Setelah Braden dan Hayden bangun, mereka tidak bisa menemukan sosok Naomi di dalam kamar pasien. Mereka menebak seharusnya Naomi pergi menjenguk Rayden, itulah sebabnya mereka bisa berada di sini. Tanpa sengaja, mereka kedengaran isi percakapan Naomi dan Caden.Hayden kelihatan gusar. “Ternyata ada orang yang berkali-kali meracuni Rayden! Kak, kita mesti cari siapa orang kurang ajar itu. Kita mesti balas dendam Rayden!”Raut Braden kelihatan sangat muram. “Iya, kita mesti menemukannya!”Beraninya orang itu meracuni saudara mereka dalam waktu lama, alhasil Rayden terus hidup di kondisi sakit. Orang itu pantas untuk mati!Apalagi kekhawatiran ibu mereka juga cukup masuk akal. Pelaku sudah terbiasa untuk melakukannya. Berhubung kali ini dia tidak berhasil merenggut nyawa Rayden, bisa jadi dia akan meracuni Rayden lagi. Jika pelaku tidak ditemukan, itu berarti Rayden akan bahaya dalam setiap saat!Hayden bergumam, “Nggak disangka si Caden masih belum berhasil menemukan pelakunya. Tapi aku
Sebelum Caden datang, dia telah mendengar ucapan Steven dulu. Kemudian, dia pun mengangguk dengan sopan. “Apa masalah ini sudah selesai diselidiki?”“Masih belum ada perkembangan untuk sementara waktu ini. Sekarang kami bisa memastikan masalah keracunan putramu berhubungan dengan pelayan wanita itu. Tapi, sekarang pelayan itu sudah mati, petunjuk pun terputus.”Kening Caden berkerut. “Apa ada perkembangan dengan kasus pelayan wanita itu?”Berwin menggeleng. “Dilihat dari kondisinya, sepertinya dia bunuh diri. Tapi, kami nggak bisa mengambil kesimpulan dengan gampang. Semuanya masih butuh penyelidikan lebih lanjut.”Caden mengiakan, kemudian tidak bertanya lagi.Berwin berkata, “Pekerjaan pengumpulan bukti sudah selesai. Aku juga sudah mengatur anggota untuk menjaga lokasi kejadian. Kalau nggak ada masalah lain lagi, kami pamit dulu. Kami akan menghubungimu kalau ada perkembangan selanjutnya.”Caden mengangguk. “Emm, mohon rahasiakan masalah ini.”“Aku mengerti. Pak Caden harap tenang.”
Meski Evano mengabdi di sisi Tony untuk selamanya, dia juga tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Selama ini, yang diberikan Tony kepadanya tidak tergolong banyak! Jika Evano mengkhianati Tony, saham itu pun akan menjadi miliknya.Lagi pula, Tony akan dibunuh oleh Caden. Pada saat itu, Evano juga tidak perlu khawatir dirinya akan dibalas dendam oleh Tony!Setelah berpikir lama, tiba-tiba Evano berlutut di hadapan Caden.“Pak Caden, aku tahu siapa yang meracuni Rayden!”Raut wajah Tony langsung berubah drastis. Dia langsung berdiri dari sofanya!Semua anggota Keluarga Pangestu juga terkejut ketika melihat sosok pria yang berlutut di lantai.Caden bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kamu tahu?”“Iya! Aku tahu!”“Katakanlah!”“Pelakunya … dia …..” Evano melihat ke sisi Tony.Tony merasa kaget hampir saja muntah darah di tempat. Dia menahan napasnya sembari membelalaki Evano.“Dasar kurang ajar! Demi saham 20% ini, kamu malah ingin memfitnah majikanmu?”Evano berkata dengan gemetar
Setelah sampai di lantai 2, Andrew mengantar Tony ke ruang baca. Dia menutup pintu ruangan, lalu berjaga di depan pintu.Saat ini hanya tersisa Tony dan Caden berdua di dalam ruangan.Tadinya Tony merasa agak takut. Kemudian, dia malah tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Iya, semua ini ulahku! Hahaha. Selama beberapa tahun ini, aku memang sering meracuni Rayden. Semuanya memang seperti yang kamu dengar tadi. Racun yang kuberikan itu nggak akan membunuh Rayden, hanya akan membuatnya kesakitan!”“Setiap kali Rayden keracunan, dia pasti akan sangat menderita, terutama pada hari-hari awal keracunan. Efek racun pada saat itu paling kuat. Dia pasti akan kesakitan sampai berkeringat dingin, wajah kecilnya akan berubah karena menahan sakit. Hehe.”“Tapi siapa suruh kamu bodoh, kamu malah nggak menyadarinya. Kamu malah mengira penyakitnya itu karena Rayden terobsesi dengan ibunya! Hanya saja, kenapa Rayden bisa keracunan? Bukannya semua gara-gara kamu?”“Seandainya Rayden nggak memiliki ayah sep
Tony menyadari sesuatu. Dia tidak lagi bersikap arogan! Dia menatap Caden dengan takut. “Caden, beraninya kamu menyentuhku? Apa kamu nggak khawatir aku akan menghancurkannya? Aku … uhm … ahh …..”Caden sedang berdiri di depan jendela ujung koridor. Ketika mendengar suara jerit histeris Tony, dia hanya mengisap rokoknya dengan tenang. Ekspresinya kelihatan sangat dingin. Tidak terlihat sedikit pun rasa sakit hati di wajahnya.Tony memang adalah kakek kandungnya Caden, tetapi Tony telah mencelakai ayahnya, ibunya, dan juga putranya. Apa dia pantas untuk menjadi seorang kakek?Hati manusia bukan terbuat dari baja. Jika Tony memiliki hati nurani, dia juga tidak akan berbuat seperti ini! Jadi, tidak ada sedikit pun rasa kasihan di hati Caden.Di dunia ini, Caden paling memedulikan orang tua dan putranya. Jika ada yang berani menyentuh salah satu di antara mereka, Caden pasti akan memberi “hukuman mati”.Sekarang Tony telah menyentuh ketiga orang kesayangan Caden! Jika bukan karena ada baran
Tony bagai orang yang cacat saja duduk bersandar di sofa dengan memiringkan kepalanya. Kaki tangannya masih utuh, hanya saja uratnya sudah diputuskan. Salah satu bola matanya juga sudah dicungkil.Andrew khawatir Tony tidak bisa melihatnya. Dia pun sengaja meletakkan bola mata di bagian yang terjangkau oleh Tony, agar Tony bisa terus melihatnya!Namun, Andrew tidak ingin memperlihatkan gambaran miris ini kepada Caden. Dia sengaja membaluti mata Andrew dengan perban.Saat ini, Tony sedang menatap bola matanya dengan ketakutan. Bahkan, sekujur tubuhnya juga gemetar saat ini!Ketika melihat Caden, Tony bagai sedang melihat monster saja, semakin ketakutan lagi. Caden menunjukkan ekspresi dinginnya. “Kamu nggak usah merasa perbuatanku sadis. Semua penderitaan yang kamu terima bukanlah apa-apa kalau dibandingkan dengan Rayden!”Tony menarik napas dalam-dalam. Dia menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak bisa bersuara sama sekali.Caden menatap Tony dengan dingin. “Selain itu, seharusnya kamu
“Belum sempat aku melihat dengan jelas, dia langsung menyimpannya.”Caden terdiam membisu.Saat pertemuan waktu itu, orang misterius berkata kepada Caden, ‘Sebenarnya kamu nggak tahu kamu punya seorang anak perempuan. Kalau kamu nggak berharap terjadi sesuatu dengannya, lepaskan aku. Hehe.’Waktu itu, Caden memang merasa syok dan juga curiga. Jadi, Caden tidak berani bertindak gegabah, langsung melepaskannya!Kemudian, Caden terus memikirkan masalah itu. Bukannya tidak mungkin jika ibunya Rayden melahirkan anak kembar beda gender. Hanya saja, berhubung Caden tidak menemukan petunjuk apa pun, dia hanya merasa curiga saja. Sekarang setelah mendengar omongan Tony, Caden merasa kemungkinan ucapan orang misterius adalah kenyataan!“Ting ….” Pada saat ini, Caden menerima notifikasi pesan masuk dari sebuah nomor virtual.[ Apa kamu puas dengan hadiah pemberianku? Hehe. ]Hati Caden seketika menjadi tegang. Ternyata dia orangnya!Caden segera membalas pesan, tetapi nomor itu telah menjadi nomo
“Caden, masalah ini nggak ada hubungannya sama kami. Kenapa kamu malah lampiaskan kekesalanmu ke diri kami?”“Iya! Lagi pula, kediaman ini peninggalan leluhur. Kediaman ini adalah milik bersama. Sepertinya nggak seharusnya kamu mengusir kami dari sini? Kediaman ini setidaknya bernilai beberapa triliun.”Caden tidak ingin omong kosong dengan mereka. “Andrew, coba kamu data siapa yang keberatan. Kamu negosiasi dengan mereka.”Andrew melempar bola mata Tony ke atas meja tamu. Kemudian, dia melihat semuanya dengan ekspresi tenang. “Siapa yang ingin negosiasi?”Semua orang terkejut hingga seluruh bulu kuduk merinding. Mereka menutup mulut mereka, tidak berani berbicara sama sekali. Saat ini, Steven pun datang untuk memberi tahu inti dari hasil interogasi Evano. Kemudian, dia bertanya, “Bagaimana mengenai 20% saham ini?”Anak buah ini sudah membantu Tony melakukan banyak hal tidak bermanusiawi. Dia memang berengsek! Steven juga sakit hati untuk menyerahkan 20% saham kepadanya. Pria berengse
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan
“Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya
“Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,
Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te
Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj