Share

Itu Bukan Uang Ayah

"Ya Allah, kenapa aku selalu mikir negatif ke Vasya? Ibu macam apa aku ini?!" batin wanita itu pelan. Tubuhnya gemetar, dan ia berkali-kali merasa bersalah karena tingkah lakunya sendiri.

Di satu sisi, Vasya yang berada di perjalanan bersama dengan Farel tersenyum lebar.

"Vasya, kamu nggak kenapa-napa, kan?" tanya Farel dengan wajah gelisah ketika ia menyetir motornya. Vasya seketika tersenyum dan menganggukkan kepala, "Nggak papa kok, Kak. Aman, Bos, hahaha."

"Dih, pagi-pagi udah ngelawak. Semangat kerjanya, ya. Ini hari pertama kamu kerja, awas, jangan gegabah," ucap Farel.

"Siap, komandan," balas gadis kecil itu. Ia berusaha tersenyum meski hatinya hancur berkeping-keping. Selang beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di pasar.

Farel meninggalkan Vasya bersama dengan Arif dan ibunya. Di sana, Arif banyak berbincang-bincang dengan Vasya. Vasya dan Arif bekerja hingga waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. Di sana lah, mereka berhenti dan bersiap-siap ke sekolah.

Vasya iz
repetition

Halo, semuanya. Terima kasih karena telah mengikuti perkembangan ceritanya. Saya ingin menginformasikan sesuatu. Besok, tanggal 11 Maret, saya izin untuk tidak memosting bab baru, karena ingin liburan dulu. Terima kasih ~ ☺️ ~ Repetition ~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status