“Mama, tanda tangan saja. Aku sudah baca isinya. Nggak ada masalah dengan isinya.”“Emm!” Naomi mengambil pena, lalu menandatanganinya.Anggota Keluarga Pangestu langsung merasa putus asa!Braden membantu Naomi untuk menyimpan “surat damai” dengan tersenyum. “Selamat, Mama! Akhirnya impian Mama terwujud. Mama sudah jadi wanita kaya.”Sebelumnya Caden telah memberi Naomi uang 2 miliar dan selembar kartu kredit tanpa limit. Namun, semua itu juga bukan apa-apa jika dibandingkan dengan 2% saham ini. Akhirnya, Naomi berhasil menjadi seorang wanita kaya raya!Naomi mengira Braden sedang mengatakan soal biaya pengobatan sebesar 2 miliar itu. Dia segera berbisik, “Stt! Jadi orang mesti merendah!”Meski Naomi berbicara seperti ini, dia tetap tidak sanggup menyembunyikan senyuman di wajahnya. Dia sungguh gembira saat ini.Suasana di dalam ruang makan terasa aneh. Sepertinya hanya Naomi saja yang merasa gembira. Lebih tepatnya hanya mereka berenam saja yang gembira, sisanya kelihatan sangat muram
Naomi menerima panggilan dari Tiara. “Kalian makan dulu. Aku pergi angkat telepon.” Usai berbicara terhadap Caden dan keempat bocah cilik, Naomi berjalan keluar dengan memegang ponselnya.Baru saja Naomi meninggalkan ruangan, tiba-tiba … Rayden jatuh di tempat. Raut wajah Caden berubah drastis. Dia langsung berlari ke sisi Rayden. “Rayden!”Rayden mengeluarkan buih putih, tubuhnya kelihatan sedikit gemetar. Dia hampir saja kehilangan napasnya.Kedua mata Caden terbelalak lebar. “Cepat panggil dokter!” jerit Caden dengan kuat. Dia segera melakukan CPR kepada Rayden.Hayden juga kelihatan gugup. “Ray … Rayden nggak bernapas lagi!”Jayden hampir saja menangis di tempat. “Rayden, Rayden, huhuhu ….”Kening Braden berkerut. Dia segera berpesan kepada Hayden, “Cepat! Cepat suruh Mama ke sini!”Semua orang terkejut, pergi melihat apa yang terjadi. Setelah memastikan Rayden benar-benar tidak bernapas lagi, jantung mereka semua hampir copot saja.“Rayden … dia … dia sudah mati?”Mati?Tony men
“Iya, Rayden juga bukan anak kandungnya. Mana mungkin ada ibu tiri akan memperlakukan anak tirinya dengan sepenuh hati? Seharusnya dia merasa senang atas kematian Rayden!”Ada juga yang berlagak menghibur, “Bu Naomi, kamu jangan menangis lagi. Rayden sudah meninggal. Caden pasti lebih sedih daripada kamu. Dia malah mesti hibur kamu lagi.”Braden memelototi mereka semua ….Tubuh sekelompok wanita itu gemetar. Mereka langsung terdiam!Braden juga tidak menghiraukan mereka lagi, melainkan membujuk Naomi, “Mama tenangkan diri Mama dulu. Sekarang bukan saatnya untuk bersedih. Selamatkan Rayden dulu!”“Iya, iya, iya! Selamatkan Rayden dulu!” Naomi mengusap air mata dengan kasarnya, lalu segera memeriksa denyut nadi Rayden.Braden berkata pada Caden, “Serahkan Rayden kepada Mama! Kamu cepat carikan tempat yang tenang buat Mama dan Rayden!”Braden tahu tidak ada gunanya Caden terus melakukan penyelamatan darurat. Sekarang semuanya hanya bisa mengharapkan ibu mereka saja! Asalkan masih ada sece
Rayden berbaring di atas lantai dengan lemas. Dia tidak bergerak sama sekali.Saat ini, Naomi semakin ketakutan saja. Saking takutnya, sekujur tubuhnya semakin gemetar. Dia menatap ketiga anak kecil sembari menangis. Dia masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. “Cepat … cepat beri tahu Mama …. Rayden nggak hirauin Mama karena dia lagi tidur. Dia lagi tidur, ‘kan?”Naomi yang sedang membohongi diri sendiri membuat pilu hati orang-orang. Ketiga bocah cilik langsung maju untuk memeluknya. Suara tangisan Naomi semakin keras lagi.“Mama! Huhu ….”Anggota Keluarga Pangestu yang berdiri di samping hanya menatap dengan sinis saja. Para wanita yang tadinya iri dengan Naomi pun merasa gembira sekarang. Akhirnya rasa benci mereka terlampiaskan!Ada yang menyindir dan juga memprovokasi.“Nangisnya seperti kenyataan saja. Dia lagi sandiwara, ‘kan? Bukannya dia memang berharap Rayden bisa cepat mati?”“Iya! Rayden juga bukan anak kandungnya. Mana mungkin seorang mama tiri akan bersedih atas ke
