Emm?Setelah anggota Keluarga Senjaya mendengar, kedua matanya seketika terbelalak lebar.Usai ketiga bocah cilik mendengar, kedua mata mereka juga ikut terbelalak lebar.Caden menepuk-nepuk bagian kusut di saku jasnya, lalu mengulangi sekali lagi, “Akulah wali dari anak-anak ini. Apa yang mau dibahas Keluarga Senjaya? Bagaimana cara memperhitungkan semua ini?”Emosi Jessica langsung membara. “Caden, apa kamu sudah gila? Mereka itu bukan anakmu. Sejak kapan kamu jadi wali mereka?”Caden menatapnya. “Kalau aku bilang iya, berarti iya. Apa kamu keberatan?”“Aku ….” Jessica menggigit bibirnya dengan kesal.Ketika mendengar ucapan Caden, Clara tahu riwayat mereka telah tamat! Tubuhnya seketika terasa lemas. Dia kembali jatuh pingsan.“Ma!” jerit Jessica, lalu segera berlari ke sisi Clara.Dokter keluarga segera kemari untuk memeriksa. Kemudian, dokter mendiagnosis Clara jatuh pingsan karena terlalu syok. Kondisinya tidaklah serius.Saat ini, Jazli baru saja tersadar dari syoknya ketika men
“Benar! Benar! Kalau ada apa-apa dengan anak-anak, Keluarga Senjaya pasti akan tanggung jawab. Setelah aku menyelidiki masalah ini sampai tuntas, aku akan langsung mencarimu.”“Emm.” Caden berdiri dengan puas. Ketika melihat Jayden sedang merinding ketakutan, dia langsung menggendong si kecil. “Braden, Hayden, ayo kita pergi.”Mereka berdua sangat patuh, segera berdiri, lalu pergi bersama Caden.Belum sempat mereka berjalan jauh, terdengar suara jerit marah Jazli dari belakang. “Dasar bodoh! Apa kalian ingin menghancurkan Keluarga Senjaya! Kenapa aku bisa menikahi wanita jalang sepertimu! Kenapa aku bisa memiliki anak bodoh dan sadis sepertimu! Apa kalian mau buat aku mati karena emosi!”“Semua ini akibat dari perbuatanmu sendiri,” balas Braden dengan dingin.Seandainya Jazli tidak mencari pihak ketiga di luar sana, kemudian Clara berhasil menjadi istri sahnya, bisa jadi masalah tidak akan berkembang menjadi tahap seperti sekarang ini. Semuanya juga salah Jazli sendiri! Dasar pria bere
Hayden dan Caden menoleh secara bersamaan. Ekspresi dan gerakan mereka sama persis, kelihatan penuh waspada.Mereka berdua tidak berada di dalam satu mobil, tetapi mereka juga bisa merasakan ada bahaya.Braden yang duduk semobil dengan Hayden bertanya, “Ada apa, Hayden?”Hayden membalas dengan mengernyitkan keningnya, “Sepertinya ada yang memantau kita dari belakang.”“Siapa? Caden?”“Aku nggak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, aku bisa merasakan aura nggak bersahabat dari orang itu. Seharusnya bukan Caden.”Braden juga mengerutkan keningnya. Dia menatap Tiara yang masih belum siuman, lalu bertanya, “Gimana sama Mama Tiara?”Saat ini, Tiara masih belum bangun dari pingsannya. Sopir yang mengendarai mobil adalah utusan Caden. Braden melihat beberapa saat, baru mengalihkan pandangannya. “Nanti aku akan bangunin dia sewaktu kita sampai di depan kompleks. Mama Tiara gampang dikelabui. Kamu nggak usah khawatir masalah ini.”…Di sisi lain, Caden juga sudah mengalihkan pandangannya. Dia m
“Aku nggak ada waktu. Kalau ada urusan, kita bicarakan dari telepon saja.” Nada bicara Caden sangat dingin, tidak ada kehangatan sama sekali.Tony juga tidak merasa aneh. “Minggu depan sudah malam Tahun Baru. Jangan lupa bawa Rayden untuk makan malam di rumah.”“Aku mengerti.”“Selain itu, masalah munculnya serigala di saat upacara menyembah leluhur waktu itu … apa kamu sudah menyelidiki apa yang terjadi?”“Belum.” Tony melanjutkan, “Pada akhirnya, sekelompok serigala itu memang menyerang orang lain. Tapi aku merasa sasaran awal mereka itu Rayden. Aku khawatir ada yang ingin turun tangan terhadap Rayden. Kamu mesti selidiki masalah ini dengan baik, jangan lengah. Ada darah Keluarga Pangestu di dalam tubuh Rayden. Jangan sampai terjadi apa-apa sama dia!”“Emm.”Tony juga tidak berbicara lagi. Caden langsung mengakhiri panggilan. Dia juga malas untuk menghadapi Tony yang bermuka dua itu.Sesungguhnya, Tony memang tidak ingin Rayden meninggal. Hanya saja, dia pasti tidak ingin Rayden bai
Di Kompleks Futuria.Setelah sopir yang diutus Caden meninggalkan tempat, ketiga bocah cilik baru membangunkan Tiara.Tiara menyadari mereka sedang berada di dalam kompleks. Dia pun merasa syok.“Bukannya kita pergi ke Kediaman Keluarga Senjaya? Kenapa kita bisa ada di sini? Apa yang terjadi?”Para tukang bohong mulai beraksi.“Sepertinya karena efek obat, Mama Tiara ketiduran begitu sampai di Kediaman Keluarga Senjaya. Kami nggak tega buat bangunin Mama Tiara. Jadi, kami masuk sendiri.”“Kami sudah minta maaf sama mereka. Mereka juga sudah memaafkan kami. Perbincangan berakhir dengan menyenangkan. Setelah itu, kami pun pulang.”“Tapi, kami menyadari Mama masih belum bangun. Jadi, anggota Keluarga Senjaya mengutus sopirnya untuk mengantar kita pulang.”Ketiga bocah cilik saling menimpali. Tiara pun terbengong ketika mendengarnya. “Apa … iya seperti itu? Apa mereka nggak persulit kalian?”“Tentu saja nggak. Perbincangan kami sangat menyenangkan.”Tiara pun menghela napas lega. Tiba-tiba
“Aku sudah membantu mereka, mereka sangat terharu? Jadi, mereka bersedia untuk makan bersamaku?” tanya Caden.“Iya! Itu maksudku! Nggak gampang untuk bisa mendapatkan kesempatan ini. Papa harus menghargainya. Demi menunjukkan ketulusan hatimu, Papa masak saja masakan andalanmu!”Caden terdiam membisu. Kenapa Caden tiba-tiba merasa dirinya sangat tidak bernilai? Setelah mengulurkan bantuan, dia malah mesti traktiran?Ketika menyadari ayahnya tidak berbicara, Rayden kembali menimpali, “Bukannya Papa mau mengejar Mama? Tentu saja Papa mesti jalin hubungan baik sama anak-anaknya! Dulu sikap Papa terhadap Mama sangat nggak bagus, Braden dan yang lainnya juga nggak suka sama Papa.”“Kalau bukan karena bantuan Papa hari ini, mereka juga nggak bakal setuju buat makan bersama Papa! Jadi, Papa jangan merasa sedih, malahan Papa harusnya merasa gembira. Jangan nggak tahu diri!”Sindiran sang putra memang terasa sangat mematikan!Caden menggigit bibir bawahnya, lalu bertanya, “Apa Naomi juga ikut?”
