Bab 4, Keyla Blushing ]
[ Normal ]
Pagi ini, Keyla berdiri di balkon kamar Apartemen milik Ali (sebenarnya milik mereka berdua, hanya saja Keyla tidak ingat akan hal itu) memandang jalanan Kota A yang terlihat macet. Tadi malam Ali pulang setelah mengantar ia ke Apartemen, dan berjanji pagi ini Ali akan datang lagi. Sebenarnya datang atau tidak pun Keyla tidak perduli sama sekali.
Keyla tersentak kaget dari lamunannya, ketika sebuah lengan dengan tiba-tiba memeluk pinggangnya. Keyla menoleh kearah belakang, ternyata Ali yang memeluknya dan meletakkan dagunya di pundak Keyla.
Rasanya ada yang aneh dalam diri Keyla saat Ali melakukan itu, ia berusaha melepaskan pelukan Ali. Tapi Ali tidak menghiraukan Keyla yang memberontak, ia sangat merindukan momen seperti ini. Dulu mereka sering melakukan hal ini, menatap keramaian dari atas di malam hari sungguh indah.
"Liat apa sih? Sepertinya asik banget. Sampai tidak sadar aku datang?" tanya Ali di pundak Keyla, membuat Keyla menggeliat geli terkena terpaan nafas Ali.
"Menurutmu? Kamu saja yang tidak sopan. Asal masuk Apartemen orang sembarangan." kata Keyla sinis.
Ali menghela nafas, "kan ini Apartemen juga milikku, lagian tadi aku sudah memencet bel berkali-kali tapi tidak ada jawaban, aku takut terjadi sesuatu padamu saat aku masuk dan tidak menemukanmu. Eh ternyata kamu di sini." jelas Ali panjang lebar. Sungguh dia sempat panik tadi karena tidak menemukan Keyla di ruangan manapun, Ali takut Keyla pergi meninggalkan.
"Oh ya aku lupa jika ini Apartemen milikmu. Aku bukan anak kecil yang harus kamu khawatirkan." jawab Keyla dengan nada datar. Yah dia sadar ini Apartemen milik Ali, bukan miliknya, jadi bebas pria itu mau keluar masuk Apartemen yang dia tempati ini.
"Bukan milikku, tapi milik kita sayang. Kamu memang bukan anak kecil lagi, sayang. Tapi memang salah jika aku menghawatirkan istriku sendiri."
Keyla diam tidak menjawab ucapan Ali, dan berusaha melepas 'kan lengan Ali dari pinggangnya. Bukannya di lepaskan Ali malah semakin erat memeluk pinggang Keyla dari belakang.
"Aku bukan istrimu, bukan juga istri siapapun. Sekarang lepaskan aku ingin keluar."kata Keyla ketus karena tidak dapat melepaskan tangan Ali dari pinggangnya.
"Kelaur?" Ali mengertitkan dahinya bingung untuk sejenak tetapi ia langsung tersenyum. "Keluar ke mana Sayang." goda Ali.
"Eh, itu aku mau masuk maksudnya. Awas ahh minggir." kata Keyla, entah mengapa ia menjadi salah tingkah sendiri. Padahal sedari tadi juga Ali memeluknya, dan tidak apa-apa kenapa sekarang malah jadi salah tingkah begini.
Ali melepaskan pelukannya lalu membalikkan badan Keyla untuk menghadapnya. "Pipi kamu kenapa sih sayang, kok merah-merah gitu? Kamu pakai bluss on kebanyakan ya?" tanya Ali sengaja menggoda Keyla.
Keyla merasakan pipi-nya semakin memanas sekarang, rasanya ia ingin hilang sekarang juga agar Ali tidak tau jika ia tengah blushing saat ini.
Ali semakin melebarkan senyumannya saat melihat pipi Keyla semakin memerah karena malu. Dengan gemas ia mencubit kedua pipi Keyla, membuat Keyla menatap tajam Ali. Tapi Ali malah hanya nyengir tanpa dosa mendapatkan tatapan tajam dari Keyla.
"Apaan sih cubit-cubit, sakit tau! Awas minggir!" bentak Keyla kepada Ali, untuk menghilangkan rasa groginya dihadapan Ali.
Ali tidak pergi tapi malah melangkahkan kakinya lebih mendekati Keyla. Membuat Keyla melangkah mundur hingga punggungnya menempel pada pagar pembatas balkon.
"Ali, kamu mau apa sih?" tanya Keyla dengan sedikit gugup, karena Ali terus menatapnya dengan intens.
Ali menaikkan sebelah alisnya menggoda Keyla, "maunya apa?"
Keyla memutar bola matanya jengkel. "Awas dong Ali aku mau masuk."
"Coba saja kalau bisa." kata Ali, ia meletakkan kedua tangannya di samping kanan dan kiri Keyla untuk mengurung tubuh Keyla supaya tidak bisa kabur.
Keyla memikirkan bagaimana cara ia keluar dari kurungan Ali, ia menunduk tapi kembali berdiri lagi. Ya kali dia keluar dari bawah sana!
"Kenapa tidak jadi?" tanya Ali nyengir, entah kenapa pagi ini ia suka sekali menggoda Keyla.
Keyla menggaruk belakang kepalanya walaupun tidak gatal, ia tidak mungkin lewat bawah 'kan. Ali terkekeh geli, tidak sia-sia dia bangun sangat pagi hari ini untuk datang ke Apartemen.
Ali melepaskan kedua tangannya dari samping Keyla, membuat Keyla dengan cepat mendorong badan Ali dan masuk ke dalam. Ali terduyung saat Keyla mendorongnya, tapi tidak sampai jatuh kok. Apa kata dunia jika hanya di dorong seorang perempuan ia jatuh. #abaikan kata terakhir.
Ali mengikuti Keyla masuk, membuat Keyla memutar badannya untuk melihat Ali. "Ngapain ngikutin aku?" tanya Keyla.
"Siapa yang ngikutin kamu sih, sayang. 'Kan aku mau ke kantor, kalau tidak lewat dalam lewat mana? Masa ia aku harus lompat dari balkon sih? Kamu tega melihatku loncat dari lantai setinggi itu?"
Keyla membalikkan badannya karena malu, entah kenapa hari ini ia mudah sekali blushing. Padahal biasanya ia hanya akan memasang wajah datar tanpa ekspresi, seperti mayat hidup. Karena kulitnya yang putih pucat membuat ia benar-benar mirip seperti mayat hidup.
"Maaf ya sayang, aku tidak bisa menemaimu sarapan. Aku ada meeting pagi ini, tidak apa-apa 'kan kamu sarapan sendiri. Aku membelikan bubur ayam kesukaan kamu tadi, ada di meja pantry." jelas Ali panjang lebar.
Keyla hanya diam menatap Ali. Menurutnya Ali itu sangat cerewet, Keyla tidak suka orang yang serewet. Walaupun sejatinya dulu ia lebih cerewet dari Ali, tapi itu kan dulu saat ia belum Amnesia.
"Lea titip salam sayang padamu, ia sangat ingin kamu kembali ke rumah. Lea sangat menyayangimu." kata Ali sedih karena Keyla tidak mau tinggal bersama keluarganya.
Keyla hanya menggelengkan kepalanya. Membuat Ali menghela nafas panjang. Lagi.
"Aku pergi dulu ya sayang, di kulkas ada bahan makanan kalau mau masak, jika tidak kamu bisa beli pakai saja uang di atas kulkas, di sana aku meninggalkan uang cash untukmu." jelas Ali, ia mengecup kening Keyla lalu keluar Apartemen.
Sebenarnya ia masih ingin berlama-lama dengan Keyla, apalagi hari ini Keyla beda dari biasanya. Tapi kerjaan di kantor tidak bisa diabaikannya begitu saja.
Keyla menatap punggung Ali yang hilang di balik pintu Apartemen, ia memegang dada-nya (jangan ngeres masih pagi) yang berdetak kencang. Padahal Ali sudah biasa mencium pipi atau keningnya saat di rumah sakit dan Keyla pun biasa saja, tapi kenapa kali ini berbeda?
Keyla menggelengkan kepalanya sendiri, merasa heran akan dirinya sendiri hari ini.
"Ada apa denganku, kenapa jantungku berdetak kencang seperti orang habis maraton." gumamnya pelan.
TBC
sorry for typo !!
Thanks for reading !!
[ Bab 5, Siapa Yang Bajingan? ][ Keyla Achazia ]Aku membuka kulkas terdapat banyak sekali bahan makanan di kulkas itu. Sepertinya Ali sering tinggal di sini. Bahan makanan banyak tapi aku males masak jadi memutuskan melihat di atas kulkas yang katanya ada uang cash untuk beli makanan."Lima juta, sama kartu kredit." lirihku pelan setelah menghitung uang cash itu.Aku pun memutuskan untuk keluar jalan-jalan dari pada diam di Apartemen bisa mati kebosanan nanti. Oke ini lebay. Aku pun segera mengganti pakaian, mengenakan celana jeans panjang biru dan kaos putih serta kardigan hitam. 'Perfect' batinku melihat penampilanku di depan cermin.Aku keluar dari kamar Apartemen kemudian masuk ke lift untuk turun, sesampainya di lobby aku di sambut oleh seorang satpam yang membukakan pintu lobby."Selamat siang Nyonya. Nyonya apa kabar? Sudah lama tidak melihat anda?"
[ Bab 6, Ke Egoisan Ali ]"Jadi kamu tinggal di sini?" tanya Pricilla."Hm." lirih Keyla."Ku kira kamu tinggal di rumah Ali?" tanya Ferro."Ya, tapi aku tidak bisa-maksudku rasanya aneh sekali jika kamu harus tinggal bersama orang-orang yang tidak kamu kenal. Tapi mereka mengenalmu, seperti kalian." kata Keyla menjelaskan.Saat ini mereka berada di Apartemen Keyla. Menurut Ferro dan Pricilla memang Keyla lebih baik tinggal di sini ketimbang bersama bajingan ulung itu.Ferro menghela nafas panjang lalu melirik Pricilla. "Kita tidak bohong, kita sahabatmu. Kita, aku kamu dan Pricilla bersahabat sudah lama.""Ya, walaupun kamu banyak mempunyai sahabat. Tapi kita lah yang paling akrab denganmu." kata Pricilla menambahkan."Entahlah, tapi walaupun aku tidak mengingat kalian 'kan kita bisa membuat persahabatan baru mulai s
Bab 7, Ali Mau Menikah Lagi ]"Besok aku akan menjemputmu ya." kata Pricilla sebelum Keyla turun dari mobil.Keyla tersenyum. "Oke. Kalian hati-hati di jalan."Keyla keluar dari mobil dan masuk kedalam lobby Apartemen, memasuki lift untuk naik kekamarnya. Sepertinya ia lebih mudah akrab dengan Ferro dan Pricilla daripada keluarga suaminya sendiri. Mungkin ia dulu lebih dekat dengan dua orang itu ketimbang keluarga suaminya, itu sih masih mungkin. Keyla juga tidak tau, dan sedang mencaritahu.Keyla memasuki kamar Apartemennya, lelah. Keyla ingin segera istirahat untuk menghilangkan lelahnya."Sayang, kamu dari mana saja sih, jam segini baru pulang?" tanya seseorang yang dengan tiba-tiba memeluk Keyla.Keyla sudah tau, itu pasti Ali. Ya memangnya siapa lagi kalau bukan Ali?"Mencari aktifitas agar tidak bos
[ Bab 8, Ali Memang Bajingan ] Malam itu, setelah pergi dari rumah Ali, Keyla tidak sengaja bertemu salah satu anggota keluarganya. Bukan keluarga suaminya, tapi keluarganya yang sesungguhnya. Dan setelah berbincang akhirnya Keyla mengambil keputusan untuk tinggal bersama keluarganya agar Ali tidak dapat menemukannya. Dan kini seminggu Keyla tinggal bersama orang tuanya, dari mulai malam itu. Selama seminggu Keyla berada di rumah orang tuanya, dia tidak ke mana-mana, hanya berkeliling rumah atau lebih tepatnya Mansion di temani beberapa pelayan agar tidak kesasar. Keyla mempunyai dua saudara lelaki, satu kakak dan satunya adiknya. Adiknya bernama Rio masih kuliah semester 4, jadi setiap hari ia akan pergi dan pulang di sore harinya. Sementara kakaknya bernama Juna selalu bekerja walaupun kadang hanya di ruangannya. Keyla masih tidak menyangka jikalau kakaknya yang bersi
[ Bab 9, Surat Cerai Dari Keyla ]"Biodata Lengkap Keyla." ucap Kevin di depan iPhone-nya, membuat Ali mengernyit heran."Mungkin yang anda maksud Keyla Latuconsina." balas suara mba-mba di iPhone Kevin atau mba google"Keyla Latuconsina mah artis favorit aku. Umurnya juga baru 19 tahun." gerutu Kevin kesal."Nama lengkap Keyla siapa Ali?" tanya Kevin menoleh kearah Ali.Ali menatap Kevin aneh. "Mau apa kamu tanya nama lengkap Keyla?" Ali balik bertanya.Kevin mendecakkan lidahnya. "Mau di bantuin tidak sih?""Iya-iya, Keyla Achazia." Jawab Ali, walaupun sebenarnya ia masih bingung dengan apa tujuan Kevin berbicara dengan mba-mba google."Biodata lengkap Keyla Achazia." ucap Kevin di depan iPhone-nya. Lagi."Mungkin yang anda maksud Keyla Achazia Murtaugh." ucap mbak-mbak googl
[ Bab 10, Keyla Kembali Ke Kampus ]"Iya, kak ... hm aku tau ... ya aku ingat kakak, yang lupa ingatan itu dia bukan aku!"Tut....Seorang gadis duduk sendirian di kantin dengan menggerutu sebal. Baru saja ia menerima telfon dari sang kakak, Karina, mengatakan jika adik iparnya mulai kuliah hari ini dan ia di suruh untuk mengawasinya.Gadis itu sangat sebal karena sang kakak yang sangat cerewet, adik ipar kakaknya yang akan kuliah di tempat ia kuliah memang sedang Amnesia tapi bukan berarti dia juga tidak ingat rupa adik ipar kakaknya. Dulu juga ia adalah teman dari adik ipar kakaknya itu walaupun tidak akrab.Gadis itu mendongak mendengar suara gaduh di depannya, dia melihat seorang lelaki yang menarik tangan seorang gadis duduk di bangku depan gadis itu."Bisa tidak sih, tidak main tarik-tarik sembarangan." kata gadis itu marah."
[ Bab 11, Kehadiran Lea dan Ali ] [ Normal.] Keyla Achazia Murtaugh, perempuan cantik berumur 23tahun. Putri dari satu-satunya Presiden yang ada di Negara A, yaitu Presiden Xion Lee Murtaugh. Walaupun ia adalah seorang putri dari seorang Presiden, tapi ia tidak mau di kenal sebagai seorang putri Presiden. Selama ini dia selalu menyembunyikan jati dirinya dari publik, bahkan saat ia mengalami Amnesia pun ia tidak mau di kenal sebagai seorang putri Presiden oleh publik. Keyla itu sangat cerdas, di saat umurnya 15thun ia sudah lulus SMA, dan saat ia memasuki sebuah universitas, ia memutuskan untuk tinggal di Apartemen. Awalnya tidak ada yang setuju dengan usulnya, tapi dia terus memohon agar ia di izinkan tinggal di Apartemen. Keluarganya yang menyayanginya pun akhirnya mengizinkan Keyla tinggal di Apartemen. Keyla sangatlah senang saat di izinkan tinggal di apartemen seorang diri
[ Bab 12, Di Jemput Ali ][ Keyla Achazia ]"Kenapa kamu tidak menandatangani surat itu?" tanyaku pada Ali yang kini sedang menyetir.Ali menoleh sekilas padaku. "Kenapa?" ditanya malah balik tanya -_-."Kenapa? Kenapa kamu tidak menandatangani surat itu?" tanyaku sekali lagi."Karena aku tidak ingin kita bercerai." katanya santai."Kenapa?" tanyaku."Apanya yang kenapa.?""Kenapa kamu tidak ingin bercerai denganku?" Sungguh, aku geram dengan sikap Ali."Karena aku mencintaimu."Aku tergelak di tempat dudukku. "Haha mencintaiku kamu bilang? Aku tidak salah dengar kan? Bagaimana kamu bisa mengatakan jika kamu mencintaiku tapi kamu ingin menikahi gadis lain?""Maafkan aku, sungguh aku mencintaimu walaupun jujur aku juga masi
[ Bonus Part 10 ][ Azalea Achazia Clifford ]Akhirnya aku resmi menjadi seorang istri seorang Alixander Gilbert di umurku yang baru 18 tahun. Umur yang terlalu muda untuk menikah, tapi aku tidak menyesal.Sungguh, walaupun aku belum mencintai Om Alixander sepenuh hati tapi aku akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku.Sebelumnya aku sudah mengatakan padanya, bahwa aku tidak ingin punya anak dulu karena aku masih kuliah. Dan Om Alixander setuju, dia pun tidak memaksaku untuk cepat melahirkan anaknya.Di malam pernikahan kami, tidak ada yang kami lakukan selain hanya tidur bersama. Yah, walaupun kami saling memeluk, tapi hanya itu.Aku tau perjuangannya untuk menahan diri agar tidak menyentuhku karena janjinya yang tidak akan membuatku hamil karena aku ingin menyelesaikan kuliahku.Tapi apakah dia berpikir bahwa dia juga tidak akan menyentuh ku selama aku masih kuliah?Maksudku, ayolah ini jaman sudah maju, b
[ Bonus Part 9 ][ Alixander Gilbert ]Aku menggenggam tangan kanan Azalea sembari tersenyum menyambut tamu undangan yang hadir di acara pernikahan kami berdua. Ya, kalian tidak salah membaca. Hari ini aku dan Azalea resmi menjadi pasangan suami istri.Walaupun pernikahan kami tidak terlalu mewah nan megah seperti yang aku inginkan pada awalnya, tapi tidak masalah yang terpenting adalah Azalea kini sudah resmi menjadi istriku.Berbeda dengan aku yang memasang wajah bahagia dan senyuman lebar, maka Azalea hanya tersenyum terpaksa. Aku tau bahwa Azalea belum sepenuhnya mencintaiku, walaupun sudah mulai mencintaiku. Tapi tidak perlu khawatir soal itu karena aku akan membuat Azalea mencintaiku sepenuhnya."Selamat yah, sayang ... Kami bahagia atas pernikahan kalian." itu ucapan dari keluargaku.Tentu saja mereka sangat senang karena aku akhirnya menikah juga, karena di umurku yang sudah tidak muda lagi ini, mereka takut tidak ada yang mau
