Share

Bab 162. Glen ikut pucat.

Yang pucat saat ini bukan hanya Daniah dan Rimbun lagi, tapi Glen juga sudah mulai memucat.

Bagaimana tidak!

Ketika dia menoleh kesini, Daniah terus mengurut pelipisnya dengan sesekali muntah ke dalam Tong sampah.

Waktu dia melirik ke sana, di kamar mandi Rimbun pun sama. Sudah bersandar lemas di sisi pintu kamar mandi.

Glen kali ini yang memijat pelipisnya.

'Ken kemana? Kamu kemana bodoh? Lama sekali!' mengumpat dalam hati.

Sekarang Glen menghampiri Rimbun, membawanya ke sisi tempat tidur. Lalu duduk di tengah tengah dua wanita itu.

Daniah merebahkan kepalanya di pahanya. Terdengar suara Rintihan Daniah.

Rimbun, tergeletak di kasur dengan kepala yang hampir tak berjarak dengan bokong Glen. Terdengar merintih juga.

Glen menarik nafas panjang penuh kekhawatiran. Menatap dua wanita itu secara bergantian. Terbesit perasaan takut luar biasa.

Bagaimana jika mereka benar keracunan?

Bagaimana jika tidak selamat?

Pikirannya sudah kemana mana.

"Glen. Kepala ku rasanya mau pecah." rintihan dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status