[ Bonus Part 8 ][ Azalea Achazia Clifford ]"Aku mencintaimu, Azalea Achazia Clifford."Deg deg deg ...Jantungku langsung maraton tidak jelas saat mendengar perkataan Om Alixander.Aku mundur saat Om Alixander melangkah mendekati diriku dan menggenggam ke dua tanganku."Aku serius, aku mencintaimu.""Tapi--""Aku tau perkenalan kita terlalu singkat untuk berkata cinta, tapi aku bukan remaja yang tidak bisa mengartikan perasaanku padamu. Aku tidak mau kehilangan kamu, mungkin kamu belum mencintaiku, tapi aku yakin kamu dapat mencintaiku, seperti aku yang mencintaimu." kata Om Alixander memotong ucapanku.Aku menunduk dan melepaskan genggaman tangannya. "Maaf aku tidak mencintaimu.""Bukan tidak, tapi belum." ralat Om Alixander."Aku pulang dulu, besok aku akan datang ke rumahmu bersama keluargaku, aku harap kamu dandan yang cantik. Dan memasang senyuman manis mu." lanjutnya lalu meninggalk
[ Bonus Part 9 ][ Alixander Gilbert ]Aku menggenggam tangan kanan Azalea sembari tersenyum menyambut tamu undangan yang hadir di acara pernikahan kami berdua. Ya, kalian tidak salah membaca. Hari ini aku dan Azalea resmi menjadi pasangan suami istri.Walaupun pernikahan kami tidak terlalu mewah nan megah seperti yang aku inginkan pada awalnya, tapi tidak masalah yang terpenting adalah Azalea kini sudah resmi menjadi istriku.Berbeda dengan aku yang memasang wajah bahagia dan senyuman lebar, maka Azalea hanya tersenyum terpaksa. Aku tau bahwa Azalea belum sepenuhnya mencintaiku, walaupun sudah mulai mencintaiku. Tapi tidak perlu khawatir soal itu karena aku akan membuat Azalea mencintaiku sepenuhnya."Selamat yah, sayang ... Kami bahagia atas pernikahan kalian." itu ucapan dari keluargaku.Tentu saja mereka sangat senang karena aku akhirnya menikah juga, karena di umurku yang sudah tidak muda lagi ini, mereka takut tidak ada yang mau
[ Bonus Part 10 ][ Azalea Achazia Clifford ]Akhirnya aku resmi menjadi seorang istri seorang Alixander Gilbert di umurku yang baru 18 tahun. Umur yang terlalu muda untuk menikah, tapi aku tidak menyesal.Sungguh, walaupun aku belum mencintai Om Alixander sepenuh hati tapi aku akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku.Sebelumnya aku sudah mengatakan padanya, bahwa aku tidak ingin punya anak dulu karena aku masih kuliah. Dan Om Alixander setuju, dia pun tidak memaksaku untuk cepat melahirkan anaknya.Di malam pernikahan kami, tidak ada yang kami lakukan selain hanya tidur bersama. Yah, walaupun kami saling memeluk, tapi hanya itu.Aku tau perjuangannya untuk menahan diri agar tidak menyentuhku karena janjinya yang tidak akan membuatku hamil karena aku ingin menyelesaikan kuliahku.Tapi apakah dia berpikir bahwa dia juga tidak akan menyentuh ku selama aku masih kuliah?Maksudku, ayolah ini jaman sudah maju, b
Bab 1, AMNESIA. ][ Keyla Achazia ]Saat pertama aku kali membuka mataku, aku sama sekali tak mengenal tempat ini, ruangan besar ini. Bau obat-obatan langsung tercium oleh hidungku. Ruangan berdominan putih yang aku fikir ini adalah rumah sakit. Aku tidak tau kenapa aku ada di sini, aku melihat ada dua orang di samping kanan satu dan samping kiri satu. Sepertinya yang kiri adalah Dokter, bisa dilihat dari pakaiannya yang memakai jas putih khas seorang Dokter dan yang kanan juga memakai jas, namun bukan putih khas rumah sakit, tapi jas hitam formal.'Dia sudah sadar." kata seorang pria yang ada di samping kanan."Aku akan memeriksanya dulu." Dokter itu berucap dan mulai memeriksa keadaanku.Aku melihat orang berjas hitan tadi, dia tersenyum padaku, aku hanya menatapnya datar. Karena aku tidak tau harus berekspresi seperti apa?Dokter tadi telah selesai memeriksa
[ Bab 2, Kejutan Tak Terduga ][ Normal ]"Papa ... " teriak seorang anak kecil saat Ali baru saja memasuki rumahnya.Ali tersenyum, ia merentangkan kedua tangannya. Menyambut anak itu ke dalam pelukannya. Ali menggendong anak perempuan itu dan membawanya masuk ke dalam rumahnya."Anak Papa, makin berat ya." ujar Ali seraya mencium pipi putrinya itu dengan gemas."Iya dong, 'kan aku sudah besar Pa." balasnya dalam gendongan Ali.Ali tersenyum, ia duduk di sofa ruang keluarga. Memangku anaknya yang masih setia memeluk lehernya dengan erat."Bagaimana keadaan Keyla?" tanya Ibu Ali yang memang sedang duduk santai di sofa, bersama suaminya di ruang keluarga."Dia baik baik saja, besok sudah boleh pulang kata Dokter Mom." balas Ali.Waktu itu kedua orang tua Ali menjenguk Keyla di rumah sakit seperti yang di saranka
Bab 3, Tidak! Dia Bukan Putriku. ]Malam ini makan malam di keluarga Ali terkesan dingin, karena semua orang hanya diam dan memakan makanan mereka, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Tidak seperti biasanya, kini mereka semua merasa canggung dengan Keyla.Dulu sebelum Keyla mengalami kecelakaan dan akhirnya koma yang berujung dengan Amnesia. Dia adalah perempuan yang ceria dan cerewet, usil tidak pernah bisa diam, tapi kini ia menjadi kebalikannya.Keyla yang sekarang berbeda bagi semua orang, tidak lagi ada Keyla yang cerewet, Keyla yang blak-blak'kan jika berbicara, Keyla yang jahil.Kini hanya ada Keyla yang pendiam, tidak banyak bicara. Tidak ada senyuman di wajahnya, hanya ada wajah datar dan terkesan dingin."Aku sudah selesai, aku mau ke kamar." kata Keyla datar lalu bangkit dari kursinya."Biar Aku antar." Ali pun ikut bangkit dari kursin
Bab 4, Keyla Blushing ][ Normal ]Pagi ini, Keyla berdiri di balkon kamar Apartemen milik Ali (sebenarnya milik mereka berdua, hanya saja Keyla tidak ingat akan hal itu) memandang jalanan Kota A yang terlihat macet. Tadi malam Ali pulang setelah mengantar ia ke Apartemen, dan berjanji pagi ini Ali akan datang lagi. Sebenarnya datang atau tidak pun Keyla tidak perduli sama sekali.Keyla tersentak kaget dari lamunannya, ketika sebuah lengan dengan tiba-tiba memeluk pinggangnya. Keyla menoleh kearah belakang, ternyata Ali yang memeluknya dan meletakkan dagunya di pundak Keyla.Rasanya ada yang aneh dalam diri Keyla saat Ali melakukan itu, ia berusaha melepaskan pelukan Ali. Tapi Ali tidak menghiraukan Keyla yang memberontak, ia sangat merindukan momen seperti ini. Dulu mereka sering melakukan hal ini, menatap keramaian dari atas di malam hari sungguh indah."Liat apa si
[ Bab 5, Siapa Yang Bajingan? ][ Keyla Achazia ]Aku membuka kulkas terdapat banyak sekali bahan makanan di kulkas itu. Sepertinya Ali sering tinggal di sini. Bahan makanan banyak tapi aku males masak jadi memutuskan melihat di atas kulkas yang katanya ada uang cash untuk beli makanan."Lima juta, sama kartu kredit." lirihku pelan setelah menghitung uang cash itu.Aku pun memutuskan untuk keluar jalan-jalan dari pada diam di Apartemen bisa mati kebosanan nanti. Oke ini lebay. Aku pun segera mengganti pakaian, mengenakan celana jeans panjang biru dan kaos putih serta kardigan hitam. 'Perfect' batinku melihat penampilanku di depan cermin.Aku keluar dari kamar Apartemen kemudian masuk ke lift untuk turun, sesampainya di lobby aku di sambut oleh seorang satpam yang membukakan pintu lobby."Selamat siang Nyonya. Nyonya apa kabar? Sudah lama tidak melihat anda?"