Home / Pernikahan / Amnesia / 9, Surat Cerai Dari Keyla

Share

9, Surat Cerai Dari Keyla

[ Bab 9, Surat Cerai Dari Keyla ]

"Biodata Lengkap Keyla." ucap Kevin di depan iPhone-nya, membuat Ali mengernyit heran.

"Mungkin yang anda maksud Keyla Latuconsina." balas suara mba-mba di iPhone Kevin atau mba g****e

"Keyla Latuconsina mah artis favorit aku. Umurnya juga baru 19 tahun." gerutu Kevin kesal.

"Nama lengkap Keyla siapa Ali?" tanya Kevin menoleh kearah Ali.

Ali menatap Kevin aneh. "Mau apa kamu tanya nama lengkap Keyla?" Ali balik bertanya.

Kevin mendecakkan lidahnya. "Mau di bantuin tidak sih?" 

"Iya-iya, Keyla Achazia." Jawab Ali, walaupun sebenarnya ia masih bingung dengan apa tujuan Kevin berbicara dengan mba-mba g****e.

"Biodata lengkap Keyla Achazia." ucap Kevin di depan iPhone-nya. Lagi.

"Mungkin yang anda maksud Keyla Achazia Murtaugh." ucap mbak-mbak g****e itu lagi.

"Kamu lagi ngapain sih Vin?" tanya Ali bingung. Sahabatnya ini masih waras kan?

"Lagi nyari informasi lewat g****e maps, Ali kudet ahh." jawab Kevin tanpa mengalihkan pandangannya dari iPhone-nya. (Kevin korban iklan;))

"Nama : Keyla Achazia Murtaugh................."

Kevin membacakan biodata Keyla dengan lengkap dan rinci. Setelah membacakan biodata Keyla yang ia dapat dari g****e maps, Kevin dan menatap Ali dan Ali pun ternyata juga menatap Kevin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kamu serius itu Keyla istriku, Vin?" tanya Ali masih dengan muka bodohnya.

"Iya, liat nih. Ini foto Keyla saat kecil bukan?" Kevin menunjukkan bio yang ada foto Keyla-nya.

***

[

Keyla Achazia ]

"Kamu yakin dengan keputusanmu itu, Keyla?" tanya Ayahku.

Aku mengangguk yakin, aku sudah memikirkan semua selama dua hari ini. Aku sudah mantap dengan keputusanku sendiri untuk bercerai dengan Ali, jika memang nantinya dia jodohku, kita pasti akan bersatu kembali. Aku yakin itu!

"Baiklah, tapi jika kamu berubah pikiran katakan pada Dad, Oke." ucap Ayahku.

Saat ini aku sedang berada di ruang kerja Ayahku, saat dua hari yang lalu aku mengatakan jika aku ingin bercerai dari Ali. Ayah bilang aku harus memikirkannya dulu dengan tenang agar keputusan yang aku ambil tidak salah, dan di setujui oleh Ibu, Rio, Juna dan Karina.

Selama dua hari berfikir akhirnya aku memutusnya untuk bercerai dengan Ali, lagi pula Ali juga tidak mencintaiku, jika Ali mencintaiku maka ia tidak akan pernah punya berkeinginan untuk menikah lagi. Aku tidak mau di madu! He siapa istri yang mau di madu?

"Tidak! Aku sudah yakin ingin bercerai dengan Ali, Daddy. " kataku yakin.

Ayahku menghela nafas pasrah. "Kamu tau? Dulu kamu yang berkeinginan untuk menikah dengannya, walaupun kami semua menentang pernikahan kalian." jelas Ayahku.

"Aku sudah tau, Mommy sudah menceritakannya padaku. Maafkan aku Dad, aku sudah menjadi anak pembangkang." kataku lirih dan menunduk.

"Itu bukan salahmu, kami lah yang bersalah." kata Ayahku.

Aku menatap Ayahku yang tersenyum padaku, "Dad akan mengirim surat cerai kalian, kamu bisa tanda tangan di sini." katanya seraya menyodorkan dokumen padaku.

Aku menerima dokumen hijau itu, membukanya dan membacanya sekilas lalu langsung menandatangani ketas itu cepat lalu menyerahkannya kembali pada Ayahku.

"Terima kasih, Daddy." kataku lalu tersenyum padanya, dia juga balas tersenyum padaku.

Aku bangkit dari dudukku lalu berpamitan pada Ayahku untuk keluar ruang kerja Ayahku. Aku berjalan menuju ke lantai bawah, aku ingin pergi ke taman samping Mansion. Tempat favoritku selama aku tinggal di sini. Aku sudah hafal jalan menuju taman bunga samping Mansion, jadi tidak takut akan kesasar lagi.

***

[

Normal ]

"Masuk." kata Ali saat ia mendengar suara ketukan pintu.

"Pak di luar ada orang yang ingin bertemu dengan Anda." ucap sekretaris Ali.

"Suruh dia masuk."

Sekretaris Ali mengangguk lalu kembali keluar, Kevin yang tadi datang ke kantor Ali untuk menemani Ali hari ini datang ke rumah Keyla pun menatap Ali bingung. Ali hanya mendendikkan bahu acuh.

Seorang lelaki masuk ke ruang kerja Ali dengan santai, "maaf mengganggu waktu anda, Tuan Aliando." kata lelaki tersebut.

Ali tersenyum dan menyuruh lelaki iti duduk di sofa ruang kerjanya. "Tidak, maaf ada keperluan apa Anda datang kemari?" tanya Ali, ia terus memperhatikan lelaki itu, seperti ia pernah melihatnya. Tapi di mana?

Kevin yang berada di ruangan itu menatap lelaki itu tidak percaya, Kevin kenal siapa lelaki itu, ralat mereka tidak kenal tapi Kevin tau siapa lelaki yang ada di hadapan Ali saat ini. Untuk apa lelaki itu datang kemari, Kevin juga heran kenapa Ali tidak mengenal lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Ayah saya yang menyuruh saya kemari untuk memberikan ini." kata lelaki itu tho the poin menyerahkan sebuah dokumen hijau kepada Ali.

"Sebelumnya nama saya Arjuna, saya adalah kakak Keyla. Itu adalah surat gugatan cerai dari Keyla untuk anda." lanjut Lelaki itu yang ternyata adalah Arjuna kakak Keyla.

Ali membulatkan matanya menatap Arjuna tidak percaya. Bahkan Kevin pun tidak percaya dengan ucapan Arjuna.

"Saya tidak akan mau menceraikan Keyla!!" pekik Ali.

Juna menghela nafas panjang, seperti dugaannya sebelum ia sampai, suami adiknya pasti akan menolak untuk bercerai dengan adiknya itu.

"Saya punya dua pilihan untuk anda." ucap Juna.

"Apapun itu saya tidak akan bercerai dengan Keyla!!" tegas Ali.

Juna tersenyum menyerigai, membuat Ali maupun Kevin bergidik ngeri.

"Jika anda ingin bertahan dengan adikku, tinggalkan gadis itu atau anda ceraikan adikku dan anda bisa bersama gadis itu." kata Juna dengan tatapan tajam. Entah dari mana Juna tau jika Ali punya gadis lain.

Ali menegang mendengar ucapan Juna, ia tidak mungkin bisa memilih antara keduanya. Ali tau siapa yang Juna maksud dengan gadis itu, Jessica. Ya siapa lagi.

"Saya akan membatu anda kembali dengan adik saya jika anda mau meninggalkan gadis itu." kata Juna kali ini dengan nada tegas yang menandakan bahwa ia tidak main-main.

Ali masih bungkam, tidak tau apa yang harus ia katakan. "Tapi jika anda masih bersama gadis itu, jangan harap anda akan bisa mendekati adik saya."

"Saya tidak bisa meninggalkan Jessi, saya juga tidak bisa jika harus bercerai dengan Keyla." kata Ali berkata jujur.

Kevin yang mendengar Ali mengatakan itu pun menatap Ali tidak percaya, rasanya ia ingin sekali menghajar sahabatnya itu. 

Juna hanya menatap Ali datar, "saya akan memberikan waktu anda seminggu untuk berfikir. Semoga anda tidak salah dalam mengambil keputusan. Selamat tinggal." kata Juna lalu meninggalkan ruangan Ali.

"Ali brengsek." kata Kevin. Ali hanya menatap Kevin datar.

"Dia bisa membantumu kembali kepada Keyla jika kamu mau." kata Kevin sinis.

"Aku tau, tapi aku tidak bisa kehilangan Jessica!!"

"Terserah padamu lah!!" kata Kevin keluar dari ruangan Ali dan menutup pintu dengan sengaja ia banting.

Ali mengacak-acak rambutnya frustasi, sekarang ia harus bagaimana. Di sisi lain, ia ingin kembali dengan Keyla tapi di sisi lain ia juga tidak mau jika harus kehilangan Jessica.

Ali mencintai keduanya, sangat sulit bagi Ali untuk memilih di atara dua perempuan yang ia cintai.

***

"Yang lagi asik mikirin Ali, sampai aku di sini di cuekin." kata Juna sok dramatis.

Keyla mengerjapkan matanya kembali ke dunia nyata dan menatap Juna tajam. "Siapa yang mikirin Ali!"

"Entahlah mungkin kepalamu." kata Juna santai lalu duduk di samping Keyla.

Keyla mendengus. "Tumben jam segini sudah pulang?" tanya Keyla mengalihkan pembicaraan.

"Pinter banget sih ngelesnya adikku ini." kata Juna gemas mengacak-acak ramput Keyla. Walaupun usianya sudah di bilang tidak muda lagi, tapi Juna tetap akan bersikap seperti anak remaja jika bersama keluarganya.

"Minggu depan aku akan kembali kuliah." kata Keyla menghiraukan ucapan Juna.

Juna mendengus kesal dan mencubit kedua pipi Keyla dengan gemas, sungguh Juna sangat gemas adiknya yang satu ini. Adik perempuannya sudah kembali seperti dulu walaupun ia kehilangan ingatannya. Setidaknya Keyla sudah kembali.

***

TBC

Sorry for typo !!

Thanks for reading !!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status