Saat Naomi masih merencanakan perceraiannya, Caden telah tiba di kediaman Keluarga Senjaya. Dia sudah mengetahui bahwa Jessica yang sengaja menghasut Susan untuk mencelakai Naomi. Ternyata, saat terjadi sesuatu pada Brian, ada orang yang mengancam Brian untuk menjauhi Naomi. Orang itu juga mengatakan jika Brian masih berani mengganggu Naomi, dia akan langsung membunuh Brian. Setelah mengetahui hal ini, Jessica sangat marah. Ditambah dengan curiga bahwa Naomi merayu Caden, dia pun hendak memberi pelajaran pada Naomi melalui Susan.Susan mencelakai Naomi karena Dylan, sedangkan Jessica mencelakai Naomi karena Caden. Berhubung Jessica itu dalang di balik insiden kali ini, Caden juga punya andil. Jadi, dia memang pantas ditampar dan dimaki oleh Naomi.Selain itu, Caden juga marah karena Jessica masih belum jera. Dia pernah memberi tahu Jessica untuk tidak mengganggu Naomi, tetapi dia malah menganggap peringatannya seperti angin lalu.Di kediaman Keluarga Senjaya.Jazli Senjaya, ayahnya J
Begitu mendengar ucapan Caden, Jessica dan Jazli pun tercengang. Meskipun memiliki kedudukan tinggi dan sangat berkuasa, Caden selalu bersikap sopan di hadapan mereka dan tidak pernah mengumpat.Jessica yang mengira dirinya salah dengar pun bertanya, “Caden, a ... apa katamu tadi?”Caden mengerutkan keningnya dan menekankan kata-katanya, “Aku bilang, apa Naomi sejalang kamu? Kalau dia itu wanita jalang, kamu itu apa?”Jessica langsung berlinang air mata dan berkata, “Caden, kamu ....”“Kalau dia itu wanita jalang, kamu bahkan lebih rendah dari wanita jalang!”“Caden! Kenapa kamu memakiku? Huhuhu ....”Jessica langsung menangis karena marah. Sementara itu, Jazli masih tertegun dan tidak berani menyela. Hanya Caden seorang yang berani datang ke rumah mereka untuk memaki orang. Jika itu orang lain, orang itu mungkin sudah dihajar sampai mati.Caden lanjut berkata, “Apa kamu nggak tahu jelas sifat pamanmu? Naomi yang merayunya? Memangnya dia layak untuk dirayu? Wanita yang nggak jijik meli
Steven yang mengemudikan mobil menatap Caden yang sedang duduk sambil memijat pelipisnya melalui kaca spion tengah. Dia pun berkata, “Kamu juga nggak perlu merasa kesal lagi. Setidaknya, Bu Naomi baik-baik saja.”“Memangnya aku kesal gara-gara dia? Biarpun terjadi sesuatu padanya, apa hubungannya denganku?” seru Caden dengan marah.“Kamu juga nggak perlu kesal tentang Bu Jessica. Dia itu cuma seorang wanita cantik pembawa malapetaka.”“Apa kamu buta? Orang sepertinya juga bisa disebut cantik?”Steven menahan tawanya, lalu menjawab, “Nggak, dia itu cuma orang pembawa malapetaka.”“Dengan hatinya yang kejam itu, dia bahkan nggak layak disebut orang!”“Benar!”“Benar apanya? Kenapa kamu mengiakan semua kata-kataku? Memangnya kamu nggak punya pendirian sendiri?”Steven pun terdiam dan diam-diam bergumam dalam hati, ‘Ya Tuhan, biarkanlah aku menghilang sekarang juga. Aku ngomong apa juga salah! Lebih baik aku diam saja deh!’Setelah itu, Steven tidak berbicara lagi. Alhasil, Caden malah ber
“Selidiki Leon dengan baik.”“Hmm? Kamu curiga sama Leon? Tapi, dia tahu jelas hubungan Brian dengan kita. Apa mungkin dia berani menyentuh Brian?”Caden menjentikkan abu rokok dan menjawab, “Nggak ada yang nggak mungkin. Kalau tindakan Brian melewati batas toleransinya, jangankan mengebiri Brian, dia bahkan mungkin membunuh Brian.”“Maksudmu ... Bu Naomi itu batas toleransi Leon?”Caden mengerutkan keningnya, tetapi tidak menjawab.Steven pun lanjut berkata dengan terkejut, “Tapi, hubungan di antara Leon dan Bu Naomi nggak begitu mendalam. Lagian, Bu Naomi juga bukan istrinya.”“Memang bukan istri, tapi mungkin saja Naomi itu cintanya yang tak tergapai!”“Hah? Nggak mungkin deh. Dari rumor internet, dibilang kalau Leon sangat mencintai Camila. Mereka sudah saling mencintai sejak masih sekolah.”“Apa itu sudah bisa membuktikan dia nggak pernah mencintai orang lain?”“Hmm .... Benar juga. Tapi, kok kamu tahu Leon menyukai Bu Naomi?”“Intuisi.”“Intuisi? Hampir setiap kali bertemu mereka
Begitu mendengar ucapan Naomi, Dylan langsung menyanjungnya, “Bu Naomi, sejujurnya, kamu itu wanita paling sempurna yang pernah kutemui. Selain cantik, kamu juga sangat pengertian. Aku suka banget sama wanita sepertimu.”Naomi langsung menjawab, “Jangan menyukaiku.”Dylan yang merasakan kewaspadaan Naomi pun merasa sangat kewalahan. Entah ada berapa banyak wanita yang menyukainya, tetapi Naomi malah sepertinya merasa tidak sudi untuk didekatinya. Hanya saja, Dylan tahu bahwa dia tidak boleh mendekati Naomi. Selain dilarang oleh kakaknya, Naomi juga merupakan milik Caden. Dia tidak akan merebut wanita sahabatnya.Dylan pun menjelaskan, “Maksudku, kagum, kagum! Aku mengagumi orang sepertimu! Jangan khawatir, kakakku sudah memperingatiku. Aku nggak akan berani mendekatimu.”Naomi berkata, “Aku sudah lapor ke polisi mengenai masalah hari ini dan polisi baru saja mengambil pernyataanku. Aku harap kamu nggak melindunginya.”Naomi khawatir Dylan akan melindungi Susan. Jika dilindungi oleh Dy
Dylan tidak marah, malah tertawa dan bertanya, “Jadi, apa sebenarnya tujuanmu?”Caden tidak menjawab. Jadi, Dylan menebak, “Apa kamu takut dia akan jatuh cinta padamu setelah mengetahui identitasmu? Nggak usah berpikir kejauhan. Dia sudah bilang dia nggak suka sama kamu.”Caden bertanya dengan ekspresi muram, “Buat apa dia bicarakan tentang aku denganmu?”“Dia mau aku mengajakmu bertemu.”“Hmm?”“Kamu nggak salah dengar. Dia mau aku mengajak Caden keluar, bukan Cayden!”“Kenapa dia mau bertemu denganku?”“Aku juga nggak tahu. Dia nggak mau kasih tahu aku, cuma bilang ada masalah penting yang mau dibicarakannya denganmu.”Caden mengisap rokok sambil berpikir, tetapi tetap tidak dapat menebak tujuan Naomi mencarinya.“Apa kalian pernah berhubungan dulunya?”Caden langsung menggeleng dan menjawab, “Aku sudah menyelidikinya, tapi kami nggak punya hubungan apa-apa.”“Kok aneh? Dia nggak kenal sama kamu, buat apa dia mencarimu?”Caden juga terdiam.“Kalau kamu menyetujui permintaan itu, iden
Sebelumnya, Tiara tidak tahu apakah Naomi bisa keluar dari rumah sakit atau tidak. Jadi, dia sudah terlebih dahulu memberi tahu ketiga bocah itu bahwa Naomi mungkin tidak akan pulang.Tiara menjawab dengan gembira, “Mama kalian sudah selesai tangani urusannya. Suasana hatinya juga sangat bagus. Dia mau pergi ke supermarket untuk beli bahan makanan supaya bisa memasakkan makanan enak untuk kalian malam ini.”“Yeay!” seru ketiga bocah itu dengan gembira.Naomi yang mendengar suara tawa anak-anaknya dari ponsel pun tersenyum. Suara anak-anaknya adalah suara terindah di dunia. Dylan dan Caden juga melihat senyuman Naomi itu. Caden tahu Naomi telah mengurus prosedur keluar rumah sakit. Entah karena memikirkan makanan yang diinginkan Rayden atau apa, dia memutuskan untuk mengikuti Naomi.“Senyumannya cakep banget!” puji Dylan dari dalam mobil.Baru saja Dylan selesai berbicara, Caden langsung memelototinya.Dylan pun bertanya dengan bingung, “Buat apa kamu memelototiku? Kamu nggak suka sama
Di sisi lain, baru saja Naomi memutuskan sambungan telepon dengan Tiara, Fiona pun menghubunginya. Fiona mengatakan bahwa dia baru selesai berbelanja dan hendak pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Naomi, tetapi Dylan memberitahunya bahwa Naomi sudah keluar dari rumah sakit.Naomi tersenyum dan menjawab, “Emm, aku baru keluar dari rumah sakit. Kamu nggak usah datang lagi. Aku baik-baik saja kok, cuma sedikit terkejut. Tapi, aku sudah nggak kenapa-napa lagi sekarang.”“Haih, aku baru tahu mengenai hal ini. Si Susan itu bernyali banget! Selain itu, dia juga sama sekali nggak punya niat untuk berubah. Saat di mal kemarin, Dylan nggak mempermasalahkan hal itu dan langsung putus dengannya karena menghargainya sebagai seorang pacar. Tak disangka, dia malah begitu nggak tahu berterima kasih!”“Tahu begitu, aku seharusnya nggak mengampuninya hari itu! Untung kamu nggak apa-apa. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu!” seru Fiona.“Aku nggak apa-apa kok. Semuanya sudah berlalu,” jawab Naomi.“A
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Kedua pembunuh langsung melihat master. Mereka gemetaran. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponsel dari saku dan berkata, "Tapi ... kami nggak punya nomor telepon Lisa. Bawahan dia yang hubungi kami, bagaimana?"Hayden mengernyit, tetapi dia sudah menduganya. Lisa adalah orang yang licik. Dia pasti tidak akan langsung turun tangan untuk mengurus pembunuhan ini. Jadi, tidak ada bukti yang menunjukkan Lisa terlibat dalam pembunuhan.Namun, Lisa pasti sakit hati jika kehilangan pelayan pribadinya. Hayden tidak akan melepaskan Lisa.Hayden memerintah, "Telepon orang yang hubungi kalian. Pokoknya kalian harus buat Lisa percaya aku sudah mati. Kalau kalian berani bocorkan rahasia, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Kedua pembunuh mengangguk, lalu menelepon pelayan pribadi Lisa, "Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?"Pelayan bertanya, "Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati," sahut pembunuh."Kirim videonya," perintah pelayan.Pembunuh mem
Hayden mengamati kedua pria itu sejenak, lalu mengkritik, "Orang lemah seperti kalian mau bunuh aku? Seharusnya kalian becermin dulu. Kemampuan kalian biasa-biasa saja, tapi nyali kalian besar juga. Beraninya kalian asal terima kerjaan!"Hayden menambahkan, "Sekarang kalian bertemu orang hebat! Jangan harap kalian mampu bunuh aku!"Tiba-tiba, jam tangan pintar Hayden berdering. Braden yang menelepon. Hayden segera berdiri dan menjawab panggilan telepon, "Kak, aku baru mau telepon kamu. Apa Nenek dan Mama sudah keluar dari gedung utama?"Braden berjalan di belakang Naomi dan Maria. Dia berbisik, "Iya, Mama sudah tahu Lisa jatuh ke danau. Dia juga tahu kamu ada di gedung bagian barat."Braden meneruskan, "Mama mengkhawatirkanmu, jadi dia mau cari kamu di gedung bagian barat. Nenek nggak mau pisah dengan Mama dan bersikeras mau ikut. Mama terpaksa bawa Nenek keluar.""Bagaimana dengan Kakek?" tanya Hayden.Braden menjawab, "Kakek menerima panggilan telepon begitu keluar. Sebentar lagi dia
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus