" Ibu, Aku janji akan membahagiakan dan mencukupi seluruh kebutuhan Rut mohon doa dan Restunya agar pernikahan kami bahagia" tutur Damian pria yang baru saja aku nikahi.
" Baiklah, jika itu sudah keputusan Rut. Damian, Ibu cuma ingin ingatkan kembali Rut ini adalah putri ibu satu-satunya, ayahnya sudah lama meninggal dan yang ibu miliki hanya Rut. Jika dikemudian hari kamu meributkan soal nafkah dengan Rut dan mengungkit semua pemberian mu maka Ibu sendiri yang akan membawa Rut ke kantor pengadilan agama" ujar Resti Ibunda Rut. " Baik Ibu bisa pegang janji saya" jawab Damian tegas Sedangkan ibu Damian Sarah dan kakak perempuannya Alana menatap sinis Rut, Sarah sangat menginginkan menantu yang kaya raya bukan seperti Rut yang hanya wanita biasa. Dulu mungkin bisa di banggakan namun sekarang tidak ada yang bisa dibanggakan dari Rut apalagi dia tidak memiliki pekerjaan. Selepas semuanya Resti mohon ijin untuk pamit sebuah mobil sudah menunggu Resti tepat didepan rumah Rut dan Damian. Setelah kepergian Resti Rut menjadi sasaran empuk ibu mertua dan kakak iparnya. " Rut sini kamu" teriak Sarah " Iya Bu ada apa?" tanya Rut polos " Bodoh kamu kenapa kamu berhenti bekerja ? siapa yang akan membiayai kehidupan kalian kedepannya? kalau kalian diberi kepercayaan untuk punya anak maka tanggungjawab kalian semakin besar" amuk Sarah " Bu mas Dami yang meminta saya berhenti" lirih Rut " Ya kamu nolak lah bego banget sih. Damian itu masih harus nanggung aku sama ibu kamu taukan wasiat bapak itu apa? Damian harus mencukupi kami terlebih dahulu" ujar Alana ketus " Sudah bu kenapa kalian jadi marah-marah ke Rut sih? aku yang mau dia jadi ibu rumah tangga seutuhnya. Sudahlah jangan berdebat gajiku cukup untuk menghidupi kalian semua" ujar Damian lagi Setelah itu Sarah dan Alana melongos pergi meninggalkan rumah Damian dan Rut. tidak peduli bagaimana keadaan hati Rut mereka pergi seenaknya saja. Sebulan berlalu hari ini tepat hari gajian Damian sesuai dengan pemikiran Rut bahwa semua gajinya akan dipegang oleh dirinya namun ternyata salah Rut hanya dibagi seperempat dari gaji Damian. " Ini 3 juta untuk 1 bulan kamu cukup-cukupkan dan ingat jangan boros" ujar Damian " Mas nggak salah nih gaji kamu 12 juta dan aku cuma dapat 3 juta ??" tanya Rut heran " Hm aku harus ngasih ibu ngasih mbak Alana kamu nggak lupa mbak Alana itu janda kan ? si Andre anaknya siapa yang nanggung kalau bukan aku? belum cicilan mobil aku" Jawab Damian ketus " Ya Tuhan kalau begini nggak akan cukup mas. kamu aja kalau makan maunya banyak menu kalau cuma 3 juta makan tempe tahu nih" ujar Rut emosi " Sudah jangan banyak protes nikmati saja kamu ini nggak kerja tapi nuntut" umpat Damian " Loh mas kok pembahasan nya malah kemana-mana sih? kamu loh yang minta aku berhenti bekerja" ketus Rut tak mau kalah " oo udah mulai pintar menjawab ya kamu Rut istri itu harus tunduk sama suami. lupa kamu jangan jadi istri durhaka ya" amuk Damian balik " Mas ini baru sebulan loh kita jadi suami istri kalau kamu nggak adil antara aku dan keluarga kamu lihat aja nanti" ancam Rut lalu berlalu " Dasar wanita maunya menang sendiri" ujar Damian Selepas pertengkaran dengan Rut, Damian memilih untuk pergi ke rumah ibunya jarak rumah mereka cukup dekat karena sejak awal Damian mengutarakan niatnya untuk menikah Sarah mewanti-wanti untuk mereka tinggal tidak jauh dari rumahnya Alasannya sederhana hanya takut terlalu rindu dengan anak bungsunya. " Assalamualaikum" ujar Damian " Aduh anak ganteng ibu udah datang" jawab Sarah " Nah itu om Dami datang, sana cepat Salim" titah Alana pada andre putranya " Wah jagoan om Dami udah gede ya" ujar Damian Andre baru berusia 5 tahun namun karena terlalu sering dimanjakan Sarah dan alana perangai Andre menjadi lebih manja dan memiliki sifat diktator segala kemauannya harus dituruti kalau tidak maka apapun barang yang berada didekatnya akan dia hancurkan. " Om Dami Minggu depan Andre ulang tahun yang ke 5, pokoknya kita harus buat acara kayak Daniel teman Andre, ituloh acaranya di KFC ada badutnya" ujar Andre girang " Iya Dami, mbak nggak punya uang sama sekali, kamu taukan papanya Andre semenjak berpisah nggak pernah kirim uang sepeserpun" kilah Alana " Ya sudah nih kebetulan aku baru gajian ini jatah ibu 3 juta buat mbak Alana dan Andre aku kasih 4 juta biar ulang tahun Andre bisa di rayakan di KFC" ujar Andre " Lalu sisanya kamu pegang cuma 2 juta dam?" tanya alana " Iya 3 jutanya aku kasih ke Alana buat belanja kebutuhan sebulan" tutur Damian " Astaga Damian bodoh banget kamu" ujar Alana " Kenapa sih mbak?" tanya Damian bingung " 3 juta itu kebanyakan dam 2 juta atau 1.5 juta juga cukup. kalian cuma berdua. Rut bisa belanja online kalau kamu kasih segitu" ujar Alana memanas-manasi " Masa sih mbak? kalian aja aku jatah 3 juta sebulan masing-masing loh" ujar Damian ragu " Ya aku sama andre loh dam, kalau ibu kan buat pegangan biar kalau ada apa-apa sama ibu, aku atau Andre nggak terlalu membebani kamu. intinya uang bulanan yang kamu kasih kami pakai untuk saling membantu, lagian ibu juga ikut arisan wajar kalau dapat jatah segitu" ujar Alana lagi " Iya dam, Rut itu kan dulunya pegang uang nah kalau udah lama nggak pegang duit terus kamu kasih segitu bisa kalap belanja sih, kalau menurut ibu kamu kurangi aja nanti kasih kan ke ibu biar ibu tabungin uang kamu" ujar Sarah " Gitu ya Bu? ya sudah nanti aku kurangi jatah nya, benar juga kata ibu dan mbak. rugi dong aku kerja capek-capek pulangnya Rut lagi happy shopping" ujar Damian " Nah pintar kan anak ibu, jangan mau jadi suami yang tunduk sama istri. apalagi kamu itu kerja harusnya kamu loh yang ngatur keuangan bukan dia, Rut itu harusnya terima dengan ikhlas aja" tutur Sarah " Baik Bu, ya sudah aku pamit pulang nanti kalau sudah reservasi tempat mbak jangan lupa telpon aku ya" ujar Damian pamit Melangkahkan kaki dari rumah ibunya, Damian sangat bertekad untuk mengajarkan Rut arti mengatur uang yang sebenarnya..Tok.. Tok.. Tok..Ketukan pintu menyadarkan Rut dari tidurnya dan dia juga baru menyadari suami nya belum pulang sedari tadi. " Lama banget sih" ketus Damian " Ya maaf siapa suruh kamu pulangnya larut banget" ujar Rut " Aku kerumah ibuku kamu kok jadi bawel banget sih" tutur Damian " Astaga mas kamu ini sensitif amat sih" kesal Rut lalu berlalu meninggalkan Damian Malam itu mereka tidur dengan saling membelakangi untuk pertama kalinya tidak ada ritual tidur romantis seperti biasanya. Pagi-pagi sekali Rut sudah bangun dan memasak sarapan untuk suaminya roti bakar lengkap dengan selai dan juga kopi tak lupa beberapa makanan berar seperti ayam goreng dan sayur SOP buatan Rut wanginya tercium sampai keluar. " Ya ampun Rut kamu masak buat satu RT apa ?" amuk Damian " Astaghfirullah mas masih pagi loh kamu ini apa nggak ada bahasa yang baik di pagi hari ya" ujar Rut " Kamu masak yang benar dong ini namanya pemborosan " ujar Damian ketus " Mas jangan ngaco ya kamu sendri
Sebuah tamparan keras dari sang suami mendarat dengan indah di pipi Rut, sakit teramat dalam yang dirasakan oleh Rut membuatnya diam membisu.. " Ini uangnya, silahkan dihitung" ujar Rut datar " Dek, maaf Mas nggak sengaja" ujar Damian bersalah " Mulai besok makanlah apa adanya, jangan protes soal apapun. aku permisi" ujar Rut lalu berlalu masuk ke kamar Namun berbeda dengan Sarah, matanya seperti bola lampu 40 whatt jika melihat uang. Tanpa peduli pertengkaran anak dan menantunya, Sarah langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya." Ibuu balik, Andre harus segera di bawa ke rumah sakit, urusi dengan benar, katakan padanya kamu adalah tulang punggung keluarga, semuanya sesuai dengan wasiat bapak sebelum meninggal " ujar Sarah panjang lebar " baik Bu, kabari aku lagi perkembangan Andre" lirih DamianSetelah kepergian Sarah, Damian masuk ke kamar namun istrinya terlihat sudah tidur membelakangi dirinya. Tak ingin menganggu Rut dan membuat suasana semakin panas akhirnya Damian juga i
tok..tok..tok.. " loh dam? ngapain?" tanya alana " emang nggak boleh?" ketus Damian " Yee ditanya malah marah, brantem sama Rut?" ejek Alana " kenapa sih ribut-ribut? loh dam?" ujar Sarah " Bu aku makan dulu" ujar Damian lalu berlalu masuk ke dapur dan mulai mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan. " ibu nggak masak?" tanya Damian emosi " masak, cuma udah abis" jawab Alana " tolong buatin aku mie dong mbak, aku udah lapar banget" ujar Damian " enak aja, sana suruh istrimu" ketus Alana " gara-gara uang bulanan dia diambil buat berobat andre kemarin Rut mogok masak" ujar Damian " astaga, istri kamu emang rada enggak beres" cecar Alana " sudah diam. ambil mie di etalase atas.. masak atau ibu suruh Damian nggak nanggung biaya kamu sama andre" ancam Sarah akhirnya Alana membuatkan semangkok mie instan untuk Dami
" Selesai, aku siap" lirih Rut Damian yang baru bangun tidur terkejut dengan apa yang dilihatnya, namun cepat-cepat menyadarkan dirinya kalau yang berada didepannya adalah istrinya sendiri. " Mau kemana kamu?" ujar Damian " Kerja" jawab Rut singkat " siapa yang mengijinkan kamu bekerja?" tanya Damian mulai emosi " Aku tak butuh ijin siapun untuk bekerja" ujar Rut " Qku masih suamimu dan kamu sudah mulai membangkang" amuk Damian " Dan aku juga istrimu Damian, tapi kau malah memberi ku nafkah 50 ribu sehari sedangkan ibu dan kakakmu kau berikan 5 juta sebulan, wow ! jangan kira aku tak tau" umpat Rut " Itu adalah urusanku, jangan atur keuangan ku" ujar Damian membuang muka " Ah baiklah, kalau begitu jangan campuri hidupku. kau tak memberi ku nafkah layak bukan. Lalu kenapa aku harus tunduk padamu? oh sekalian saja kau nikahi saja ibu atau kakakmu" teriak Rut emosi " Rut kau!!" ujar Damian hendak menampar rut " Sekali lagi kau menamparku maka tempat mu di dalam penjara. Aku bu
" Bu, jangan bicara omong kosong" ujar Damian " Omong kosong katamu ? Seelah semuanya baik, hidupmu bagus karir mu menanjak kamu pikir itu doa siapa ? Doa ibu dan mbakmu" cerocos Sarah " Hm, drama lagi" ujar Rut " Rut, sopan sedikit dengan ibu" pinta Damian " Baru 2 menitan loh mas kamu baik, sekarang kamu kembali ke pengaturan pabrik" celetuk Rut " Sudah, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau pikirin ibu dan mbakmu, biar kami kerja keras sendiri toh bapakmu juga sudah mati. kamu bisa hidup tenang" ujar Sarah lalu pergi " Bu, tunggu Bu" teriak Damian namun Sarah tetap kekeh untuk pulang " Bisa nggak sekali aja tolong aku ingin pulang tanpa masalah" ujar Damian " Loh kok aku mas ? kamu yang plin plan nggak jelas aku yang kena masalah" celetuk Rut " Maksud mu aku ini laki-laki yang tidak punya pendirian? bagus sudah pintar bicara" ujar Damian sedikit emosi " Sudahlah mas aku capek dengan kalian, nggak ibu nggak anak smuanya suka sekali drama. Sebentar mint maaaf sebentar marah la
Hari-hari Damian dan Rut menjadi suram, mereka lebih banyak diam dan dingin, rumah yang harusnya dipenuhi kegembiraan harus menjadi saksi bisu kalau mereka berdua bak orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Rut memilih sarapan sendiri tanpa peduli dengan Damian, entah jengah atau lelah Damian malam membanting seluruh makanan di atas meja. " DAMIAN !!" umpat Rut " itu balasan untuk istri durhaka" tutur Damian dingin " Haha, Lucu kamu ya ingin dihargai dan dihormati tapi tidak sadar diri" ketus Rut " Kamu harusnya tau diri, kamu tinggal dirumahku paling tidak setiap pagi tawari aku sarapan" amuk Damian " hahahahaha, aduh perut ku sakit Damian, kamu terlalu berlebihan, ya aku akui ini memang rumahmu dan aku tinggal di sini karena menikah denganmu. Ingat MENIKAH itu artinya kau punya tanggung jawab nafkah lahir dan batin padaku. sekarang aku tanya padamu apa sudah kau laksanakan kewajiabnmu??" tanya Rut sarkas Damian benar-benar marah mendengar penuturan Rut, dia tetap me
Rut menghentikan langkahnya sejenak, meraup udara disekitarnya sebanyak mungkin.. " oh Hay mas " ujar Rut " sedang apa kamu disini?" tanya Damian emosi " yang kamu lihat? aku sedang melakukan hal yang tak pernah ku lakukan semenjak jadi istrimu tuan Damian" ejek Rut " apa maksudmu? oo jadi kamu cari selingkuhan begitu? Murahan" desis Damian " ah sudahlah, kenapa kamu sampai disini? mencariku?" ejek Rut " jangan terlalu bangga Rut aku hanya tak suka punya istri yang pembangkang" ujar Damian mulai emosi" hahaha, aku tidak akan pulang Damian jika kamu masih tetap dengan sikapmu itu" tutur Rut tak kalah sengit " MATREE !!" umpat Damian " terserah" jawab Rut pasrah " sudah selesai? ayo" ajak pria yang menemani Rut " brengsek !" amuk Damian baku hantam tidak bisa terelakkan beruntung tidak ada yang terluka karena banyak orang yang memisahkan mereka berdua. " apa-apaan kamu!" amuk Rut " kamu yang apa-apaan bukannya memperhatikan aku kamu malah ganjen ke laki-laki lain" ujar Dam
Rut menghentikan langkahnya sejenak, meraup udara disekitarnya sebanyak mungkin.. " oh Hay mas " ujar Rut " sedang apa kamu disini?" tanya Damian emosi " yang kamu lihat? aku sedang melakukan hal yang tak pernah ku lakukan semenjak jadi istrimu tuan Damian" ejek Rut " apa maksudmu? oo jadi kamu cari selingkuhan begitu? Murahan" desis Damian " ah sudahlah, kenapa kamu sampai disini? mencariku?" ejek Rut " jangan terlalu bangga Rut aku hanya tak suka punya istri yang pembangkang" ujar Damian mulai emosi" hahaha, aku tidak akan pulang Damian jika kamu masih tetap dengan sikapmu itu" tutur Rut tak kalah sengit " MATREE !!" umpat Damian " terserah" jawab Rut pasrah " sudah selesai? ayo" ajak pria yang menemani Rut " brengsek !" amuk Damian baku hantam tidak bisa terelakkan beruntung tidak ada yang terluka karena banyak orang yang memisahkan mereka berdua. " apa-apaan kamu!" amuk Rut " kamu yang apa-apaan bukannya memperhatikan aku kamu malah ganjen ke laki-laki lain" ujar Dam
Hari-hari Damian dan Rut menjadi suram, mereka lebih banyak diam dan dingin, rumah yang harusnya dipenuhi kegembiraan harus menjadi saksi bisu kalau mereka berdua bak orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Rut memilih sarapan sendiri tanpa peduli dengan Damian, entah jengah atau lelah Damian malam membanting seluruh makanan di atas meja. " DAMIAN !!" umpat Rut " itu balasan untuk istri durhaka" tutur Damian dingin " Haha, Lucu kamu ya ingin dihargai dan dihormati tapi tidak sadar diri" ketus Rut " Kamu harusnya tau diri, kamu tinggal dirumahku paling tidak setiap pagi tawari aku sarapan" amuk Damian " hahahahaha, aduh perut ku sakit Damian, kamu terlalu berlebihan, ya aku akui ini memang rumahmu dan aku tinggal di sini karena menikah denganmu. Ingat MENIKAH itu artinya kau punya tanggung jawab nafkah lahir dan batin padaku. sekarang aku tanya padamu apa sudah kau laksanakan kewajiabnmu??" tanya Rut sarkas Damian benar-benar marah mendengar penuturan Rut, dia tetap me
" Bu, jangan bicara omong kosong" ujar Damian " Omong kosong katamu ? Seelah semuanya baik, hidupmu bagus karir mu menanjak kamu pikir itu doa siapa ? Doa ibu dan mbakmu" cerocos Sarah " Hm, drama lagi" ujar Rut " Rut, sopan sedikit dengan ibu" pinta Damian " Baru 2 menitan loh mas kamu baik, sekarang kamu kembali ke pengaturan pabrik" celetuk Rut " Sudah, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau pikirin ibu dan mbakmu, biar kami kerja keras sendiri toh bapakmu juga sudah mati. kamu bisa hidup tenang" ujar Sarah lalu pergi " Bu, tunggu Bu" teriak Damian namun Sarah tetap kekeh untuk pulang " Bisa nggak sekali aja tolong aku ingin pulang tanpa masalah" ujar Damian " Loh kok aku mas ? kamu yang plin plan nggak jelas aku yang kena masalah" celetuk Rut " Maksud mu aku ini laki-laki yang tidak punya pendirian? bagus sudah pintar bicara" ujar Damian sedikit emosi " Sudahlah mas aku capek dengan kalian, nggak ibu nggak anak smuanya suka sekali drama. Sebentar mint maaaf sebentar marah la
" Selesai, aku siap" lirih Rut Damian yang baru bangun tidur terkejut dengan apa yang dilihatnya, namun cepat-cepat menyadarkan dirinya kalau yang berada didepannya adalah istrinya sendiri. " Mau kemana kamu?" ujar Damian " Kerja" jawab Rut singkat " siapa yang mengijinkan kamu bekerja?" tanya Damian mulai emosi " Aku tak butuh ijin siapun untuk bekerja" ujar Rut " Qku masih suamimu dan kamu sudah mulai membangkang" amuk Damian " Dan aku juga istrimu Damian, tapi kau malah memberi ku nafkah 50 ribu sehari sedangkan ibu dan kakakmu kau berikan 5 juta sebulan, wow ! jangan kira aku tak tau" umpat Rut " Itu adalah urusanku, jangan atur keuangan ku" ujar Damian membuang muka " Ah baiklah, kalau begitu jangan campuri hidupku. kau tak memberi ku nafkah layak bukan. Lalu kenapa aku harus tunduk padamu? oh sekalian saja kau nikahi saja ibu atau kakakmu" teriak Rut emosi " Rut kau!!" ujar Damian hendak menampar rut " Sekali lagi kau menamparku maka tempat mu di dalam penjara. Aku bu
tok..tok..tok.. " loh dam? ngapain?" tanya alana " emang nggak boleh?" ketus Damian " Yee ditanya malah marah, brantem sama Rut?" ejek Alana " kenapa sih ribut-ribut? loh dam?" ujar Sarah " Bu aku makan dulu" ujar Damian lalu berlalu masuk ke dapur dan mulai mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan. " ibu nggak masak?" tanya Damian emosi " masak, cuma udah abis" jawab Alana " tolong buatin aku mie dong mbak, aku udah lapar banget" ujar Damian " enak aja, sana suruh istrimu" ketus Alana " gara-gara uang bulanan dia diambil buat berobat andre kemarin Rut mogok masak" ujar Damian " astaga, istri kamu emang rada enggak beres" cecar Alana " sudah diam. ambil mie di etalase atas.. masak atau ibu suruh Damian nggak nanggung biaya kamu sama andre" ancam Sarah akhirnya Alana membuatkan semangkok mie instan untuk Dami
Sebuah tamparan keras dari sang suami mendarat dengan indah di pipi Rut, sakit teramat dalam yang dirasakan oleh Rut membuatnya diam membisu.. " Ini uangnya, silahkan dihitung" ujar Rut datar " Dek, maaf Mas nggak sengaja" ujar Damian bersalah " Mulai besok makanlah apa adanya, jangan protes soal apapun. aku permisi" ujar Rut lalu berlalu masuk ke kamar Namun berbeda dengan Sarah, matanya seperti bola lampu 40 whatt jika melihat uang. Tanpa peduli pertengkaran anak dan menantunya, Sarah langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya." Ibuu balik, Andre harus segera di bawa ke rumah sakit, urusi dengan benar, katakan padanya kamu adalah tulang punggung keluarga, semuanya sesuai dengan wasiat bapak sebelum meninggal " ujar Sarah panjang lebar " baik Bu, kabari aku lagi perkembangan Andre" lirih DamianSetelah kepergian Sarah, Damian masuk ke kamar namun istrinya terlihat sudah tidur membelakangi dirinya. Tak ingin menganggu Rut dan membuat suasana semakin panas akhirnya Damian juga i
Tok.. Tok.. Tok..Ketukan pintu menyadarkan Rut dari tidurnya dan dia juga baru menyadari suami nya belum pulang sedari tadi. " Lama banget sih" ketus Damian " Ya maaf siapa suruh kamu pulangnya larut banget" ujar Rut " Aku kerumah ibuku kamu kok jadi bawel banget sih" tutur Damian " Astaga mas kamu ini sensitif amat sih" kesal Rut lalu berlalu meninggalkan Damian Malam itu mereka tidur dengan saling membelakangi untuk pertama kalinya tidak ada ritual tidur romantis seperti biasanya. Pagi-pagi sekali Rut sudah bangun dan memasak sarapan untuk suaminya roti bakar lengkap dengan selai dan juga kopi tak lupa beberapa makanan berar seperti ayam goreng dan sayur SOP buatan Rut wanginya tercium sampai keluar. " Ya ampun Rut kamu masak buat satu RT apa ?" amuk Damian " Astaghfirullah mas masih pagi loh kamu ini apa nggak ada bahasa yang baik di pagi hari ya" ujar Rut " Kamu masak yang benar dong ini namanya pemborosan " ujar Damian ketus " Mas jangan ngaco ya kamu sendri
" Ibu, Aku janji akan membahagiakan dan mencukupi seluruh kebutuhan Rut mohon doa dan Restunya agar pernikahan kami bahagia" tutur Damian pria yang baru saja aku nikahi. " Baiklah, jika itu sudah keputusan Rut. Damian, Ibu cuma ingin ingatkan kembali Rut ini adalah putri ibu satu-satunya, ayahnya sudah lama meninggal dan yang ibu miliki hanya Rut. Jika dikemudian hari kamu meributkan soal nafkah dengan Rut dan mengungkit semua pemberian mu maka Ibu sendiri yang akan membawa Rut ke kantor pengadilan agama" ujar Resti Ibunda Rut. " Baik Ibu bisa pegang janji saya" jawab Damian tegas Sedangkan ibu Damian Sarah dan kakak perempuannya Alana menatap sinis Rut, Sarah sangat menginginkan menantu yang kaya raya bukan seperti Rut yang hanya wanita biasa. Dulu mungkin bisa di banggakan namun sekarang tidak ada yang bisa dibanggakan dari Rut apalagi dia tidak memiliki pekerjaan. Selepas semuanya Resti mohon ijin untuk pamit sebuah mobil sudah menunggu Resti tepat didepan rumah Rut dan Damia