segera menyelidiki hal ini dan menemukan bahwa hal ini berkaitan dengan Keluarga Wijaya. Namun, berhubung Keluarga Wijaya memiliki hubungan yang baik dengan Joseph, mereka tidak sepenuhnya yakin.Oleh karena itu, Hayden pun menyuruh Putih untuk menyelinap ke kediaman Keluarga Wijaya untuk mencari Ester. Putih tidak akan menarik perhatian, juga bisa menyelidiki hal ini dengan cepat. Sekarang, sudah dapat dipastikan bahwa Ester memang berada di kediaman Keluarga Wijaya.Caden menggigit bibirnya dan ekspresinya terlihat
Di kediaman lama Keluarga Howie.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden sedang menonton sebuah video. Melihat keadaan tragis Joseph di luar rumah sakit, Hayden langsung berseru marah, “Papa, apa kita masih nggak bisa tolong Kakek? Kakek dipukul orang dan bahkan muntah darah!”Caden mengerutkan keningnya. “Kakek Ravindra dan yang lain sudah pergi ke sana. Kita nggak usah bertindak!”Semalam, sudah terjadi banyak hal dan pasti menimbulkan kecurigaan orang lain. Jika Caden bertindak sekarang, dia pasti akan menimbulkan kecurigaan lagi. Jadi, dia hanya bisa bersembunyi dan berlagak tidak peduli pada Joseph. Dengan begitu, orang-orang licik itu baru bisa menunjukkan kedok asli mereka dengan tenang.Bukannya Naomi menahan diri untuk tidak mengenali orang tuanya karena ingin menyelesaikan masalah ini sampai tuntas? Caden tidak boleh menyia-nyiakan semua usaha awal mereka.Rayden bertanya dengan kening berkerut, “Jadi, apa kita perlu hadapi orang-orang yang memaki Kakek di internet?”Kerutan di ken
Siapa sangka begitu Joseph tiba di rumah sakit, Joshua tiba-tiba muncul di hadapannya. Hal yang paling mengejutkan adalah, Joshua langsung menyerang Joseph tanpa mengatakan apa-apa. Berhubung hal ini terlalu mendadak, Joseph pun tertinju.“Apa-apaan kamu!”Joshua menjawab dengan marah, “Gara-gara kamu, Ibu baru tertimpa bencana! Kalau bukan karena kamu, Ibu pasti baik-baik saja! Joseph, kalau terjadi sesuatu pada Ibu, aku akan habisi kamu!”Joseph merasa sangat terkejut. Apa Joshua sengaja mau membangun citra sebagai anak berbakti? Joseph pun berseru marah, “Ibu sudah hilang, tapi kamu masih sempat sandiwara? Dasar bajingan!”“Kamu yang bajingan! Kamu itu bencana! Pembawa sial! Putrimu hilang, istrimu jadi gila, ibu kandungmu hilang karena kamu! Apa lagi ini namanya kalau bukan pembawa sial? Untung aku nggak dekat sama kamu. Kalau nggak, aku pasti juga ketimpa sial! Semua orang yang punya hubungan dekat denganmu pasti tertimpa masalah!”Ucapan itu sudah sepenuhnya menusuk hati Joseph.
Joseph mengerti dan menjawab, “Paman, jangan menyalahkan diri. Aku mengerti nggak ada yang bisa menolongku dalam masalah saham ini.”Wahyu dan Lingga merasa sangat bersalah.“Meski kami nggak bisa bantu kamu soal itu, kamu boleh cari kami kalau ada kesulitan lain. Habis rapat dewan direksi besok, orang-orang itu pasti akan menghabisimu. Kamu dan Maria nggak bisa lanjut tinggal di Kota Haidi lagi.”“Aku dan Wahyu sudah berdiskusi. Nanti, kami akan kasih kamu sejumlah uang. Kamu dan Maria pindah saja ke luar negeri.”Joseph merasa sangat terharu, tetapi menggeleng dan berujar, “Paman, terima kasih atas niat baik kalian. Tapi, Maria nggak akan setuju untuk tinggalkan Kota Haidi. Aku juga nggak mungkin tinggalkan dia. Kita hadapi saja satu per satu masalah yang datang. Kalau mereka memang mau habisi aku, itu nasibku. Aku akan merelakannya.”“Haih .... Joseph, kami sudah dengar tentang masalah kemarin. Coba jujur dulu sama kami, Pak Caden dari Kota Jawhar itu bala bantuan yang kamu cari?”J
Joseph bertanya dengan suara mengantuk, “Ada apa?”“Bu Ester hilang!”Mata Joseph langsung terbuka lebar dan kantuknya seketika hilang. Dia duduk di tempat tidur sambil bertanya, “Bukannya dia ada di kuil?”“Kuil itu tiba-tiba kebakaran di tengah malam dan baru berhasil dipadamkan jam 4-5 dini hari tadi. Habis itu, semua orang baru menyadari Bu Ester hilang.”Joseph bertanya dengan napas berat, “Hilang atau ....”“Hilang. Waktu baru mulai kebakaran, Bu Ester sudah diselamatkan tanpa terluka sedikit pun.”Joseph diam-diam menghela napas lega. “Lapor polisi, lalu aturkan orang untuk mencarinya!”Setelah memutuskan sambungan telepon, Joseph turun dari tempat tidur dengan hati-hati supaya tidak membangunkan Maria yang sudah tidur lelap. Dia berjalan ke kamar mandi dengan mengambil ponselnya untuk lanjut menelepon.Joseph menelepon pembantu yang selalu bersama Ester, orang di kuil, dan pengawal yang ditempatkannya di gunung sekitar kuil. Setelah menelepon begitu banyak orang untuk mencari t
“Ada kabar baik. Kediaman lama Keluarga Khoman kebakaran. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar dan beberapa gedung itu juga rusak total. Para dewan direksi Perusahaan Pelayaran Howie juga dihajar orang sampai masuk rumah sakit."“Lisa dan Keenan dipaksa minum air cabai dan makan wasabi. Mereka juga rasakan bagaimana perasaan ditusuk jarum. Waktu ditemukan, bukan cuma kesepuluh jari tangan mereka yang tertancap jarum, bahkan jari kaki mereka juga begitu. Keadaan mereka sangat tragis,” ujar Caden.Joseph pun tertegun dan bertanya, “Serius? Siapa yang melakukannya?”“Iya, tapi aku juga nggak tahu siapa yang melakukannya,” jawab Caden. Dia tahu itu bukan perbuatan Hayden.Joseph buru-buru mengeluarkan ponselnya dan membaca berita. Meskipun semua warganet mencurigainya sebagai pelaku, dia tidak peduli dan malah merasa gembira.“Bagus! Bagus sekali! Ini benar-benar bukan tindakan Pak Caden?”“Bukan aku.”Joseph melirik kakak beradik Keluarga Cempaka lagi dan bertanya, “Ini tindakan Ke
“Papa, mana Mama?” tanya Baby begitu melihat Caden.Caden menggendongnya dan menjawab, “Mama lagi masak di dapur. Kalian sapa dulu kakek-kakek kalian.”Caden membawa Rayden dan Baby masuk ke rumah, lalu memperkenalkan mereka pada kakak beradik Keluarga Cempaka. Saat ini, hanya ada mereka bertiga di ruang tamu. Setelah mendengar kabar mengenai Umran, Joseph langsung pergi dengan terburu-buru.Rayden sudah mengenal Surendra bertahun-tahun dari internet, tetapi tidak pernah bertemu dengan Surendra. Dia pun dengan sopan menyapa Surendra dengan sebutan kakek.Di sisi lain, Surendra juga tidak mengungkapkan identitasnya. Dia ingin menemukan Celine terlebih dahulu sebelum mengungkapkan identitasnya pada Rayden. Ini adalah janji mereka. Jika dia mengungkapkan identitasnya pada Rayden sekarang, dia merasa dirinya terkesan seperti sudah tidak bisa menemukan Celine lagi.Selain itu, keadaan Keluarga Cempaka saat ini kurang bagus. Mereka yang membantu Joseph setara dengan bermusuhan dengan publik.
“Demi kamu, aku sudah tunjukkan belas kasihan,” jawab master.“A ... apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Hayden.Master menjawab dengan bangga, “Aku lebih jago menyiksa orang dari kamu!”Hayden bertanya dengan bingung, “Kenapa kamu membantuku?”“Anggap saja itu hadiah pertemuan dari gurumu.”“Apa?”“Nak, aku sudah bantu kamu. Kelak, kamu harus nurut sama aku!”Hayden merasa sangat tercengang. Apa-apaan ini? Menuruti orang ini? Dia merasa ini pasti hanyalah jebakan dan buru-buru berseru, “Berhenti! Aku nggak suruh kamu bantu aku!”Baru saja Hayden selesai berbicara, lututnya tiba-tiba terasa lemas. Sebelum sempat bereaksi, dia sudah berlutut di lantai. Master juga dengan cepat menekan kepalanya supaya dia bersujud pada master.Hayden buru-buru menepis tangan master, lalu berdiri dengan marah dan melangkah mundur. “Apa-apaan kamu!”Master menjawab dengan gembira, “Upacara penerimaan murid sudah selesai. Mulai sekarang, kamu itu muridku! Kamu dan bajingan tua itu nggak punya hubungan apa-