Layar ponsel menampilkan 2 patah kata. Caden pun memicingkan matanya dan melafalkannya, “Kekasih Pertama.”Kekasih Pertama adalah Braden.“Lepaskan aku! Dasar bajingan! Atas dasar apa kamu ambil ponselku tanpa seizinku? Dasar orang nggak bermoral dan nggak berpendidikan! Kembalikan ponselnya padaku!”“Heh, kenapa kamu begitu panik? Kalau nggak mau rahasia memalukanmu terbongkar, ya jangan melakukan hal-hal memalukan itu. Kalau berani cari kekasih, kenapa takut diketahui orang? Kekasih pertama? Cih, apa itu artinya masih ada kekasih kedua?”“Apa urusanmu? Kembalikan ponselku!”“Dasar nggak tahu malu!”“Memangnya kenapa kalau aku nggak tahu malu? Apa hubungannya itu denganmu? Dasar pria berengsek! Coba saja kalau kamu berani mengangkat telepon itu! Aku akan membunuhmu!”Itu adalah panggilan video. Begitu menjawab telepon itu, wajah Braden yang sama persis dengan Caden pasti akan terpampang di layar ponsel. Kemudian, mereka akan menyadari bahwa mereka ....Tidak, tidak! Naomi tidak berani
Untung saja, Tiara tiba-tiba muncul. Begitu melihat gerakan tangan Naomi yang panik, dia segera menyadari sesuatu dan menyeret Hayden untuk pergi.Hayden melawan sambil berseru, “Mama Tiara, Mama jatuh!”“Ng ... nggak apa-apa. Nanti, kita baru balik lagi. Yang ada di rak itu cuma selimut kok. Selimut sangat lembut dan nggak akan bisa melukai orang.”“Ta ... tapi, aku lihat Mama lagi bersama seorang pria. Me ... mereka sepertinya lagi ciuman.”Tiara bertanya dengan mata berbinar, “Serius?”“Emm! Mama yang berinisiatif menciumnya!”Wah, wah! Ada pertunjukan sepanas ini? Tiara benar-benar ingin menyaksikannya. Bagaimana ini? Tidak bisa! Daripada menonton pertunjukan, menjaga anak lebih penting. Naomi pasti memiliki maksud tertentu dengan tidak membiarkan Hayden mendekat. Dia tidak boleh mempersulit Naomi.Tiara menekan rasa penasarannya yang menggebu-gebu dan berkata, “Hayden, pakailah maskermu. Kita pergi cari Braden dan Jayden dulu.”“Tapi ....”“Nggak ada tapi-tapian lagi. Mamamu pasti
Begitu melihat Naomi, Jayden langsung bertanya, “Mama, kenapa wajah dan telingamu begitu merah?”Naomi menjawab dengan malu, “Tadi, Mama bantu staf supermarket untuk membereskan barang dan agak kepanasan.”Jayden memercayai ucapan Naomi dan menjawab, “Oh, rupanya karena kepanasan.”Naomi pun tersenyum dan hendak mengalihkan topik pembicaraan. Namun, Hayden malah tiba-tiba bertanya, “Mama, paman yang Mama cium tadi siapa?”“Hah?” Naomi merasa sangat terkejut.Hayden berkata, “Aku sudah melihatnya! Mama yang melemparkan diri ke pelukannya, lalu berjinjit dan menciumnya. Waktu itu, paman itu juga memeluk pinggang Mama. Kalian terlihat seperti pasangan kekasih di TV.”Setelah mendengar ucapan anak-anak yang tidak disaring, Naomi pun terdiam dan merasa sangat malu. Kali ini, bukan hanya wajah dan telinganya yang merah, bahkan lehernya juga sudah semerah tomat.“Mama lagi pacaran, ya?” tanya Hayden lagi.Naomi merasa panik dan tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu. Jika membanta
Pada malam hari, Naomi memasak banyak makanan lezat. Dia juga memasukkannya ke kotak makanan untuk Rayden, lalu meminta Dylan untuk mengambilnya di depan gerbang kompleks.Dylan yang tersentuh berucap, "Terima kasih, Nana. Maaf merepotkanmu."Naomi tidak suka Dylan memanggilnya "Nana", seolah-olah mereka sangat akrab. Namun, Naomi tidak berkomentar. Hal ini karena dia tidak ingin bicara panjang lebar dengan Dylan.Dylan memberi Naomi sebuah kantong belanja berlogo Hermes. Sudah pasti harga barang di dalamnya sangat mahal. Dylan berujar, "Ini hadiah untukmu. Terima kasih kamu sudah memasak untuk Rayden."Naomi tidak menerima hadiah itu. Dia membalas, "Nggak usah. Yang penting besok kamu bisa bantu aku ajak Caden keluar."Dylan menimpali, "Kamu tenang saja. Kita sudah janji, besok dia pasti datang."Naomi baru merasa tenang. Dia berkata, "Kamu bawa pulang hadiahnya, aku nggak butuh. Oh, iya. Tolong kamu sampaikan pada ayah Rayden, ke depannya dia bisa telepon aku untuk urusan Rayden. Jan
Dulu, Rayden selalu mengabaikan Dylan meskipun Dylan sudah berusaha menghiburnya. Saat Dylan hendak pulang, dia dan Caden merokok di lantai bawah."Harus diakui Naomi memang hebat," ujar Dylan. Mereka sudah mengundang banyak koki hebat, tetapi semuanya gagal untuk meningkatkan nafsu makan Rayden. Anehnya, Naomi malah berhasil.Dylan bertanya, "Kenapa kamu nggak langsung meminta Naomi untuk menjaga Rayden?"Caden membuang abu rokok dan menyahut seraya mengernyit, "Naomi pernah datang sekali. Tapi, Rayden mengusirnya karena nggak suka."Dylan menimpali, "Ha? Rayden nggak menyukai Naomi, dia hanya menyukai masakannya?"Caden mengangguk. Dylan menanggapi, "Mungkin Rayden merasa Naomi terlalu cantik, jadi dia khawatir. Dia mengira kamu dan Naomi akan bersama."Caden mengisap rokoknya. Dia juga sependapat. Selama ini, Rayden tidak suka Caden berhubungan dengan wanita lain. Rayden membantu ibunya untuk mengawasi Caden!Dylan menyarankan, "Coba biarkan mereka lebih sering berhubungan. Naomi it
Robbin menceritakan, "Iya. Katanya, waktu itu pria botak menindih Naomi. Jadi, Naomi langsung mengamuk dan terus bilang mereka yang mendesaknya.""Setelah itu, para bawahan nggak melihat apa yang dilakukan Naomi. Tiba-tiba, pria botak pingsan. Ada bawahan yang curiga pria botak pingsan karena nggak pernah melihat wanita secantik Naomi. Dia terlalu antusias," lanjut Robbin.Alasan ini tidak masuk akal. Caden bertanya, "Di tubuhnya ada racun, nggak?"Robbin menyahut, "Nggak ada."Caden berpesan, "Suruh juniormu awasi pria botak itu. Kalau ada perkembangan baru, kabari aku."Robbin mengiakan. Sesudah mengakhiri panggilan telepon, Caden menyalakan rokok. Ketika dia sampai di lokasi hari ini, pria botak itu menindih Naomi.Mana mungkin orang yang tidak punya penyakit tiba-tiba lumpuh total? Apa yang dilakukan Naomi kepada pria botak itu?Jika Naomi bisa membuat pria botak itu menjadi lumpuh total tanpa diketahui semua orang di lokasi, itu berarti dia sangat hebat. Tentu saja Caden tidak per
Sudah jelas Caden juga melihat Naomi. Semalam Caden tidak bisa tidur lagi. Dia ingin meminta Naomi untuk membuat sarapan Rayden. Namun, Caden merasa sangat kesal saat teringat ciuman Naomi di supermarket.Caden tidak ingin mencari Naomi. Hal ini yang membuat Caden dilema semalaman. Dia terus mempertimbangkan untuk mencari Naomi.Akhirnya, Caden tidak menghubungi Naomi dan dia tidak bisa tidur semalaman. Pagi ini, entah kenapa Caden tiba-tiba berpakaian rapi dan turun ke lantai bawah.Caden tidak tahu alasan dirinya turun ke lantai bawah. Jadi, dia merokok. Alhasil, Naomi datang sebelum Caden menghabiskan rokoknya.Sekarang sepertinya Caden tahu jawabannya, seolah-olah dia turun ke lantai bawah untuk menunggu Naomi. Mereka berdua bertatapan. Tidak ada yang berbicara ataupun maju.Jarak di antara mereka sekitar 8 meter. Mereka masih memandang satu sama lain. Setelah beberapa saat, angin dingin berembus. Naomi bersin.Naomi tidak rela menghabiskan uang untuk naik taksi. Jadi, hari ini Nao
Naomi memasak untuk Rayden bukan demi uang. Namun, hanya orang bodoh yang menolak uang. Dua puluh juta setiap hari. Meskipun untuk membayar utang, hal ini akan meringankan beban hidup Naomi."Apa Rayden makan semua makanan semalam?" tanya Naomi.Caden menyahut, "Iya. Dia menghabiskan semua makanannya. Tapi, dia paling suka dengan kentang balado."Naomi menimpali, "Kentang balado, ya? Oke. Nanti siang aku masak itu lagi."Sikap Naomi melunak karena pengaruh uang. Angin dingin berembus lagi, Naomi menarik napas. Hidungnya memerah.Caden mengamati Naomi sejenak, lalu berkata seraya mengernyit, "Ikut aku masuk."Caden berbalik dan berjalan menuju pintu gedung. Naomi segera berujar, "Lebih baik aku nggak masuk. Nanti Rayden marah kalau lihat aku."Caden membalas, "Rayden baru bangun jam 6.30 pagi."Sekarang baru pukul 6 lewat, tetapi Naomi tetap enggan masuk. Rayden belum bangun, ini berarti Naomi akan berduaan dengan Caden. Naomi merasa hal ini kurang pantas.Caden sudah sampai di depan pi
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak
Saat itu, cuaca di Kota Lodia sangat dingin. Angin kencang berembus dan salju lebat turun seharian. Akan tetapi, Yamin dan Abigail sangat bersemangat.Hari ini Yamin berulang tahun dan dia memperoleh pencapaian besar dalam kariernya. Yamin merupakan pelukis yang rajin. Hanya saja, dia tidak terkenal di kalangan pelukis.Tiba-tiba, Yamin menerima undangan dari idolanya pada hari ulang tahunnya. Idola Yamin adalah pelukis senior top. Tekniknya sangat hebat dan gayanya unik. Dia juga sangat berprinsip.Pelukis senior itu memang mengandalkan melukis untuk menghasilkan uang, tetapi dia tidak akan sembarangan menjual lukisannya demi uang. Seorang konglomerat pernah meminta pelukis senior itu untuk melukis kekasihnya dan menawarkan harga tinggi. Namun, dia menolak dengan tegas.Alasan pelukis senior itu sangat sederhana. Dia jijik dengan pelakor dan merasa pelakor tidak pantas menjadi objek lukisannya.Pelukis senior menganggap semua lukisannya seperti anak yang dibesarkannya. Mencari pemilik
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu