Naomi pernah membaca sebuah kasus di internet. Seorang ayah malas mengurus anaknya yang menderita penyakit bipolar. Jadi, dia tega merantai dan mengurung anaknya di kandang.Saat kasus ini terekspos, anak itu ditemukan meringkuk di sudut kandang. Seluruh tubuhnya sangat kotor dan dingin. Anak itu sudah tidak bernyawa.Selain itu, ada kasus lain di Kota Cardia. Seorang ayah tega mendorong kedua anaknya yang baru berusia sekitar 2 tahun dari gedung demi membangun keluarga dengan kekasih barunya. Kedua anak itu pun meninggal.Ada orang tua yang sangat bertanggung jawab, ada pula orang tua yang tidak ada bedanya dengan iblis. Naomi tidak memahami Caden karena kemungkinan Caden adalah pria yang menyakitinya beberapa tahun lalu.Jadi, Naomi tidak menyukai Caden. Mungkin Caden bukan orang baik, tetapi dia pasti ayah yang baik. Naomi bisa melihat Caden sangat memperhatikan Rayden.Naomi menghampiri sepeda listrik, lalu membersihkan salju pada sepeda listrik itu. Setelah ragu-ragu sejenak, Naom
Entah apa yang dikatakan penelepon, Clara berujar dengan sinis, "Oke."Sesudah mengakhiri panggilan telepon, Clara memandang Jessica dan berucap, "Sudah diselidiki. Caden nggak menyukai Naomi. Mereka berhubungan karena Rayden. Naomi menguasai ilmu psikologi anak, jadi Caden meminta Naomi mengobati Rayden."Jessica yang panik menyergah, "Apa? Dia bisa mengobati Rayden? Gawat! Kalau Naomi bisa menyembuhkan Rayden, Caden pasti rela memberikan apa pun kepada Naomi!"Clara tetap berbicara dengan tenang, "Nggak mungkin bisa sembuh. Naomi bahkan nggak punya sertifikat, dia itu penipu. Naomi hanya beruntung karena membantu Calvin 2 kali, makanya Caden berharap Naomi bisa menyembuhkan Rayden."Jessica bertanya, "Penipu? Maksudmu, dia memanfaatkan Rayden untuk mendekati Caden?""Iya," jawab Clara.Jessica menimpali, "Kalau begitu, kita langsung ungkap tujuannya!"Clara membalas, "Nggak usah. Kalau dia bisa memanfaatkan Rayden, kita juga bisa.""Bu, apa rencanamu?" tanya Jessica.Clara menjelaska
Caden mendekati Naomi, lalu mengambil kotak makanan yang jatuh di tanah. Dia tidak berbicara dan hanya mengamati Naomi.Naomi mendongak. Dia terperangah saat melihat Caden yang tidak berniat membantunya. Naomi membentak, "Cepat tarik aku!"Naomi jatuh demi mengantar makanan untuk putra Caden. Sementara itu, Caden baru mengulurkan tangan sesudah ragu-ragu sesaat.Telapak tangan Caden menghadap ke bawah. Sudah jelas dia tidak ingin Naomi menarik tangannya. Dia hanya berniat meminjam lengannya.Apa maksud Caden mewaspadai Naomi? Apa dia itu wanita genit? Naomi emosi. Dia tidak menyentuh lengan Caden, melainkan menarik celananya dan berusaha berdiri.Caden membelalak. Sebelum dia sempat meluapkan emosinya, Naomi yang terhuyung hampir menabrak tubuh Caden.Naomi yang panik memelotot. Dia langsung meraih dasi Caden. Namun, Naomi tergelincir lagi dan hampir terjatuh. Caden yang ditarik Naomi pun ikut tumbang.Saat mereka hampir terjatuh ke tanah, Caden yang gesit segera merangkul pinggang Nao
Jalanan licin, jadi sepeda listrik yang dikendarai Naomi tidak stabil. Dia agak kesulitan menjalankan sepeda listriknya.Melihat gerak-gerik Naomi yang kikuk, Caden tidak bisa berkata-kata. Kemudian, dia pun pulang ke rumah.Kebetulan Caden bertemu dengan Irwan yang keluar untuk membuang sampah. Irwan sudah tinggal di kompleks ini selama bertahun-tahun. Jadi, dia sangat familiar dengan ibunya Caden, begitu pula dengan putranya.Irwan adalah orang yang cerewet. Begitu melihat Caden, dia langsung bertanya, "Caden, kamu pulang sendirian? Mana Naomi?""Naomi masih ada urusan, dia sudah pergi," jawab Caden."Sudah pergi? Kalian belum tinggal bersama?" tanya Irwan.Sudut bibir Caden berkedut. Dia menyahut, "Kakek Irwan salah paham. Kami bukan pasangan kekasih."Irwan membalas, "Sudahlah, kamu itu orang dewasa. Untuk apa malu kalau pacaran? Aku pandai membaca wajah orang. Karakteristik wajah Naomi sangat bagus, dia itu orang yang punya keberuntungan.""Selain itu, Naomi bisa membawa keberuntu
Naomi terpaksa duduk. Dia sangat kebingungan. Aryan berucap, "Aku sudah lama nggak bertemu kamu. Bagaimana kabarmu?""Um, baik," sahut Naomi. Dia meminum kopi untuk meredakan keterkejutannya.Aryan berkata, "Beberapa tahun yang lalu, kamu tertimpa masalah. Camila juga celaka karena kamu. Kudengar, selama ini Camila terus mencarimu. Sekarang kamu sudah pulang, Camila pasti sangat senang."Aryan juga merupakan senior Naomi. Dia seangkatan dengan Leon. Aryan menyukai Camila. Dulu, Aryan sering mengantar makanan lezat ke asrama Camila, Naomi, dan Tiara demi mengejar Camila.Aryan juga berusaha menyenangkan hati Naomi dan Tiara untuk mendekati Camila. Jadi, Naomi cukup dekat dengan Aryan.Naomi berusaha menenangkan dirinya dan bertanya, "Apa belakangan ini kamu menghubungi Camila?"Aryan menjawab, "Nggak. Sejak Camila bersama dengan Leon, kami nggak pernah berhubungan lagi. Kamu juga tahu aku pernah mengejar Camila, jadi aku menghindari Camila supaya dia nggak repot."Naomi menimpali, "Aku
Naomi berkata dengan ketus, "Caden nggak datang! Dia menyuruh orang lain untuk mewakilinya bertemu denganku!"Dylan mengomentari, "Bisa-bisanya Caden berbuat seperti itu. Keterlaluan sekali!"Naomi menimpali, "Tolong kamu tanya dia sekarang, dia itu pria jantan atau bukan? Aku nggak pernah bertemu orang yang keterlaluan seperti dia! Caden sudah berjanji untuk bertemu denganku, tapi malah menyuruh orang lain mewakilinya! Apa maksudnya?""Caden mengingkari janjinya, seorang pria sejati nggak akan berbuat seperti ini! Dasar pria nggak tahu malu! Dia bahkan nggak berani bertemu wanita, dasar pengecut! Dia nggak pantas jadi pria, aku benar-benar meremehkannya!" lanjut Naomi.Naomi terus memarahi Caden sehingga Dylan pun terperangah. Bahkan, Dylan tidak berani melontarkan ucapan seperti ini. Naomi benar-benar bernyali.Dylan bukan hanya mengaktifkan pengeras suara, dia juga meletakkan ponselnya di depan Caden agar Caden bisa mendengar dengan jelas. Sayang sekali jika Caden tidak mendengar Na
Naomi hampir terjatuh. Tiba-tiba, seseorang meraih lengan Naomi, lalu menariknya dan menangkap tubuhnya.Naomi melihat pria di depannya. Jantungnya berdegup kencang. Dia ketakutan karena hari ini dia sudah jatuh berulang kali.Wanita yang terjatuh tadi terkilir. Dia berusaha berdiri sambil dipapah. Wanita itu menghardik Caden seraya menangis, "Benar-benar keterlaluan! Beraninya kamu mendorongku dari tangga!""Kamu mau bunuh aku, ya? Aku ini kakak kandung ayahmu! Beraninya kamu memperlakukanku seperti ini! Kamu memang nggak berperikemanusiaan, dasar keponakan nggak berbakti!" lanjut wanita itu.Caden menggenggam lengan Naomi dengan erat dan tidak melepaskannya. Naomi juga bisa merasakan tenaga Caden makin kuat setelah mendengar ucapan wanita itu.Naomi meringis kesakitan, tetapi dia tidak berani bersuara. Caden mengancam sembari menatap Sonia dengan dingin, "Jangan menguji kesabaranku! Kalau kalian berani menyinggung Rayden lagi, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Aura Caden sangat m
Jantung Naomi berdebar kencang. Tubuhnya gemetaran. Kalau tidak bersandar pada dinding, Naomi pasti jatuh. Kakinya terasa lemas.Saat mendengar teriakan histeris Caden dari dalam rumah, Naomi baru tersadar. Dia bergegas naik ke lantai 6.Sesampainya di rumah, Naomi melihat Caden sedang melakukan resusitasi pada Rayden. Saat ini, Rayden berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Wajahnya sangat pucat.Naomi merasa sedih, air matanya mengalir. Dia segera menghampiri Rayden, lalu berlutut di lantai dan memeriksa nadi Rayden. Nadi Rayden tidak berdenyut lagi.Naomi terkejut, hatinya terasa sangat sakit. Dadanya sesak. Naomi ingin melakukan akupunktur pada Rayden, dia bergumam, "Jarum ...."Hanya saja, tubuh Naomi bergetar hebat karena terlalu emosional dan gugup. Dia bahkan tidak bisa memegang jarum. Naomi yang panik menangis sambil memarahi diri sendiri, "Kamu memang nggak berguna!"Naomi ingin menenangkan dirinya dan segera melakukan akupunktur pada Rayden. Namun, dia tidak bisa men