Naomi yang seluruh tubuhnya gemetar hebat berseru, “Kamu akan dapat balasan! Cepat atau lambat, kamu akan dapat balasan!”Caden memelototi Naomi dengan ekspresi yang sangat suram. Dia jelas-jelas sudah menyelamatkan Naomi, tetapi Naomi malah menampar, memaki, dan mengutuknya. Selain itu, ini sudah yang kedua kalinya Naomi menamparnya.Memangnya Naomi berhak menamparnya dengan sesuka hatinya? Dari mana datangnya nyali Naomi?Caden mengira Naomi masih berada dalam keadan syok. Dia pun menahan amarahnya dan berkata, “Jangan nggak tahu diuntung! Aku datang untuk menyelamatkanmu!”“Menyelamatkanku? Cih! Kamu menyelamatkanku?” Naomi menangis sambil tertawa dan terlihat bagaikan orang tidak waras. Dia berseru, “Siapa yang memintamu untuk menyelamatkanku? Aku nggak butuh bantuanmu! Gara-gara kamu, kehidupanku baru menjadi begitu kacau. Kamu mau menyelamatkanku? Apa kamu kira aku akan berterima kasih padamu karena kamu menyelamatkanku?”“Kamu ....”“Kamu nggak akan bisa bayar utangmu padaku me
Robbin dan Steven merasa sangat bingung karena reaksi Naomi sudah terlalu aneh. Setelah seorang pria menyelamatkan wanita, biasanya wanita itu pasti akan merasa sangat berterima kasih pada sang pria. Namun, Caden yang telah menyelamatkan Naomi malah dimaki oleh Naomi.Robbin pun bertanya, “Caden, apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan terhadap Bu Naomi? Kenapa dia langsung begitu marah begitu melihatmu?”Caden sangat kesal, tetapi juga tidak berdaya. Dia merasa Naomi seharusnya sedang melampiaskan seluruh amarahnya terhadap para pria yang hendak melecehkannya itu pada dirinya.“Aku nggak melakukan apa-apa! Bukan, aku memang salah karena sudah ikut campur dalam hal ini dan menyelamatkannya! Benar! Sialan! Aku benar-benar bodoh!”(Cepat sebarkan! Pak Presdir kita sudah marah hingga mengumpat!)Robbin bertanya dengan bingung, “Kalau kamu yang menyelamatkannya, kenapa dia punya rasa permusuhan yang begitu besar terhadapmu?”“Mana kutahu?” seru Caden.Robbin terdiam sejenak, lalu berkata,
Saat Naomi masih merencanakan perceraiannya, Caden telah tiba di kediaman Keluarga Senjaya. Dia sudah mengetahui bahwa Jessica yang sengaja menghasut Susan untuk mencelakai Naomi. Ternyata, saat terjadi sesuatu pada Brian, ada orang yang mengancam Brian untuk menjauhi Naomi. Orang itu juga mengatakan jika Brian masih berani mengganggu Naomi, dia akan langsung membunuh Brian. Setelah mengetahui hal ini, Jessica sangat marah. Ditambah dengan curiga bahwa Naomi merayu Caden, dia pun hendak memberi pelajaran pada Naomi melalui Susan.Susan mencelakai Naomi karena Dylan, sedangkan Jessica mencelakai Naomi karena Caden. Berhubung Jessica itu dalang di balik insiden kali ini, Caden juga punya andil. Jadi, dia memang pantas ditampar dan dimaki oleh Naomi.Selain itu, Caden juga marah karena Jessica masih belum jera. Dia pernah memberi tahu Jessica untuk tidak mengganggu Naomi, tetapi dia malah menganggap peringatannya seperti angin lalu.Di kediaman Keluarga Senjaya.Jazli Senjaya, ayahnya J
Begitu mendengar ucapan Caden, Jessica dan Jazli pun tercengang. Meskipun memiliki kedudukan tinggi dan sangat berkuasa, Caden selalu bersikap sopan di hadapan mereka dan tidak pernah mengumpat.Jessica yang mengira dirinya salah dengar pun bertanya, “Caden, a ... apa katamu tadi?”Caden mengerutkan keningnya dan menekankan kata-katanya, “Aku bilang, apa Naomi sejalang kamu? Kalau dia itu wanita jalang, kamu itu apa?”Jessica langsung berlinang air mata dan berkata, “Caden, kamu ....”“Kalau dia itu wanita jalang, kamu bahkan lebih rendah dari wanita jalang!”“Caden! Kenapa kamu memakiku? Huhuhu ....”Jessica langsung menangis karena marah. Sementara itu, Jazli masih tertegun dan tidak berani menyela. Hanya Caden seorang yang berani datang ke rumah mereka untuk memaki orang. Jika itu orang lain, orang itu mungkin sudah dihajar sampai mati.Caden lanjut berkata, “Apa kamu nggak tahu jelas sifat pamanmu? Naomi yang merayunya? Memangnya dia layak untuk dirayu? Wanita yang nggak jijik meli
Steven yang mengemudikan mobil menatap Caden yang sedang duduk sambil memijat pelipisnya melalui kaca spion tengah. Dia pun berkata, “Kamu juga nggak perlu merasa kesal lagi. Setidaknya, Bu Naomi baik-baik saja.”“Memangnya aku kesal gara-gara dia? Biarpun terjadi sesuatu padanya, apa hubungannya denganku?” seru Caden dengan marah.“Kamu juga nggak perlu kesal tentang Bu Jessica. Dia itu cuma seorang wanita cantik pembawa malapetaka.”“Apa kamu buta? Orang sepertinya juga bisa disebut cantik?”Steven menahan tawanya, lalu menjawab, “Nggak, dia itu cuma orang pembawa malapetaka.”“Dengan hatinya yang kejam itu, dia bahkan nggak layak disebut orang!”“Benar!”“Benar apanya? Kenapa kamu mengiakan semua kata-kataku? Memangnya kamu nggak punya pendirian sendiri?”Steven pun terdiam dan diam-diam bergumam dalam hati, ‘Ya Tuhan, biarkanlah aku menghilang sekarang juga. Aku ngomong apa juga salah! Lebih baik aku diam saja deh!’Setelah itu, Steven tidak berbicara lagi. Alhasil, Caden malah ber
“Selidiki Leon dengan baik.”“Hmm? Kamu curiga sama Leon? Tapi, dia tahu jelas hubungan Brian dengan kita. Apa mungkin dia berani menyentuh Brian?”Caden menjentikkan abu rokok dan menjawab, “Nggak ada yang nggak mungkin. Kalau tindakan Brian melewati batas toleransinya, jangankan mengebiri Brian, dia bahkan mungkin membunuh Brian.”“Maksudmu ... Bu Naomi itu batas toleransi Leon?”Caden mengerutkan keningnya, tetapi tidak menjawab.Steven pun lanjut berkata dengan terkejut, “Tapi, hubungan di antara Leon dan Bu Naomi nggak begitu mendalam. Lagian, Bu Naomi juga bukan istrinya.”“Memang bukan istri, tapi mungkin saja Naomi itu cintanya yang tak tergapai!”“Hah? Nggak mungkin deh. Dari rumor internet, dibilang kalau Leon sangat mencintai Camila. Mereka sudah saling mencintai sejak masih sekolah.”“Apa itu sudah bisa membuktikan dia nggak pernah mencintai orang lain?”“Hmm .... Benar juga. Tapi, kok kamu tahu Leon menyukai Bu Naomi?”“Intuisi.”“Intuisi? Hampir setiap kali bertemu mereka
Begitu mendengar ucapan Naomi, Dylan langsung menyanjungnya, “Bu Naomi, sejujurnya, kamu itu wanita paling sempurna yang pernah kutemui. Selain cantik, kamu juga sangat pengertian. Aku suka banget sama wanita sepertimu.”Naomi langsung menjawab, “Jangan menyukaiku.”Dylan yang merasakan kewaspadaan Naomi pun merasa sangat kewalahan. Entah ada berapa banyak wanita yang menyukainya, tetapi Naomi malah sepertinya merasa tidak sudi untuk didekatinya. Hanya saja, Dylan tahu bahwa dia tidak boleh mendekati Naomi. Selain dilarang oleh kakaknya, Naomi juga merupakan milik Caden. Dia tidak akan merebut wanita sahabatnya.Dylan pun menjelaskan, “Maksudku, kagum, kagum! Aku mengagumi orang sepertimu! Jangan khawatir, kakakku sudah memperingatiku. Aku nggak akan berani mendekatimu.”Naomi berkata, “Aku sudah lapor ke polisi mengenai masalah hari ini dan polisi baru saja mengambil pernyataanku. Aku harap kamu nggak melindunginya.”Naomi khawatir Dylan akan melindungi Susan. Jika dilindungi oleh Dy
Dylan tidak marah, malah tertawa dan bertanya, “Jadi, apa sebenarnya tujuanmu?”Caden tidak menjawab. Jadi, Dylan menebak, “Apa kamu takut dia akan jatuh cinta padamu setelah mengetahui identitasmu? Nggak usah berpikir kejauhan. Dia sudah bilang dia nggak suka sama kamu.”Caden bertanya dengan ekspresi muram, “Buat apa dia bicarakan tentang aku denganmu?”“Dia mau aku mengajakmu bertemu.”“Hmm?”“Kamu nggak salah dengar. Dia mau aku mengajak Caden keluar, bukan Cayden!”“Kenapa dia mau bertemu denganku?”“Aku juga nggak tahu. Dia nggak mau kasih tahu aku, cuma bilang ada masalah penting yang mau dibicarakannya denganmu.”Caden mengisap rokok sambil berpikir, tetapi tetap tidak dapat menebak tujuan Naomi mencarinya.“Apa kalian pernah berhubungan dulunya?”Caden langsung menggeleng dan menjawab, “Aku sudah menyelidikinya, tapi kami nggak punya hubungan apa-apa.”“Kok aneh? Dia nggak kenal sama kamu, buat apa dia mencarimu?”Caden juga terdiam.“Kalau kamu menyetujui permintaan itu, iden