Share

Bab 214

Author: Erlina
Caden tidak ingin memarkirkan mobil di tempat ini. Dia pun menyuruh Steven berbelok ke sebuah jalan setapak, lalu menghentikan mobil mereka di tepi tebing yang terpencil.

Tepi tebing ini memiliki sebuah pohon besar yang sudah tua. Di bawah pohon besar ini terdapat sebuah meja batu dan beberapa bangku batu. Tempat ini dikelilingi dengan rerumputan dan bunga.

Pemandangan indah ini pun menarik perhatian Naomi. Begitu mobil dihentikan, dia segera membuka pintu mobil dan turun. Daerah yang dipenuhi bunga-bungaan menyebarkan aroma yang harum dan menenangkan.

Melihat ke sekeliling, ada sebuah air terjun di seberang tebing. Di hamparan rumput tempat mereka berdiri, terdapat batu kerikil dan bunga-bunga yang bermekaran. Pemandangannya benar-benar indah.

Berhubung musim dingin terlalu dingin, selain bunga robai yang tahan dingin, bunga lain tidak mungkin bisa mekar. Jadi, saat melihat bunga-bunga mekar yang berayun karena tertiup angin, Naomi merasa sangat terkejut.

“Kenapa bunga-bunga ini bisa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rina Nizam
Wanda karim adalah ibu nya sekembar 4....
goodnovel comment avatar
Jihan Johira
sudah pasti ibunya caden
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
siapa Wanda Karim??ibunya caden kah??atau wanita masalalu??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 215

    Saat berjalan naik ke gunung, Caden terlebih dahulu bertanya, “Apa yang kamu katakan padanya?”“Rahasia.”Caden mengatupkan bibirnya dan tidak lanjut bertanya. Dia mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya, “Rayden, apa pagi ini kamu marah sama Papa?”Braden tahu apa yang dimaksud Caden. Dia pun mengaku tanpa ragu, “Aku nggak senang karena kamu bersikap buruk terhadapnya.”“Naomi? Karena aku memelototinya?”“Emm, aku nggak mau kamu memelototinya atau memarahinya! Dia sangat baik terhadapku, aku tentu saja juga akan bersikap baik terhadapnya. Selama dia menjagaku, aku akan melindunginya. Lagian, wanita pada dasarnya adalah kelompok lemah. Apalagi, dia begitu polos dan lembut. Dia seharusnya diperlakukan dengan baik.”Caden terdiam untuk beberapa saat, lalu bertanya, “Bagaimana kalau dia punya niat lain terhadap Papa?”“Hah? Dia bisa punya niat apa terhadapmu?”“Bagaimana kalau dia menyukaiku?”“Heh!” Braden langsung tertawa mengejek. Dia tahu jelas apakah ibunya menyukai Caden atau

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 216

    Saat Caden sedang merasa kebingungan, ponselnya tiba-tiba berdering. Pada saat yang sama, jam tangan Braden juga berbunyi. Begitu melirik ponsel dan jam tangan masing-masing, ekspresi ayah dan anak itu langsung berubah.“Aku ke kamar mandi dulu,” ujar Braden. Kemudian, dia langsung pergi dengan terburu-buru.Caden juga tidak berpikir kejauhan. Dia berhenti di tempat dan menerima telepon itu. “Ada apa?”“Kak Caden, kami sudah temukan petunjuk mengenai pria misterius itu!”Kening Caden langsung berkerut. Setelah mendengar informasi yang didapatkan bawahannya, ekspresinya menjadi makin suram. Setelah memutuskan sambungan telepon, dia pun menyalakan sebatang rokok. Sebelum menghabiskan rokoknya, Tony tiba-tiba membawa sekelompok orang datang mencarinya.Di antara sekelompok orang itu, ada yang menangis, ada yang mengomel, ada yang berekspresi muram, dan ada juga yang berekspresi sedih. Di sisi lain, Tony yang terlihat marah berjalan mendekat dengan dipapah Evano.Zaskia menutupi mulutnya s

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 217

    Kemudian, Zaskia tiba-tiba berseru, “Cepat panggil Caden! Panggil Caden kemari! Aku mau dia lihat bagaimana sikap anak yang dididiknya! Dia bahkan berniat untuk membuka peti mati leluhur! Huhuhu ....”Setelah mendengar ucapan Zaskia, Rayden baru menghentikan aksinya. Kemudian, dia berlari ke hadapan Sonia dan memberinya peringatan lagi. Setelah itu, dia baru berlari turun gunung dan langsung menghilang dari pandangan semua orang hanya dalam sekejap.Seusai menonton video itu, perasaan Caden sangat kacau. Rayden jelas-jelas berada di sisinya dari tadi. Lagi pula, pakaian yang dikenakan Rayden adalah jas hitam yang dipadukan dengan mantel bulu hitam. Sejak kapan dia berganti pakaian?Tepat pada saat ini, Steven berlari mendekat dengan terburu-buru, lalu berbisik, “Kak Caden, Rayden baru saja membuat keributan besar di pemakaman. Menurut para pengawal yang diam-diam kita tempatkan di sini, tadi Rayden sangat perkasa dan hebat!”Caden pun terdiam. Dia menyerahkan tablet itu kepada Steven,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 218

    Untungnya, Hayden adalah ahli bela diri yang memiliki reaksi luar biasa cepat. Sebelum Caden melihatnya, dia langsung menyelinap masuk ke sebuah bilik yang kecil.Caden menatap Braden dan bertanya dengan bingung, “Tadi, kamu bicara sama siapa?”Braden mengepalkan tangannya untuk menenangkan diri, lalu balik bertanya, “Apa Papa mau menghukumku?”Braden tahu bahwa Caden pasti sudah mengetahui perbuatan Hayden. Sebelum Caden sempat menjawab, Braden lanjut berkata, “Ini semua perbuatanku sendiri. Aku nggak akan melibatkanmu. Kalau orang-orang itu marah, suruh saja mereka menghadapiku seorang.”Caden menatap Braden dengan perasaan campur aduk, lalu menjawab, “Aku bukan datang untuk menghukummu. Apa kamu terluka?”Braden merasa sangat terkejut. Caden tidak marah setelah Hayden menimbulkan keributan sebesar ini? Sepertinya, Caden bersikap cukup baik terhadap Rayden. Braden pun menjawab, “Nggak.”“Baguslah kalau begitu. Sejak kapan kamu keluar dari kamar mandi? Kenapa aku nggak melihatmu kelua

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 219

    Setelah ragu sejenak, Braden menerima uluran tangan Caden, lalu berjalan keluar dari kamar mandi dengan bergandengan tangan dengan Caden. Sebelum keluar, Braden diam-diam memberi isyarat pada Hayden untuk tidak khawatir.Di luar kamar mandi.Begitu melihat Braden, para anggota Keluarga Pangestu langsung murka dan memelototinya dengan garang. Braden tidak takut pada mereka. Dia berdiri diam di sisi Caden dan memandang mereka dengan penuh peremehan.Sonia berseru, “Caden! Hari ini, kamu harus kasih kami pertanggungjawaban yang memuaskan!”Ekspresi Caden terlihat sangat dingin. Baru saja dia hendak berbicara, Braden sudah terlebih dahulu melangkah maju dan bertanya, “Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?”“Kamu bukan hanya memukul dan menghina seniormu di depan umum, juga membuat ambruk nisan para leluhur Keluarga Pangestu. Ini adalah perilaku nggak berbakti, nggak hormat, dan sangat nggak bermoral. Kamu bisa dihukum Tuhan!” Braden mencibir, “Jadi, bagaimana dengan kalian ya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 220

    Braden lanjut berkata dengan santai, “Orang tua lain selalu berharap anak cucunya hidup baik. Tapi, kamu hanya peduli pada dirimu sendiri. Keluarga Pangestu benar-benar sudah sial 3 generasi karena ada orang sepertimu.”“Kamu ... kamu .... Dasar anak durhaka! Bajingan! Uhuk, uhuk ....”Tony yang terlalu marah pun batuk hebat beberapa kali sebelum jatuh pingsan. Untungnya, Evano sangat sigap dan langsung memapahnya. Oleh karena itu, dia baru tidak langsung jatuh ke lantai.Evano segera memberikan pertolongan pertama, lalu menyuapi Tony beberapa butir obat untuk penyakit jantungnya. Setelah itu, Tony baru berhasil diselamatkan. Tony yang tubuhnya masih lemah menatap Braden dengan terengah-engah.Sonia memanfaatkan kesempatan ini untuk berkata, “Ayah, apa kamu masih belum sadar? Apanya yang pewaris satu-satunya! Dia nggak layak menjadi penerus Keluarga Pangestu! Cepat coret namanya dari daftar keluarga! Meskipun harus kehilangan penerus keluarga, kita juga nggak butuh seorang penerus kelu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 221

    Putih pada dasarnya lumayan kecil. Ditambah dengan semua orang sudah menyadari kemunculan sekelompok serigala, perhatian mereka semua hanya tertuju pada sekelompok serigala itu sehingga mereka tidak menyadari keberadaan Putih.Semua orang langsung heboh.“Kenapa ada begitu banyak serigala? Bukannya selalu ada orang yang menjaga gunung ini? Kenapa bisa tiba-tiba muncul serigala?”“Cepat kabur! Sekelompok serigala ini sudah gila! Mereka mau menyerang orang!”Steven juga buru-buru berkata, “Kak Caden, cepat bawa Rayden tinggalkan tempat ini! Sekelompok serigala ini seharusnya memang punya niat jahat!”Caden mengerutkan keningnya, lalu langsung menggendong Braden dan berkata, “Suruh Naomi untuk kembali ke mobil dan perintahkan para pengawal untuk lebih waspada! Jangan biarkan sekelompok serigala ini melukai Naomi!”“Baik!” Steven pun buru-buru menghubungi pengawal yang melindungi Naomi.Sementara itu, Braden melirik Caden dengan tatapan penuh arti. Meskipun sikap Caden terhadap ibunya agak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 222

    Di sisi lain, Naomi sudah duduk dalam mobil. Berhubung mobil ini kedap suara dan jaraknya dengan pemakaman juga jauh, dia hanya samar-samar mendengar suara tangisan orang dan lolongan serigala. Tepat pada saat dia merasa khawatir, Caden pun kembali dengan menggendong Braden.Melihat tampang mereka yang panik, Naomi buru-buru bertanya, “Ada apa? Apa yang sudah terjadi? Apa upacara menyembah leluhur sudah selesai?”Caden tidak menjelaskan apa-apa dan langsung menggendong Braden masuk ke mobil. Steven juga tidak sempat menjelaskan apa-apa lagi. Begitu naik ke mobil, dia langsung menyalakan mesin.Braden tidak tega melihat ibunya khawatir dan menjelaskan, “Tadi, tiba-tiba muncul sekelompok serigala di puncak gunung. Keadaannya mengerikan sekali! Kami pun segera berlari kemari.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Serigala? Bukannya ini pemakaman pribadi? Kenapa bisa ada serigala?”Braden yang ingin mengingatkan Caden sengaja menjawab, “Aku juga nggak tahu. Mungkin ada orang yang sengaja membi

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1580

    [ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1579

    Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1578

    [ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1577

    Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1576

    Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1575

    Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1574

    Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1573

    Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1572

    Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status