Sebelumnya, Tiara tidak tahu apakah Naomi bisa keluar dari rumah sakit atau tidak. Jadi, dia sudah terlebih dahulu memberi tahu ketiga bocah itu bahwa Naomi mungkin tidak akan pulang.Tiara menjawab dengan gembira, “Mama kalian sudah selesai tangani urusannya. Suasana hatinya juga sangat bagus. Dia mau pergi ke supermarket untuk beli bahan makanan supaya bisa memasakkan makanan enak untuk kalian malam ini.”“Yeay!” seru ketiga bocah itu dengan gembira.Naomi yang mendengar suara tawa anak-anaknya dari ponsel pun tersenyum. Suara anak-anaknya adalah suara terindah di dunia. Dylan dan Caden juga melihat senyuman Naomi itu. Caden tahu Naomi telah mengurus prosedur keluar rumah sakit. Entah karena memikirkan makanan yang diinginkan Rayden atau apa, dia memutuskan untuk mengikuti Naomi.“Senyumannya cakep banget!” puji Dylan dari dalam mobil.Baru saja Dylan selesai berbicara, Caden langsung memelototinya.Dylan pun bertanya dengan bingung, “Buat apa kamu memelototiku? Kamu nggak suka sama
Di sisi lain, baru saja Naomi memutuskan sambungan telepon dengan Tiara, Fiona pun menghubunginya. Fiona mengatakan bahwa dia baru selesai berbelanja dan hendak pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Naomi, tetapi Dylan memberitahunya bahwa Naomi sudah keluar dari rumah sakit.Naomi tersenyum dan menjawab, “Emm, aku baru keluar dari rumah sakit. Kamu nggak usah datang lagi. Aku baik-baik saja kok, cuma sedikit terkejut. Tapi, aku sudah nggak kenapa-napa lagi sekarang.”“Haih, aku baru tahu mengenai hal ini. Si Susan itu bernyali banget! Selain itu, dia juga sama sekali nggak punya niat untuk berubah. Saat di mal kemarin, Dylan nggak mempermasalahkan hal itu dan langsung putus dengannya karena menghargainya sebagai seorang pacar. Tak disangka, dia malah begitu nggak tahu berterima kasih!”“Tahu begitu, aku seharusnya nggak mengampuninya hari itu! Untung kamu nggak apa-apa. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu!” seru Fiona.“Aku nggak apa-apa kok. Semuanya sudah berlalu,” jawab Naomi.“A
Tidak lama kemudian, mobil di belakang mobil Caden pun mulai menekan klakson. Kecepatan mobil mereka bahkan lebih lambat dari pejalan kaki.Suara klakson yang tidak berhenti berbunyi juga menarik perhatian Naomi. Saat berhenti menunggu lampu merah, dia pun menoleh ke belakang.Steven buru-buru menunduk, sedangkan Caden juga tanpa sadar memalingkan wajahnya karena khawatir Naomi melihatnya. Untungnya, Naomi hanya melirik sekilas dan lampu lalu lintas juga segera berubah menjadi hijau.Steven berkata lagi, “Kak Caden, kita benar-benar nggak bisa begini terus! Bu Naomi nggak bodoh dan pasti akan menemukan kita. Kalau ketahuan kamu masih bisa naik mobil mewah dan nggak benar-benar bangkrut, dia pasti akan marah!”“Sekarang, dia masih merasa kesal padamu. Kalau dia tahu kamu mengikutinya, dia pasti bertambah marah! Bagaimana kalau dia menolak memasak untuk Rayden karena marah? Dengarlah nasihatku. Kamu pilih saja mau naik sepeda untuk mengejarnya atau suruh John mengikutinya.”Caden terdiam
Orang lain akan merasa senang apabila dipuji. Namun, Caden yang dipuji malah menunjukkan ekspresi tidak senang, seolah-olah sedang diejek orang. Oleh karena itu, ibu-ibu yang sedang menyapu itu buru-buru pergi ke tempat lain. Sementara itu, orang lain yang sedang menatap Caden juga buru-buru mengalihkan pandangan mereka.Caden berjalan masuk ke supermarket dengan tampang muram. Dia sudah tidak pernah datang ke supermarket selama bertahun-tahun. Begitu melihat suasana ramai di supermarket, dia pun mengerutkan keningnya.Caden menyukai suasana yang tenang dan sangat membenci keramaian. Namun, demi mengikuti Naomi, dia pun bersabar. Dia juga mendorong sebuah troli belanja, lalu mengambil barang apa saja yang diambil Naomi. Saat Naomi pergi ke area buah-buahan untuk membeli pisang dan durian, Caden juga ikut membelinya. Begitu mencium aroma durian, dia merasa agak mual. Hanya saja, dia menahan rasa mualnya, lalu memilih sebuah durian yang besar dan menaruhnya ke troli.Saat Naomi pergi k
Staf itu ingin menjual lebih banyak produk, tetapi Caden hanya ingin membeli barang-barang yang sama dengan yang dibeli Naomi. Berhubung tidak bisa meyakinkan Caden, dia langsung menaruh beberapa bungkus pembalut itu ke troli Caden.Caden juga tidak menjelaskan bahwa dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan Naomi. Setelah membeli pembalut, dia langsung pergi mencari Naomi. Alhasil, begitu mendongak, dia langsung melihat Naomi yang berdiri di dekat rak bagian ujung. Tanpa harus mencari Naomi, Naomi sudah menunjukkan diri.Melihat tampang Naomi yang galak, Caden merasa seperti sudah tertangkap basah. Dia pun mengerutkan keningnya dan berdiri mematung di tempat untuk sesaat.Di sisi lain, Naomi terlihat sangat kesal. Meskipun Caden mengenakan masker dan kacamata hitam, dia bisa langsung mengenali Caden.Sialan! Beraninya pria itu mengikutinya!Naomi segera mendorong trolinya ke arah Caden dengan tampang galak. Melihat tampang Naomi itu, entah kenapa Caden berniat untuk melarikan diri. N
Napas Caden dan Naomi agak memburu. Mereka berdua sedang marah.“Kamu .... Minggir!” seru Naomi sambil mendorongnya.Namun, Caden sama sekali tidak bergeming. Dia merasa dadanya seperti dicakar oleh seekor kucing.“Tenang dikit!”“Kalau kamu nggak minggir, aku akan teriak! Dasar preman! Minggir!”Saat Naomi memukul Caden, Caden mencengkeram pergelangan tangannya dan mengangkatnya ke atas kepalanya. Saat Naomi menendang Caden, Caden merapatkan tubuhnya ke tubuh Naomi supaya Naomi tidak bisa bergerak. Naomi pun merasa marah dan berseru, “Tolong ... umph ....”Caden menggunakan tangannya yang lain untuk membekap mulut Naomi dan berkata, “Diam! Aku akui aku memang mengikutimu hari ini. Tapi, aku melakukannya demi Rayden. Dia suka makan masakanmu. Jadi, aku mau tahu kamu pakai bahan dan bumbu apa saja.”Hari ini, Caden mengikuti Naomi karena alasan ini.Naomi menggeleng dengan kuat untuk melepaskan diri dari bekapan Caden. Caden pun memperingatinya, “Aku akan melepaskanmu. Tapi kalau kamu
Layar ponsel menampilkan 2 patah kata. Caden pun memicingkan matanya dan melafalkannya, “Kekasih Pertama.”Kekasih Pertama adalah Braden.“Lepaskan aku! Dasar bajingan! Atas dasar apa kamu ambil ponselku tanpa seizinku? Dasar orang nggak bermoral dan nggak berpendidikan! Kembalikan ponselnya padaku!”“Heh, kenapa kamu begitu panik? Kalau nggak mau rahasia memalukanmu terbongkar, ya jangan melakukan hal-hal memalukan itu. Kalau berani cari kekasih, kenapa takut diketahui orang? Kekasih pertama? Cih, apa itu artinya masih ada kekasih kedua?”“Apa urusanmu? Kembalikan ponselku!”“Dasar nggak tahu malu!”“Memangnya kenapa kalau aku nggak tahu malu? Apa hubungannya itu denganmu? Dasar pria berengsek! Coba saja kalau kamu berani mengangkat telepon itu! Aku akan membunuhmu!”Itu adalah panggilan video. Begitu menjawab telepon itu, wajah Braden yang sama persis dengan Caden pasti akan terpampang di layar ponsel. Kemudian, mereka akan menyadari bahwa mereka ....Tidak, tidak! Naomi tidak berani
Untung saja, Tiara tiba-tiba muncul. Begitu melihat gerakan tangan Naomi yang panik, dia segera menyadari sesuatu dan menyeret Hayden untuk pergi.Hayden melawan sambil berseru, “Mama Tiara, Mama jatuh!”“Ng ... nggak apa-apa. Nanti, kita baru balik lagi. Yang ada di rak itu cuma selimut kok. Selimut sangat lembut dan nggak akan bisa melukai orang.”“Ta ... tapi, aku lihat Mama lagi bersama seorang pria. Me ... mereka sepertinya lagi ciuman.”Tiara bertanya dengan mata berbinar, “Serius?”“Emm! Mama yang berinisiatif menciumnya!”Wah, wah! Ada pertunjukan sepanas ini? Tiara benar-benar ingin menyaksikannya. Bagaimana ini? Tidak bisa! Daripada menonton pertunjukan, menjaga anak lebih penting. Naomi pasti memiliki maksud tertentu dengan tidak membiarkan Hayden mendekat. Dia tidak boleh mempersulit Naomi.Tiara menekan rasa penasarannya yang menggebu-gebu dan berkata, “Hayden, pakailah maskermu. Kita pergi cari Braden dan Jayden dulu.”“Tapi ....”“Nggak ada tapi-tapian lagi. Mamamu pasti