Putih pada dasarnya lumayan kecil. Ditambah dengan semua orang sudah menyadari kemunculan sekelompok serigala, perhatian mereka semua hanya tertuju pada sekelompok serigala itu sehingga mereka tidak menyadari keberadaan Putih.Semua orang langsung heboh.“Kenapa ada begitu banyak serigala? Bukannya selalu ada orang yang menjaga gunung ini? Kenapa bisa tiba-tiba muncul serigala?”“Cepat kabur! Sekelompok serigala ini sudah gila! Mereka mau menyerang orang!”Steven juga buru-buru berkata, “Kak Caden, cepat bawa Rayden tinggalkan tempat ini! Sekelompok serigala ini seharusnya memang punya niat jahat!”Caden mengerutkan keningnya, lalu langsung menggendong Braden dan berkata, “Suruh Naomi untuk kembali ke mobil dan perintahkan para pengawal untuk lebih waspada! Jangan biarkan sekelompok serigala ini melukai Naomi!”“Baik!” Steven pun buru-buru menghubungi pengawal yang melindungi Naomi.Sementara itu, Braden melirik Caden dengan tatapan penuh arti. Meskipun sikap Caden terhadap ibunya agak
Di sisi lain, Naomi sudah duduk dalam mobil. Berhubung mobil ini kedap suara dan jaraknya dengan pemakaman juga jauh, dia hanya samar-samar mendengar suara tangisan orang dan lolongan serigala. Tepat pada saat dia merasa khawatir, Caden pun kembali dengan menggendong Braden.Melihat tampang mereka yang panik, Naomi buru-buru bertanya, “Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Apa upacara menyembah leluhur sudah selesai?”Caden tidak menjelaskan apa-apa dan langsung menggendong Braden masuk ke mobil. Steven juga tidak sempat menjelaskan apa-apa lagi. Begitu naik ke mobil, dia langsung menyalakan mesin.Braden tidak tega melihat ibunya khawatir dan menjelaskan, “Tadi, tiba-tiba muncul sekelompok serigala di puncak gunung. Keadaannya mengerikan sekali! Kami pun segera berlari kemari.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Serigala? Bukannya ini pemakaman pribadi? Kenapa bisa ada serigala?”Braden yang ingin mengingatkan Caden sengaja menjawab, “Aku juga nggak tahu. Mungkin ada orang yang sengaja membi
Selama 2 tahun terakhir, terdapat banyak berita mengenai ras anjing besar yang menyerang manusia yang tersebar di internet. Hanya melihat gambar-gambar orang yang terluka karena diserang anjing saja sudah sangat mengerikan, apalagi jika diserang oleh sekelompok serigala.Jika Rayden benar-benar diserang oleh sekelompok serigala itu, bahkan jasadnya juga mungkin hancur. Begitu membayangkan hal itu .... Sial! Siapa yang bisa menahan diri untuk tidak mengumpat?“Untungnya, sekelompok serigala itu tiba-tiba berubah haluan dan menyerang anggota Keluarga Pangestu. Kalau nggak, konsekuensinya nggak akan terbayangkan. Aku baru dapat berita bahwa ada orang yang organnya robek karena tercakar dan ada juga yang lengannya digigit patah .... Demi melindungi Tony, perut Evano juga digigit hingga ususnya keluar ....”Caden mendengar laporan dari Steven sambil merokok. Ekspresinya terlihat dingin dan kejam.Steven lanjut berkata, “Tapi, ada yang aneh. Kak Caden, waktu baru muncul, sekelompok serigala
Naomi tertegun sejenak, lalu menjawab dengan marah, “Aku nggak melakukan hal buruk apa pun!”“Kalau begitu, kenapa kamu begitu gugup?” cibir Caden. Kemudian, dia berjalan masuk ke kamar tanpa menghiraukan Naomi lagi. Melihat Rayden yang sepertinya sudah tidur cukup lama, dia pun bertanya, “Ada apa dengan Rayden?”“Apanya yang kenapa?”“Bukannya dia masih sadar waktu pulang tadi? Kenapa dia tiba-tiba tidur?”“Dia keluar terlalu lama dan merasa lelah.”Caden mengelus wajah putranya dan mengamati napasnya. Berhubung Rayden bernapas dengan teratur, Caden juga tidak berpikir terlalu banyak. Dia berkata pada Naomi, “Keluarlah dulu. Ada yang mau kutanyakan.”Seusai berbicara, Caden terlebih dahulu berjalan keluar. Naomi menatap punggungnya sambil menarik napas dalam-dalam dan menepuk-nepuk dadanya. Braden masih bersembunyi di bawah tempat tidur. Akan gawat apabila Caden menemukannya.Pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh, seolah-olah menyadari sesuatu. Ke
Naomi merasa sangat terharu karena Rayden begitu perhatian. Melihat Rayden yang membuka selimut dan hendak turun dari tempat tidur, dia buru-buru bertanya, “Rayden, kamu mau ke mana?”“Ke toilet.”“Oh, oke, pergilah. Aku akan memasakkan sedikit makanan untukmu.” Seusai berbicara, Naomi tiba-tiba teringat tentang Braden dan menoleh ke arah Caden sambil berkata, “Kamu juga keluar! Jangan suka cari tahu rahasia orang lain! Tindakan ini benar-benar nggak sopan!”Caden hanya menjulingkan matanya. Dia merasa orang dengan IQ serendah Naomi seharusnya juga tidak akan bisa melakukan sesuatu yang hebat. Jadi, dia tidak terlalu peduli dan langsung berjalan keluar. Namun, dia tidak tahu bahwa kearoganannya sudah membuatnya kehilangan kesempatan baik untuk menemukan putra kandungnya.Setelah Rayden dan Caden keluar dari kamar, Naomi menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia tidak berani langsung membiarkan Braden keluar. Bagaimanapun juga, Rayden sudah bangun dan mungkin akan kembali ke
Sebelum menolak permintaan Caden, dia hanya ingin bertemu dengan Braden saja. Sekarang setelah menolak permintaannya, Caden malah ingin bertemu dengan Hayden juga!Naomi membelalaki Caden sejenak sembari menggertakkan giginya. “Aku nggak akan izinkan kamu untuk bertemu dengan anak-anakku!”Caden sungguh tidak habis pikir. “Kenapa nggak diizinkan? Sebenarnya anakmu yang bermasalah atau aku yang bermasalah?”“Kamu yang bermasalah! Sekeluargamu …. Eits, Rayden nggak bermasalah. Cuma kamu saja yang bermasalah!”Raut wajah Caden berubah muram. “Oke, kalau kamu nggak bawa mereka ke sini, aku akan pergi cari mereka.”“Coba saja kalau kamu berani! Aku akan habisi kamu!”Caden terdiam membisu. Mereka berdua saling bertukar pandang dalam beberapa detik. Pada akhirnya, Naomi pun mengalah. “Kamu … kamu berikan fotomu kepadaku saja. Nanti aku akan bawa pulang untuk perlihatkan kepada mereka. Nanti aku tanyakan apa mereka pernah bertemu orang itu atau nggak!”Caden memang merasa bingung, tetapi dia
“Memangnya … ada masalah yang bisa menyenangkan hatinya?”Pertanyaan itu membuat Naomi terdiam membisu. Sepertinya belakangan ini tidak terjadi masalah yang tergolong gembira bagi Rayden. Dia sudah menjaga Rayden dalam waktu lama, memang tidak pernah terlihat senyuman di wajah Rayden.Demi mengalihkan perhatian Caden, Naomi pun memutar otaknya sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu, kamu bisa membahas soal Putih. Dia sangat tertarik dengan Putih peliharaan anak keduaku.”Caden tidak membantah, melainkan bertanya, “Dari mana asal si Putih?”“Emm.”“Aku juga ingin beliin buat Rayden!”“Putih bukan hasil dibeli!”“Jadi, dari mana asalnya?”Naomi melebarkan matanya, lalu sembarangan mengarang, “Emm … aku temukan di dalam desa.”Caden juga tidak mencurigainya. “Coba kamu bujuk anakmu untuk jual Putih kepada Rayden. Terserah kamu ingin jual dengan harga berapa.”Lagi-lagi kedua mata Naomi terbuka lebar. “Kamu kira semuanya bisa dibeli dengan uang? Uang itu bukan serbaguna, kamu ….”“Satu milia
Braden segera melacak titik posisi orang bertopeng hantu. Dia menyadari jarak Braden dengannya sangatlah dekat, hanya sekitar belasan meter saja. Orang bertopeng hantu sedang berada di dalam gedung ini!Tiba-tiba Braden meningkatkan kewaspadaannya. Dia mengerutkan keningnya berpikir sejenak, lalu mengirim pesan kepada Naomi.[ Mama, kamu bawa Rayden ke kamar lain dulu. Aku ingin keluar. ]Naomi langsung membalas dalam hitungan detik.[ Apa kamu yakin? Bukannya akan sangat berisiko? ][ Tenang saja, papanya Rayden sudah pergi. Sekarang adalah kesempatan bagus untuk aku melarikan diri. ]Sebenarnya, tanpa bantuan orang bertopeng hantu, Braden juga bisa meninggalkan tempat. Sekarang Braden buru-buru hendak meninggalkan ruangan juga demi menemukan orang bertopeng hantu![ Oke. ]Tak lama kemudian, Naomi mengajak Rayden ke ruang baca.Setelah mendengar suara pintu, Braden keluar dari bawah ranjang. Dia mengenakan masker, lalu diam-diam meninggalkan rumah. Dia mengusap saku pakaiannya, lalu
Ekspresi Caden langsung melembut. “Kenapa kamu keluar dengan berpakaian setipis itu? Nggak dingin?”“Nggak.” Naomi datang untuk menengahi situasinya. Dia merangkul lengan Caden, lalu menoleh ke arah dua pria tua itu dan berkata dengan nada manja, “Kakek Ketiga, Kakek Kelima, bukannya kalian sudah tahu kebenaran tentang apa yang terjadi dulu? Kalian juga bilang nggak akan mempermasalahkannya lagi. Jangan takut-takuti dia lagi.”Kakek Ketiga dan Kakek Kelima saling memandang, lalu mengejek diri sendiri, “Apa ini termasuk anak gadis yang sudah besar nggak bisa diharapkan lagi?”Naomi langsung menyahut, “Nggak! Nggak! Cintaku terhadap Kakek dan Nenek sama banyaknya dengan cintaku terhadapnya!”Kakek Ketiga dan Kakek Kelima pun tertawa terbahak-bahak. “Iya, kami akan patuhi keinginan Naomi. Sudah, jangan ungkit masalah ini lagi. Ayo pulang! Sudah waktunya makan!”Kedua pria tua itu terlebih dahulu berjalan pergi, sedangkan Caden masih diam di tempat. Naomi menarik lengannya dan berkata, “Ay
Setelah bertemu Putih, Caden merasa makin yakin lagi. Putih keluar untuk mencari orang. Ia tentu saja baru akan pulang setelah menemukan orangnya. Sementara itu, Kakek Pertama dan Kakek Keempat sedang tidak berada di hutan. Caden sudah bertemu dengan Kakek Kedua. Jadi, kedua pria tua ini pasti adalah Kakek Ketiga dan Kakek Kelima.Kedua pria tua itu mengamati Caden untuk sesaat.“Dia kelihatan kayak orang yang hebat.”“Sayangnya, dia juga yang membuat Naomi hidup menderita dulu.”Caden pun tidak bisa berkata-kata. Beberapa orang tua ini menganggap Naomi sebagai cucu kandung mereka dan memiliki kesan yang buruk terhadapnya. Seberapa besar kasih sayang mereka terhadap Naomi, seberapa besar pula kesan buruk mereka terhadap Caden.Bagaimanapun juga, tidak peduli apa pun alasannya, seluruh penderitaan dan bahaya yang menimpa Naomi serta anak-anak berkaitan dengan Caden. Ancaman Nenek, serangan Kakek Kedua tanpa belas kasihan, ranjau darat yang “dihadiahkan” Kakek Ketiga dan Kakek Kelima ada
Setelah berpikir sejenak, Caden pun kembali ke kabin seorang diri.Di kejauhan, perburuan di hutan masih belum berakhir. Berhubung jaraknya jauh, Caden tidak mendengar jeritan orang. Namun, dia bisa mendengar auman binatang buas yang samar. Saat ini, dari 50 pemburu ilegal, yang masih hidup hanyalah 22 orang.Caden melirik angka pada jam tangan pintar tanpa terkejut atau merasa iba. Dia beralih layar, lalu mengikuti petunjuk navigasi untuk pulang ke rumah.Rumah para kakek terdiri dari 8 bangunan kecil. Setiap bangunan terbuat dari kayu dan memiliki 2 tingkat. Modelnya juga pada dasarnya sama. Keenam orang tua menempati masing-masing satu bangunan, Naomi dan anak-anak menempati satu bangunan, dan bangunan yang satu lagi dijadikan sebagai gudang. Gudang itu menyimpan makanan dan kebutuhan hidup sehari-hari semua orang.Kedelapan bangunan itu berdiri bersebelahan dan membentuk lingkaran. Di luar bangunan, tidak ada tembok yang tinggi, hanya ada pagar bambu yang tingginya semeter. Pagar i
“Aku benar-benar nggak berdaya. Jadi, aku beri tahu dia, di saat dia bisa mengalahkanku, aku akan kasih tahu dia siapa pelaku pembunuh ibunya dan membawanya pergi balas dendam bersama. Dia percaya pada ucapanku dan berlatih bela diri dengan sangat rajin. Seolah-olah, tujuan hidupnya hanya itu. Tapi ....”Kakek Kedua memandang ke kejauhan dan menghela napas panjang lagi.“Sebenarnya, sampai sekarang, aku juga masih belum temukan siapa pelakunya. Aku nggak berhenti selidiki hal ini, tapi mereka sama sekali nggak tinggalkan petunjuk apa pun. Kalau bahkan aku juga nggak bisa menyelidikinya, dia juga lebih nggak mungkin bisa menyelidikinya.”“Jadi, aku hanya bisa bersembunyi dan menolak untuk menemuinya. Aku nggak tahu siapa pelaku pembunuh ibunya. Aku pun nggak bisa membiarkannya menang. Tapi, begitu kalah, dia akan merasa sangat sedih dan marah. Haih ....”Caden dan Hayden hanya mendengar cerita Kakek Kedua dalam diam. Setelah sesaat, Caden baru berkata, “Kakek sudah memalsukan kematian
Ketika berbicara, Kakek Kedua terlihat menyesal dan merasa bersalah.“Aku memang berhasil balas dendam, juga memopulerkan nama guruku. Aku bahkan membawakan kehormatan bagi negara. Tapi, caraku balas dendam terlalu arogan. Orang yang nggak bisa mengalahkanku pun mulai berniat buruk.”“Mereka pakai cara yang sangat kejam untuk bunuh istri guruku, juga mengancamku dengan nyawa adik seperguruanku. Mereka paksa aku untuk melakukan pertarungan curang, juga menyuruhku untuk sengaja kalah dari para ahli bela diri luar negeri supaya bisa mengembalikan harga diri negara mereka. Kalau aku menolak, mereka mau aku bunuh diri. Kalau nggak, mereka akan bunuh adik seperguruanku.”“Para penculik itu juga membiarkanku melakukan panggilan video dengan adik seperguruanku. Adik seperguruanku sangat sedih dan sudah putus asa karena kematian ibunya. Dia menatapku dan menyuruhku untuk balas dendam dengan penuh amarah. Dia mau aku balaskan dendam ibunya dan nggak usah peduli padanya.”“Setelah guruku meningga
Begitu Kakek Kedua menambah kekuatannya, dia bisa langsung membunuh master.“Kakek Buyut Kedua!” Hayden langsung menerjang keluar dengan panik.Kakek Kedua mengerutkan kening, lalu terdiam sejenak sebelum melepaskan master dan bangkit. “Aku akan menunggumu di sini. Cari saja aku kalau kemampuanmu sudah meningkat. Pergi sana!”Wajah master sudah sepenuhnya merah dan dia juga terbatuk hebat. Hayden segera menghampirinya dan bertanya, “Hei, kamu baik-baik saja, ‘kan?”Master berlinang air mata dan memelototi Kakek Kedua dengan marah. Dia tidak menyeka darah di wajahnya, tetapi menyeka air matanya dengan kasar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kemudian, dia bangkit dan turun dari puncak gunung dengan langkah tertatih-tatih.Hayden menatap punggung master dengan kening berkerut. Dia menghampiri master, lalu menyelipkan sebotol obat ke tangannya secara paksa. “Ini bisa sembuhkan lukamu.”Master melirik Hayden dengan ekspresi yang sulit ditebak, lalu menerima botol obat itu dan pergi.Setel
Hayden pun merasa makin panik. “Mereka lagi berantam?”Caden berbisik, “Belum, jangan terlalu khawatir. Kakek Kedua tahu rencana kita. Meskipun mau berantam, mereka juga nggak akan melakukannya sekarang. Dia pasti akan pilih tempat yang sesuai.”Kakek Kedua pasti akan memilih tempat yang jauh dari Caden dan Hayden agar tidak merusak rencana mereka. Selain itu, dinilai dari kondisi sekelompok orang ini, Kakek Kedua pasti sudah menakut-nakuti mereka sebelum pergi.“Kita tangani dulu orang-orang ini secepatnya. Habis itu, kita baru pergi cari mereka.”Hayden merasa gelisah, tetapi tetap mematuhi ucapan Caden. “Emm!”Ayah dan anak itu bekerja sama dengan baik. Caden menyebarkan halusinogen, sedangkan Hayden menakut-nakuti mereka. Sekelompok pemburu itu pada dasarnya sudah merasa tegang. Di bawah pengaruh obat, mereka langsung kehilangan akal sehat sepenuhnya.Sekelompok orang itu mulai berteriak ketakutan dan melarikan diri ke segala arah. Ada orang yang dilukai secara tidak sengaja oleh r
“Oke …,” balas Caden.Suara raungan kembali terdengar. Caden segera memalingkan kepalanya melihat ke sisi Hayden, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Kamu masih bisa mengeluarkan suara raungan?”“Suara raungan? Oh, aku tahu, bukan suaraku, tapi dia!” Hayden melepaskan seprai, lalu menunjukkan sesuatu.Jantung Caden hampir saja copot. Ada beruang … beruang asli!Hayden sedang menunggangi beruang, lalu menjewer telinganya sembari menggoyang kaki kecilnya.“Teman baruku, namanya Bego! Bego, dia itu papaku, beri salam dulu!”Beruang hitam raksasa kelihatan tidak gembira. Ia langsung menjerit ke sisi Caden dengan gusar! Suaranya sangat keras sampai memekakkan telinga! Seolah-olah ada amarah besar di dalam hatinya. Semuanya hendak dilampiaskan ke diri Caden!Ujung bibir Caden berkedut. Apa di mata beruang, dibandingkan dengan mereka berdua, Caden paling gampang ditindas?“Ayo, pergi, kata nenekmu, kita mesti segera pulang. Dia dan Naomi lagi menunggu kita untuk makan malam bersama.” Usai be
Cahaya dari lampu malam menerangi area tepat di depan, membuat Caden teringat pada salah satu karakter dalam anime.Pria tanpa wajah.Iya, tepat sekali, di depan sana ada pria tanpa wajah. Dia bahkan memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter!Hanya saja, pria tanpa wajah di dalam anime sangatlah pendiam. Berbeda dengan pria tanpa wajah di depan Caden, dia malah mengeluarkan suara raungan bagai seekor beruang saja! Sangat tidak sesuai dengan karakter pria tanpa wajah.Caden menebak sesuatu, lalu menggigit bibirnya. Baru saja dia hendak bertanya, tiba-tiba muncul kericuhan dari atas kepala.Begitu mengangkat kepala, Caden langsung melihat sosok hantu. Hantu tergantung terbalik di atas dahan pohon. Wajahnya bersimbahan darah. Dalam sekilas lihat, dia sungguh menyeramkan! Bukan hanya wajahnya saja, lebih tepatnya seluruh tubuhnya bersimbahan darah.Caden sungguh kehabisan kata-kata. Dia terdiam sejenak, lalu menyapa, “Hayden, Kakek Kedua ….”Hayden segera melepaskan topeng “tanpa wajah”, l