Meski Evano mengabdi di sisi Tony untuk selamanya, dia juga tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Selama ini, yang diberikan Tony kepadanya tidak tergolong banyak! Jika Evano mengkhianati Tony, saham itu pun akan menjadi miliknya.Lagi pula, Tony akan dibunuh oleh Caden. Pada saat itu, Evano juga tidak perlu khawatir dirinya akan dibalas dendam oleh Tony!Setelah berpikir lama, tiba-tiba Evano berlutut di hadapan Caden.“Pak Caden, aku tahu siapa yang meracuni Rayden!”Raut wajah Tony langsung berubah drastis. Dia langsung berdiri dari sofanya!Semua anggota Keluarga Pangestu juga terkejut ketika melihat sosok pria yang berlutut di lantai.Caden bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kamu tahu?”“Iya! Aku tahu!”“Katakanlah!”“Pelakunya … dia …..” Evano melihat ke sisi Tony.Tony merasa kaget hampir saja muntah darah di tempat. Dia menahan napasnya sembari membelalaki Evano.“Dasar kurang ajar! Demi saham 20% ini, kamu malah ingin memfitnah majikanmu?”Evano berkata dengan gemetar
Setelah sampai di lantai 2, Andrew mengantar Tony ke ruang baca. Dia menutup pintu ruangan, lalu berjaga di depan pintu.Saat ini hanya tersisa Tony dan Caden berdua di dalam ruangan.Tadinya Tony merasa agak takut. Kemudian, dia malah tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Iya, semua ini ulahku! Hahaha. Selama beberapa tahun ini, aku memang sering meracuni Rayden. Semuanya memang seperti yang kamu dengar tadi. Racun yang kuberikan itu nggak akan membunuh Rayden, hanya akan membuatnya kesakitan!”“Setiap kali Rayden keracunan, dia pasti akan sangat menderita, terutama pada hari-hari awal keracunan. Efek racun pada saat itu paling kuat. Dia pasti akan kesakitan sampai berkeringat dingin, wajah kecilnya akan berubah karena menahan sakit. Hehe.”“Tapi siapa suruh kamu bodoh, kamu malah nggak menyadarinya. Kamu malah mengira penyakitnya itu karena Rayden terobsesi dengan ibunya! Hanya saja, kenapa Rayden bisa keracunan? Bukannya semua gara-gara kamu?”“Seandainya Rayden nggak memiliki ayah sep
Tony menyadari sesuatu. Dia tidak lagi bersikap arogan! Dia menatap Caden dengan takut. “Caden, beraninya kamu menyentuhku? Apa kamu nggak khawatir aku akan menghancurkannya? Aku … uhm … ahh …..”Caden sedang berdiri di depan jendela ujung koridor. Ketika mendengar suara jerit histeris Tony, dia hanya mengisap rokoknya dengan tenang. Ekspresinya kelihatan sangat dingin. Tidak terlihat sedikit pun rasa sakit hati di wajahnya.Tony memang adalah kakek kandungnya Caden, tetapi Tony telah mencelakai ayahnya, ibunya, dan juga putranya. Apa dia pantas untuk menjadi seorang kakek?Hati manusia bukan terbuat dari baja. Jika Tony memiliki hati nurani, dia juga tidak akan berbuat seperti ini! Jadi, tidak ada sedikit pun rasa kasihan di hati Caden.Di dunia ini, Caden paling memedulikan orang tua dan putranya. Jika ada yang berani menyentuh salah satu di antara mereka, Caden pasti akan memberi “hukuman mati”.Sekarang Tony telah menyentuh ketiga orang kesayangan Caden! Jika bukan karena ada baran
Tony bagai orang yang cacat saja duduk bersandar di sofa dengan memiringkan kepalanya. Kaki tangannya masih utuh, hanya saja uratnya sudah diputuskan. Salah satu bola matanya juga sudah dicungkil.Andrew khawatir Tony tidak bisa melihatnya. Dia pun sengaja meletakkan bola mata di bagian yang terjangkau oleh Tony, agar Tony bisa terus melihatnya!Namun, Andrew tidak ingin memperlihatkan gambaran miris ini kepada Caden. Dia sengaja membaluti mata Andrew dengan perban.Saat ini, Tony sedang menatap bola matanya dengan ketakutan. Bahkan, sekujur tubuhnya juga gemetar saat ini!Ketika melihat Caden, Tony bagai sedang melihat monster saja, semakin ketakutan lagi. Caden menunjukkan ekspresi dinginnya. “Kamu nggak usah merasa perbuatanku sadis. Semua penderitaan yang kamu terima bukanlah apa-apa kalau dibandingkan dengan Rayden!”Tony menarik napas dalam-dalam. Dia menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak bisa bersuara sama sekali.Caden menatap Tony dengan dingin. “Selain itu, seharusnya kamu
“Belum sempat aku melihat dengan jelas, dia langsung menyimpannya.”Caden terdiam membisu.Saat pertemuan waktu itu, orang misterius berkata kepada Caden, ‘Sebenarnya kamu nggak tahu kamu punya seorang anak perempuan. Kalau kamu nggak berharap terjadi sesuatu dengannya, lepaskan aku. Hehe.’Waktu itu, Caden memang merasa syok dan juga curiga. Jadi, Caden tidak berani bertindak gegabah, langsung melepaskannya!Kemudian, Caden terus memikirkan masalah itu. Bukannya tidak mungkin jika ibunya Rayden melahirkan anak kembar beda gender. Hanya saja, berhubung Caden tidak menemukan petunjuk apa pun, dia hanya merasa curiga saja. Sekarang setelah mendengar omongan Tony, Caden merasa kemungkinan ucapan orang misterius adalah kenyataan!“Ting ….” Pada saat ini, Caden menerima notifikasi pesan masuk dari sebuah nomor virtual.[ Apa kamu puas dengan hadiah pemberianku? Hehe. ]Hati Caden seketika menjadi tegang. Ternyata dia orangnya!Caden segera membalas pesan, tetapi nomor itu telah menjadi nomo
“Caden, masalah ini nggak ada hubungannya sama kami. Kenapa kamu malah lampiaskan kekesalanmu ke diri kami?”“Iya! Lagi pula, kediaman ini peninggalan leluhur. Kediaman ini adalah milik bersama. Sepertinya nggak seharusnya kamu mengusir kami dari sini? Kediaman ini setidaknya bernilai beberapa triliun.”Caden tidak ingin omong kosong dengan mereka. “Andrew, coba kamu data siapa yang keberatan. Kamu negosiasi dengan mereka.”Andrew melempar bola mata Tony ke atas meja tamu. Kemudian, dia melihat semuanya dengan ekspresi tenang. “Siapa yang ingin negosiasi?”Semua orang terkejut hingga seluruh bulu kuduk merinding. Mereka menutup mulut mereka, tidak berani berbicara sama sekali. Saat ini, Steven pun datang untuk memberi tahu inti dari hasil interogasi Evano. Kemudian, dia bertanya, “Bagaimana mengenai 20% saham ini?”Anak buah ini sudah membantu Tony melakukan banyak hal tidak bermanusiawi. Dia memang berengsek! Steven juga sakit hati untuk menyerahkan 20% saham kepadanya. Pria berengse
Kedua bocah cilik sedang bertengger di atas dahan pohon, lalu menunduk untuk melihat Caden. Kedua mata bocah berkilauan itu bagai sebutir anggur saja. Kulitnya mulus dan empuk. Mereka kelihatan sangat gemas. Semakin dilihat-lihat, Caden semakin menyukainya.Ketika melihat sosok anak imut itu, Caden diam-diam merasa iri dengan ayah anak-anak yang meninggal dini itu. Pada saat ini, Caden berkata, “Ayo, turun, yang pelan.”Hayden merasa agak panik. “Bagaimana, Kak? Kita ketahuan!”Braden masih saja bersikap dingin. “Tenang saja, kebetulan ada yang ingin aku tanyakan sama dia. Turunlah.”Kedua bocah pun menuruni pohon. Hayden mengambil langkah duluan. Demi menunjukkan wibawanya di hadapan Caden, dia sengaja memamerkan kemampuannya, langsung melompat dari ketinggian 3 meter.Awalnya Hayden ingin berdiri tegak dengan keren. Siapa sangka, baru saja Hayden melompat, dia malah langsung digendong oleh Caden!Misi untuk bersikap keren gagal! Malah jatuh ke dalam pelukan Caden!Alhasil, Hayden yan
Mereka berdua diam-diam mengikuti Caden. Setelah sampai di sini, demi tidak dipergoki orang-orang, mereka sengaja mengganti mode diam dalam jam tangannya.Sebelumnya saat di rumah sakit, mereka hanya fokus dalam masalah Rayden saja. Jadi, mereka bahkan lupa untuk berpamitan dengan Naomi.Saat melihat wajah panik mereka berdua, Caden berkata lagi, “Jangan khawatir. Aku beri tahu dia kalau kalian lagi bersamaku. Selain itu, aku juga mengatakan aku yang mengajak kalian keluar, kalian bukan keluar secara diam-diam. Kalian kira aku sudah minta izin sama dia, makanya kalian nggak pamitan sama dia.”Hayden mencemberutkan bibirnya, lalu memutar bola matanya. Dia tidak ingin mengakui kebaikan Caden, tetapi dia mesti menerima kenyataan ini. Namun, perhatian Braden malah tertuju pada diri Naomi. “Apa reaksi Mama ketika dia tahu kita lagi bersama?”“Tentu saja merasa tenang. Kalian pasti aman ketika bersamaku.”Braden menyipitkan matanya. Dulu, jika Naomi tahu anak-anaknya sedang bersama dengan C
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira