Beranda / Pernikahan / Amnesia / 4, Keyla Blushing

Share

4, Keyla Blushing

 Bab 4, Keyla Blushing ] 

[ Normal ]

Pagi ini, Keyla berdiri di balkon kamar Apartemen milik Ali (sebenarnya milik mereka berdua, hanya saja Keyla tidak ingat akan hal itu) memandang jalanan Kota A yang terlihat macet. Tadi malam Ali pulang setelah mengantar ia ke Apartemen, dan berjanji pagi ini Ali akan datang lagi. Sebenarnya datang atau tidak pun Keyla tidak perduli sama sekali.

Keyla tersentak kaget dari lamunannya, ketika sebuah lengan dengan tiba-tiba memeluk pinggangnya. Keyla menoleh kearah belakang, ternyata Ali yang memeluknya dan meletakkan dagunya di pundak Keyla.

Rasanya ada yang aneh dalam diri Keyla saat Ali melakukan itu, ia berusaha melepaskan pelukan Ali. Tapi Ali tidak menghiraukan Keyla yang memberontak, ia sangat merindukan momen seperti ini. Dulu mereka sering melakukan hal ini, menatap keramaian dari atas di malam hari sungguh indah.

"Liat apa sih? Sepertinya asik banget. Sampai tidak sadar aku datang?" tanya Ali di pundak Keyla, membuat Keyla menggeliat geli terkena terpaan nafas Ali.

"Menurutmu? Kamu saja yang tidak sopan. Asal masuk Apartemen orang sembarangan." kata Keyla sinis.

Ali menghela nafas, "kan ini Apartemen juga milikku, lagian tadi aku sudah memencet bel berkali-kali tapi tidak ada jawaban, aku takut terjadi sesuatu padamu saat aku masuk dan tidak menemukanmu. Eh ternyata kamu di sini." jelas Ali panjang lebar. Sungguh dia sempat panik tadi karena tidak menemukan Keyla di ruangan manapun, Ali takut Keyla pergi meninggalkan.

"Oh ya aku lupa jika ini Apartemen milikmu. Aku bukan anak kecil yang harus kamu khawatirkan." jawab Keyla dengan nada datar. Yah dia sadar ini Apartemen milik Ali, bukan miliknya, jadi bebas pria itu mau keluar masuk Apartemen yang dia tempati ini.

"Bukan milikku, tapi milik kita sayang. Kamu memang bukan anak kecil lagi, sayang. Tapi memang salah jika aku menghawatirkan istriku sendiri."

Keyla diam tidak menjawab ucapan Ali, dan berusaha melepas 'kan lengan Ali dari pinggangnya. Bukannya di lepaskan Ali malah semakin erat memeluk pinggang Keyla dari belakang.

"Aku bukan istrimu, bukan juga istri siapapun. Sekarang lepaskan aku ingin keluar."kata Keyla ketus karena tidak dapat melepaskan tangan Ali dari pinggangnya.

"Kelaur?" Ali mengertitkan dahinya bingung untuk sejenak tetapi ia langsung tersenyum. "Keluar ke mana Sayang." goda Ali.

"Eh, itu aku mau masuk maksudnya. Awas ahh minggir." kata Keyla, entah mengapa ia menjadi salah tingkah sendiri. Padahal sedari tadi juga Ali memeluknya, dan tidak apa-apa kenapa sekarang malah jadi salah tingkah begini.

Ali melepaskan pelukannya lalu membalikkan badan Keyla untuk menghadapnya. "Pipi kamu kenapa sih sayang, kok merah-merah gitu? Kamu pakai bluss on kebanyakan ya?" tanya Ali sengaja menggoda Keyla.

Keyla merasakan pipi-nya semakin memanas sekarang, rasanya ia ingin hilang sekarang juga agar Ali tidak tau jika ia tengah blushing saat ini.

Ali semakin melebarkan senyumannya saat melihat pipi Keyla semakin memerah karena malu. Dengan gemas ia mencubit kedua pipi Keyla, membuat Keyla menatap tajam Ali. Tapi Ali malah hanya nyengir tanpa dosa mendapatkan tatapan tajam dari Keyla.

"Apaan sih cubit-cubit, sakit tau! Awas minggir!" bentak Keyla kepada Ali, untuk menghilangkan rasa groginya dihadapan Ali.

Ali tidak pergi tapi malah melangkahkan kakinya lebih mendekati Keyla. Membuat Keyla melangkah mundur hingga punggungnya menempel pada pagar pembatas balkon.

"Ali, kamu mau apa sih?" tanya Keyla dengan sedikit gugup, karena Ali terus menatapnya dengan intens.

Ali menaikkan sebelah alisnya menggoda Keyla, "maunya apa?"

Keyla memutar bola matanya jengkel. "Awas dong Ali aku mau masuk."

"Coba saja kalau bisa." kata Ali, ia meletakkan kedua tangannya di samping kanan dan kiri Keyla untuk mengurung tubuh Keyla supaya tidak bisa kabur.

Keyla memikirkan bagaimana cara ia keluar dari kurungan Ali, ia menunduk tapi kembali berdiri lagi. Ya kali dia keluar dari bawah sana!

"Kenapa tidak jadi?" tanya Ali nyengir, entah kenapa pagi ini ia suka sekali menggoda Keyla.

Keyla menggaruk belakang kepalanya walaupun tidak gatal, ia tidak mungkin lewat bawah 'kan. Ali terkekeh geli, tidak sia-sia dia bangun sangat pagi hari ini untuk datang ke Apartemen.

Ali melepaskan kedua tangannya dari samping Keyla, membuat Keyla dengan cepat mendorong badan Ali dan masuk ke dalam. Ali terduyung saat Keyla mendorongnya, tapi tidak sampai jatuh kok. Apa kata dunia jika hanya di dorong seorang perempuan ia jatuh. #abaikan kata terakhir.

Ali mengikuti Keyla masuk, membuat Keyla memutar badannya untuk melihat Ali. "Ngapain ngikutin aku?" tanya Keyla.

"Siapa yang ngikutin kamu sih, sayang. 'Kan aku mau ke kantor, kalau tidak lewat dalam lewat mana? Masa ia aku harus lompat dari balkon sih? Kamu tega melihatku loncat dari lantai setinggi itu?"

Keyla membalikkan badannya karena malu, entah kenapa hari ini ia mudah sekali blushing. Padahal biasanya ia hanya akan memasang wajah datar tanpa ekspresi, seperti mayat hidup. Karena kulitnya yang putih pucat membuat ia benar-benar mirip seperti mayat hidup.

"Maaf ya sayang, aku tidak bisa menemaimu sarapan. Aku ada meeting pagi ini, tidak apa-apa 'kan kamu sarapan sendiri. Aku membelikan bubur ayam kesukaan kamu tadi, ada di meja pantry." jelas Ali panjang lebar.

Keyla hanya diam menatap Ali. Menurutnya Ali itu sangat cerewet, Keyla tidak suka orang yang serewet. Walaupun sejatinya dulu ia lebih cerewet dari Ali, tapi itu kan dulu saat ia belum Amnesia.

"Lea titip salam sayang padamu, ia sangat ingin kamu kembali ke rumah. Lea sangat menyayangimu." kata Ali sedih karena Keyla tidak mau tinggal bersama keluarganya.

Keyla hanya menggelengkan kepalanya. Membuat Ali menghela nafas panjang. Lagi.

"Aku pergi dulu ya sayang, di kulkas ada bahan makanan kalau mau masak, jika tidak kamu bisa beli pakai saja uang di atas kulkas, di sana aku meninggalkan uang cash untukmu." jelas Ali, ia mengecup kening Keyla lalu keluar Apartemen.

Sebenarnya ia masih ingin berlama-lama dengan Keyla, apalagi hari ini Keyla beda dari biasanya. Tapi kerjaan di kantor tidak bisa diabaikannya begitu saja.

Keyla menatap punggung Ali yang hilang di balik pintu Apartemen, ia memegang dada-nya (jangan ngeres masih pagi) yang berdetak kencang. Padahal Ali sudah biasa mencium pipi atau keningnya saat di rumah sakit dan Keyla pun biasa saja, tapi kenapa kali ini berbeda?

Keyla menggelengkan kepalanya sendiri, merasa heran akan dirinya sendiri hari ini.

"Ada apa denganku, kenapa jantungku berdetak kencang seperti orang habis maraton." gumamnya pelan.

TBC

sorry for typo !!

Thanks for reading !!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status