“Seharusnya kalian sudah lihat tadi? Bibir Rayden jadi warna ungu dan mengeluarkan buih putih. Sepertinya dia itu keracunan!”“Maksudmu, ada yang sengaja ingin meracuni Rayden?”Begitu ucapan dilontarkan, ekspresi semua orang langsung berubah.Hati Tony menjadi tidak karuan dan terasa penat. Dia segera meninggalkan keramaian, lalu bertanya pada Evano, “Apa kamu yakin nggak ada yang keliru dengan masalah hari ini?”Evano tahu betapa seriusnya masalah ini. Dia pun hampir menangis.“Pak Tony, kalau memang aku lalai dalam menjalankan misi, mana berani juga aku merahasiakannya darimu! Semuanya berjalan sesuai dengan rencana, bahkan berjalan dengan sangat lancar!”“Kalau lancar, kenapa Rayden bisa mati?”“Aku … aku benar-benar nggak tahu. Kita juga bukan pertama kalinya meracuni Rayden. Apalagi racun kali ini juga dari dia. Nggak ada yang berubah dari prosedurnya!” Evano mengecilkan suaranya, lalu melanjutkan dengan bingung, “Pak, menurutmu, apa mungkin rencana kita malam ini diketahui orang
Setelah memberi perintah, Caden mulai merokok sebatang demi sebatang!Detik demi detik berlalu. Lonceng jam terdengar keras. Tahun yang lama akan segera berakhir, dimulai dengan tahun yang baru. Suara hitung mundur terdengar. “Ayo! Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh … tiga, dua, satu …. Selamat Tahun Baru! Semoga semuanya semakin gembira di Tahun Baru ini. Hahaha ….”Lembaran baru dimulai. Suara petasan terdengar memenuhi seluruh Kota Jawhar.Kembang api menghiasi langit. Orang-orang larut dalam kebahagiaan. Padahal mereka telah berjanji akan merayakan Tahun Baru berenam. Sekarang jarak mereka berdua malah terpisah oleh sebuah pintu ruang UGD. Naomi sedang berusaha menyelamatkan Rayden!Caden, Braden, Hayden, dan Jayden hanya bisa menunggu di depan koridor. Mereka merasa gelisah dan juga tidak berdaya.Suasana gembira perayaan Tahun Baru tidak ada hubungannya dengan mereka. Sekarang mereka hanya merasa takut, takut, dan takut saja. Hingga saat ini, nasib Rayden masih belum diketahui.
Alhasil, beberapa pria itu menatap Rayden dari jam 2 subuh hingga matahari terbit, tetapi Rayden tidak memanggil Caden lagi. Si Rayden cilik terus tidur nyenyak. Saat sedang tidur, karena popoknya tergeser, Rayden malah buang air kecil tepat di wajah Dylan yang sedang melihatnya dari samping tempat tidur kecilnya.Kemudian, ketika Rayden melangkah untuk pertama kalinya, Caden bahkan merasa lebih gembira daripada saat dia menghasilkan miliaran dalam hitungan menit!Caden mencium pipi kecil Rayden, mengangkatnya tinggi-tinggi berlari di atas rerumputan seraya berkata dengan bangga, “Anakku memang hebat sekali! Nomor satu di dunia!”Saat itu, Dylan sempat menyindirnya, “Kamu seolah-olah anakmu nggak bisa jalan saja.”“Hehe.” Caden yang sedang membayangkan memori indah itu tersenyum. Namun 1 detik kemudian, air mata membasahi matanya. Caden melihat ke sisi ruang UGD. Napasnya mulai terasa sesak. Setiap kenangan kebersamaannya dengan Rayden bagai film yang diputar di dalam benak Caden. Ra
Beberapa saat kemudian, Naomi berusaha untuk menenangkan dirinya. Dia mulai keluar dari pelukan Caden.Naomi menyeka air matanya, lalu berjongkok menyeka air mata anak-anaknya.“Jangan menangis lagi, ya. Rayden sudah baik-baik saja. Dia akan segera sembuh.”Jayden sedang menangis terisak-isak. Dia pun bertanya dengan suara gemasnya, “Kalau Rayden sudah sembuh, kenapa dia nggak keluar bareng Mama?”Naomi melembutkan suaranya untuk menghibur Jayden. “Rayden lagi istirahat di dalam sana. Dia masih belum bangun.”Hayden segera bertanya, “Apa kami boleh melihatnya?”“Boleh.” Naomi berdiri, lalu berkata pada Caden, “Aku ke toilet bentar. Kalian pergi jenguk Rayden sana. Ada Pak Robbin di dalam.”“Emm.” Caden membawa ketiga anak-anak memasuki ruangan UGD.Rayden sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Ada banyak selang yang dipasang di tubuh anak kecil itu. Wajahnya kelihatan pucat saat ini. Hanya saja, setiap nilai di mesin menunjukkan nilai stabil.Jayden bertanya pada Braden denga
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira