Caden mengatupkan bibirnya dan menghela napas. Ekspresinya sangat masam. Dia sangat murka!Caden memelototi Samuel sambil menggertakkan giginya. Dia menghampiri Naomi dan hendak menggendongnya. Caden tidak akan mengizinkan Naomi mengurus Samuel.Rayden menarik Caden dan memanggil, "Papa."Rayden memandang Caden seraya menggeleng. Dia menarik Caden keluar. Kalau terus begini, Caden dan Naomi pasti bertengkar.Setelah menarik Caden keluar, Rayden berujar, "Mama itu orang yang baik hati. Lagi pula, Samuel itu gurunya Braden, Hayden, dan Jayden. Nggak mungkin Mama mengabaikan Samuel. Kalau kamu melarang Mama mengurus Samuel, Mama pasti akan marah kepadamu."Caden yang gusar ingin mengisap rokok, tetapi dia tidak bisa merokok di depan anak-anak. Begitu teringat ucapan Samuel tadi, Caden ingin langsung menghabisinya! Namun, Naomi malah sangat memperhatikan Samuel. Dasar wanita bodoh!Rayden melanjutkan, "Mama mengkhawatirkan Samuel dan mengobati lukanya bukan karena menyukainya. Papa, kamu t
Naomi memelototi Caden. Dia terlihat galak. Caden bertatapan dengan Naomi seraya mengernyit. Amarah Caden belum reda sehingga sikap Naomi yang galak membuat Caden makin sedih.Apa Naomi berniat membantu Samuel memarahi Caden? Apa Naomi menganggap Caden yang salah? Tiba-tiba, Naomi bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Caden tertegun, dia tidak menyangka Naomi memperhatikannya. Amarah Caden sedikit reda, tetapi dia tetap menyindir dengan ekspresi muram, "Kamu hanya memperhatikan Samuel. Memangnya kamu peduli dengan nasibku?"Naomi merasa tidak berdaya. Dia menegur, "Kamu menghajar Samuel sampai dia terluka parah! Kalau dia kenapa-kenapa, siapa yang tanggung jawab? Kalau aku nggak segera mengobati lukanya dan dia sekarat, kamu gimana?"Caden menimpali, "Dia pantas mati!""Kamu senang kalau dia mati?" tanya Naomi.Caden menyahut, "Senang!"Naomi menyergah, "Kamu memang keras kepala! Kamu juga nggak bisa kabur kalau dia mati!"Caden hanya mendengar Naomi mengkritiknya keras kepala. Ekspresinya
Naomi makin marah saat melihat Caden makin emosional. Dia bertanya seraya mengernyit, "Sebenarnya kenapa kamu marah?"Naomi hanya bertanya kepada Caden, bukan langsung menyalahkannya. Apa Naomi salah? Meskipun Caden marah kepada Samuel, Naomi tidak menyinggung Caden. Kenapa Caden salah paham kepada Naomi?Caden sangat geram. Tentu saja dia marah karena ucapan Samuel tadi dan Naomi memperhatikan Samuel.Caden juga marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengungkapkan perasaan sukanya pada Naomi. Jadi, Caden tidak bisa menjelaskan dan hanya bisa memendam kekesalannya.Selain itu, Caden marah karena Naomi tidak langsung membelanya. Dia malah terus menanyakan penyebab perkelahiannya untuk memastikan siapa yang benar dan salah.Ucapan Samuel memang benar. Naomi tidak menyukai Caden. Jika Naomi menyukai Caden, dia pasti akan membela Caden sepenuhnya.Jelas-jelas Caden tahu Naomi tidak menyukainya. Namun, sekarang dia malah marah karena hal ini.Caden tidak berpikir panjang karena terlal
Begitu Caden pergi, keempat anak segera berlari ke depan pintu kamar Naomi. Braden mengetuk pintu dan membujuk, "Mama, dia cuma bilang. Tapi, dia nggak berniat bawa Rayden pergi. Jangan bersedih lagi."Rayden berusaha menenangkan Naomi, "Mama, dia nggak bisa bawa aku tanpa persetujuanku. Kamu tenang saja."Jayden menimpali sembari menangis, "Mama, dia sudah pergi. Kamu buka pintu, ya?"Naomi sedang menangis di dalam kamar. Dia sangat sedih. Mendengar Jayden menangis, Naomi segera menyeka air matanya dan membuka pintu.Naomi menggendong Jaden dan menghibur, "Mama nggak apa-apa. Jayden, nggak usah takut. Jangan menangis lagi, ya?"Jayden merangkul leher Naomi dengan erat sembari berujar, "Jayden nggak mau Mama sedih."Naomi menimpali, "Iya, Mama nggak sedih lagi. Mama cuma takut dia bawa Rayden pergi. Sekarang dia bilang nggak akan bawa Rayden pergi, jadi Mama nggak sedih lagi."Naomi menggendong Jayden dan duduk di sofa ruang tamu. Dia membantu Jayden menyeka air matanya. Hayden dan Ray
Caden tidak bisa menjelaskan, ditambah lagi dia cemburu. Makanya sekarang situasinya menjadi begini. Rayden merasa Samuel sangat licik.Samuel tampak tidak bersalah, tetapi diam-diam memakai trik untuk merusak hubungan Caden dan Naomi. Samuel bukan berniat membantu mereka menguji Caden, ini adalah jebakan!Hanya saja, sekarang Rayden tidak bisa membuktikan dugaannya. Jadi, Rayden tidak mengatakan hal ini. Tanpa bukti, ucapannya pasti kurang meyakinkan.Untung saja Braden bijak. Meski tidak menyalahkan Samuel, dia tahu perkelahian ini bukan salah Caden.Naomi mengangguk. Dia sudah berhubungan dengan Caden selama beberapa waktu. Ucapan Rayden benar. Caden memang galak, tetapi dia tidak akan memukul orang tanpa sebab.Naomi bertanya, "Tapi, kalau bukan dia penyebab perkelahian itu, kenapa dia nggak mau beri tahu aku penyebabnya?"Rayden menjawab seraya mengernyit, "Papa pasti punya masalah sehingga nggak bisa menjelaskan pada Mama."Naomi mengernyit. Dia tidak mengerti Caden punya masalah
Caden mengernyit setelah mendengar pertanyaan Dylan. Dia ingin melampiaskan emosinya, tetapi akhirnya dia berusaha menahan emosinya saat teringat sesuatu. Caden hanya merokok dan tidak berbicara.Dylan sudah tahu jawabannya. Dia diam-diam menghela napas. Di dalam urusan percintaan, orang yang jatuh cinta terlebih dahulu pasti kalah, merasa rendah diri, dan gampang terluka.Caden jatuh cinta terlebih dahulu, makanya dia sering kesal. Dylan tidak berbicara lagi dan hanya menemani Caden merokok.Saat merasa Caden mulai lebih tenang, Dylan baru bertanya, "Mau pesan sebotol anggur, nggak?"Caden membuang abu rokok dengan ekspresi dingin dan menyahut, "Nggak usah."Jika Caden mabuk dan tertidur, bagaimana dengan Naomi? Dia tidak yakin keempat anak itu bisa membujuk Naomi. Selain itu, bagaimana kalau Samuel mencari Naomi saat Caden tidur?Jadi, Caden tidak boleh minum anggur. Dylan juga tidak memaksa Caden. Dia berkata, "Kalau begitu, coba kamu ceritakan apa yang terjadi di antara kamu dan Na
Caden mengangkat alisnya, ini memang cara yang bagus. Sekarang Samuel tidak bersedia menjual rumahnya, jadi Caden bisa meminta Naomi pindah.Samuel adalah guru Braden dan lainnya sehingga tidak mudah dibereskan. Kalau begitu, Caden bisa memindahkan anak-anak Naomi ke TK lain. Jadi, Samuel bukan guru mereka lagi.Kelak, Samuel tidak punya kesempatan untuk berhubungan dengan Naomi. Mana mungkin dia bisa mengejar Naomi lagi?Kemudian, Caden menendang Dylan dengan kuat. Dylan yang kebingungan bertanya, "Kenapa kamu tendang aku?"Caden memujinya, "Kamu lebih berguna daripada anjing. Aku pergi dulu."Caden mematikan rokoknya, lalu pergi. Dylan memaki, "Sialan! Dasar orang berengsek!"....Saat Caden kembali ke Kompleks Futuria, Naomi sedang membereskan rumah Samuel. Melihat hal ini, Caden cemburu lagi.Namun, Caden bersikap lebih tenang setelah belajar dari pengalaman sebelumnya. Dia berdiri di depan pintu dan berucap kepada Naomi dengan ekspresi muram, "Kamu keluar dulu."Naomi melihat Cade
Caden bertanya balik, "Bukannya tadi kamu ajak aku kencan?"Naomi baru paham maksud Caden. Dia merasa canggung dan juga marah. Naomi membentak, "Kencan apanya? Aku cuma ajak kamu jalan-jalan di lantai bawah!"Naomi takut Samuel tiba-tiba pulang. Nantinya Caden dan Samuel akan berselisih lagi jika bertemu di koridor. Jadi, Naomi mengajak Caden jalan-jalan di lantai bawah sambil berbincang.Bisa-bisanya Caden menganggap Naomi mengajaknya berkencan! Apa otak Caden bermasalah? Caden menyipitkan matanya dan bertanya, "Kamu kecewa?""Aku ...," ujar Naomi.Caden menyela, "Lain kali aku yang ajak kamu kencan."Naomi yang malu berseru dengan wajah memerah, "Siapa yang kecewa? Jangan bicara sembarangan! Aku juga nggak ada waktu kalau kamu ajak aku kencan! Ayo, pergi!"Naomi berbalik dan berjalan ke lift dengan tergesa-gesa. Caden tersenyum, sepertinya Naomi malu. Kenapa Naomi merasa malu? Apa Naomi tanpa sadar sudah mulai menyukai Caden?Caden merasa seharusnya tebakannya benar karena dia sudah
Camila menyahut, "Aku datang melihatmu."Dylan mengeluh, "Seharusnya kamu bilang dulu sebelum datang."Camila tertawa, lalu menimpali, "Kenapa? Apa kamu mau berdandan dulu?"Dylan mengatupkan bibirnya. Dia sudah terbiasa sok ganteng. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, jadi Dylan tidak ingin bertemu siapa pun. Apalagi bertemu wanita cantik.Camila memiringkan kepalanya dan melihat Dylan sambil menyipitkan matanya. Dylan merasa canggung dilihat Camila. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu lihat apa?"Camila menilai, "Rambutmu acak-acakan, bajumu kotor dan robek, wajahmu juga dinodai abu. Dylan, penampilanmu sangat buruk!"Apalagi dibandingkan dengan penampilan Camila yang menawan, Dylan tampak seperti pengemis. Dylan memelotot. Dia sangat mementingkan penampilannya, bisa-bisanya Camila mengkritiknya!Dylan berpikir sejenak, lalu berujar, "Dipukul ayahku bukan hal yang memalukan. Hampir semua orang pernah dipukul waktu kecil!""Orang lain dipukul waktu kecil. Kamu sudah berusia 30 t
Caden mempunyai 5 anak, sedangkan putra mereka belum mempunyai keturunan. Para keluarga kaya tidak kekurangan uang. Tentu saja mereka berharap bisa mempunyai banyak keturunan. Mereka mampu membesarkan anak-anak itu.Keluarga Hermanto tidak berani berharap Dylan bisa mempunyai anak. Mereka sudah cukup bersyukur jika Dylan bersedia menikah. Namun, bagaimana kalau Camila dan Dylan benar-benar bersama? Kemungkinan tahun depan mereka juga mempunyai anak!Seluruh anggota Keluarga Hermanto pasti sangat gembira. Mungkin Kevin dan Lyana akan sibuk memberi tahu semua orang mereka sudah mempunyai cucu."Bu Camila, kamu parkir mobilmu di sini saja," ujar penjaga yang menunggu di pintu belakang. Dia sudah mendapatkan kabar sebelumnya. Begitu melihat Camila, penjaga sangat antusias.Camila memarkir mobil, lalu mematikan mesin. Penjaga dan pelayan Keluarga Hermanto menyapa Camila dengan ramah. Mereka juga membantu Camila membawa barang-barang. Bahkan, mereka juga mengingatkan Camila untuk berhati-hat
Mobil sport merah milik Camila berhenti di depan kediaman Keluarga Hermanto. Camila membunyikan klakson.Para penjaga kediaman Keluarga Hermanto terpana melihat kecantikan Camila. Mereka berebutan untuk menyapa Camila dengan ramah."Bu Camila, apa kamu datang untuk menjenguk Pak Dylan?""Pak Caden sudah memberi tahu kami. Kamu jalan terus, lalu belok ke pintu belakang kediaman Keluarga Hermanto.""Jarak dari sana ke aula leluhur lebih dekat dan nggak bisa ketahuan Pak Kevin. Ada orang yang tunggu kamu di sana. Dia akan bawa kamu ke aula leluhur."Camila mengangguk dan menyahut, "Oke, terima kasih.""Sama-sama," balas penjaga. Setelah Camila pergi, beberapa penjaga sibuk berkomentar."Entah apa yang dipikirkan Leon tolol itu. Dia malah nggak menghargai istri yang begitu cantik. Otaknya bermasalah!""Ibunya Leon juga tolol. Dia terus memfitnah Bu Camila di internet.""Jelas-jelas Bu Camila itu menantu yang membanggakan. Keluarga Leon benar-benar beruntung, tapi mereka malah menyia-nyiaka
Camila berbicara dengan tatapan dingin, "Sejujurnya, waktu dikurung selama 1 tahun olehmu, aku merasa kesakitan setiap hari. Bukan cuma itu, aku juga merasa putus asa. Aku dikurung pria yang kusukai dan dipermalukan pelakor. Aku sangat tersiksa!"Camila menambahkan, "Aku kira aku nggak bisa kabur lagi seumur hidup. Aku benar-benar putus asa ...."Sambil bicara, Camila menginjak jari Leon hingga putus. Dia membawa pisau, lalu membuka pintu kandang dan berjalan masuk.Leon sudah lama tidak makan, jadi dia tidak mampu melawan lagi. Leon mengangkat tangannya yang terluka parah dan berkata sembari memandang Camila dengan ekspresi panik, "Apa yang ingin kamu lakukan? Membunuh itu ... melanggar hukum ...."Camila berucap, "Kamu cuma merasa sedikit ketakutan, tapi kamu nggak merasakan keputusasaanku waktu itu! Kamu tahu aku nggak akan membunuhmu dan aku juga nggak bisa mengurungmu dalam waktu yang lama seperti yang kamu lakukan padaku. Jadi, kamu nggak merasa putus asa.""Kalau kamu nggak mera
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku