Untungnya, Hayden adalah ahli bela diri yang memiliki reaksi luar biasa cepat. Sebelum Caden melihatnya, dia langsung menyelinap masuk ke sebuah bilik yang kecil.Caden menatap Braden dan bertanya dengan bingung, “Tadi, kamu bicara sama siapa?”Braden mengepalkan tangannya untuk menenangkan diri, lalu balik bertanya, “Apa Papa mau menghukumku?”Braden tahu bahwa Caden pasti sudah mengetahui perbuatan Hayden. Sebelum Caden sempat menjawab, Braden lanjut berkata, “Ini semua perbuatanku sendiri. Aku nggak akan melibatkanmu. Kalau orang-orang itu marah, suruh saja mereka menghadapiku seorang.”Caden menatap Braden dengan perasaan campur aduk, lalu menjawab, “Aku bukan datang untuk menghukummu. Apa kamu terluka?”Braden merasa sangat terkejut. Caden tidak marah setelah Hayden menimbulkan keributan sebesar ini? Sepertinya, Caden bersikap cukup baik terhadap Rayden. Braden pun menjawab, “Nggak.”“Baguslah kalau begitu. Sejak kapan kamu keluar dari kamar mandi? Kenapa aku nggak melihatmu kelua
Setelah ragu sejenak, Braden menerima uluran tangan Caden, lalu berjalan keluar dari kamar mandi dengan bergandengan tangan dengan Caden. Sebelum keluar, Braden diam-diam memberi isyarat pada Hayden untuk tidak khawatir.Di luar kamar mandi.Begitu melihat Braden, para anggota Keluarga Pangestu langsung murka dan memelototinya dengan garang. Braden tidak takut pada mereka. Dia berdiri diam di sisi Caden dan memandang mereka dengan penuh peremehan.Sonia berseru, “Caden! Hari ini, kamu harus kasih kami pertanggungjawaban yang memuaskan!”Ekspresi Caden terlihat sangat dingin. Baru saja dia hendak berbicara, Braden sudah terlebih dahulu melangkah maju dan bertanya, “Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?”“Kamu bukan hanya memukul dan menghina seniormu di depan umum, juga membuat ambruk nisan para leluhur Keluarga Pangestu. Ini adalah perilaku nggak berbakti, nggak hormat, dan sangat nggak bermoral. Kamu bisa dihukum Tuhan!” Braden mencibir, “Jadi, bagaimana dengan kalian ya
Braden lanjut berkata dengan santai, “Orang tua lain selalu berharap anak cucunya hidup baik. Tapi, kamu hanya peduli pada dirimu sendiri. Keluarga Pangestu benar-benar sudah sial 3 generasi karena ada orang sepertimu.”“Kamu ... kamu .... Dasar anak durhaka! Bajingan! Uhuk, uhuk ....”Tony yang terlalu marah pun batuk hebat beberapa kali sebelum jatuh pingsan. Untungnya, Evano sangat sigap dan langsung memapahnya. Oleh karena itu, dia baru tidak langsung jatuh ke lantai.Evano segera memberikan pertolongan pertama, lalu menyuapi Tony beberapa butir obat untuk penyakit jantungnya. Setelah itu, Tony baru berhasil diselamatkan. Tony yang tubuhnya masih lemah menatap Braden dengan terengah-engah.Sonia memanfaatkan kesempatan ini untuk berkata, “Ayah, apa kamu masih belum sadar? Apanya yang pewaris satu-satunya! Dia nggak layak menjadi penerus Keluarga Pangestu! Cepat coret namanya dari daftar keluarga! Meskipun harus kehilangan penerus keluarga, kita juga nggak butuh seorang penerus kelu
Putih pada dasarnya lumayan kecil. Ditambah dengan semua orang sudah menyadari kemunculan sekelompok serigala, perhatian mereka semua hanya tertuju pada sekelompok serigala itu sehingga mereka tidak menyadari keberadaan Putih.Semua orang langsung heboh.“Kenapa ada begitu banyak serigala? Bukannya selalu ada orang yang menjaga gunung ini? Kenapa bisa tiba-tiba muncul serigala?”“Cepat kabur! Sekelompok serigala ini sudah gila! Mereka mau menyerang orang!”Steven juga buru-buru berkata, “Kak Caden, cepat bawa Rayden tinggalkan tempat ini! Sekelompok serigala ini seharusnya memang punya niat jahat!”Caden mengerutkan keningnya, lalu langsung menggendong Braden dan berkata, “Suruh Naomi untuk kembali ke mobil dan perintahkan para pengawal untuk lebih waspada! Jangan biarkan sekelompok serigala ini melukai Naomi!”“Baik!” Steven pun buru-buru menghubungi pengawal yang melindungi Naomi.Sementara itu, Braden melirik Caden dengan tatapan penuh arti. Meskipun sikap Caden terhadap ibunya agak
Di sisi lain, Naomi sudah duduk dalam mobil. Berhubung mobil ini kedap suara dan jaraknya dengan pemakaman juga jauh, dia hanya samar-samar mendengar suara tangisan orang dan lolongan serigala. Tepat pada saat dia merasa khawatir, Caden pun kembali dengan menggendong Braden.Melihat tampang mereka yang panik, Naomi buru-buru bertanya, “Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Apa upacara menyembah leluhur sudah selesai?”Caden tidak menjelaskan apa-apa dan langsung menggendong Braden masuk ke mobil. Steven juga tidak sempat menjelaskan apa-apa lagi. Begitu naik ke mobil, dia langsung menyalakan mesin.Braden tidak tega melihat ibunya khawatir dan menjelaskan, “Tadi, tiba-tiba muncul sekelompok serigala di puncak gunung. Keadaannya mengerikan sekali! Kami pun segera berlari kemari.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Serigala? Bukannya ini pemakaman pribadi? Kenapa bisa ada serigala?”Braden yang ingin mengingatkan Caden sengaja menjawab, “Aku juga nggak tahu. Mungkin ada orang yang sengaja membi
Selama 2 tahun terakhir, terdapat banyak berita mengenai ras anjing besar yang menyerang manusia yang tersebar di internet. Hanya melihat gambar-gambar orang yang terluka karena diserang anjing saja sudah sangat mengerikan, apalagi jika diserang oleh sekelompok serigala.Jika Rayden benar-benar diserang oleh sekelompok serigala itu, bahkan jasadnya juga mungkin hancur. Begitu membayangkan hal itu .... Sial! Siapa yang bisa menahan diri untuk tidak mengumpat?“Untungnya, sekelompok serigala itu tiba-tiba berubah haluan dan menyerang anggota Keluarga Pangestu. Kalau nggak, konsekuensinya nggak akan terbayangkan. Aku baru dapat berita bahwa ada orang yang organnya robek karena tercakar dan ada juga yang lengannya digigit patah .... Demi melindungi Tony, perut Evano juga digigit hingga ususnya keluar ....”Caden mendengar laporan dari Steven sambil merokok. Ekspresinya terlihat dingin dan kejam.Steven lanjut berkata, “Tapi, ada yang aneh. Kak Caden, waktu baru muncul, sekelompok serigala
Naomi tertegun sejenak, lalu menjawab dengan marah, “Aku nggak melakukan hal buruk apa pun!”“Kalau begitu, kenapa kamu begitu gugup?” cibir Caden. Kemudian, dia berjalan masuk ke kamar tanpa menghiraukan Naomi lagi. Melihat Rayden yang sepertinya sudah tidur cukup lama, dia pun bertanya, “Ada apa dengan Rayden?”“Apanya yang kenapa?”“Bukannya dia masih sadar waktu pulang tadi? Kenapa dia tiba-tiba tidur?”“Dia keluar terlalu lama dan merasa lelah.”Caden mengelus wajah putranya dan mengamati napasnya. Berhubung Rayden bernapas dengan teratur, Caden juga tidak berpikir terlalu banyak. Dia berkata pada Naomi, “Keluarlah dulu. Ada yang mau kutanyakan.”Seusai berbicara, Caden terlebih dahulu berjalan keluar. Naomi menatap punggungnya sambil menarik napas dalam-dalam dan menepuk-nepuk dadanya. Braden masih bersembunyi di bawah tempat tidur. Akan gawat apabila Caden menemukannya.Pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh, seolah-olah menyadari sesuatu. Ke
Naomi merasa sangat terharu karena Rayden begitu perhatian. Melihat Rayden yang membuka selimut dan hendak turun dari tempat tidur, dia buru-buru bertanya, “Rayden, kamu mau ke mana?”“Ke toilet.”“Oh, oke, pergilah. Aku akan memasakkan sedikit makanan untukmu.” Seusai berbicara, Naomi tiba-tiba teringat tentang Braden dan menoleh ke arah Caden sambil berkata, “Kamu juga keluar! Jangan suka cari tahu rahasia orang lain! Tindakan ini benar-benar nggak sopan!”Caden hanya menjulingkan matanya. Dia merasa orang dengan IQ serendah Naomi seharusnya juga tidak akan bisa melakukan sesuatu yang hebat. Jadi, dia tidak terlalu peduli dan langsung berjalan keluar. Namun, dia tidak tahu bahwa kearoganannya sudah membuatnya kehilangan kesempatan baik untuk menemukan putra kandungnya.Setelah Rayden dan Caden keluar dari kamar, Naomi menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia tidak berani langsung membiarkan Braden keluar. Bagaimanapun juga, Rayden sudah bangun dan mungkin akan kembali ke
Samuel lanjut bercerita, "Guru itu akan menyeka tanganku yang kotor dan memelukku sambil membacakan cerita untukku. Dia juga menyemangatiku untuk bicara, dia juga suka mencubit pipiku dan memujiku. Waktu merasa gembira, dia akan mencium keningku.""Guru itu juga akan menegakkan keadilan untukku waktu aku ditindas anak-anak lain. Setelah itu, dia akan mencari cara untuk menghiburku. Dia melarang orang lain memanggilku si Bisu dan memberiku nama baru, Lucky," kata Samuel.Samuel meneruskan, "Guru itu sangat perhatian, dia tahu aku punya masalah. Dia memberitahuku Tuhan itu adil. Kalau sekarang kamu hidup menderita, ke depannya kamu akan diberi kebahagiaan. Guru itu bilang, jangan terus terjebak dalam masa lalu yang kelam, kita harus melihat ke depan.""Guru itu juga bilang aku ini anak yang beruntung, jadi dia menamaiku Lucky. Dia berharap ke depannya hidupku akan dipenuhi keberuntungan dan lancar. Kemudian, dia sangat sedih setelah tahu Bobby dan istrinya memukulku. Dia memelukku sambil
Sebelum Naomi sempat bicara, Samuel memandangnya dan berkata, "Seperti diselamatkan dari tumpukan mayat, lalu dimasukkan ke neraka lagi. Rasanya sangat menyiksa!"Naomi terdiam. Samuel meneruskan, "Kamu nggak tahu, dulu hidupku juga sangat bahagia. Sama seperti Braden, Hayden, dan Jayden yang kamu besarkan, aku dikelilingi cinta.""Kalau nggak ada anggota Keluarga Pangestu, sekarang hidupku pasti tetap bahagia. Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku. Mereka menyakitiku dan merebut orang yang kucintai berulang kali. Keluarga Pangestu melemparku ke neraka dan melenyapkan semua harapanku sehingga hidupku sangat menderita," lanjut Samuel.Samuel menambahkan, "Jelas-jelas mereka sudah melakukan banyak hal yang keji, tapi kenapa mereka masih bisa hidup bahagia? Mereka mencelakai orang yang kucintai dan menghancurkan hidupku. Apa aku salah kalau ingin balas dendam?"Naomi mengernyit dan bertanya balik, "Apa yang Caden lakukan padamu?"Samuel memandang lautan yang luas. Dia terlihat menderita
Samuel tersenyum. “Apa kamu terkejut aku akan begitu sadis?” Dia menunduk sembari membalikkan labu yang dipanggangnya. Kemudian, Samuel pun tersenyum. “Siapa juga yang mau jadi iblis? Semua juga karena terpaksa.”Kening Naomi berkerut. “Nggak peduli ada dendam apa di antara kamu dengan Caden dan Keluarga Pangestu, kamu nggak seharusnya melibatkan anak. Anak itu nggak bersalah!”Samuel kembali menghela napas panjang, kemudian menjawab, “Dulu kedua mataku ditutupi oleh rasa benci. Kebetulan waktu itu, aku menemukan kamu sedang mengandung anak Caden. Jadi, aku pun menyusun rencana ini. Kemudian, aku juga sekalian memanfaatkan Rayden. Kalau sekarang, bisa jadi aku nggak akan memanfaatkan anak-anak lagi.”Usai berbicara, Samuel melihat Naomi sembari tersenyum. “Mungkin kamu nggak percaya. Hanya saja, sekarang aku benar-benar sangat menyukai anak.”Kening Naomi berkerut. “Kamu menyembunyikan putriku, nggak menyerahkannya kepada kami. Bukannya kamu sudah memanfaatkan anak?”Samuel menggeleng.
Samuel berkata dengan sangat tenang, “Tenang saja, dia sangat aman. Sekarang aku akan bawa kamu untuk ketemu dia.”Usai berbicara, Samuel menunduk, lalu menuangkan teh.Ada sebuah kompor kecil diletakkan di tengah perahu. Di atasnya ada sebuah teko yang sedang memasak teh. Ada juga sedikit makanan di atasnya.Samuel menuangkan secangkir teh hangat kepada Naomi, lalu memberikannya obat.“Kalau kamu mabuk laut, kamu bisa makan 1 butir. Perjalanan kita masih ada beberapa jam lagi.”Naomi tidak mengonsumsi obat. Saat dia menunduk untuk melihat obat itu, dia menyadari pakaian di tubuhnya sudah diganti!Kedua mata Naomi terbelalak lebar. Baru saja dia hendak bertanya, Samuel berkata, “Jangan berpikir kebanyakan. Aku nggak menyentuhmu. Tadi sebelum naik perahu, aku minta bantuan seorang wanita tua untuk ganti pakaianmu.”Naomi mengerutkan keningnya. “Untuk apa kamu ganti pakaianku?”Nada bicara Samuel sangat tenang. “Biar bisa terhindar dari kejaran Caden. Teknik pengobatanmu sangat bagus. Ak
Samuel tertawa. “Aku sudah bilang tadi, Baby nggak ada hubungannya sama kamu. Aku bawa Naomi pergi juga demi Baby, nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu jangan berpikir kebanyakan. Aku juga nggak berencana menggunakan Naomi dan Baby untuk mengancammu.”“Mengenai dendam di antara kita, kamu juga nggak usah buru-buru. Setelah aku membawa Naomi ke sisi Baby, aku masih akan kembali untuk mencarimu. Pada saat itu, tanpa perlu ditanya, aku juga akan beri tahu semuanya kepadamu. Caden, tunggu aku.”Usai berbicara, Samuel langsung memutuskan panggilan dan mematikan ponsel. Jendela mobil diturunkan. Ponsel dibuang ke luar mobil. Ponsel Naomi digilas ban mobil hingga remuk.Samuel kembali menaikkan jendela mobil, lalu lanjut mengendarai mobil. Sepertinya dia kepikiran sesuatu, keningnya pun berkerut. Sepertinya ada api yang membara di dalam tatapan Samuel. Api itu seolah-olah bisa melenyapkan segalanya! Hanya saja, Samuel berusaha memadamkan api di dalam hatinya.“Huft ….” Samuel menghela napas
Satu detik kemudian, ponsel Caden berdering. “Kak Caden, sudah terjadi masalah! Kak Naomi ditahan oleh Samuel!”Hati Caden langsung tegang. “Apa katamu?”“Tadi saat Kak Naomi turun dari lantai atas, Samuel langsung menahan Kak Naomi. Ada senjata di tangannya. Kami khawatir dengan keselamatan Kak Naomi. Jadi, kami nggak berani bertindak gegabah. Dia mengendarai mobil membawa Kak Naomi pergi. Kami lagi mengejarnya!”Jantung Caden berdetak kencang. Ekspresinya berubah. “Kirim titik posisi kalian kepada Steven!”Setelah panggilan diakhiri, Caden segera menghubungi Naomi.Ponsel Naomi masih bisa dihubungi. Hanya saja, tidak ada yang menjawab.Caden sungguh merasa panik. Dia menyuruh Steven untuk segera mengendarai mobil ke sana sembari lanjut menghubungi Naomi.Saat ini, Caden menerima panggilan dari Andrew. Dia segera mengangkatnya. “Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya kamu bilang Samuel di rumah? Kenapa dia bisa ada di sisi Naomi?”Andrew membalas, “Kami sudah dipermainkan Samuel. Tadi
Steven bertanya, “Ke mana perginya orang tua Lucky setelah Lucky pergi?”“Nggak tahu. Seharusnya mereka pergi menikmati hidup dengan uang hasil menjual anak mereka. Heh!”“Apa kalian tahu kabar mereka?”“Nggak tahu. Siapa juga yang peduli dengan hidup matinya mereka? Kita sudah lama nggak pernah saling berhubungan. Lucky juga nggak pernah berhubungan dengan mereka.”Steven bertanya lagi, “Kapan Lucky datang mencari kalian?”Damian membalas, “Beberapa tahun lalu. Waktu itu, kami sedang bercocok tanam. Tiba-tiba dia berdiri di hadapan kami. Kami saja nggak mengenalinya. Setelah dia memperkenalkan diri mengatakan dirinya itu Lucky, kami sungguh merasa kaget! Istriku langsung memeluknya sambil menangis.”Istrinya Damian tersenyum canggung. “Waktu itu aku terlalu emosional. Aku nggak menyangka akan bertemu Lucky lagi.”Steven bertanya, “Untuk apa dia mencari kalian?”“Kata Lucky, waktu itu kami sudah membantunya. Dia masih mengingat utang budi itu. Jadi, dia datang untuk balas budi. Dia ber
“Siapa sangka mereka akan setuju! Tadinya kami menduga, seharusnya kekasihnya Bu Wanda sudah memberi mereka uang yang sangat banyak. Itulah alasannya mereka bersedia menjual Lucky!”“Kami semua sangat meremehkan perbuatan orang tua Lucky. Hanya saja, disisi lain, kami juga bergembira atas kebebasan Lucky. Bu Wanda itu orang baik. Setelah Lucky hidup bersamanya, dia pasti nggak akan dipukul lagi. Dia akan melewati hidupnya dengan gembira.”“Tapi malah terjadi sesuatu saat Bu Wanda hendak membawa Lucky pergi! Entah bagaimana ceritanya, Lucky kelihatan sangat emosional waktu itu. Dia bagai orang gila saja, bahkan menggigit tangan kekasih Bu Wanda hingga terluka. Biasanya ketika dipukul orang tuanya, Lucky nggak emosi, juga nggak menangis. Waktu itu, dia malah tiba-tiba kehilangan kendali.”Steven dengan terpaksa menyela, “Apa yang terjadi hari itu? Kenapa Lucky bisa kehilangan kendalinya?”Damian juga merasa bingung. “Nggak terjadi sesuatu yang istimewa. Seingatku, waktu itu Bu Wanda dan
Damian mengatakan orang tua Lucky ditertawakan banyak orang lantaran tidak bisa memiliki anak. Waktu itu, orang tua Lucky sudah menikah selama 3 tahun, tetapi masih belum dianugerahkan momongan.Para penduduk desa yang tidak akur dengan mereka terus mentertawakan mereka. Ada yang diam-diam bergosip mereka berdua pasti melakukan kesalahan besar di kehidupan lampau, itulah sebabnya garis keturunan mereka terputus di kehidupan sekarang.Temperamen ayahnya Lucky tidaklah bagus. Dia merasa semua itu salah istrinya. Jadi, dia pun sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.Kemudian, mereka berdua pergi. Para penduduk desa mengatakan bahwa mereka pergi ke kota untuk berobat. Beberapa tahun kemudian, mereka pun kembali lagi. Kali ini, mereka pulang dengan Lucky di sisi mereka.Selama beberapa saat itu, pasangan suami istri itu merasa sangat arogan. Mereka terus memamerkan Lucky ke orang-orang! Mereka bukan hanya melahirkan anak laki-laki, anak mereka juga memiliki wajah tampan. Semakin mi