Ketika Caden tiba di Happy Bar, Dylan sedang bersama dengan seorang wanita muda di dalam ruang VIP. Tubuh wanita itu sedang menempel di tubuh Dylan. Mereka sedang bermesra-mesraan. Saat melihat Caden masuk ke ruangan, Dylan menyuruh wanitanya untuk menyapa. “Panggil Kak Caden.”Semua orang juga tahu Caden adalah teman baik Dylan. Hubungan mereka sangatlah akrab.Bahkan lebih sulit untuk bertemu Caden daripada bertemu dengan Dylan. Ditambah lagi, dengan Caden yang terkenal dengan temperamen buruknya. Ketika si wanita bertemu dengan Caden, dia merasa antusias, gugup, dan juga takut.“Kak … Kak Caden.”Tanpa melihat si wanita sama sekali, Caden langsung berjalan ke hadapan Dylan. Dia menyalakan rokok, lalu duduk bersilang dan bersandar di sofa.Si wanita yang tidak dihiraukan merasa penat. Dia menatap Dylan dengan mata memerah. “Kak Dylan.”Dylan mencubit pipi si wanita muda, lalu mengeluarkan selembar kartu bank kepadanya. Dia menghibur, “Kamu jangan ladeni dia. Dia bukan punya bias sam
Raut wajah Caden berubah muram.Setelah terjadi sesuatu dengan Brian, Keluarga Senjaya menghabiskan banyak uang untuk menyelidiki masalah itu. Mereka bahkan membuat iklan pengumuman di internet akan memberi imbalan besar. Tak sedikit peretas dan pembunuh ikut serta dalam penyelidikan ini. Hanya saja, pelaku tetap tidak berhasil ditemukan.Caden juga menyuruh Steven untuk menyelidiki masalah itu, tetapi tidak ada hasilnya. Siapa sangka semua ini adalah ulah Leon!“Apa informasimu akurat?”“Akurat. Kalau nggak akurat, aku juga nggak bakal kasih tahu kamu. Kamu tahu sendiri aku punya koneksi untuk bisa mendapatkan informasi. Koneksiku cukup luas.”Caden mendengus dingin. “Sepertinya aku sudah memandang remeh pria itu.”Dari insiden Brian, dapat diketahui bahwa Leon bukanlah orang yang gampang dihadapi. Ada banyak orang yang turun tangan ingin menyelidiki masalah itu, mereka malah tidak berhasil mendapatkan informasi apa pun!Dylan menimpali lagi, “Bukan cuma itu saja, Leon juga beri tahu
Saat ini, Salvia sudah tidak menjerit lagi. Dia berbaring di atas ranjang dengan menekan bagian perut dan meringkuk. Keningnya kelihatan berkerut. Wajahnya memucat. Keringat dingin membasahi keningnya.“Ayo, cepat … cepat suntikan obat pereda rasa sakit …. Cepat! Aku nggak bisa bertahan lagi …. Huhuhu ….”Keringat dingin tidak berhenti menetes. Dia juga tidak berani menangis terlalu keras, juga tidak berani untuk menjerit. Jika Salvia bergerak, tubuhnya akan terasa semakin sakit.Robbin sungguh kasihan ketika melihat apa yang dialami Salvia. Hanya saja, orang seperti itu tidak pantas untuk dikasihani. Robbin tidak menatapnya lagi. Dia mencari tempat kosong untuk menelepon Caden.Saat ini, Caden sedang berada di perusahaan. Setelah Naomi dan anak-anak tidur, dia langsung berangkat ke perusahaan.Berhubung Caden sudah pergi lama, memang ada Steven yang membantunya, tetap saja ada banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan sendiri oleh Caden.Begitu mengangkat panggilan, Robbin lan
Selain Salvia, para anggota tim Asosiasi Medika juga sangat egois! Jelas-jelas mereka tahu betapa kritis kondisi kali ini, tetapi demi tidak menyinggung Salvia, mereka malah berpihak pada Salvia! Mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib pasien yang terjangkit virus generasi pertama. Sekarang, setelah mereka sendiri tertular penyakit, mereka pun merasa panik!Robbin meremehkan. Hanya saja, mereka tetap berinisiatif untuk menghubungi asistennya Anton, memberi tahu kondisi di sini.Tidak lama kemudian, Robbin menerima panggilan dari Anton. Suaranya terdengar buru-buru. “Salvia dan anggota timnya terkontaminasi virus?”“Emm.”“Bagaimana bisa begitu? Apa kalian nggak mengenakan APD ketika meneliti virus?”Robbin berterus terang, “Dugaan awal kita, mereka bukan tertular di ruang penelitian, melainkan di ruang rapat.”“Apa maksudmu? Kenapa bisa ada virus di ruang rapat?”Robbin tahu mereka semua bisa tertular karena ulah Caden.Caden memiliki obat penawar dan juga virus. Dia sengaja memb