[ Bonus Part 8 ][ Azalea Achazia Clifford ]"Aku mencintaimu, Azalea Achazia Clifford."Deg deg deg ...Jantungku langsung maraton tidak jelas saat mendengar perkataan Om Alixander.Aku mundur saat Om Alixander melangkah mendekati diriku dan menggenggam ke dua tanganku."Aku serius, aku mencintaimu.""Tapi--""Aku tau perkenalan kita terlalu singkat untuk berkata cinta, tapi aku bukan remaja yang tidak bisa mengartikan perasaanku padamu. Aku tidak mau kehilangan kamu, mungkin kamu belum mencintaiku, tapi aku yakin kamu dapat mencintaiku, seperti aku yang mencintaimu." kata Om Alixander memotong ucapanku.Aku menunduk dan melepaskan genggaman tangannya. "Maaf aku tidak mencintaimu.""Bukan tidak, tapi belum." ralat Om Alixander."Aku pulang dulu, besok aku akan datang ke rumahmu bersama keluargaku, aku harap kamu dandan yang cantik. Dan memasang senyuman manis mu." lanjutnya lalu meninggalk
[ Bonus Part 7 ][ Normal ]Alixander mengulum senyuman saat melihat Azalea duduk sembari makan di depannya dengan pipi yang merona merah, bahkan sampai ke telinga. Rupanya gadis itu masih malu karena kejadian beberapa menit yang lalu saat gadis itu minta di ambilkan handuk olehnya.Walaupun Alixander belum mengenal Azalea cukup lama, tapi dia merasa seperti sudah mengenal Azalea cukup lama. Hatinya menghangat dan berdebar debar saat bersama Azalea, seperti remaja memang. Tapi itulah yang Alixander rasakan, jatuh cinta memang semenggelikan itu. Tidak peduli bahwa yang merasakannya adalah pria berumur seperti Alixander.Selesai makan malam, Azalea memilih masuk ke dalam kamarnya dan tidak mempedulikan Alixander. Namun sebelum menutup pintu kamarnya, Azalea berkata. "Kalau sudah selesai makan silahkan kamu pulang, tidak baik pria malam malam berada di tempat seorang gadis."Alixander tersenyum, ia mengendikkan bahunya acuh lalu kembali meng
[ Bonus Part 6 ][ Azalea Achazia Clifford ]Setelah hampir seminggu aku di rawat di rumah sakit, akhirnya kini aku sudah boleh pulang oleh Dokter.Selama hampir seminggu itu pula, Om Alixander terus saja menemaniku. Aku tidak tau apakah dia tidak ada kerjaan karena selalu bersamaku, hal itu tentu saja membuatku tidak enak.Sudah berkali kali aku menyuruhnya pergi, namun ia pergi untuk kembali. Maksudku, ia pergi hanya sebentar membeli makanan, lalu kembali lagi ke ruanganku."Sudah siap?" tanya Om Alixander."Om, kenapa baik sih sama aku ... Nanti aku bisa salah paham loh sama kebaikan Om ini."Om Alixander malah tersenyum, hal yang baru ku sadari jika senyumannya sangat mempesona."Salah paham bagaimana?" tanyanya pura pura tidak tau, tapi aku yakin dia jelas sudah tau maksudku."Aku bisa pulang sendiri." kataku mengalihkan pembicaraan."Bagaimana caranya? Jalan kaki?" tanyanya."Masih banyak taksi dan ojek online." balasku kesal.
