Naomi membalas dengan penuh waspada.[ Apa yang ingin kamu tanyakan? ]Caden mengetik dengan cepat.[ Kalau kamu nggak ke sini, aku akan ke kamarmu sekarang. ]Naomi segera mengetik.[ Sebentar! Aku cari kamu saja! ]Berbicara di ruang baca akan lebih leluasa daripada di dalam ruang kamar.Naomi berdiri pergi ke ruang baca, lalu menatap Caden dengan penuh waspada. “Untuk apa kamu mencariku?”Caden langsung berterus terang. “Apa putramu kenal sama Jessica?”“Nggak kenal.”“Jadi, kenapa dia menciptakan gosip kehamilan Jessica?”Tentu saja Naomi tidak mungkin menjawab Braden sengaja melakukannya. Dia pun berbohong, “Putraku nggak lagi menyebar gosip. Dia hanya melihat perutnya agak membuncit. Jadi, dia kira Jessica lagi hamil. Dia juga nggak menyangka media akan salah paham.”Caden menatap Naomi sekilas, lalu bertanya lagi, “Apa keunggulan dari putramu?”“Apa maksudmu?”“Kalau dibandingkan dengan anak lain, apa ada yang berbeda dengannya?”Naomi membalas dengan sangat yakin, “Nggak ada! A
Saat mereka tiba, Steven pun sudah menunggu.Baru saja mobil berhenti, Steven membuka mobil bangku samping pengemudi, lalu memasuki mobil. Dia kelihatan sangat penasaran.“Kak Caden, buat apa kita awasi putranya Bu Naomi?”Caden bertanya kembali, “Apa mereka masih di rumah?”“Masih. Sudah jam berapa sekarang, mereka bisa ke mana juga?”Caden duduk bersandar sembari menyalakan rokok. Tatapannya tertuju ke arah rumahnya Tiara ….Ketika melihat Caden tidak berencana untuk bersuara, Andrew pun menuruni mobil.Steven juga ikut menuruni mobil. Lantaran tidak mendapatkan informasi dari Caden, dia pun bertanya pada Andrew, “Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Kak Caden?”“Nggak tahu.”“Kenapa dia malah mengawasi anak kecil?”“Nggak tahu.”Steven menggaruk kepalanya. “Apa kamu menyadari ada yang aneh dengan Kak Caden hari ini?”“Emm.”“Apa kamu tahu alasannya?”“Nggak tahu.”Andrew yang ditanya pun selalu menjawab tidak tahu apa-apa. Steven pun merasa kesal. “Kamu nggak tahu apa-apa. Apa kamu n
Kening Caden berkerut.Steven segera melihat sekilas dan dia pun merasa kaget. “Mengerikan sekali! Eh, kenapa kondisi kematian kucing ini sangat familier? Seperti … oh, aku ingat! Sungguh mirip dengan kondisi kucing yang dibuang orang maniak itu ke kamar Rayden! Sepertinya lehernya dipelintir hingga mati!”Caden dan Andrew tidak berbicara.Beberapa saat kemudian, Caden mengembalikan ponsel kepada Andrew, lalu bertanya, “Apa kamu yakin ini sampah yang dibuang putrinya Pak Giman?”“Emm!”Caden merokok sembari mengerutkan keningnya. Dia sedang memikirkan sesuatu.Steven merasa sangat tidak habis pikir. “Bagaimana mungkin Bu Tiara pelakunya? Dia itu teman baiknya Bu Naomi, apalagi dia itu putrinya Pak Giman. Wanita itu kelihatan sangat lugu, nggak seperti orang yang akan melukai kucing. Dia nggak mirip dengan orang misterius itu!”Caden dan Andrew masih terdiam. Yang membalas omongan Steven hanyalah suara embusan angin.Pada saat yang sama, di lantai atas.Braden telah menerima pesan balas
“Kak!” Hayden dan Jayden kembali merasa tegang. Braden menjawab dengan tenang, “Jangan pedulikan dia. Dia nggak punya bukti kita itu bukan Jessica. Lagian, hal yang terpenting adalah masalah waktu itu, bukan siapa yang mengajaknya bertemu. Jadi, meski tahu kita bukan Jessica, itu nggak akan berpengaruh pada keputusannya untuk datang atau nggak. Apalagi, aku yakin dia nggak tahu.”Pada detik berikutnya, telepon dari nomor virtual masuk lagi.Braden bertambah yakin dan berkata, “Lihat, dia menelepon lagi. Kalau dia tahu kita itu bukan Jessica, dia nggak akan lanjut menelepon.”Braden memutuskan sambungan teleponnya lagi. Intinya, dia tidak akan menerima telepon itu. Begitu menerima telepon itu, identitasnya akan terbongkar.“Braden, Hayden, Jayden, apa kalian sudah tidur?” tanya Tiara dari luar pintu.Beberapa anak itu buru-buru menyembunyikan ponsel Jessica, lalu masuk ke dalam selimut dan berpura-pura tidur. Tiara membuka pintu, lalu berjalan masuk tanpa suara. Setelah membenarkan sel