Braden tidak bertanya rencana Caden dengan jelas. Dia berkata dengan kening berkerut, “Meski dijadikan tameng, dia juga akan dianggap berjasa. Dia sudah menyebar rumor menjelekkan Mama di belakang, kami masih belum beri pelajaran kepadanya! Aku nggak ingin dia merebut jerih payah Mama dan Nenek Buyut.”Caden mengusap kepala Braden dengan perlahan. “Tenang saja, kalian tinggal tunggu pertunjukan saja. Aku akan lampiaskan amarah mama kalian.”Usai berbicara, Caden melihat CCTV. Salvia sudah berhasil mengambil sampel virus dan keluar ruangan. Caden pun keluar dan menelepon, “Sudah boleh cari kesempatan untuk beraksi. Kalian jalankan sesuai dengan ucapanku. Ingat, obat penawar sebelumnya ….”Selesai Caden berpesan, terdengar suara Naomi dari lantai bawah. “Caden, Braden, Rayden, makan.”Saat ini, langit sudah mulai terang.Caden menyimpan ponselnya. “Ayo, turun. Kita makan sedikit di bawah, lalu kembali ke kamar buat tidur.”Joseph memasak sup dan beberapa jenis lauk. Masakannya memang kel
“Salvia?”Braden dan Rayden berkata dengan serempak! Berhubung Salvia tidak menyukai Naomi, juga pernah menyebar rumor menjelekkan nama Naomi, namanya pun cukup terkenal di telinga mereka! Dia adalah musuh bebuyutan para anak!Seandainya bukan karena belakangan ini mereka tidak berada di Kota Jawhar, mereka pasti sudah turun tangan untuk memberi pelajaran kepada wanita itu!Ketika melihat Salvia diam-diam berjalan di dalam ruangan, Braden dan Rayden sungguh merasa syok.Rayden bertanya, “Apa yang lagi dia lakukan?”Braden membalas, “Sepertinya dia ingin mencuri sampel virus.”Kening Rayden berkerut. Dia segera memalingkan kepalanya untuk melihat Caden.Braden tahu Caden mencurinya demi melakukan penelitian di pegunungan, bukan demi melakukan perbuatan jahat, juga tidak akan menyebarluaskan virus itu. Namun, beda cerita dengan wanita jahat yang bernama Salvia ini.Sekarang obat penawar memang sudah ditemukan. Namun jika sampai terjangkit virus, tetap saja akan tersiksa oleh virus.Seand
“Kebetulan aku masaknya kebanyakan. Nanti kamu juga makan sedikit. Kamu istirahat dulu sana. Kita akan segera mulai makan.” Usai berbicara, Joseph membalikkan tubuhnya berjalan memasuki dapur.Joseph yang sekarang sungguh tidak mirip dengan seorang bos besar. Dia lebih mirip dengan seorang pria tua yang kerjaannya melayani anak cucu di rumah. Tidak kelihatan sedikit pun rasa arogan di dirinya. Joseph menunjukkan sikap lembut dan ramahnya.Hati Caden sungguh terasa hangat. Berhubung dia mencintai Naomi, dia juga mencintai Joseph dan juga Maria. Sebaliknya, berhubung Joseph dan Maria mencintai Naomi, mereka juga mencintainya.Darman dan Wanda telah meninggal dini. Sudah lama Caden tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Sekarang ketika bertemu dengan Joseph dan Maria, hati Caden kembali terasa hangat.“Kenapa malam sekali? Kenapa Papa dan Mama sudah bangun?”Naomi berkata dengan tersenyum, “Setelah kami kembali, tadinya kami mau kembali ke kamar dengan pelan, nggak mau ganggu waktu
Robbin juga tidak menyukai Salvia. Dia langsung tidak menggubris Salvia, lalu berjalan pergi.Ketika melihat sikap Robbin, Salvia semakin gusar lagi. Dia mengejar Robbin dan bertanya, “Robbin, apa kamu nggak ingin bekerja di Asosiasi Medika lagi?”Robbin melanjutkan langkahnya.Salvia pun menjerit, “Sekarang kamu beri tahu aku, apa kamu nggak ingin bekerja di Asosiasi Medika lagi? Atau seluruh anggota Keluarga Lukman sudah nggak ingin bekerja di bidang kedokteran lagi?”Ketika mengungkit nama Keluarga Lukman, langkah kaki Robbin langsung berhenti. “Nona Salvia, apa kamu lagi mengancamku dengan Keluarga Lukman?”Robbin benar-benar merasa Salvia tidak pantas menjadi seorang dokter! Dia tidak memiliki kemampuan, hanya memiliki temperamen buruk saja!Salvia mengiakan, lalu berterus terang. “Aku tahu kamu berteman sama Naomi. Dia nggak suka sama aku, makanya kamu juga nggak suka sama aku. Aku juga tahu masalah kamu mengadu kepada kakekku! Aku memang nggak bisa mengendalikan segalanya, tapi
“Seandainya virus nggak berhenti menyebar, semua orang akan terjangkit virus. Pada saat itu, gimana kalau kita masih belum berhasil menemukan obatnya?” Salvia merasa marah. “Kenapa kamu berpikir kejauhan? Gimana kamu bisa tahu virus akan tersebar? Kenapa kamu tahu kita nggak bisa menemukan obatnya? Mengenai pasien gelombang pertama itu, meskipun Kakek datang, dia juga belum pasti bisa menyembuhkan mereka!”Amarah di hati Robbin semakin membara. “Kamu bilang aku berpikir kejauhan? Jadi, kamu suruh aku untuk lepas tangan? Bukannya seharusnya kita mencoba segala kemungkinan. Semua itu nyawa manusia!”Salvia mendengus dingin. “Kalau kamu murah hati sekali, kamu selamatkan saja sana! Nggak ada juga yang menghalangimu!”“Kamu ….” Robbin menatap anggota tim Asosiasi Medika. “Menurut kalian, apa nggak seharusnya kita mengundang Pak Anton pada saat seperti ini?”Mereka spontan melihat ke sisi Salvia, sepertinya tidak ada yang ingin menyinggungnya.Mereka semua berkata dengan sangat halus, “Gim
Semuanya akan dibicarakan lagi setelah mengetahui hubungan Wesley dengan anak itu. Hubungan Wesley dan Darman tergolong bagus. Sekarang dia malah memiliki hubungan dengan anak haram yang diantar orang misterius.Jujur saja, Caden sungguh berharap orang misterius itu berhubungan dengan Wesley, lalu ingin memanfaatkan Wesley untuk melakukan sesuatu. Sebab, kebetulan Caden juga berencana untuk mengobrol dengan orang misterius. Caden butuh perantara untuk menyampaikan permintaannya!…Sewaktu Caden tiba di rumah sakit, Robbin sedang rapat bersama tim Asosiasi Medika. Mereka kelihatan sedang bertengkar. Lebih tepatnya, Robbin dan Salvia sedang bertengkar!Nasib anak haram itu sedang berada di ujung tanduk. Sementara, ada lagi yang tertular virus di rumah sakit. Kondisi pasien yang tertular lebih parah daripada sebelumnya.Padahal mereka baru saja terinfeksi, kondisi mereka malah sudah tergolong gejala tahap menengah. Hal yang lebih membahayakan adalah sekarang virus juga terus bermutasi de
Sekarang tiba-tiba Wesley telah siuman. Begitu siuman, dia malah langsung pergi menemui anak haram Zaskia? Apa hubungannya Wesley dengan anak haram itu?Wesley, ayahnya, orang misterius, anak haram Zaskia ….Kening Caden berkerut. Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu yakin dia itu Wesley?”“Yakin. Aku ada videonya. Coba kamu lihat.”Steven mengeluarkan ponselnya, lalu mencari video untuk dilihat Caden.Di dalam video, seorang pria berusia sekitar 50 tahun sedang berdiri di depan jendela kaca ruangan isolasi. Dia mengenakan masker dan topi. Matanya kelihatan berlinangkan air mata ketika melihat anak haram di dalam ruang isolasi.Anak haram itu sedang berbaring tenang di atas ranjang dengan dipasang banyak selang. Kondisinya kelihatan sangat tidak bagus.Dari dalam video, dapat dilihat bahwa pria paruh baya itu adalah Wesley!Sepertinya Wesley sangat peduli dengan anak haram itu. Dia terus mengusap air matanya, menatap anak itu dengan tatapan penuh sakit hati.Raut wajah Caden