Naomi menggigit bibirnya. Dia merasa tidak senang melihat sikap Caden yang dominan. Namun, yang dikatakan Caden memang kenyataan.Jika Caden benar-benar ingin meniduri Naomi, dia pasti tidak mampu memberontak. Tadi Naomi terlalu panik sehingga tidak bisa berpikir rasional. Dia merasa Caden memang sengaja.Bagaimanapun, Caden menyelinap masuk dari jendela. Naomi sedang mandi dan seorang pria dewasa tiba-tiba muncul di ruangannya. Bahkan, dia juga ingin menangkap Naomi dan menarik handuknya saat Naomi kabur.Tentu saja, Naomi mengira Caden berniat jahat dan sengaja berbuat seperti ini. Naomi mencebik dan menceletuk, "Aku nggak peduli kamu sengaja atau nggak. Pokoknya kamu tetap salah!"Caden membalas, "Iya, aku akui aku memang salah. Jadi, bukannya aku membiarkan kamu melihat tubuhku?"Naomi memelototi Caden. Dia hendak marah-marah lagi. Caden segera menjelaskan, "Aku nggak berniat berbuat mesum. Kalau nggak, untuk apa aku menanyakan pendapatmu?""Aku juga nggak mengerti kenapa kamu begi
Namun, Naomi tiba-tiba berkata, "Oh, iya. Aku mau jelaskan sesuatu kepadamu. Aku memperhatikanmu karena merasa kamu bukan orang jahat dan kamu sangat menyayangi Rayden."Naomi meneruskan, "Tapi, ini bukan berarti aku menyukaimu. Aku hanya menganggapmu sebagai teman."Mendengar ucapan Naomi, kegembiraan di hati Caden langsung sirna. Dia bertanya seraya mengernyit, "Teman?"Naomi menjelaskan, "Iya. Meski ada beberapa masalah yang terjadi di antara kita, semua itu sudah berlalu. Kalau kamu mau jadi temanku, aku pasti terima."Caden membalas dengan ekspresi muram, "Aku nggak mau!"Naomi yang terkejut bertanya, "Kamu nggak mau?"Ekspresi Caden sangat muram. Dia menegaskan, "Aku nggak mau!"Naomi mengerutkan bibirnya dan menimpali, "Ya sudah kalau kamu nggak mau. Aku juga nggak sudi jadi temanmu!"Naomi merasa Caden sangat sombong. Namun, lebih baik mereka tidak menjadi teman. Jadi, Naomi tidak merasa kasihan pada Caden saat membawa Rayden pergi.Melihat Naomi yang kesal, Caden ingin menjela
Melihat tatapan Naomi yang polos, Caden tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Naomi. Akhirnya, dia hanya berkata, "Cepat tidur. Aku pergi dulu."Caden berbalik dan pergi. Naomi terkejut, kenapa Caden langsung pergi? Dia mengira Caden akan bicara panjang lebar lagi.Naomi hendak turun dari tempat tidur untuk melihat kondisi di luar, tetapi Caden tiba-tiba muncul lagi. Dia berdiri di depan pintu dengan ekspresi murung.Caden berpesan, "Aku sudah bantu kamu tutup jendela, kamu bisa mandi dengan tenang. Kalau kamu nggak mau mandi, langsung tidur saja. Kamu nggak usah takut ada yang menyelinap masuk lagi. Aku tetap tinggal di rumah sakit, kamu bisa telepon aku kalau ada masalah."Selesai bicara, Caden mengernyit seraya menatap Naomi lekat-lekat. Sesudah itu, dia baru pergi.Ketika Naomi keluar untuk memeriksa kondisi di luar, sosok Caden tidak terlihat lagi. Naomi yang berdiri di ruang tamu melamun. Apa Caden merasa tidak senang?Kenapa Naomi merasa Caden terlihat murung? Tidak masalah jika
Begitu Braden menerima panggilan telepon, Caden langsung mengancam, "Kalau kamu nggak mau beri tahu aku, besok aku akan beri tahu rahasia kalian pada Naomi."Braden merasa tidak berdaya. Caden langsung mengancamnya, sepertinya dia sangat panik. Braden merasakan ada yang tidak beres dengan Caden, jadi dia bertanya, "Kamu bilang dulu kenapa kamu mau minta informasinya? Apa masalah ini berhubungan dengan Mama?"Caden mengernyit. Setelah ragu-ragu sejenak, dia baru menyahut, "Aku ingin tahu apa yang disukai Naomi dari pria itu."Braden tertegun sesaat, lalu menimpali, "Siapa bilang Mama suka dia?"Caden bertanya balik, "Kalau nggak suka dia, kenapa Naomi melahirkan anak untuknya?"Braden membalas, "Apa alasan Mama melahirkan anak untuknya pasti karena menyukainya? Memangnya bukan karena cinta seorang ibu?"Caden yang kebingungan bertanya, "Maksudmu, Naomi nggak menyukainya?"Braden terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku malas membicarakan tentang dia. Kalau kamu ingin tahu informasinya, ta
Keesokan harinya, Naomi bangun pagi-pagi. Dia segera mandi, lalu keluar untuk melihat Rayden. Alhasil, Naomi melihat seseorang begitu membuka pintu.Caden masih mengenakan pakaian semalam dan sedang bersandar di dinding sambil merokok. Entah Caden sudah berdiri berapa lama di koridor. Bau rokok sangat pekat.Sepertinya Caden kurang tidur, dia tampak kelelahan. Naomi mengerjap, lalu bertanya dengan ekspresi terkejut, "Kenapa kamu ada di sini? Berapa lama kamu berdiri di sini? Kamu nggak tidur semalaman?"Begitu melihat Naomi, Caden langsung mematikan rokoknya. Semalam, Caden melihat kondisi Rayden di ruang ICU terlebih dahulu setelah suasana hatinya membaik. Kemudian, dia baru kembali ke kamar Naomi.Caden ingin berada di dekat Naomi. Dengan begitu, dia baru merasa tenang. Tanpa sadar, Caden berdiri di depan kamar Naomi semalaman.Caden asal mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Naomi, "Aku datang untuk mengambil jaketku."Jika sekarang Naomi tidak bisa terima Caden menyukainya, Cade
Mata keduanya terlihat merah. Jelas mereka baru saja menangis. Begitu melihatnya, Rayden langsung berseru dengan gembira, "Papa."Caden merasa sesak di dadanya. Hampir saja dia menitikkan air mata. Kalau bukan karena Naomi, mungkin dia tak akan pernah mendengar Rayden memanggilnya papa lagi.Caden menenangkan diri, lalu mendekati putranya dengan beberapa langkah cepat. Dia mengernyit dan membelai pipi Rayden dengan lembut. Ribuan kata seakan tersimpulkan dalam satu kalimat. "Yang penting kamu sudah bangun."Usai berkata demikian, Caden terdiam sejenak. Raut wajahnya penuh dengan rasa bersalah ketika menambahkan, "Semua ini salah Papa. Papa yang nggak menjagamu dengan baik, jadinya kamu dilukai orang jahat."Rayden membalas sambil menggeleng, "Mama sudah jelaskan tadi. Racunnya memang langka sampai Paman Robbin saja nggak bisa mendeteksinya, apalagi Papa. Jadi, Papa nggak bersalah."Caden terharu dan melirik Naomi dengan rasa syukur. Saat itu, ponsel Naomi berbunyi. "Kalian ngobrol dulu
Nama itu terdengar asing bagi Caden. Dia bertanya dengan nada dingin, "Kenapa dia nggak mau jual meski ditawarkan harga tinggi? Apa alasannya?""Katanya karena Kompleks Futuria dekat dengan tempat kerjanya, jadi lebih praktis," jawab Steven."Apa nggak ada rumah lain yang dijual di kompleks itu?" tanya Caden.Steven membalas, "Kebetulan nggak ada. Rumah-rumah yang dipasang untuk dijual, sudah laku habis sebelum tahun baru.""Setelah insiden lompat dari gedung, harga properti di Kompleks Futuria turun drastis. Jadi, rumah yang dijual cepat laku. Tapi, kalau kamu mau pindah ke gedung lain, itu bisa diatur," jelas Steven.Bagaimanapun, pembeli yang mendapatkan rumah dengan harga rendah biasanya tidak akan menolak untuk menjualnya kembali dengan harga tinggi. Samuel memang pengecualian.Caden pun mengernyit. Pindah ke gedung lain tidak ada gunanya. Dia pindah ke sana untuk mendekatkan diri dengan Rayden dan Naomi.Kalau tinggal di gedung lain, tujuan Caden jadi tidak akan tercapai. Rumah d
Caden terus memikirkan hal ini. Dylan menjawab, "Ini tergantung orang dan situasinya. Kalau antara pasangan atau suami istri, itu bisa jadi bagian dari keintiman. Tapi kalau nggak ada perasaan di antara mereka dan si wanita juga nggak tertarik, pria itu cuma bisa dianggap cabul."Caden kehabisan kata-kata. Sementara itu, Dylan memicingkan mata sambil bertanya, "Apa kamu bertingkah cabul di depan Nana?"Wajah Caden langsung berubah masam. Dia menyangkal, "Nggak!"Dylan malah meledek, "Kalau kamu memang mau menarik perhatian Nana, cukup pamerkan otot dada, otot perut, pinggang ramping, dan kaki panjangmu itu. Kalau kamu pamer semuanya, pasti bakal dihajar."Caden hanya mengerucutkan bibirnya dan tidak mau menanggapi. Setelah mengobrol sebentar lagi di lorong, Dylan pun pergi.Namun, Dylan tidak lupa mengingatkan, "Jangan lupa sama taruhan kita. Kamu harus cium Nana selama tiga menit di depan umum. Begitu Rayden keluar dari rumah sakit, kamu harus melakukannya."Caden lagi-lagi terdiam. J
Jadi, Samuel memeras otaknya untuk memikiran solusi ….Selanjutnya Samuel pun kepikiran dengan Naomi!Samuel tahu Caden masih kesulitan dalam mencari Naomi. Seandainya Naomi masih hidup, dia bisa memanfaatkan Naomi untuk mengancam Caden. Naomi bisa menggantikan Baby menjadi pion mereka untuk menjatuhkan Caden!Pada saat itu, Samuel sungguh menyesal. Dia menyesal telah meninggalkan Naomi di pegunungan dulu! Dia sungguh tidak menyangka Caden adalah seorang budak cinta!Hanya karena pernah tidur sekali, Caden pun hanya menginginkan Naomi saja!Jika tahu masalah akan seperti ini, waktu itu Caden seharusnya mencari tempat untuk menyembunyikan Naomi. Dengan begitu, dia bisa menggunakan Naomi untuk mengancam Caden!Jadi, setelah tiba di Kota Jawhar, Samuel langsung melamar untuk menjadi guru di taman kanak-kanak tempat Tiara bekerja.Pada saat itu, Samuel masih tidak tahu hidup matinya Naomi. Hanya saja, dia tahu seandainya Naomi masih hidup, dia pasti akan berhubungan dengan Tiara.Setelah b
Saat Samuel baru tiba di Kota Jawhar, Baby menangis histeris. Dia terus merengek bertanya di mana ayahnya?Baby yang berumur 3 tahun bagai Baby yang masih berumur 3 bulan saja. Dia tidak makan dan tidak minum, hanya terus menangis saja.Pembantu melakukan panggilan video dengan Samuel. Air mata yang diteteskan Baby waktu itu bagai mutiara saja, mengalir membasahi wajah putih si wanita. Waktu itu, hati Samuel langsung remuk!Samuel langsung membeli tiket pesawat untuk pulang! Sejak saat itu, Samuel mengerti bahwa dirinya tidak bisa terlepas dari Baby lagi! Dia telah terikat oleh bocah cilik itu!Samuel mencintai Baby, sangat amat mencintai Baby! Meskipun Baby tidak tergolong terlalu pintar, semuanya juga bukan masalah ….Sepertinya Baby mewarisi gen Naomi yang agak bodoh!Anak-anak pada umumnya bisa membalikkan tubuhnya pada umur bulan ke-3, sedangkan dia baru bisa melakukannya di bulan ke-4! Biasanya anak-anak bisa berjalan pada umur bulan ke-11, tetapi dia baru bisa berjalan di bulan
Demi memikirkan nama anak perempuan itu, Samuel memeras otaknya selama 2 minggu. Dia bahkan telah memilih ratusan nama! Pada akhirnya, Samuel baru memutuskan untuk memanggilnya “Baby”!Nama itu sungguh sesuai dengannya. Dia memang telah menjadi kesayangannya Samuel!Konon katanya, anak kecil bisa membalikkan tubuhnya di usia 3 bulan dan bisa duduk di usia 6 bulan. Namun, Baby tidaklah pintar. Saat dia hampir menginjak usia 7 bulan, dia masih tidak bisa duduk!Samuel merasa panik. Dia membawa Baby ke rumah sakit untuk diperiksa, bukan hanya ke satu rumah sakit saja. Semua dokter mengatakan kondisi Baby sangat normal. Namun, Samuel masih saja merasa tidak tenang. Dia mulai insomnia.Samuel terus bergadang untuk mencari data dari internet. Katanya, sangat wajar jika anak masih belum bisa duduk di usia 6 bulan. Namun, Samuel masih saja tidak tenang. Dia bahkan menggunakan status seorang ibu demi bergabung ke dalam forum ibu dan anak, demi menanyakan kondisi putrinya kepada para ibu.Akhirn
Keesokan harinya, di Desa Baiza. Desa Baiza adalah tempat bagai alam surga yang dipermak Samuel dalam waktu 10 tahun. Lokasi desa ini dekat dengan pegunungan dan perairan. Pemandangan setempat juga sangat indah. Tidak berlebihan apabila mendeskripsikan pemandangan desa ini bagai lukisan saja.Setiap batu, genteng, rumput, kayu, bahkan penduduk yang tinggal di sini diatur langsung oleh Samuel.Desa Baiza adalah desa yang diciptakan Samuel khusus untuk Wanda. Dia tahu impian Wanda sewaktu masih hidup dulu. Jadi, dapat terlihat banyak tanaman yang disukai Wanda dulu.Setiap gaya bangunan di desa ini juga mengikuti hasil desain yang pernah digunakan Wanda sebelumnya. Samuel menggunakan cara ini untuk mengenang Wanda dan mewujudkan keinginan yang tidak sempat dia selesaikan.Samuel juga mendirikan sekolah dan perpustakaan atas nama Abigail. Sebab, Wanda dan Abigail adalah 2 wanita yang paling dia rindukan.Kemudian, tempat ini juga menjadi kampung halaman Samuel dan Baby …. Sebenarnya ket
”Benar apa kata Samuel, terkadang orang biasa bukan apa-apa di hadapan kekuasaan dan kekayaan.”Caden tidak membantah. Orang biasa zaman sekarang saja sulit untuk melawan kekuasaan, apalagi zaman dulu?Waktu itu, Tony baru berumur 40-an tahun. Dia masih dalam masa-masa arogannya! Ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan sosial waktu itu, kedudukannya memang mengizinkannya untuk bersikap arogan! Hanya saja, roda terus berputar. Nasib baik tidak mungkin hanya berpihak pada seseorang saja. Siapa pun pasti akan menerima akibat dari perbuatannya. Keadilan mungkin akan datang terlambat, tetapi pasti akan datang!Caden berusaha untuk menenangkan Naomi. “Tenang, nasib mereka nggak akan baik-baik saja.”Naomi menarik napas dalam-dalam. Dia menatap Caden dengan mata merah sembari bertanya, “Samuel memang bersalah, tapi yang pantas mati itu adalah Tony dan anggota Keluarga Pangestu itu. Seandainya Samuel berhenti sekarang, apa dia masih bisa diselamatkan?”Naomi tidak tahu masalah kasus kematian
Naomi menarik napas dalam-dalam. “Samuel sendiri juga nggak tahu. Katanya setelah sadar dari pingsan, dia sudah di tangan penculik.”Caden merasa bingung.Pengawal Tony sangat peka dan waspada. Saat menangani jasad, tidak mungkin dia tidak menggeledah lokasi kejadian.Samuel masih sangat kecil. Bagaimana dia bisa melarikan diri dari mata pengawal profesional?“Gimana dengan kakak perempuannya?”“Aku juga nggak tahu. Kata Samuel, dia nggak menemukan kakaknya lagi setelah bangun. Mengenai masalah yang berkaitan dengan kakaknya, dia juga nggak ungkit lagi.”Caden terdiam beberapa detik, lalu bertanya, “Jadi, kenapa dia bisa membenci seluruh Keluarga Pangestu? Semua ini ulah Tony. Apa hubungannya dengan yang lain?”Ketika mengungkit masalah ini, Naomi merasa semakin emosional lagi.“Tony itu berengsek. Anggota Keluarga Pangestu lainnya juga berengsek ….”Samuel bisa membantu anggota Keluarga Pangestu lainnya juga karena Tony. Alasan lainnya juga karena ruangan lukisan Yamin.Setelah Tony m
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak