Share

Dituduh maling uang suami

" Bu, jangan bicara omong kosong" ujar Damian

" Omong kosong katamu ? Seelah semuanya baik, hidupmu bagus karir mu menanjak kamu pikir itu doa siapa ? Doa ibu dan mbakmu" cerocos Sarah

" Hm, drama lagi" ujar Rut

" Rut, sopan sedikit dengan ibu" pinta Damian

" Baru 2 menitan loh mas kamu baik, sekarang kamu kembali ke pengaturan pabrik" celetuk Rut

" Sudah, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau pikirin ibu dan mbakmu, biar kami kerja keras sendiri toh bapakmu juga sudah mati. kamu bisa hidup tenang" ujar Sarah lalu pergi

" Bu, tunggu Bu" teriak Damian namun Sarah tetap kekeh untuk pulang

" Bisa nggak sekali aja tolong aku ingin pulang tanpa masalah" ujar Damian

" Loh kok aku mas ? kamu yang plin plan nggak jelas aku yang kena masalah" celetuk Rut

" Maksud mu aku ini laki-laki yang tidak punya pendirian? bagus sudah pintar bicara" ujar Damian sedikit emosi

" Sudahlah mas aku capek dengan kalian, nggak ibu nggak anak smuanya suka sekali drama. Sebentar mint maaaf sebentar marah lagi. Uang gajimu atur sendiri aku nggak mau kena rusuh dari ibumu" ujar Rut lalu pergi

" Arrgghhh kenapa jadi mumet gini sih" amuk Damian

3 hari berlalu, Sarah benar-benar melakukan dramanya dengan menjadi buruh cuci gosok, tentu saja Damian menjadi tak enak hati. sedangkan Rut dia dan damian seperti orang asing yang tinggal dalam satu atap.

" Nih uang belanja buat 3 hari" ujar Damian memberikan 50 ribu

" Oke mas" jawab Rut

" Tumben nurut" ujar Damian

" Nurut salah, nggak nurut lebih salah" celetuk Rut

" Sudahlah sekarang kamu pintar sekali membalikkan kata-kata ku" ujar Damian

" Kalau yang pintar ngabisin duit kan ibumu" ujar rut santai

" Rut jangan mulai" tutur Damian sedikit emosi

" Oke, Pergi sana aku mau ke pasar depan" ujar Rut

Damian berlalu dan pergi bekerja sedangkan Rut melangkahkan kakinya ke pasar depan gang rumahnya.

" 50 ribu 3 hari, Lihat saja mas ku buat kamu makan dirumah ibumu" ucap Rut

Mood Damian cukup baik pagi ini, Namun saat dia menceritakan kejadian pagi tadi pada Doni tentu saja sahabatnya hanya geleng-geleng tak percaya.

" Aku sudah memberimu saran sisanya kamu atur saja" ujar Doni sembari memukul pelan pundak sahabatnya.

Damian masih tidak mengerti dengan maksud dan nasihat Doni selama ini, Dia hanya terpaku pada kehidupan kakak dan ibunya.

Pulang dari kantor Damian bukan pulang ke rumahnya melainkan mendatangi Ibunya.

" Bu, Assalamualaikum " Ujar Damian

" Ibu masih dirumah Bu Haji" jawab Alana ketus

" Ngapain disana ? Inikan sudah malam" tanya Damian

" Kerja bantu-bantu disana" jawab Alana

" Lalu? Mbak kenapa diam dirumah?" tanya Damian

" Aku baru pulang kerja di warung, Sana pergi jangan tanya-tanya soal hidup kami" usir Alana

" Mbak bukan begitu, Aku minta maaf " ucap Damian

" Sudahlah kami bukan lagi tanggung jawab mu, Pulanglah aku tak ingin ada masalah dengan istrimu" ujar Alana berpura-pura.

" Tidak mbak. Tolong panggil Ibu pulang mulai sekarang Aku sendiri yang akan bertanggungjawab atas kalian" ujar Damian

Dalam hatinya Alana bersorak gembira karena rencananya dan sang ibu berhasil membuat Damian luluh dan kembali memilih mereka berdua.

Semakin hari Damian semakin menjadi, Dia bahkan hanya pulang untuk sekedar Mandi dan tidur. Uang 50 ribu yang sering diberikan untuk Rut kadang dilupakan.

Akhirnya, Rut sampai di titik lelahnya. Walaupun hanya tempe tahu atau ikan asin semuanya dibeli dengan uang. Rut sejak kecil selalu dididik untuk menghargai makanan dan uang hingga hal ini terjadi Rut sangat geram dengan kelakuan suaminya.

" Aku rasa kita harus bicara serius Damian" tutur Rut saat melihat sosok sang suami pulang kerja

" Aku Lelah" Ujar Damian

" Aku juga, Lelah di kantor dan tingkah ajaibmu" ujar Rut sinis

" Apalagi Rut ? sehari saja tidak bisa kah kita damai sejenak?" ujar Damian

" Aku lelah dengan sikapmu. Jika terlalu sulit adil mari berpisah baik-baik" ujar Rut

" Kamu ingin cerai ?" tanya Damian

" Ya, kamu terlalu menyepelekan pernikahan kita" ujar Rut

" Aku yang menyepelekan pernikahan atau kamu yang punya selingkuhan di kantor ?" Sindir Damian

" Kau menuduhku?" Amuk Rut

" Aku bicara fakta. Mbak Alana melihat dengan jelas kamu dan pria itu di cafe sedang bermesraan" ujar Damian

" Aku sedang bekerja Damian, Kami membahas proyek" Ujar Rut

" Hahaha. Kamu berharap aku percaya ? Aku lebih suka bicara dengan Fakta, dan Mbak Alana punya bukti foto kalian berdua" ujar Damian

" Nikahi saja kakakmu sialan !!" umpat Rut emosi

" Jaga bicaramu " Amuk Damian tidak terima

" Bodoh !! Kau selalu bodoh Damian..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status