Robbin menceritakan, "Iya. Katanya, waktu itu pria botak menindih Naomi. Jadi, Naomi langsung mengamuk dan terus bilang mereka yang mendesaknya.""Setelah itu, para bawahan nggak melihat apa yang dilakukan Naomi. Tiba-tiba, pria botak pingsan. Ada bawahan yang curiga pria botak pingsan karena nggak pernah melihat wanita secantik Naomi. Dia terlalu antusias," lanjut Robbin.Alasan ini tidak masuk akal. Caden bertanya, "Di tubuhnya ada racun, nggak?"Robbin menyahut, "Nggak ada."Caden berpesan, "Suruh juniormu awasi pria botak itu. Kalau ada perkembangan baru, kabari aku."Robbin mengiakan. Sesudah mengakhiri panggilan telepon, Caden menyalakan rokok. Ketika dia sampai di lokasi hari ini, pria botak itu menindih Naomi.Mana mungkin orang yang tidak punya penyakit tiba-tiba lumpuh total? Apa yang dilakukan Naomi kepada pria botak itu?Jika Naomi bisa membuat pria botak itu menjadi lumpuh total tanpa diketahui semua orang di lokasi, itu berarti dia sangat hebat. Tentu saja Caden tidak per
Sudah jelas Caden juga melihat Naomi. Semalam Caden tidak bisa tidur lagi. Dia ingin meminta Naomi untuk membuat sarapan Rayden. Namun, Caden merasa sangat kesal saat teringat ciuman Naomi di supermarket.Caden tidak ingin mencari Naomi. Hal ini yang membuat Caden dilema semalaman. Dia terus mempertimbangkan untuk mencari Naomi.Akhirnya, Caden tidak menghubungi Naomi dan dia tidak bisa tidur semalaman. Pagi ini, entah kenapa Caden tiba-tiba berpakaian rapi dan turun ke lantai bawah.Caden tidak tahu alasan dirinya turun ke lantai bawah. Jadi, dia merokok. Alhasil, Naomi datang sebelum Caden menghabiskan rokoknya.Sekarang sepertinya Caden tahu jawabannya, seolah-olah dia turun ke lantai bawah untuk menunggu Naomi. Mereka berdua bertatapan. Tidak ada yang berbicara ataupun maju.Jarak di antara mereka sekitar 8 meter. Mereka masih memandang satu sama lain. Setelah beberapa saat, angin dingin berembus. Naomi bersin.Naomi tidak rela menghabiskan uang untuk naik taksi. Jadi, hari ini Nao
Naomi memasak untuk Rayden bukan demi uang. Namun, hanya orang bodoh yang menolak uang. Dua puluh juta setiap hari. Meskipun untuk membayar utang, hal ini akan meringankan beban hidup Naomi."Apa Rayden makan semua makanan semalam?" tanya Naomi.Caden menyahut, "Iya. Dia menghabiskan semua makanannya. Tapi, dia paling suka dengan kentang balado."Naomi menimpali, "Kentang balado, ya? Oke. Nanti siang aku masak itu lagi."Sikap Naomi melunak karena pengaruh uang. Angin dingin berembus lagi, Naomi menarik napas. Hidungnya memerah.Caden mengamati Naomi sejenak, lalu berkata seraya mengernyit, "Ikut aku masuk."Caden berbalik dan berjalan menuju pintu gedung. Naomi segera berujar, "Lebih baik aku nggak masuk. Nanti Rayden marah kalau lihat aku."Caden membalas, "Rayden baru bangun jam 6.30 pagi."Sekarang baru pukul 6 lewat, tetapi Naomi tetap enggan masuk. Rayden belum bangun, ini berarti Naomi akan berduaan dengan Caden. Naomi merasa hal ini kurang pantas.Caden sudah sampai di depan pi
Rayden berbaring telentang dan tubuhnya ditutupi selimut. Dia tertidur pulas. Naomi duduk dengan hati-hati, lalu membelai wajah Rayden.Rayden begitu tampan dan menggemaskan, kenapa ibunya tega meninggalkannya? Apa yang dipikirkan ibu Rayden?Naomi tidak mengerti karena dia tidak akan tega meninggalkan anaknya. Biarpun tidak menyukai ayah Rayden yang selalu bersikap dingin, Naomi juga akan mencari cara untuk pergi dengan membawa anak.Naomi mulai memeriksa nadi Rayden. Tiba-tiba, Rayden meraih pergelangan tangan Naomi dan berseru, "Mama!"Naomi tertegun. Caden yang berdiri di depan pintu juga mengernyit. Mereka berdua tidak berani bergerak ataupun bersuara.Kemudian, Rayden membuka mata dan memandangi Naomi. Sementara itu, Naomi yang kaget menahan napas. Dia takut Rayden mengamuk.Rayden mengamati Naomi sesaat, lalu tiba-tiba duduk dan memanggil dengan ekspresi gembira, "Mama!"Naomi kebingungan. Rayden berujar, "Ternyata Mama benar-benar sudah pulang! Mama, kapan kamu pulang? Apa kamu
Setelah beberapa saat, Naomi tiba-tiba tersengal-sengal dan dahinya berkeringat. Caden memanggil seraya mengernyit, "Naomi!"Naomi berujar dengan mata memerah, "Kondisi Rayden sekarang sangat buruk! Dia ...."Caden menahan napas. Dia berusaha menahan kepanikannya dan bertanya, "Dia kenapa?"Naomi menjelaskan, "Di dalam jiwa Rayden sama sekali nggak ada kehidupan, nggak ada cahaya, air, atau apa pun yang bisa membuatnya lanjut bertahan hidup. Hanya ada kabut tebal dan angin gurun.""Rayden berbaring di padang gurun yang sepi dengan sekujur tubuh yang terluka. Dia sekarat ... dan nggak bisa bertahan lagi," lanjut Naomi.Caden yang terkejut menyergah, "Apa maksudnya nggak bisa bertahan lagi? Cepat jelaskan!"Naomi menyahut, "Di dalam dunia spiritualnya, Rayden sekarat. Saat Rayden nggak bisa bertahan lagi, di dunia nyata dia akan ....""Apa?" tanya Caden.Naomi menjawab, "Dia akan mati."Caden terdiam. Naomi meneruskan. "Saat kehilangan semangat hidup dan keyakinan di dalam dunia spiritua
Naomi pernah membaca sebuah kasus di internet. Seorang ayah malas mengurus anaknya yang menderita penyakit bipolar. Jadi, dia tega merantai dan mengurung anaknya di kandang.Saat kasus ini terekspos, anak itu ditemukan meringkuk di sudut kandang. Seluruh tubuhnya sangat kotor dan dingin. Anak itu sudah tidak bernyawa.Selain itu, ada kasus lain di Kota Cardia. Seorang ayah tega mendorong kedua anaknya yang baru berusia sekitar 2 tahun dari gedung demi membangun keluarga dengan kekasih barunya. Kedua anak itu pun meninggal.Ada orang tua yang sangat bertanggung jawab, ada pula orang tua yang tidak ada bedanya dengan iblis. Naomi tidak memahami Caden karena kemungkinan Caden adalah pria yang menyakitinya beberapa tahun lalu.Jadi, Naomi tidak menyukai Caden. Mungkin Caden bukan orang baik, tetapi dia pasti ayah yang baik. Naomi bisa melihat Caden sangat memperhatikan Rayden.Naomi menghampiri sepeda listrik, lalu membersihkan salju pada sepeda listrik itu. Setelah ragu-ragu sejenak, Naom
Entah apa yang dikatakan penelepon, Clara berujar dengan sinis, "Oke."Sesudah mengakhiri panggilan telepon, Clara memandang Jessica dan berucap, "Sudah diselidiki. Caden nggak menyukai Naomi. Mereka berhubungan karena Rayden. Naomi menguasai ilmu psikologi anak, jadi Caden meminta Naomi mengobati Rayden."Jessica yang panik menyergah, "Apa? Dia bisa mengobati Rayden? Gawat! Kalau Naomi bisa menyembuhkan Rayden, Caden pasti rela memberikan apa pun kepada Naomi!"Clara tetap berbicara dengan tenang, "Nggak mungkin bisa sembuh. Naomi bahkan nggak punya sertifikat, dia itu penipu. Naomi hanya beruntung karena membantu Calvin 2 kali, makanya Caden berharap Naomi bisa menyembuhkan Rayden."Jessica bertanya, "Penipu? Maksudmu, dia memanfaatkan Rayden untuk mendekati Caden?""Iya," jawab Clara.Jessica menimpali, "Kalau begitu, kita langsung ungkap tujuannya!"Clara membalas, "Nggak usah. Kalau dia bisa memanfaatkan Rayden, kita juga bisa.""Bu, apa rencanamu?" tanya Jessica.Clara menjelaska
Caden mendekati Naomi, lalu mengambil kotak makanan yang jatuh di tanah. Dia tidak berbicara dan hanya mengamati Naomi.Naomi mendongak. Dia terperangah saat melihat Caden yang tidak berniat membantunya. Naomi membentak, "Cepat tarik aku!"Naomi jatuh demi mengantar makanan untuk putra Caden. Sementara itu, Caden baru mengulurkan tangan sesudah ragu-ragu sesaat.Telapak tangan Caden menghadap ke bawah. Sudah jelas dia tidak ingin Naomi menarik tangannya. Dia hanya berniat meminjam lengannya.Apa maksud Caden mewaspadai Naomi? Apa dia itu wanita genit? Naomi emosi. Dia tidak menyentuh lengan Caden, melainkan menarik celananya dan berusaha berdiri.Caden membelalak. Sebelum dia sempat meluapkan emosinya, Naomi yang terhuyung hampir menabrak tubuh Caden.Naomi yang panik memelotot. Dia langsung meraih dasi Caden. Namun, Naomi tergelincir lagi dan hampir terjatuh. Caden yang ditarik Naomi pun ikut tumbang.Saat mereka hampir terjatuh ke tanah, Caden yang gesit segera merangkul pinggang Nao
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu
Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu
Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan
Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan