Saat ini raut Naomi kelihatan sangat buruk. Dalam sekilas mata, dapat diketahui dia sangatlah lemas.Caden merasa khawatir dan sakit hati. Dia menggendong Naomi dengan perlahan, lalu membawanya ke kamar pasien. Naomi dibaringkan di atas ranjang dengan perlahan. Caden juga mengawasi langsung ketika Robbin menyuntikkan obat ke tubuh Naomi.Selesai infus, Robbin pun berkata, “Kamu pergi sibuk sana. Ada aku di sini.”Caden tidak berbicara sama sekali, hanya menatap Naomi saja. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia berkata, “Aku nggak jadi pulang.”“Emm?” Robbin merasa syok. “Kenapa nggak jadi pulang?”Braden juga menatap Caden dengan syok. Bagaimanapun, hal itu sangatlah penting!Caden menjelaskan dengan asal-asalan, “Ada Steven dan Andrew di sana. Aku nggak perlu ke sana.”Robbin melirik Naomi sekilas. Sepertinya Caden tidak tenang untuk meninggalkan Naomi.“Baiklah. Kalau begitu, aku keluar dulu. Aku pantau progres pemeriksaan racun. Aku akan mencarimu lagi setelah hasilnya keluar.”“Emm
Ketiga bocah cilik melirik Caden sejenak. Kemudian, Braden berkata, “Nggak usah, kami bisa tidur sendiri. Kamu cukup bantu kami buat jagain Mama saja.”Begitu masuk ke kamar kecil di dalam kamar pasien, Braden berkata pada Hayden, “Beri dia tambahan 1 poin, deh. Aku sungguh terharu dia bisa melepaskan hal sepenting itu demi menjaga Mama.”Hayden segera mengangguk tanda dirinya setuju. “Emm!”Sebelum tidur, Braden menyuruh Jayden untuk memperbaiki riasannya dan juga Hayden.Untung saja ada Jayden yang hebat, semua produk kosmetik yang digunakannya berkualitas sangat bagus. Jika tidak, riasan mereka pasti akan hancur karena menangis seharian. Bisa jadi Caden dan anggota Keluarga Pangestu akan menyadarinya!Di dalam kamar, Caden sedang berdiri di depan jendela sembari menelepon Steven. Tatapannya tertuju ke sisi Naomi. Dia memberi tahu Steven bahwa dirinya tidak akan kembali ke kediaman untuk sementara waktu ini, lalu menanyakan progres penyelidikan, kemudian mengatur beberapa hal.Setela
Caden menarik tisu untuk menyeka air mata dan ingus di wajah Jayden. Kemudian, dia menggendong Jayden dengan lembut. “Kamu dan Hayden lanjut tidur sana. Biar aku tenangin Jayden.”Caden menutup lampu di atas nakas, lalu menggendong Jayden keluar, sekalian menutup pintu kamar. Dia menggendong Jayden ke depan ranjang pasien, lalu berbisik, “Coba kamu lihat, Mama nggak dimakan sama monster. Mama lagi tidur di sini. Rayden juga lagi tidur, dia juga nggak dimakan sama monster. Jadi, Jayden nggak usah takut.”Jayden mengusap matanya, lalu menatap Naomi yang sedang berbaring di atas ranjang. Dia mengulurkan tangan kecilnya untuk mengusap Naomi. “Mama masih hangat.”Caden spontan tersenyum. Tentu saja tubuh Naomi masih hangat. Dia juga belum mati.“Sudah, kamu tidur dulu. Nanti setelah kamu bangun, seharusnya mamamu juga akan bangun. Jangan takut, aku akan melindunginya dan Rayden. Aku juga akan melindungi kalian. Kalau ada monster yang datang, aku akan memukulnya.”“Emm.” Jayden mengangguk de
Caden menatap Naomi dengan mengerutkan keningnya. Jayden sudah tertidur bersandar di atas pundak Caden, hanya saja Caden masih tidak menurunkannya.Dari tadi Caden tidak berhenti menepuk-nepuk punggung Jayden. Dia kelihatan bagai seorang ayah yang sedang menghibur anaknya saja. Hanya saja, tatapan Caden tak berhenti tertuju pada diri Naomi. Saat cairan di dalam botol infus sudah habis, Caden baru mengembalikan Jayden ke dalam kamarnya. Braden dan Hayden masih sedang tertidur. Pose tidur kedua bocah kembar itu berbeda drastis. Braden sedang tidur dengan mengangkat kepalanya, kedua tangan diletakkan rapi di dua sisi tubuh. Posisi tidurnya sangat tegak. Sementara, Hayden sedang tidur di ujung kaki ranjang …. Dia sungguh mirip dengan seekor kodok yang sedang telungkup di atas ranjang. Suara dengkurnya terdengar sangat nyaring. Lantaran sedang telungkup, bahkan wajah kecilnya juga sudah berubah wujud. Risiko Hayden jatuh dari atas ranjang sangatlah besar.Caden melirik Jayden sekilas. ‘B