Hari ini, Steven benar-benar merasa bingung. Dia memiliki pandangan stereotipe terhadap anak berusia 5 tahun. Baginya, anak 5 tahun itu imut, polos, dan IQ-nya juga tidak tinggi. Jadi, dia tidak dapat memahami tindakan Caden hari ini maupun mengikuti jalan pikirannya.Pada saat ini, Caden sedang menatap ke luar jendela sambil merokok. Sebelumnya, dia juga tidak pernah mencurigai anak-anak Naomi. Setelah masalah Jessica hari ini, dia baru mulai merasa curiga.Jessica adalah tipikal wanita yang bodoh, lemah, dan jahat. Meskipun jahat, dia tidak licik. Bagaimanapun juga, IQ-nya terlalu rendah untuk mengerahkan tipu muslihat. Oleh karena itu, Caden baru merasa curiga pada pesan yang dikirim Jessica hari ini. Jessica pasti sudah menemukan sesuatu, makanya baru mengirimkan pesan sebanyak itu padanya dan menyuruhnya pergi ke TK untuk melihat anak-anak Naomi.Setelah itu, Jessica malah memosting kata-kata aneh itu di akun sosialnya dan tiba-tiba menghilang hingga bahkan Caden juga tidak menem
Saat Braden dan Hayden tiba di hotel, Jessica dan para pengawalnya masih tidak sadarkan diri. Kedua bocah itu pun memindahkan mereka ke kamar tidur, lalu mengurung mereka. Setelah itu, Braden dan Hayden juga menutup sebagian besar pintu dan jendela. Mereka hanya menyisakan sebuah jalan keluar untuk melarikan diri. Berhubung tidak memahami orang itu, Braden khawatir akan terjadi hal di luar dugaan. Jadi, dia sengaja menyediakan jalan keluar untuk dirinya dan Hayden.Setelah menangani semuanya, Braden menyalakan aromaterapi dari Jayden. Dia dan Hayden sudah minum obat penawar. Jadi, mereka tidak akan terbius. Kemudian, mereka memadamkan lampu kamar dan bersembunyi di kegelapan.Beberapa saat kemudian, Hayden berkata, “Kak, sudah jam 12.”Braden melirik jamnya, lalu mengeluarkan ponsel Jessica dan mengirimkan sebuah lokasi kepada orang itu.Hayden mulai merasa khawatir dan bertanya, “Apa begini saja sudah bisa? Nggak perlu ngomong yang lain lagi? Dia akan kemari?”“Tenang saja. Kalau dia
Orang berpakaian hitam itu segera menerjang ke arah Braden dan hendak menyandera Braden untuk meninggalkan tempat ini. Namun, Hayden sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk melakukan hal itu. Hayden segera berlari ke hadapan Braden, lalu meraih lengan orang berpakaian hitam dan membantingnya ke lantai.Orang berpakaian hitam itu jatuh ke lantai dengan kuat. Namun, dia segera berdiri dan melangkah mundur. Dia seharusnya tidak menyangka Hayden memiliki keterampilan bela diri yang begitu hebat. Dia melirik Hayden dengan terkejut, lalu hendak melarikan diri dengan memecahkan jendela. Sangat jelas bahwa dia tidak ingin lanjut berurusan dengan kedua bocah ini.Hanya saja, sebelum sampai di sisi jendela, kepalanya terasa pusing dan seluruh tubuhnya terasa lemas. Orang berpakaian hitam itu menyadari ada yang tidak beres, lalu menoleh ke arah Braden dan Hayden sambil bertanya dengan terkejut, “Kalian membiusku?”Braden tahu bahwa aromaterapi dari Jayden sudah bekerja. Dia pun menjawab de
Orang berpakaian hitam menatap Braden untuk sejenak, lalu menjawab, “Aku nggak mau jawab pertanyaan-pertanyaan itu.”Braden pun mengerutkan keningnya.“Sebaiknya kalian jangan cari tahu terlalu banyak mengenai urusan orang dewasa. Kalian hanya perlu tahu aku tulus mau jadi papa kalian. Aku akan melindungi kalian, bukan mau melukai kalian,” ujar orang berpakaian hitam.“Kalau mau jadi papa kami, kenapa kamu sembunyikan identitasmu dari kami?”“Waktunya belum tiba. Kalau sudah waktunya, aku akan kasih tahu kalian. Pertanyaan selanjutnya.”Braden menggertakkan giginya dan bertanya, “Kamu sudah tahu dari awal yang Mama kandung itu anak Caden?”“Emm.”“Kok kamu tahu?”“Aku tahu semua kejadian di bandara waktu itu.”Hayden pun bertanya, “Jadi, kamu tahu Mama ditindas pria berengsek itu?”“Emm.”“Kenapa kamu nggak menolongnya?”Orang berpakaian hitam menjawab, “Waktu itu, aku nggak kenal sama dia. Kenapa aku harus menolongnya? Apa hubungannya hidup dan matinya denganku?”“Kamu ....”Braden me
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue