Beranda / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Bab 221. Fic menelpon

Share

Bab 221. Fic menelpon

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Fic? Bicara yang jelas, Daniah!" Glen cukup terkejut mendengar ucapan Daniah. Apalagi Daniah terlihat ketakutan seperti itu.

"Ada yang menelpon dengan nomor baru. Aku mengangkatnya. Tapi, tapi,"

"Tapi apa?" Glen semakin tak mengerti.

"Itu, itu..," Daniah kembali menunjuk ponsel Glen.

"Fic! Itu suara Fic, Glen!"

"Yang benar?"Glen pun ikut terkejut dan cepat menoleh ke arah ponselnya namun masih belum menyentuhnya.

"Sungguh. Itu tadi suara Fic. Aku masih sangat mengenali suara Fic, Glen?"

Glen lalu mengambil ponselnya untuk memeriksa.

"Glen, apa Fic marah pada kita? Hingga hantu Fic meneror kita?"

"Tidak ada hantu Fic, Daniah!" sahut Glen, memeriksa panggilan masuk.

Belum juga Glen selesai memeriksa, nomor baru itu kembali memanggil.

"Jangan diangkat Glen, Jangan!" Daniah yang ketakutan mencegah Glen yang hendak mengangkat panggilan.

"Siapa tau ini benar Fic. Aku harus memastikan. Kamu jangan beringsik. Pelankan suaramu."

Daniah terbengong. Bisa bisanya Glen mengatakan itu, Fic sudah m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 222. Rencana mengintip

    Daniah kini terdiam, pikirannya mulai senang. Meskipun ikut gelisah memikirkan siapa orang yang sudah tega menukar jantung itu demi kepentingan pribadinya. Setidaknya, mendengar Fic masih hidup, Daniah Bahagia. Ada harapan untuk Putrinya untuk kembali bangkit."Apa kau mencurigai seseorang?" tanya Daniah seperti ingin menebak pikiran suaminya."Tentu saja. Banyak yang aku curigai. Ken, Rimbun bahkan Khale. Dan aku takut, ada orang dalam rumah ini yang ikut andil. Makanya kita harus berhati hati." jawab Glen."Tapi mana mungkin Ken? Dia tidak akan sepicik itu!""Kita tidak pernah tau isi hati seorang. Benar kata Fic, kekecewaan bisa merubah seseorang."Danuahz menghela nafas, dalam hati ia belum begitu yakin dengan kecurigaan suaminya. Atau bisa jadi ini malah kelakuan orang luar. Tapi siapa? Lalu khawatir, jika suaminya sampai di penjara seumur hidup._____Beralih pada keadaan Fic saat ini,CURUP PINANG INDAH!Ini adalah Salah satu Air Terjun di daerah yang saat ini Fic berada. Peman

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 223. Melihat Fic.

    Daniah mungkin masih syok mendapati kenyataan jika Fic belum mati."Fic baik baik saja dan ada di pulau seberang. Bersyukur mereka membuang Fic ke sebuah Bus, dan Fic bertemu dengan pria baik hati yang membawa Fic ke Rumahnya." ucapan Glen menjadi energi baru untuk Daniah.Terlihat dia dengan semangat mendatangi dapur. Menepis tangan para pelayan yang hendak menyiapkan makan siang untuk Ellena."Biar aku saja.""Nyonya!""Tidak apa apa." Daniah cepat mengisi nampan dan membawanya sendiri ke kamar Ellena.Di ujung sana, Glen nampak menghampiri."Daniah, jangan mengatakan apapun dulu pada Ellena."Daniah mendongak, Glen seperti sudah menebak kehendak Daniah."Tapi Glen, setidaknya ini akan membuat putrimu bersemangat.""Kamu tau bagaimana Putriku, dia akan tidak sabar dan memberontak Daniah. Kita harus mencari waktu yang tepat. Percayalah, aku sendiri yang akan mempertemukan mereka. Dengan caraku."Daniah hanya bisa mendengus, harapannya untuk melihat senyum di bibir Ellena rupanya haru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 224. Bukan Fic.

    "Fic...!" Ellena masih berlari mengejar Pria yang ia anggap Fic itu tapi pria itu sama sekali tidak peduli, masih saja melangkah dan tidak menoleh padanya.Ellena mempercepat larinya berusaha untuk menggapai tangan pria itu."Fic!" langsung menyambar lengan pria itu dan memeluk pinggangnya."Fic! Kenapa pergi, aku sudah sejak tadi menunggumu disini. Ternyata kamu sungguh datang. Jangan pergi lagi. AKU MOHON!" Ellena mendekap pria itu dengan erat."Nona, maaf. Apa kamu salah orang?" Pria itu melepaskan tangan Ellena dan memutar tubuhnya.Ellena mendongak untuk menatap wajah itu."Fic!""Kenapa kamu tidak mengenalku lagi? Aku Ellena, Fic!" Ellena kembali memeluk pria itu."Kenapa kamu jahat! Kenapa melupakan aku?" Ellena menangis terisak."Nona, Nona. Maaf, kamu mungkin salah orang. Aku bukan orang yang kamu maksud. Aku tidak mengenalmu.""Tolong lepas, Nona!" pria itu berusaha melepaskan pelukan Ellena."Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu lagi, Fic! Tidak akan!" Ellena mempererat peluk

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 225. Berakting.

    Fic menyandarkan punggungnya di jok mobil. Menoleh pada Naila dan Ranti yang duduk tepat di sampingnya."Terimakasih sudah membantuku."Ranti tersenyum, sambil membelai rambut Naila." Tidak perlu berterima kasih mas Gilang. Sudah seharusnya. Kami harus bisa berguna. Bukan kah itu tujuan kami ikut serta?" sahut Ranti."Apa tadi itu Tuan Putri Ellena, Paman?" Naila bertanya sambil mendongak menatap Fic.Fic mengangguk. "Apa dia cantik?" mengangkat dagu Naila."Sangat cantik. Seperti Cinderella!" jawab Naila.Fic nampak tersenyum tipis, namun air matanya kembali lolos. Fic mengusap itu, menarik nafas yang begitu berat."Sabar mas Fic. Cinta, deritanya memang tiada akhir." sahut Ilham yang berada di jok depan."Kamu ini!" Ranti memukul kepala Suaminya dari belakang."Orang sedang patah hati. Sempat sempat nya." omel Ranti."Hehe, maafkan aku. Aku hanya ingin sedikit menghibur mas Gilang." balas Ilham."Mas Gilang, mas Fic. Yang benar yang mana?""Dua-duanya, Dik. Dan hanya aku yang boleh

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 226. Di usir.

    Mobil Glen kini berhenti tepat di depan Rumah Elfa. Keduanya cepat menuruni mobil, bahkan tidak lagi memperdulikan Ayah Elfa lagi.Mereka Berjalan terburu menuju pintu di ikuti Ayah Elfa. Glen dengan rasa tidak sabar mengetuk pintu berkali-kali.Pintu dibuka seseorang, dan yang membuka adalah Ilham yang langsung melirik ke arah Ayah Elfa yang berdiri di belakang Glen.Tanpa disuruh Daniah dan Glen menyeruak masuk."Dimana Fic?" Glen bertanya saat tak menemukan Fic di dalam ruangan itu."Tuan!" Fic muncul dari arah dapur.Seketika keduanya menoleh bersamaan."Fic..!" Daniah berlari ke arah Fic dan menubruk."Fic!" Daniah memeluk Fic dengan tangisannya yang pecah seketika." Nyonya. Sudah!""Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu!" melepaskan pelukannya.Kini berganti Glen yang memeluk Fic. Setelah beberapa saat, kini mereka sudah duduk dengan tenang di ruangan tengah rumah itu.Daniah menyeka air matanya dengan sesekali masih terisak."Bagaimana kabarmu Fic? Kenapa tidak memberi ta

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 227. Percayalah pada Ayah.

    Percayalah pada Ayah Saat ini, Glen dan Daniah sudah kembali berada di rumah mereka. Daniahmenyeret langkah lesunya ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sementara Glen sudah membaringkan tubuhnya dengan dua tangan bersilang di bawah kepala.Matanya menatap langit langit, dengan pikiran yang menerawang. Kini Nathan sudah mengambil keputusan untuk mengingkari surat perjanjian itu apapun resikonya.Daniah sudah selesai dengan urusannya, melangkah ke ranjang dan duduk di tepi. Matanya kini tak lepas menatap wajah sang Suami.Daniaj tersenyum, meskipun gurat tua yang sudah terlihat di wajah milik suaminya, itu tidak mengurangi ketampanan dan ketenangan wajah itu. Glen masih tetap seperti dulu, selalu terlihat tegar di depannya walau sebenarnya rapuh."Apa kamu serius dengan keputusanmu, Glen?" Dia meraih tangan suaminya dan membawanya ke pipi.Glen menoleh sambil menggulirkan senyuman."Tentu saja. Apa kamu keberatan jika nantinya kamu akan ku tinggal mendekam di Penjara?"Daniah masih ters

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 228. Pengakuan Elfa.

    Ellena masih sesekali mengusap air matanya yang mengalir. Walaupun hatinya kini diliputi rasa bahagia yang tiada tara, tapi jauh di dalam sana harus menyimpan rasa sedih yang teramat besar. Mengingat begitu berat pengorbanan Fic untuknya. Lalu membayangkan saat Fic harus tinggal di pedesaan yang mungkin jauh tidak baik bila dibanding dengan rumah ini."Ya Tuhan. Terima kasih telah menjaga Fic untukku." ucapnya lirih. Ellena mendekap kembali tubuhnya sendiri. Dia berulang kaki bersyukur pada Tuhan yang telah menyelamatkan Fic dari kematian Karena dirinya. Jika saja darah Fic sama dengannya, mungkin saat ini Ellena tidak akan pernah mendapatkan kenyataan dari Ayahnya seperti ini. Ia benar benar akan kehilangan Fic untuk selamanya."Aku harus menyusul Fic!" Ucapnya pada dirinya sendiri."Tapi, bagaimana caranya aku bisa keluar dari rumah ini tanpa ada yang tau?" sama halnya dengan Ayahnya, Ellena pun memikirkan cara.Ellena nampak berpikir keras, kemudian ia bangun untuk keluar kamar. Di

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 229. Tak-Tik.

    "Kamu bicara apa barusan?"Elfa hanya menggeleng."Katakan Elfa. Kamu bilang Fic belum mati. Katakan yang sebenarnya apa yang kamu tau tentang Fic!""Nona." Elfa kini berlutut."Tolong jangan katakan ini pada siapapun. Aku akan digantung Ayahku." Elfa memohon.Ellena ikut berlutut kini, melempar gunting ke lantai dan kemudian memegang bahu Elfa."Katakan yang kamu tau."Elfa mendongak, menatap Ellena."Tuan Fic tidak mati. Kemarin, dia datang ke rumah dan Orang tua Nona menemuinya. Kami merahasiakan ini demi kebaikan semua."Ellena membulatkan matanya. Sebenarnya Ellena tidak terkejut, hanya berpura pura terkejut."Berarti, yang aku lihat di taman itu adalah sungguh Fic?"Elfa mengangguk,"Dia ingin melihatmu sebentar saja." ucap lirih Elfa.Ellena terisak kembali, terduduk di lantai."Fic. Kenapa dia harus menderita seperti itu?""Nona jangan bersedih lagi. Tuan Fic melakukan ini demi Nona." ucap Elfa."Aku ingin bertemu dengannya Elfa. Bantu aku.""Tuan Fic sudah pergi. Ayah Nona me

Bab terbaru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 271. Epilog

    Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 270. Tuan Fic

    "Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 269. Aku ini istrimu, bukan lah Nonamu.

    Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 268. Fic, Pria Multitalenta.

    "Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 267. Mau panggil apa coba?

    Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 266. Niat curang Fic.

    "Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 265. Keyan Merana

    Saat ini di kediaman Ken, Khale dan Kimmy melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah dengan langkah gontai. Keyan menyusul dari belakang, tetapi mulutnya tak berhenti mengomel, mengumpat dua kakaknya yang sama sekali tidak menggubrisnya. Ketiga pemuda itu menghempaskan bokong mereka ke sofa dengan kasar, tak peduli dengan tas yang belum mereka taruh. "Aku kesal!! Hari ini aku kesal dengan kalian berdua!" ujar Keyan kesal sambil menunjuk kedua kakaknya."Apa sih anak ini?" balas Khale sambil melotot."Tau tuh!" Kimmy ikut melotot dengan wajah tidak senang.Keyan sudah berdiri, marah, dan menggerakkan tangannya hendak memukul kepala Kimmy, namun ditangkap oleh Kimmy. "Haha.. Keyan rupanya iri kepada kita, Khal. Dia tidak bisa mendekati wanita incarannya, berbeda dengan kita." ejek Kimmy sambil melepaskan tangannya dari Keyan. Khale hanya menanggapi dengan senyuman sinis, menambah rasa kesal Keyan semakin mendalam."Siapa bilang iri? Aku cuma ngerasa tidak dianggap oleh kalian. Kalian s

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 264. Masih bulan madu.

    Mereka baru saja selesai menikmati hidangan makan malam. Fic duduk bersandar di sofa sambil menggelar lengannya ke arah Ellena yang duduk didepannya tanpa jarak. Ellena menyandarkan punggungnya di dada Fic yang hangat. Kedua tangan Fic membelai perut Ellena seolah memberikan rasa nyaman pada istrinya ini, sementara lehernya dielusnya dengan lembut. "Fic, kenapa saat yang tadi itu kamu mendadak menjadi cerewet sih?" Ellena bertanya dengan nada iseng, sambil tangannya asyik mengutak-atik ponselnya.Fic tersenyum kecil. "Siapa yang cerewet? Aku?" dia menanggapi dengan nada bercanda."Padahal kamu sedang kesulitan bernafas, aku hanya peduli dan mencoba mengetahui penyebabnya." Jawab Ellena."Susah bernafas? Memang kenapa, ya? Apa aku menekan tubuhmu terlalu keras? Sepertinya tidak." Fic berkata sambil melanjutkan elusan lembutnya di leher Ellena, tangannya kadang bergerak meraba-raba sekilas membuat Ellena menggelinjang. "Ya... aku tidak tahu. Rasanya sesak saja," jawab Ellena, sambil ter

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 263. Bulan madu versi Ellena.

    Fic melucuti pakaian Ellena. Sekali lagi mengamati tubuh indah itu sambil tangannya bergerak aktif. Menyentuh semua itu tanpa terlewat.Fic menyisir setiap bagian tubuh Ellena dengan bibirnya. Hingga sampai pada Area sensitif. Fic merenggangkan kedua paha Ellena. Dan memposisikan wajahnya. Ellena menggeliat bak cacing kepanasan karena ulah Fic. Meremas kuat rambut Fic hingga berantakan."Fic, berhenti." nafasnya tersengal sengal.Fic mendongak, menatap wajah Ellena yang sudah memerah. Fic tersenyum, menyambar bibir itu. Hanya sebentar, lagi lagi turun perlahan dan kembali lagi ke area sensitif.Ellena menegang, Fic belum berhenti. Masih berada disitu. Fic benar benar ingin membuat Ellena menggelinjang tak karuan. Hingga Ellena menggoyahkan tubuhnya tanda tak sanggup lagi."Ah, Fic. Berhentilah. Ku mohon." Mendorong kepala Fic.Fic akhirnya berhenti , memandangi tubuh yang terus menggeliat itu."Fic. Kamu menyiksaku!"Fic hanya tersenyum, kembali menyerang wajah leher dan dada Ellena,

DMCA.com Protection Status