Bagi teman-teman Dylan, hal ini adalah kejutan. Salah satu dari mereka bertanya, "Caden, ada apa?""Kalian bubar saja," sahut Caden. Dia langsung berjalan keluar tanpa berbalik.Dylan terdiam sejenak, lalu menelepon Robbin, "Apa terjadi sesuatu pada Rayden?"Robbin yang masih kebingungan membalas, "Rayden baik-baik saja.""Jadi, kenapa Caden buru-buru pergi?" tanya Dylan.Robbin langsung menimpali, "Aku juga bingung. Aku hanya beri tahu dia tangan Naomi terluka. Dia langsung panik ...."Dylan merasa tidak berdaya. Kala ini, Caden sudah tenggelam dalam lautan cinta. Mungkin saja Caden akan panik jika Naomi digigit nyamuk, lalu dia akan membunuh kawanan nyamuk.Dylan bertanya lagi, "Apa kamu yang menyuruh Caden pulang?""Bukan, Caden sendiri yang mau pulang," jawab Robbin.Dylan mengangkat alis dan tersenyum. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Dylan berkata kepada teman-temannya, "Hari ini, kita nggak sia-sia disiksa. Lain kali, kita kumpul lagi dan suruh Caden ciuman dengan Naomi sel
Caden tidak tahu Naomi adalah wanita yang dicarinya. Dia juga selalu mengkritik Naomi bodoh. Selain itu, Naomi merupakan wanita miskin yang punya 3 anak. Bebannya sangat berat.Zaman sekarang, tidak mudah membesarkan seorang anak. Apalagi, Naomi punya 3 anak. Lagi pula, Naomi miskin dan tidak berpendidikan tinggi. Bahkan, Naomi tidak cukup kompeten.Jadi, mana mungkin ada pria yang tertarik pada Naomi? Apa Naomi salah paham? Sebenarnya Caden tidak menyukai Naomi, tetapi salah mengira Naomi menyukainya.Naomi mengernyit, sepertinya dia sudah paham. Caden mengira Naomi menyukainya dan ingin bersama dengannya.Caden tahu Naomi ingin membawa Rayden pergi dan Naomi mengatakan dia tidak menyukai Caden. Itulah sebabnya Caden sangat emosional.Gawat, sekarang masalahnya menjadi runyam! Naomi merasa bersalah karena tahu Caden tidak jahat dan dia berniat merebut Rayden dari Caden. Jadi, Naomi memperhatikan Caden. Namun, Naomi tidak menyukainya.Hanya saja, dibandingkan dengan Caden menyukainya,
Kejadian ini benar-benar di luar dugaan dan sosok Naomi sangat menggoda. Caden lupa mengalihkan pandangannya. Dia malah mengamati Naomi.Pemandangan yang sensasional ini langsung membuat hasrat Caden bergelora. Dia mulai tidak bisa mengendalikan dirinya dan perlahan kehilangan akal sehatnya.Caden sangat bergairah. Dia mulai membayangkan dirinya bercinta dengan Naomi. Mereka berdua telanjang dan sedang berciuman dengan intens.Caden dan Naomi berpelukan dengan erat sambil berguling di tempat tidur, mereka terus bertukar posisi. Keduanya bersanggama dan merasakan kenikmatan yang luar biasa.Mereka berdua memuaskan hasrat satu sama lain. Caden mengerahkan tenaganya, sedangkan Naomi merasakan kepuasan yang diberikan Caden.Tiba-tiba, Naomi menampar Caden. Akhirnya, Caden baru tersadar dan bayangan dalam benaknya seketika menghilang.Naomi sudah mengambil kembali handuknya dari tangan Caden dan menyelubungi tubuhnya. Naomi yang marah dan juga sedih memelototi Caden seraya memarahi, "Dasar
Sepertinya, membujuk dengan uang bukan ide bagus. Walaupun Naomi terobsesi dengan uang, dia sangat berprinsip. Jadi, masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan uang.Apa Caden perlu mencari Braden dan lainnya untuk membantunya membujuk Naomi? Ini ide yang buruk! Jika ketiga anak itu tahu masalah ini, mereka pasti akan menghajar Caden habis-habisan.Kalau Rayden sudah bangun, mungkin menyuruh dia membujuk Naomi lebih membantu. Caden sakit kepala. Dia menyesal masuk dari jendela malam ini.Lebih baik Caden tidak bisa tidur semalaman daripada harus menghadapi situasi seperti sekarang ini. Saat Caden kebingungan, tiba-tiba terdengar suara bel pintu. Robbin bertanya, "Bu Naomi, apa kamu sudah tidur?"Caden mengernyit. Dia merasa tidak senang, untuk apa Robbin mencari Naomi malam-malam begini? Robbin benar-benar tidak tahu batasan.Caden menghabiskan sebotol air dingin, lalu melemparnya ke tong sampah dengan tepat. Dia berjalan ke depan pintu dengan ekspresi dingin. Setelah membuka pintu, Ca