Ada banyak tabung darah di atas meja kecil. Semuanya baru diambil dari tubuh Rayden. Saat melihatnya, hati Naomi terasa pilu. Matanya kembali memerah.Rayden memang sudah terlepas dari masa kritis, hanya saja organ tubuhnya telah mengalami kerusakan. Dia perlu mengonsumsi obat, disuntik, bahkan mesti melakukan banyak pemeriksaan yang menyiksa. Semalam saat mencuci lambung Rayden, jelas-jelas dia belum siuman, tetapi sekujur tubuhnya malah gemetar kuat ….Selain itu, semalam jelas-jelas Rayden baru diambil belasan tabung darah. Hari ini, dia malah diambil darah sebanyak ini lagi!Rayden masih kecil. Dia baru berusia 5 tahun saja. Apa Rayden memiliki darah sebanyak itu?Namun, apa daya? Rayden mengalami keracunan serius. Jadi, dia mesti melakukan banyak pemeriksaan!Hati Naomi terasa sesak dan sakit. Dia ingin sekali menggantikan Rayden untuk mengalami penderitaan ini! Dia tidak berharap putranya merasakan siksaan ini!Naomi mengusap tangan kecil Rayden. Dia ingin sekali memberi tahu Ray
“Emm. Sepertinya dia bunuh diri karena takut.” Naomi segera menyeka air matanya. “Itu berarti pelaku sudah tertangkap?”Caden berterus terang, “Seharusnya dia cuma kambing hitam.”Caden tidak memiliki dendam terhadap pelayan wanita itu. Jadi, pelayan itu tidak memiliki motif untuk mencelakai Rayden. Caden curiga pelayan wanita itu dibunuh oleh pelaku sebenarnya.Pelaku sengaja membuat si pelayan kelihatan seperti sedang bunuh diri karena ketakutan. Dengan begitu, semua orang akan salah paham mengira dia telah meracuni Rayden! Sebenarnya, dia hanyalah kambing hitam saja!Begitu Naomi mendengar, dia pun merasa panik dan bertanya dengan suara gemetar, “Maksudmu, dia bukan pelakunya. Pelaku sebenarnya masih belum ditemukan. Dia masih merajalela di luar sana?”“Emm, tapi kamu jangan panik. Aku ….”Tiba-tiba Naomi menariknya. “Mana mungkin aku nggak panik! Ada yang ingin mencelakai Rayden-ku! Tapi, aku nggak tahu siapa orangnya! Dia masih merajalela di luar sana. Masih ada kemungkinan dia a
Ada yang berkali-kali meracuni Rayden!Napas Caden terasa berat. Dia menggigit erat bibirnya, lalu bertanya, “Apa kamu yakin?”Naomi mengentakkan kakinya. “Yakin!”Caden terdiam membisu. Aura dingin memancar dari tubuhnya! Ternyata ada orang berani meracuni Rayden, bahkan sudah berlangsung dalam waktu lama! Besar sekali nyali orang itu! Caden merasa dirinya sungguh bodoh. Padahal dia mengira dirinya sudah menjaga Rayden dengan sangat bagus, alhasil? Rayden malah menerima siksaan sebesar ini! Dia memang tidak pantas untuk menjadi seorang ayah!Pantas saja Naomi membawa hasil pemeriksaan untuk diperlihatkan kepada Caden dengan rasa bersalah, sakit hati, dan juga gusar! Dia merasa sakit hati karena Rayden berkali-kali dilukai. Dia merasa gusar karena penasaran siapa pelaku tidak bermanusiawi itu bahkan tega bersikap sadis terhadap seorang anak di bawah umur! Mengenai rasa bersalah … sementara ini Caden masih belum menemukan alasannya.Hanya saja, Naomi bisa marah juga pasti karena diri Ca
Setelah Braden dan Hayden bangun, mereka tidak bisa menemukan sosok Naomi di dalam kamar pasien. Mereka menebak seharusnya Naomi pergi menjenguk Rayden, itulah sebabnya mereka bisa berada di sini. Tanpa sengaja, mereka kedengaran isi percakapan Naomi dan Caden.Hayden kelihatan gusar. “Ternyata ada orang yang berkali-kali meracuni Rayden! Kak, kita mesti cari siapa orang kurang ajar itu. Kita mesti balas dendam Rayden!”Raut Braden kelihatan sangat muram. “Iya, kita mesti menemukannya!”Beraninya orang itu meracuni saudara mereka dalam waktu lama, alhasil Rayden terus hidup di kondisi sakit. Orang itu pantas untuk mati!Apalagi kekhawatiran ibu mereka juga cukup masuk akal. Pelaku sudah terbiasa untuk melakukannya. Berhubung kali ini dia tidak berhasil merenggut nyawa Rayden, bisa jadi dia akan meracuni Rayden lagi. Jika pelaku tidak ditemukan, itu berarti Rayden akan bahaya dalam setiap saat!Hayden bergumam, “Nggak disangka si Caden masih belum berhasil menemukan pelakunya. Tapi aku
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira