Share

Bab 169

Author: Erlina
Naomi merasa takut ketika mendengar kemungkinan Caden adalah seorang pelaku pembunuhan.

Naomi merasa takut ketika mendengar kemungkinan terjadi sesuatu terhadap Camila.

Naomi merasa takut ketika dirinya hampir mati ditabrak mobil di jalan.

Naomi merasa takut ketika menerima panggilan dari pihak kepolisian, mengatakan ditemukan sidik jari Braden, bahkan dirinya dituntut dengan pasal pembunuhan berencana.

Namun, ketika rasa takut itu digabungkan, semuanya tidak bisa dibandingkan dengan apa yang Naomi lihat tadi! Ketika melihat Caden muncul di depan rumahnya tadi, Naomi hampir merasa sesak napas!

Jarak Caden dengan Braden dan Hayden hanya dipisahkan oleh selembar pintu saja!

Nyaris ….

Seandainya Braden dan Hayden ketahuan oleh Caden, apa Naomi sanggup untuk berebut hak asuh dengannya?

Ketika kepikiran kemungkinan Braden dan Hayden akan direbut, kemungkinan tidak bisa bertemu dengan Braden dan Hayden lagi, air mata spontan menetes dari sudut matanya ….

Hati Naomi terasa sangat amat penat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
Lanny Roveri
itulah lucikan alirnya
goodnovel comment avatar
Lanny Roveri
makin tidak jelas alurnya muter" terus pusinglah sampai kapan cadrn jumpa anaknya 3 orang itupun
goodnovel comment avatar
Olivia Doank
padahal kan Naomi tau kalo caden itu ayah dari anak2nya yg telah memperkosanya dulu makaknya Naomi takut kalo caden mengambil ke tiga anaknya dan rayden pun sangat mirip dengan brayden dan Hayden apa Naomi GK mikir kalo rayden itu anaknya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 170

    Selesai Naomi membasuh wajahnya, dia pun berjalan keluar.Dalam sekilas mata, Leon dapat merasakan ada yang aneh dengan dirinya. “Apa yang terjadi? Kenapa raut wajahmu seburuk ini?”Naomi menatap Leon dengan ekspresi kalut, lalu berkata dengan tenang, “Nggak kenapa-napa, cuma lagi flu saja. Lagi nggak fit.”Leon merasa sangat khawatir. “Apa kamu sudah ke dokter? Belakangan ini lagi banyak yang tertular pneumonia dan influenza. Kalau kamu merasa nggak enak badan, segera lakukan pemeriksaan darah di rumah sakit. Biar dokter bisa bukain resep obat buat kamu.”“Aku sudah ke dokter semalam. Kondisiku nggak serius.” Naomi mempersilakan Leon untuk duduk, lalu mengalihkan topik ke diri Camila. “Apa belakangan ini kamu ada kabar dari Camila?”“Masih belum.”“Apa kamu terhubung dengan manajernya?”“Belakangan ini aku terus menghubunginya, tapi panggilanku nggak bisa terhubung. Manajernya itu bagai menghilang saja. Aku meminta bantuan temanku untuk menghubungi anggota keluarga manajernya. Tapi an

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 171

    Braden membohongi Tony.[ Aku sudah ambil barangnya waktu pagi. ]Sebelum Tony membalas pesan, Braden mengirim pesan lagi.[ Aku sudah temukan petunjuk mengenai orang yang kalian cari. Aku akan kirim informasinya kepada kalian dalam beberapa hari ini. ]Tony membalas pesan Braden.[ Oke, terima kasih. ]Setelah itu, Evano berkata, "Pak, sepertinya tebakan kita salah. Tuan Peretas itu bukan orang yang menyerang Bu Sonia semalam. Tuan Peretas sudah ambil barangnya waktu pagi."Tony mengernyit, dia tampak kebingungan saat menimpali, "Tapi, kebetulan posisi Sonia dan barang yang kita letakkan sama. Ini sangat mencurigakan."Evano menanggapi, "Sebenarnya bisa dimengerti. Tuan Peretas yang pilih tempat itu, jadi memang sangat tersembunyi. Pelaku pasti akan mencari tempat tersembunyi kalau ingin mencelakai Bu Sonia."Tony berpikir sejenak, lalu mengangguk dan membalas, "Um, kita nggak usah pikirkan masalah ini dulu. Tuan Peretas sudah temukan petunjuk, kamu segera hitung aset untuk persiapan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 172

    Caden tetap fokus memeriksa dokumen dan tidak mengangkat kepalanya saat menyahut, "Iya."Sudut bibir Steven berkedut. Dia mengingatkan, "Itu ... kamu sudah beberapa hari nggak temani Rayden.""Rayden kenapa?" tanya Caden. Dia baru mendongak dan ekspresinya tampak cemas.Steven buru-buru menjawab, "Rayden nggak apa-apa. Aku cuma mau bilang kamu sudah lama nggak pulang untuk temani Rayden. Takutnya Rayden nggak senang."Caden menunduk lagi, lalu menceletuk, "Rayden nggak akan begitu."Steven pusing. Dia mengusulkan, "Kak Caden, lebih baik kamu istirahat dulu. Kalau terus lembur, aku khawatir kamu jatuh sakit."Caden menatap Steven sembari menegur, "Kalau ada yang nggak tahan, cepat pulang! Nggak ada yang paksa mereka lembur! Tapi, besok semua dokumen ini harus diantar ke ruanganku pagi-pagi. Aku mau periksa!"Steven merasa tidak berdaya. Dia keluar dari ruangan presdir dengan ekspresi putus asa. Para karyawan langsung mengerumuninya dan bertanya, "Bagaimana? Apa hari ini Pak Caden lembur

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 173

    Naomi berkata setelah berpikir sesaat, "Apa yang kamu bilang benar. Belakangan ini, Mama memang punya masalah. Mama nggak cerita karena takut kalian repot."Braden membujuk, "Kami lebih memilih repot daripada khawatir. Lagi pula, bukannya Mama sering bilang masalah lebih mudah diselesaikan kalau banyak orang membantu?"Braden meneruskan, "Seharusnya Mama ceritakan supaya kita pikirkan cara sama-sama. Mungkin saja kami punya ide bagus."Naomi mengembuskan napas dan tidak berani mengungkit masalah Camila. Bagaimanapun, masalah Camila berkaitan dengan investigasi kriminal. Naomi tidak ingin anaknya mencampuri masalah ini.Naomi menceritakan tentang Rayden, "Belakangan ini, aku merawat seorang anak. Kemarin aku sudah pernah membahasnya. Dia punya gangguan mental.""Rayden?" tanya Braden. Dia tahu tentang Rayden, tetapi tidak tahu Rayden adalah adik kandungnya. Braden mengira Rayden adalah anak Caden dengan wanita lain.Naomi menjelaskan, "Benar. Tapi, sekarang ada masalah yang memusingkan.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 174

    Braden berbisik di telinga Naomi. Kemudian, mata Naomi berbinar-binar, lalu dia mengernyit. Ide Braden memang bagus, tetapi sangat riskan.Melihat Naomi mengernyit, Braden bertanya, "Mama merasa cara ini nggak bagus?"Naomi tidak mengangguk ataupun menggeleng. Dia hanya menjawab, "Aku pertimbangkan lagi."Naomi tidak yakin mau memakai cara ini atau tidak. Braden tahu apa yang dikhawatirkan ibunya.Jadi, Braden meyakinkan Naomi, "Nggak usah buru-buru. Mama beri tahu aku saja kalau sudah selesai pertimbangkan. Aku akan mengurusnya sendiri dan nggak akan biarkan Hayden ikut campur. Mama percaya saja dengan kemampuanku."Naomi mengangguk, dia memang percaya dengan kemampuan Braden. Putranya ini memang bisa diandalkan. Dia tidak pernah membuat kesalahan setiap mengurus sesuatu.Braden mengalihkan topik pembicaraan, "Apa masalah yang Mama mau selesaikan di Kota Jawhar sudah beres?"Naomi tertegun sejenak. Dia baru teringat masalah perceraiannya dengan Caden. Beberapa hari ini, Naomi hanya fo

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 175

    Robbin melanjutkan, "Seperti ayahnya yang sudah memilih ibu kandung Rayden. Dia hanya ingin bersama dengan wanita itu dan nggak tertarik dengan wanita lain."Naomi mengernyit. Dia tidak peduli dengan kesetiaan Caden. Naomi hanya memperhatikan Rayden. Dia berujar, "Aku sudah berhari-hari nggak masak untuk Rayden, dia nggak mungkin bisa tahan kalau nggak makan."Robbin menimpali, "Rayden bukan sama sekali nggak makan. Tapi, dia cuma makan sedikit. Itu hanya cukup untuk bertahan hidup. Kudengar, Rayden makin kurus hanya dalam beberapa hari."Naomi bertanya dengan ekspresi kaget, "Rayden makin kurus?"Robbin menanggapi, "Iya, Rayden sudah stres. Belakangan ini, penyakitnya juga sering kambuh. Dia masih bisa menjaga kesehatannya kalau makan makanan yang bergizi. Tentu saja dia makin kurus kalau makan sedikit."Naomi mengernyit, dia merasa sedih. Begitu memikirkan tampang Rayden yang kurus, Naomi menyalahkan dirinya sendiri. Semua ini karena Naomi.Jika Naomi terus memasak makanan lezat untu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 176

    Caden sedang memeriksa dokumen. Suhu di dalam ruangan sangat tinggi. Caden melepaskan jasnya dan sekarang dia hanya memakai kemeja.Caden menggulung lengan kemeja sampai ke sikunya sehingga menunjukkan lengannya yang kekar dan jam tangannya yang mewah.Caden yang duduk tegak di depan meja kerja menunduk dan mengernyit. Dia menandatangani dokumen. Setelah selesai, Caden mendongak dan bertanya dengan ketus, "Kenapa kamu begitu buru-buru? Ada apa?"Steven menyahut, "Bu Naomi, dia ...."Sebelum Steven menyelesaikan ucapannya, Caden menyergah, "Apa kamu nggak menganggap serius omonganku? Jangan sebut namanya di depanku!"Steven berusaha menjelaskan, "Bukan, Bu Naomi ....""Keluar!" bentak Caden.Steven berucap, "Kak Caden ....""Pergi!" hardik Caden. Amarahnya memuncak sehingga Steven yang ketakutan segera keluar.Begitu melihat Steven, para bawahan bertanya, "Kak Steven, bagaimana? Kita libur, nggak?"Steven yang tampak lesu menggeleng dan menjawab, "Lanjut kerja dulu."Bawahan mengeluh, "

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 177

    Steven mengeluh, "Kamu sama sekali nggak memberiku kesempatan.""Kamu ... masih berani membantah?" tegur Caden.Steven terdiam. Kenapa dia yang disalahkan? Steven merasa sangat sedih.Naomi juga mendengar percakapan Caden dan Steven. Naomi baru tahu ternyata Caden tidak mengetahui bahwa dia mengantar makanan untuk Rayden. Tadi Naomi malah memarahi Caden ....Namun, Naomi merasa dirinya tidak bersalah. Seharusnya Caden memperhatikan masalah yang berhubungan dengan Rayden. Caden salah karena tidak memberikan Steven kesempatan untuk bicara."Kamu ...," ucap Naomi."Aku ...," ujar Caden.Mereka berdua bicara pada saat bersamaan. Naomi mengerutkan bibirnya dan berkata, "Kamu dulu."Caden menjelaskan, "Aku nggak tahu kamu mengantar makanan untuk Rayden.""Oh," sahut Naomi dengan acuh tak acuh.Caden terdiam. Suasana di ruangan kantor tiba-tiba menjadi hening.Steven berusaha mencairkan suasana, "Bu Naomi, apa makanannya masih ada? Kalau masih ada, aku dan Kak Cayden akan mengambil makanannya

Pinakabagong kabanata

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1576

    Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1575

    Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1574

    Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1573

    Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1572

    Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1571

    Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1570

    Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1569

    Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1568

    “Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status