[ Bonus Part 5. ][ Normal ]"Kakak, apa yang kakak lakukan?"Abby yang baru saja keluar kamar mandi setelah membersihkan diri dan ganti pakaian baru pun kebingungan melihat kakaknya yang tengah menangis sembari memeluk Alixander.Mendengar suara Abby, sontak Azalea langsung menghentikan tangisnya dan melepaskan pelukannya pada pria yang dia kira adalah Ayahnya."Loh ini bukan mimpi?" tanya Azalea bingung.Pria di hadapannya itu menggelengkan kepalanya dengan senyuman kaku. "Tidak, ini bukan mimpi.""Kamu---"Azelea menghentikan ucapannya, ia menunjuk Alixander dengan ragu."Perkenalkan aku Alixander Gilbert ... " kata Alixander.Azalea menelan ludahnya susah payah, ia lalu menatap Abby untuk meminta penjelasan.Abby pun mendekat ke arah Azalea dan berkata. "Om Ali yang bantuin kita kak, aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan kakak kalau tidak ada Om Ali.""Om A-ali?" tanya Az
[ Bonus Part 4 ][ Normal ]Abby menatap ruang UGD dengan tatapan kosong, air matanya sudah tidak keluar lagi, entahlah mungkin sudah habis karena menangis terus sejak tadi. Abby sangat bersyukur tadi karena doanya di kabulkan, seseorang melewati jalan itu dan mau menolongnya."Jangan khawatir, kakakmu sudah di tangani Dokter ... Dia pasti baik baik saja."Abby mendongak saat pria yang menolong mereka itu mengusap kepalanya pelan."Terima kasih sudah menolong kami."Pria itu mengangguk sembari tersenyum tipis. Abby sudah menceritakan kejadian yang menimpa mereka dan pria bernam Alixader itu pun sudah melaporkannya ke polisi."Om, boleh aku meluk Om?" tanya Abby lirih.Alixander menatap Abby yang menatapnya penuh harap lalu mengangguk. Dengan cepat Abby memeluk Alixander.Tubuh Alixander langsung menegang saat Abby memeluknya dengan erat, namun kemudian ia membalas pelukan Abby. Membiarkan bocah itu menangis
[ Bonus Part 3 ][ Normal ]"Abby!""Apaan sih kak brisik!""Abby!""Kak, aku tidak tuli ya ... Tolong jangan teriak teriak seperti ini hutan.""Jangan tinggalkan kakak, Abby."Azalea memeluk Abby dengan erat, ternyata yang barusan dia alami itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat mengerikan karena Abby juga ikut pergi bersama ke dua orang tuanya."Kak, Abby tidak akan pergi ke mana mana karena Abby kan sudah di keluarin dari sekolah." jelas Abby bingung. Sungguh, dia sangat bingung dengan kakaknya yang tiba tiba memeluk dan memintanya jangan pergi."Hiks, Abby jangan tinggalin kakak ya."Bocah berumur sepuluh tahun itu kebingungan saat kakaknya tiba tiba saja terisak sembari memeluknya."Kak, ada apa?" tanya Abby.Azalea melepaskan pelukannya dan menatap Abby lama, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Kakak takut, tadi kakak mimpi kamu ninggalin kakak sendiri ... Kamu ikut Mama dan Pap
[ Bonus Part 2 ][ Azalea Achazia Clifford ]Aku menghembuskan nafas lelah lalu merebahkan tubuhku di atas kasur dengan kasar, entah kenapa walaupun aku tak ingin memikirkan pria yang tadi di sekolah Abby, nyatanya tanpa sadar aku terus memikirkannya.Bagaimana mungkin ada orang yang sangat mirip dengan Ayahku? Bahkan mereka sangat mirip, bak pinang di belah dua.Abby saja yang dulu mirip Ayah, kini sudah tidak terlalu mirip lagi.Memikirkan hal itu benar benar membuat kepalaku mau meledak, belum lagi masalah tadi siang saat Abby kembali menyalahkan dirinya sendiri karena kematian kedua orang tua kami.Walaupun aku sudah sering kali mengatakan bahwa kematian kedua orang tua kami bukan salahnya, tapi Abby selalu saja menyalahkan dirinya sendiri.Umur Abby sudah sepuluh tahun, kelas lima SD... Dan itu artinya juga sudah sepuluh tahun yang lalu Abby lahir dan aku kehilangan orang tua kami.Hal yang membahagiakan yang pa