tok..
tok..tok.." loh dam? ngapain?" tanya alana" emang nggak boleh?" ketus Damian" Yee ditanya malah marah, brantem sama Rut?" ejek Alana" kenapa sih ribut-ribut? loh dam?" ujar Sarah" Bu aku makan dulu" ujar Damian lalu berlalumasuk ke dapur dan mulai mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan." ibu nggak masak?" tanya Damian emosi" masak, cuma udah abis" jawab Alana" tolong buatin aku mie dong mbak, aku udah lapar banget" ujar Damian" enak aja, sana suruh istrimu" ketus Alana" gara-gara uang bulanan dia diambil buat berobat andre kemarin Rut mogok masak" ujar Damian" astaga, istri kamu emang rada enggak beres" cecar Alana" sudah diam. ambil mie di etalase atas.. masak atau ibu suruh Damian nggak nanggung biaya kamu sama andre" ancam Sarahakhirnya Alana membuatkan semangkok mie instan untuk Damian, Damian bahkan makan seperti orang yang kesurupan." buset, pelan-pelan dam " tegur Alana" lapas mbak" jawab Damiansetelah selesai, Damian duduk diteras bersama Alana dan sarah." Andre gimana mbak?" tanya Damian" udah mendingan, sana kamu pulang udah malam nih" usir Alana" aku pusing, malas dirumah" ujar Damian" kamu loh dam, kerja seharian capek masa makan aja nggak punya duit" ujar Sarah" punya Bu, tapi itu tabungan aku" ujar Damian" istrimu itu harus ditegasi, kalau nggak dia bakalan semena-mena sama kamu" ujar Sarah lagi" ya gimana dia aja belum bayar listrik air dan cicilan mobil, ditambah stok makanan habis ya gitulah Rut tantrum" ujar Damian" suruh kerja aja si Rut, kamu nih bego banget" ujar Alana" enggak ah, entah posisinya lebih tinggi lagi" ujar Damian" loh kenapa begitu?" tanya Sarah" Bu, Rut itu lulusan S2 dari Oxford, kampus paling oke di dunia nah aku cuma S1 di dalam negri lagi" ujar Damian" bisa jatuh harga diri kamu tuh dam" ujar Alana" ya iya, tapi aku bingung gimana mau tegasin dia, posisinya emang dia nggak pegang uang buat belanja" ujar Damian pusing" sehari 50 aja dam, buat 3x makan. nanti listrik, air sama cicilan kamu bayar langsung aja" ujar Alana" nah betul tu, biar Rut nggak rewel" ujar Sarah tersenyum sinis" ya udah Bu, aku pulang dulu" ujar Damianpagi menjelang, Damian dan Rut sibuk dengan kegiatan masing-masing. Damian yang sedang bersiap ke kantor dan Rut dia memilih duduk menonton di depan tv ." ini uang" ujar Damian" 50 ribu? untuk apa?" tanya Rut bingung" belanja hari ini kalau bisa sampai besok ya hemat-hematlah, kamu nih istri kok nggak bisa tawar menawar di pasar" ujar Damian" mas ? kamu lagi ngigo? ah kamu ambil uang ini dan belanja sendiri" ujar Rut" jangan kurang aja ya Rut, pokoknya hemat aja dulu sampai gajian aku kasih kamu 50 untuk 2 hari, keperluan yang lain biar aku yang bayar, entar kamu nilap uang lagi" ketus Damian lalu pergiDamian kembali dari kantor, mendapati makanan di bawah tudung sajinya." astaga Rut" teriak Damian" apa lagi sih mas? ada makanan teriak nggak ada teriak juga kamu" kesal Rut" apa ini? tempe balado dan bening bayam? gila kamu?" tanya Damian" loh mas ? maunya dimasakin apa dong? ayam? udang? daging? setengah kilo juga ngga dapet dengan uang 50 ribu" ujar Rut ketus" memang kamu ini Rut, jawab aja terus. Halah sudahlah kau makan saja makan busuk itu" umpat Damian lalu pergiRut menghela nafas panjang, akhir-akhir ini stok kesabarannya menipis karena harus menghadapi tingkah ajaib dari suaminya.waktu terus berlalu, sebulan, setahun dua tahun bahkan sudah 4 tahun sekarang. Rut dan damian tetap bertahan dengan nafkah 50 ribu sehari.Damian diam-diam sudah diangkat menjadi manager keuangan di kantornya, namun tetap saja dia masih saja pelit pada sang istri. ibu dan kakak damianlah yang paling banyak menikmati uang hasil kerja keras Damian" om Andre minta uang dong, mau jajan sama teman" ujar Andre saat datang ke rumah Damian" salam dulu kek" sindir Rut" apalagi sih tante, bawel banget kayak ustadzah" ejek Andre" Rut masuk sana, kamu ni bikin mood Andre berantakan* usir DamianRut yang sangat terbiasa dan kebal dengan perlakuan suami dan keluarganya memutuskan untuk diam, masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat.pintu kamar tiba-tiba terbuka, Damian terlihat sedang senyum-senyum dengan ponselnya." apa sih mas?" tanya Rut" nggak ada, urusan kantor kamu nggak ngerti" jawab Damian ketus" mas? aku minta uang dong" ujar Rut" hah! mau ngapain uang? kamu taunya uang aja" marah Damian" nih liat, dasterku udah sobek, bedak aja nggak punya hgimana bisa cantik" ujar Rut" udahlah, kamu aja yang malas ngurus diri. banyak kok istri-istri yang berdaster nggak make up tetap cantik, itu Sarwendah istri Ruben cantik aja tuh pake daster" ketus Damian" astaghfirullah, tapi uang dapur dan uang nafkahnya beda loh mas, kamu udah kayak Ruben belum? nggak usah membanding-bandingkan, sadar diri aja udah 5tahun loh mas" ujar Rut tak kalah emosi" udah hamil belum kamu ? ngasih anak nggak bisa banyak maunya" ketus Damian" MAS!! ngomongnya dijaga. kamu aja nggak mau diajak periksa " umpat Rutya, memang selama ini Rut selalu rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan rahimnya di rumah sakit milik ibunya, bukan tak ingin bergaya namun Rut tau jika suaminya tau dia punya uang maka Damian akan semakin pelit." Halah, kamunya yang bermasalah " ujar Damian" jangan-jangan kamu mandul mas? makanya takut periksa?" tuding RutPLAK !!Damian menampar rut.." mas" lirih Rut" jangan bicara sembarangan, kalaupun ada yang bermasalah di antar kita berdua, itu artinya kamu" tuduh Damian lalu pergiselepas kejadian itu, Rut memilih diam lagi dan mulai mengelola usahanya dengan baik, dia melamar kerja di perusahaan milik ibunya. tentu saja para petinggi perusahaan tau Rut adalah anak dari pemilik perusahaan namun mencoba profesional sesuai permintaan Rut dan Resti ibunya." jadi ibu Rut ingin di posisi apa?" tanya HRD mereka menahan tawa" asisten mama boleh nggak?" tanya Rut lebih menahan tawa lagi" ini wawancara kerja atau lomba tahan tawa sih" ujar Resti tiba-tiba" mama" sapa Rut" jadi posisi apa yang kosong?" tanya Resti lagi" manager keuangan sedang kosong, beliau lagi cuti melahirkan " jelas HRD" ya udah kamu Disana aja dulu, kalau ibu Nina udah selesai cuti melahirkan kamu pindah lagi ke bagian apa gitu, atau kalau nggak biar jadi CEO nya aja langsung ". kekeh Resti* akan aku balas kamu mas ! dikira aku bakalan diam.." Selesai, aku siap" lirih Rut Damian yang baru bangun tidur terkejut dengan apa yang dilihatnya, namun cepat-cepat menyadarkan dirinya kalau yang berada didepannya adalah istrinya sendiri. " Mau kemana kamu?" ujar Damian " Kerja" jawab Rut singkat " siapa yang mengijinkan kamu bekerja?" tanya Damian mulai emosi " Aku tak butuh ijin siapun untuk bekerja" ujar Rut " Qku masih suamimu dan kamu sudah mulai membangkang" amuk Damian " Dan aku juga istrimu Damian, tapi kau malah memberi ku nafkah 50 ribu sehari sedangkan ibu dan kakakmu kau berikan 5 juta sebulan, wow ! jangan kira aku tak tau" umpat Rut " Itu adalah urusanku, jangan atur keuangan ku" ujar Damian membuang muka " Ah baiklah, kalau begitu jangan campuri hidupku. kau tak memberi ku nafkah layak bukan. Lalu kenapa aku harus tunduk padamu? oh sekalian saja kau nikahi saja ibu atau kakakmu" teriak Rut emosi " Rut kau!!" ujar Damian hendak menampar rut " Sekali lagi kau menamparku maka tempat mu di dalam penjara. Aku bu
" Bu, jangan bicara omong kosong" ujar Damian " Omong kosong katamu ? Seelah semuanya baik, hidupmu bagus karir mu menanjak kamu pikir itu doa siapa ? Doa ibu dan mbakmu" cerocos Sarah " Hm, drama lagi" ujar Rut " Rut, sopan sedikit dengan ibu" pinta Damian " Baru 2 menitan loh mas kamu baik, sekarang kamu kembali ke pengaturan pabrik" celetuk Rut " Sudah, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau pikirin ibu dan mbakmu, biar kami kerja keras sendiri toh bapakmu juga sudah mati. kamu bisa hidup tenang" ujar Sarah lalu pergi " Bu, tunggu Bu" teriak Damian namun Sarah tetap kekeh untuk pulang " Bisa nggak sekali aja tolong aku ingin pulang tanpa masalah" ujar Damian " Loh kok aku mas ? kamu yang plin plan nggak jelas aku yang kena masalah" celetuk Rut " Maksud mu aku ini laki-laki yang tidak punya pendirian? bagus sudah pintar bicara" ujar Damian sedikit emosi " Sudahlah mas aku capek dengan kalian, nggak ibu nggak anak smuanya suka sekali drama. Sebentar mint maaaf sebentar marah la
Hari-hari Damian dan Rut menjadi suram, mereka lebih banyak diam dan dingin, rumah yang harusnya dipenuhi kegembiraan harus menjadi saksi bisu kalau mereka berdua bak orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Rut memilih sarapan sendiri tanpa peduli dengan Damian, entah jengah atau lelah Damian malam membanting seluruh makanan di atas meja. " DAMIAN !!" umpat Rut " itu balasan untuk istri durhaka" tutur Damian dingin " Haha, Lucu kamu ya ingin dihargai dan dihormati tapi tidak sadar diri" ketus Rut " Kamu harusnya tau diri, kamu tinggal dirumahku paling tidak setiap pagi tawari aku sarapan" amuk Damian " hahahahaha, aduh perut ku sakit Damian, kamu terlalu berlebihan, ya aku akui ini memang rumahmu dan aku tinggal di sini karena menikah denganmu. Ingat MENIKAH itu artinya kau punya tanggung jawab nafkah lahir dan batin padaku. sekarang aku tanya padamu apa sudah kau laksanakan kewajiabnmu??" tanya Rut sarkas Damian benar-benar marah mendengar penuturan Rut, dia tetap me
Rut menghentikan langkahnya sejenak, meraup udara disekitarnya sebanyak mungkin.. " oh Hay mas " ujar Rut " sedang apa kamu disini?" tanya Damian emosi " yang kamu lihat? aku sedang melakukan hal yang tak pernah ku lakukan semenjak jadi istrimu tuan Damian" ejek Rut " apa maksudmu? oo jadi kamu cari selingkuhan begitu? Murahan" desis Damian " ah sudahlah, kenapa kamu sampai disini? mencariku?" ejek Rut " jangan terlalu bangga Rut aku hanya tak suka punya istri yang pembangkang" ujar Damian mulai emosi" hahaha, aku tidak akan pulang Damian jika kamu masih tetap dengan sikapmu itu" tutur Rut tak kalah sengit " MATREE !!" umpat Damian " terserah" jawab Rut pasrah " sudah selesai? ayo" ajak pria yang menemani Rut " brengsek !" amuk Damian baku hantam tidak bisa terelakkan beruntung tidak ada yang terluka karena banyak orang yang memisahkan mereka berdua. " apa-apaan kamu!" amuk Rut " kamu yang apa-apaan bukannya memperhatikan aku kamu malah ganjen ke laki-laki lain" ujar Dam
" Ibu, Aku janji akan membahagiakan dan mencukupi seluruh kebutuhan Rut mohon doa dan Restunya agar pernikahan kami bahagia" tutur Damian pria yang baru saja aku nikahi. " Baiklah, jika itu sudah keputusan Rut. Damian, Ibu cuma ingin ingatkan kembali Rut ini adalah putri ibu satu-satunya, ayahnya sudah lama meninggal dan yang ibu miliki hanya Rut. Jika dikemudian hari kamu meributkan soal nafkah dengan Rut dan mengungkit semua pemberian mu maka Ibu sendiri yang akan membawa Rut ke kantor pengadilan agama" ujar Resti Ibunda Rut. " Baik Ibu bisa pegang janji saya" jawab Damian tegas Sedangkan ibu Damian Sarah dan kakak perempuannya Alana menatap sinis Rut, Sarah sangat menginginkan menantu yang kaya raya bukan seperti Rut yang hanya wanita biasa. Dulu mungkin bisa di banggakan namun sekarang tidak ada yang bisa dibanggakan dari Rut apalagi dia tidak memiliki pekerjaan. Selepas semuanya Resti mohon ijin untuk pamit sebuah mobil sudah menunggu Resti tepat didepan rumah Rut dan Damia
Tok.. Tok.. Tok..Ketukan pintu menyadarkan Rut dari tidurnya dan dia juga baru menyadari suami nya belum pulang sedari tadi. " Lama banget sih" ketus Damian " Ya maaf siapa suruh kamu pulangnya larut banget" ujar Rut " Aku kerumah ibuku kamu kok jadi bawel banget sih" tutur Damian " Astaga mas kamu ini sensitif amat sih" kesal Rut lalu berlalu meninggalkan Damian Malam itu mereka tidur dengan saling membelakangi untuk pertama kalinya tidak ada ritual tidur romantis seperti biasanya. Pagi-pagi sekali Rut sudah bangun dan memasak sarapan untuk suaminya roti bakar lengkap dengan selai dan juga kopi tak lupa beberapa makanan berar seperti ayam goreng dan sayur SOP buatan Rut wanginya tercium sampai keluar. " Ya ampun Rut kamu masak buat satu RT apa ?" amuk Damian " Astaghfirullah mas masih pagi loh kamu ini apa nggak ada bahasa yang baik di pagi hari ya" ujar Rut " Kamu masak yang benar dong ini namanya pemborosan " ujar Damian ketus " Mas jangan ngaco ya kamu sendri
Sebuah tamparan keras dari sang suami mendarat dengan indah di pipi Rut, sakit teramat dalam yang dirasakan oleh Rut membuatnya diam membisu.. " Ini uangnya, silahkan dihitung" ujar Rut datar " Dek, maaf Mas nggak sengaja" ujar Damian bersalah " Mulai besok makanlah apa adanya, jangan protes soal apapun. aku permisi" ujar Rut lalu berlalu masuk ke kamar Namun berbeda dengan Sarah, matanya seperti bola lampu 40 whatt jika melihat uang. Tanpa peduli pertengkaran anak dan menantunya, Sarah langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya." Ibuu balik, Andre harus segera di bawa ke rumah sakit, urusi dengan benar, katakan padanya kamu adalah tulang punggung keluarga, semuanya sesuai dengan wasiat bapak sebelum meninggal " ujar Sarah panjang lebar " baik Bu, kabari aku lagi perkembangan Andre" lirih DamianSetelah kepergian Sarah, Damian masuk ke kamar namun istrinya terlihat sudah tidur membelakangi dirinya. Tak ingin menganggu Rut dan membuat suasana semakin panas akhirnya Damian juga i
Rut menghentikan langkahnya sejenak, meraup udara disekitarnya sebanyak mungkin.. " oh Hay mas " ujar Rut " sedang apa kamu disini?" tanya Damian emosi " yang kamu lihat? aku sedang melakukan hal yang tak pernah ku lakukan semenjak jadi istrimu tuan Damian" ejek Rut " apa maksudmu? oo jadi kamu cari selingkuhan begitu? Murahan" desis Damian " ah sudahlah, kenapa kamu sampai disini? mencariku?" ejek Rut " jangan terlalu bangga Rut aku hanya tak suka punya istri yang pembangkang" ujar Damian mulai emosi" hahaha, aku tidak akan pulang Damian jika kamu masih tetap dengan sikapmu itu" tutur Rut tak kalah sengit " MATREE !!" umpat Damian " terserah" jawab Rut pasrah " sudah selesai? ayo" ajak pria yang menemani Rut " brengsek !" amuk Damian baku hantam tidak bisa terelakkan beruntung tidak ada yang terluka karena banyak orang yang memisahkan mereka berdua. " apa-apaan kamu!" amuk Rut " kamu yang apa-apaan bukannya memperhatikan aku kamu malah ganjen ke laki-laki lain" ujar Dam
Hari-hari Damian dan Rut menjadi suram, mereka lebih banyak diam dan dingin, rumah yang harusnya dipenuhi kegembiraan harus menjadi saksi bisu kalau mereka berdua bak orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Rut memilih sarapan sendiri tanpa peduli dengan Damian, entah jengah atau lelah Damian malam membanting seluruh makanan di atas meja. " DAMIAN !!" umpat Rut " itu balasan untuk istri durhaka" tutur Damian dingin " Haha, Lucu kamu ya ingin dihargai dan dihormati tapi tidak sadar diri" ketus Rut " Kamu harusnya tau diri, kamu tinggal dirumahku paling tidak setiap pagi tawari aku sarapan" amuk Damian " hahahahaha, aduh perut ku sakit Damian, kamu terlalu berlebihan, ya aku akui ini memang rumahmu dan aku tinggal di sini karena menikah denganmu. Ingat MENIKAH itu artinya kau punya tanggung jawab nafkah lahir dan batin padaku. sekarang aku tanya padamu apa sudah kau laksanakan kewajiabnmu??" tanya Rut sarkas Damian benar-benar marah mendengar penuturan Rut, dia tetap me
" Bu, jangan bicara omong kosong" ujar Damian " Omong kosong katamu ? Seelah semuanya baik, hidupmu bagus karir mu menanjak kamu pikir itu doa siapa ? Doa ibu dan mbakmu" cerocos Sarah " Hm, drama lagi" ujar Rut " Rut, sopan sedikit dengan ibu" pinta Damian " Baru 2 menitan loh mas kamu baik, sekarang kamu kembali ke pengaturan pabrik" celetuk Rut " Sudah, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau pikirin ibu dan mbakmu, biar kami kerja keras sendiri toh bapakmu juga sudah mati. kamu bisa hidup tenang" ujar Sarah lalu pergi " Bu, tunggu Bu" teriak Damian namun Sarah tetap kekeh untuk pulang " Bisa nggak sekali aja tolong aku ingin pulang tanpa masalah" ujar Damian " Loh kok aku mas ? kamu yang plin plan nggak jelas aku yang kena masalah" celetuk Rut " Maksud mu aku ini laki-laki yang tidak punya pendirian? bagus sudah pintar bicara" ujar Damian sedikit emosi " Sudahlah mas aku capek dengan kalian, nggak ibu nggak anak smuanya suka sekali drama. Sebentar mint maaaf sebentar marah la
" Selesai, aku siap" lirih Rut Damian yang baru bangun tidur terkejut dengan apa yang dilihatnya, namun cepat-cepat menyadarkan dirinya kalau yang berada didepannya adalah istrinya sendiri. " Mau kemana kamu?" ujar Damian " Kerja" jawab Rut singkat " siapa yang mengijinkan kamu bekerja?" tanya Damian mulai emosi " Aku tak butuh ijin siapun untuk bekerja" ujar Rut " Qku masih suamimu dan kamu sudah mulai membangkang" amuk Damian " Dan aku juga istrimu Damian, tapi kau malah memberi ku nafkah 50 ribu sehari sedangkan ibu dan kakakmu kau berikan 5 juta sebulan, wow ! jangan kira aku tak tau" umpat Rut " Itu adalah urusanku, jangan atur keuangan ku" ujar Damian membuang muka " Ah baiklah, kalau begitu jangan campuri hidupku. kau tak memberi ku nafkah layak bukan. Lalu kenapa aku harus tunduk padamu? oh sekalian saja kau nikahi saja ibu atau kakakmu" teriak Rut emosi " Rut kau!!" ujar Damian hendak menampar rut " Sekali lagi kau menamparku maka tempat mu di dalam penjara. Aku bu
tok..tok..tok.. " loh dam? ngapain?" tanya alana " emang nggak boleh?" ketus Damian " Yee ditanya malah marah, brantem sama Rut?" ejek Alana " kenapa sih ribut-ribut? loh dam?" ujar Sarah " Bu aku makan dulu" ujar Damian lalu berlalu masuk ke dapur dan mulai mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan. " ibu nggak masak?" tanya Damian emosi " masak, cuma udah abis" jawab Alana " tolong buatin aku mie dong mbak, aku udah lapar banget" ujar Damian " enak aja, sana suruh istrimu" ketus Alana " gara-gara uang bulanan dia diambil buat berobat andre kemarin Rut mogok masak" ujar Damian " astaga, istri kamu emang rada enggak beres" cecar Alana " sudah diam. ambil mie di etalase atas.. masak atau ibu suruh Damian nggak nanggung biaya kamu sama andre" ancam Sarah akhirnya Alana membuatkan semangkok mie instan untuk Dami
Sebuah tamparan keras dari sang suami mendarat dengan indah di pipi Rut, sakit teramat dalam yang dirasakan oleh Rut membuatnya diam membisu.. " Ini uangnya, silahkan dihitung" ujar Rut datar " Dek, maaf Mas nggak sengaja" ujar Damian bersalah " Mulai besok makanlah apa adanya, jangan protes soal apapun. aku permisi" ujar Rut lalu berlalu masuk ke kamar Namun berbeda dengan Sarah, matanya seperti bola lampu 40 whatt jika melihat uang. Tanpa peduli pertengkaran anak dan menantunya, Sarah langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya." Ibuu balik, Andre harus segera di bawa ke rumah sakit, urusi dengan benar, katakan padanya kamu adalah tulang punggung keluarga, semuanya sesuai dengan wasiat bapak sebelum meninggal " ujar Sarah panjang lebar " baik Bu, kabari aku lagi perkembangan Andre" lirih DamianSetelah kepergian Sarah, Damian masuk ke kamar namun istrinya terlihat sudah tidur membelakangi dirinya. Tak ingin menganggu Rut dan membuat suasana semakin panas akhirnya Damian juga i
Tok.. Tok.. Tok..Ketukan pintu menyadarkan Rut dari tidurnya dan dia juga baru menyadari suami nya belum pulang sedari tadi. " Lama banget sih" ketus Damian " Ya maaf siapa suruh kamu pulangnya larut banget" ujar Rut " Aku kerumah ibuku kamu kok jadi bawel banget sih" tutur Damian " Astaga mas kamu ini sensitif amat sih" kesal Rut lalu berlalu meninggalkan Damian Malam itu mereka tidur dengan saling membelakangi untuk pertama kalinya tidak ada ritual tidur romantis seperti biasanya. Pagi-pagi sekali Rut sudah bangun dan memasak sarapan untuk suaminya roti bakar lengkap dengan selai dan juga kopi tak lupa beberapa makanan berar seperti ayam goreng dan sayur SOP buatan Rut wanginya tercium sampai keluar. " Ya ampun Rut kamu masak buat satu RT apa ?" amuk Damian " Astaghfirullah mas masih pagi loh kamu ini apa nggak ada bahasa yang baik di pagi hari ya" ujar Rut " Kamu masak yang benar dong ini namanya pemborosan " ujar Damian ketus " Mas jangan ngaco ya kamu sendri
" Ibu, Aku janji akan membahagiakan dan mencukupi seluruh kebutuhan Rut mohon doa dan Restunya agar pernikahan kami bahagia" tutur Damian pria yang baru saja aku nikahi. " Baiklah, jika itu sudah keputusan Rut. Damian, Ibu cuma ingin ingatkan kembali Rut ini adalah putri ibu satu-satunya, ayahnya sudah lama meninggal dan yang ibu miliki hanya Rut. Jika dikemudian hari kamu meributkan soal nafkah dengan Rut dan mengungkit semua pemberian mu maka Ibu sendiri yang akan membawa Rut ke kantor pengadilan agama" ujar Resti Ibunda Rut. " Baik Ibu bisa pegang janji saya" jawab Damian tegas Sedangkan ibu Damian Sarah dan kakak perempuannya Alana menatap sinis Rut, Sarah sangat menginginkan menantu yang kaya raya bukan seperti Rut yang hanya wanita biasa. Dulu mungkin bisa di banggakan namun sekarang tidak ada yang bisa dibanggakan dari Rut apalagi dia tidak memiliki pekerjaan. Selepas semuanya Resti mohon ijin untuk pamit sebuah mobil sudah menunggu Resti tepat didepan rumah Rut dan Damia