Robbin mengurungkan niatnya untuk bicara. Kemudian, terdengar suara Naomi yang memanggil, "Pak Robbin?"Caden memberi isyarat pada Robbin untuk memaksanya bicara. Robbin merasa tidak berdaya, sebenarnya apa maksud Caden?Robbin menyahut, "Bu Naomi, aku di sini."Setelah mendengar suara Robbin, Naomi baru yakin Caden tidak membohonginya. Dia berujar, "Tunggu sebentar. Aku ganti baju dulu.""Oke," kata Robbin. Sesudah itu, Caden langsung menarik Robbin ke luar.Caden mendorong Robbin dan mengingatkan, "Kamu nggak usah ikut campur lagi, cepat tidur. Selain itu, ingat ucapanku! Ke depannya, jangan cari Naomi malam-malam begini."Caden melanjutkan, "Kalau ada urusan penting, cari aku dulu. Kamu itu pria dewasa, harus tahu batasan!"Selesai bicara, Caden menutup pintu. Dia tidak memedulikan Robbin yang berdiri di koridor dengan ekspresi linglung. Beberapa menit kemudian, Naomi membuka pintu ruangannya.Saat melihat Naomi lagi, Caden berkeringat dingin saking gugupnya. Pemandangan Naomi yang
Naomi menekankan, "Kamu memang sengaja!"Caden membalas, "Aku nggak sengaja."Naomi menegaskan, "Kamu sengaja!"Caden menimpali, "Aku benar-benar nggak sengaja."Naomi menyahut dengan ketus, "Pokoknya kamu sengaja!"Caden berujar, "Aku ...."Mata Naomi memerah. Dia mengentakkan kakinya dan menegur, "Kamu nggak menyadari kesalahanmu, untuk apa kamu minta maaf? Kamu nggak sengaja, kamu nggak salah! Aku yang salah, seharusnya aku nggak marah kepadamu, 'kan?"Caden menanggapi, "Bukan itu maksudku ....""Jadi, apa maksudmu?" sergah Naomi. Dia terlalu emosional sampai-sampai hampir menangis.Caden makin gugup. Dia terpaksa berkata, "Oke, aku akui tadi aku memang sengaja. Kamu tenangkan diri dulu. Jangan marah."Akan tetapi, Naomi makin marah. Dia membentak, "Sudah kubilang kamu pasti sengaja! Tadi kamu malah membantah! Dasar pria mesum yang nggak tahu malu!"Naomi meneruskan, "Aku nggak mau bicara denganmu lagi! Aku juga nggak ingin melihat kamu! Cepat pergi! Kalau nggak, aku lapor polisi!"
Wajah Naomi memerah. Dia memandang Caden seraya terbelalak. Pria ini benar-benar mesum! Naomi yang kesal menampar Caden lagi.Caden kaget. Dia meraih tangan Naomi dan bertanya dengan ekspresi marah, "Kenapa kamu tampar aku lagi?""Kamu nggak tahu malu! Kamu mesum!" bentak Naomi.Caden bertanya, "Kapan aku berbuat mesum?"Naomi menyahut, "Tadi kamu bilang begitu, itu sama saja dengan berbuat mesum."Ekspresi Caden menjadi muram. Dia tidak paham. Caden menimpali, "Aku sudah melihat tubuhmu, jadi kamu merasa nggak senang karena sudah dirugikan.""Jadi, sekarang aku biarkan kamu lihat tubuhku. Biar aku juga dirugikan. Dengan begitu, bukannya sudah impas? Kenapa kamu malah mengira aku berbuat mesum?" lanjut Caden.Jelas-jelas, Caden telah berinisiatif mengorbankan dirinya. Tidak semua orang bisa melihat tubuh Caden.Naomi menegur dengan wajah memerah, "Siapa mau lihat tubuhmu? Kamu itu memang mesum dan nggak tahu malu! Lepaskan aku!"Caden menggenggam tangan Naomi dengan erat. Meski tidak p
Namun, Naomi kesakitan. Padahal Caden sama sekali tidak mengerahkan tenaganya. Hanya saja, Naomi pasti akan kabur jika Caden melepaskannya.Caden terpaksa menggendong Naomi, lalu berjalan ke dalam ruangan dan meletakkan Naomi di tempat tidur. Caden menindih Naomi.Naomi langsung terdiam. Dia membelalak dan bertanya dengan suara bergetar, "Apa ... yang ingin kamu lakukan?"Caden menekan tubuh Naomi dan menelan ludah. Dia berusaha menenangkan diri sebelum berbicara, "Sebaiknya kamu tenang dan dengarkan omonganku. Kalau nggak, takutnya malam ini aku akan kehilangan kendali.""Apa ... maksudnya ... kehilangan kendali?" tanya Naomi.Caden menyahut, "Mungkin aku akan melecehkanmu.""Kamu berani?" timpal Naomi.Caden membalas, "Kamu mau lihat aku berani atau nggak?"Naomi berusaha memberanikan dirinya. Sudah jelas Naomi tidak terima, tetapi dia tidak berani bersuara lagi. Naomi memelototi Caden seraya menggigit bibirnya.Caden menegur sembari mengernyit, "Jangan gigit bibirmu!"Sejak awal, Ca
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira