Orang lain akan merasa senang apabila dipuji. Namun, Caden yang dipuji malah menunjukkan ekspresi tidak senang, seolah-olah sedang diejek orang. Oleh karena itu, ibu-ibu yang sedang menyapu itu buru-buru pergi ke tempat lain. Sementara itu, orang lain yang sedang menatap Caden juga buru-buru mengalihkan pandangan mereka.Caden berjalan masuk ke supermarket dengan tampang muram. Dia sudah tidak pernah datang ke supermarket selama bertahun-tahun. Begitu melihat suasana ramai di supermarket, dia pun mengerutkan keningnya.Caden menyukai suasana yang tenang dan sangat membenci keramaian. Namun, demi mengikuti Naomi, dia pun bersabar. Dia juga mendorong sebuah troli belanja, lalu mengambil barang apa saja yang diambil Naomi. Saat Naomi pergi ke area buah-buahan untuk membeli pisang dan durian, Caden juga ikut membelinya. Begitu mencium aroma durian, dia merasa agak mual. Hanya saja, dia menahan rasa mualnya, lalu memilih sebuah durian yang besar dan menaruhnya ke troli.Saat Naomi pergi k
Staf itu ingin menjual lebih banyak produk, tetapi Caden hanya ingin membeli barang-barang yang sama dengan yang dibeli Naomi. Berhubung tidak bisa meyakinkan Caden, dia langsung menaruh beberapa bungkus pembalut itu ke troli Caden.Caden juga tidak menjelaskan bahwa dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan Naomi. Setelah membeli pembalut, dia langsung pergi mencari Naomi. Alhasil, begitu mendongak, dia langsung melihat Naomi yang berdiri di dekat rak bagian ujung. Tanpa harus mencari Naomi, Naomi sudah menunjukkan diri.Melihat tampang Naomi yang galak, Caden merasa seperti sudah tertangkap basah. Dia pun mengerutkan keningnya dan berdiri mematung di tempat untuk sesaat.Di sisi lain, Naomi terlihat sangat kesal. Meskipun Caden mengenakan masker dan kacamata hitam, dia bisa langsung mengenali Caden.Sialan! Beraninya pria itu mengikutinya!Naomi segera mendorong trolinya ke arah Caden dengan tampang galak. Melihat tampang Naomi itu, entah kenapa Caden berniat untuk melarikan diri. N
Napas Caden dan Naomi agak memburu. Mereka berdua sedang marah.“Kamu .... Minggir!” seru Naomi sambil mendorongnya.Namun, Caden sama sekali tidak bergeming. Dia merasa dadanya seperti dicakar oleh seekor kucing.“Tenang dikit!”“Kalau kamu nggak minggir, aku akan teriak! Dasar preman! Minggir!”Saat Naomi memukul Caden, Caden mencengkeram pergelangan tangannya dan mengangkatnya ke atas kepalanya. Saat Naomi menendang Caden, Caden merapatkan tubuhnya ke tubuh Naomi supaya Naomi tidak bisa bergerak. Naomi pun merasa marah dan berseru, “Tolong ... umph ....”Caden menggunakan tangannya yang lain untuk membekap mulut Naomi dan berkata, “Diam! Aku akui aku memang mengikutimu hari ini. Tapi, aku melakukannya demi Rayden. Dia suka makan masakanmu. Jadi, aku mau tahu kamu pakai bahan dan bumbu apa saja.”Hari ini, Caden mengikuti Naomi karena alasan ini.Naomi menggeleng dengan kuat untuk melepaskan diri dari bekapan Caden. Caden pun memperingatinya, “Aku akan melepaskanmu. Tapi kalau kamu
Layar ponsel menampilkan 2 patah kata. Caden pun memicingkan matanya dan melafalkannya, “Kekasih Pertama.”Kekasih Pertama adalah Braden.“Lepaskan aku! Dasar bajingan! Atas dasar apa kamu ambil ponselku tanpa seizinku? Dasar orang nggak bermoral dan nggak berpendidikan! Kembalikan ponselnya padaku!”“Heh, kenapa kamu begitu panik? Kalau nggak mau rahasia memalukanmu terbongkar, ya jangan melakukan hal-hal memalukan itu. Kalau berani cari kekasih, kenapa takut diketahui orang? Kekasih pertama? Cih, apa itu artinya masih ada kekasih kedua?”“Apa urusanmu? Kembalikan ponselku!”“Dasar nggak tahu malu!”“Memangnya kenapa kalau aku nggak tahu malu? Apa hubungannya itu denganmu? Dasar pria berengsek! Coba saja kalau kamu berani mengangkat telepon itu! Aku akan membunuhmu!”Itu adalah panggilan video. Begitu menjawab telepon itu, wajah Braden yang sama persis dengan Caden pasti akan terpampang di layar ponsel. Kemudian, mereka akan menyadari bahwa mereka ....Tidak, tidak! Naomi tidak berani
Untung saja, Tiara tiba-tiba muncul. Begitu melihat gerakan tangan Naomi yang panik, dia segera menyadari sesuatu dan menyeret Hayden untuk pergi.Hayden melawan sambil berseru, “Mama Tiara, Mama jatuh!”“Ng ... nggak apa-apa. Nanti, kita baru balik lagi. Yang ada di rak itu cuma selimut kok. Selimut sangat lembut dan nggak akan bisa melukai orang.”“Ta ... tapi, aku lihat Mama lagi bersama seorang pria. Me ... mereka sepertinya lagi ciuman.”Tiara bertanya dengan mata berbinar, “Serius?”“Emm! Mama yang berinisiatif menciumnya!”Wah, wah! Ada pertunjukan sepanas ini? Tiara benar-benar ingin menyaksikannya. Bagaimana ini? Tidak bisa! Daripada menonton pertunjukan, menjaga anak lebih penting. Naomi pasti memiliki maksud tertentu dengan tidak membiarkan Hayden mendekat. Dia tidak boleh mempersulit Naomi.Tiara menekan rasa penasarannya yang menggebu-gebu dan berkata, “Hayden, pakailah maskermu. Kita pergi cari Braden dan Jayden dulu.”“Tapi ....”“Nggak ada tapi-tapian lagi. Mamamu pasti
Begitu melihat Naomi, Jayden langsung bertanya, “Mama, kenapa wajah dan telingamu begitu merah?”Naomi menjawab dengan malu, “Tadi, Mama bantu staf supermarket untuk membereskan barang dan agak kepanasan.”Jayden memercayai ucapan Naomi dan menjawab, “Oh, rupanya karena kepanasan.”Naomi pun tersenyum dan hendak mengalihkan topik pembicaraan. Namun, Hayden malah tiba-tiba bertanya, “Mama, paman yang Mama cium tadi siapa?”“Hah?” Naomi merasa sangat terkejut.Hayden berkata, “Aku sudah melihatnya! Mama yang melemparkan diri ke pelukannya, lalu berjinjit dan menciumnya. Waktu itu, paman itu juga memeluk pinggang Mama. Kalian terlihat seperti pasangan kekasih di TV.”Setelah mendengar ucapan anak-anak yang tidak disaring, Naomi pun terdiam dan merasa sangat malu. Kali ini, bukan hanya wajah dan telinganya yang merah, bahkan lehernya juga sudah semerah tomat.“Mama lagi pacaran, ya?” tanya Hayden lagi.Naomi merasa panik dan tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu. Jika membanta
Pada malam hari, Naomi memasak banyak makanan lezat. Dia juga memasukkannya ke kotak makanan untuk Rayden, lalu meminta Dylan untuk mengambilnya di depan gerbang kompleks.Dylan yang tersentuh berucap, "Terima kasih, Nana. Maaf merepotkanmu."Naomi tidak suka Dylan memanggilnya "Nana", seolah-olah mereka sangat akrab. Namun, Naomi tidak berkomentar. Hal ini karena dia tidak ingin bicara panjang lebar dengan Dylan.Dylan memberi Naomi sebuah kantong belanja berlogo Hermes. Sudah pasti harga barang di dalamnya sangat mahal. Dylan berujar, "Ini hadiah untukmu. Terima kasih kamu sudah memasak untuk Rayden."Naomi tidak menerima hadiah itu. Dia membalas, "Nggak usah. Yang penting besok kamu bisa bantu aku ajak Caden keluar."Dylan menimpali, "Kamu tenang saja. Kita sudah janji, besok dia pasti datang."Naomi baru merasa tenang. Dia berkata, "Kamu bawa pulang hadiahnya, aku nggak butuh. Oh, iya. Tolong kamu sampaikan pada ayah Rayden, ke depannya dia bisa telepon aku untuk urusan Rayden. Jan
Dulu, Rayden selalu mengabaikan Dylan meskipun Dylan sudah berusaha menghiburnya. Saat Dylan hendak pulang, dia dan Caden merokok di lantai bawah."Harus diakui Naomi memang hebat," ujar Dylan. Mereka sudah mengundang banyak koki hebat, tetapi semuanya gagal untuk meningkatkan nafsu makan Rayden. Anehnya, Naomi malah berhasil.Dylan bertanya, "Kenapa kamu nggak langsung meminta Naomi untuk menjaga Rayden?"Caden membuang abu rokok dan menyahut seraya mengernyit, "Naomi pernah datang sekali. Tapi, Rayden mengusirnya karena nggak suka."Dylan menimpali, "Ha? Rayden nggak menyukai Naomi, dia hanya menyukai masakannya?"Caden mengangguk. Dylan menanggapi, "Mungkin Rayden merasa Naomi terlalu cantik, jadi dia khawatir. Dia mengira kamu dan Naomi akan bersama."Caden mengisap rokoknya. Dia juga sependapat. Selama ini, Rayden tidak suka Caden berhubungan dengan wanita lain. Rayden membantu ibunya untuk mengawasi Caden!Dylan menyarankan, "Coba biarkan mereka lebih sering berhubungan. Naomi it