Beranda / Romansa / Amagl's Bride / 4. Sihir Hitam

Share

4. Sihir Hitam

Penulis: Miafily
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-19 13:20:54

Untuk kesekian kalinya, Amora mengutuk situasi sulit yang tengah ia alami. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat dan berlari seperti orang gila. Amora beharap jika dirinya bisa menembus hutan lebat ini dan menemukan jalan pulang. Tentu saja, Amora tidak mau tinggal di tempat yang sangat berbahaya ini. Selain karena ini adalah sarang para siluman, pulau ini semakin berbahaya ditambah dengan keberadaan Amagl terkutuk yang ternyata selama ini tertidur panjang. Sejak awal, Amora tahu jika Amagl terkutuk dipaksa untuk tertidur oleh Amagl agung yang kini menjaga kekaisaran. Namun, Amora dan manusia lainnya sama sekali tidak mengetahui letak di mana Amagl berjiwa jahat itu dipaksa untuk tertidur. Ternyata, pulau Blaxland inilah yang menjadi tempat bersemayamnya sosok Xavier. Semua hal baru yang Amora alami hari ini benar-benar membuat gadis satu itu merasa berat bukan main.

Amora menghentikan kedua kakinya yang bekerja keras untuk berlari sekuat tenaga. Kini, kedua kaki rampingnya sudah benar-benar melemas. Amora bersandar pada sebuah pohon berdaun rindang berukuran besar di dekatnya. Ia berusaha untuk mengatur napasnya yang memburu, tetapi tidak menurunkan kewaspadaannya sedikit pun karena kapan saja dan dari mana saja, siluman bisa muncul untuk menyergapnya. Tentu saja masih lekat dalam ingatan Amora, saat dirinya diburu oleh puluhan siluman kelaparan yang ingin menyantapnya. Itu benar-benar mengerikan. Hingga Amora sendiri tidak mengerti, mengapa dirinya bisa dengan gila berlari kembali ke tengah hutan yang penuh dengan siluman ini. Apa mungkin ini adalah dorongan untuk bertahan hidup? Jelas, berhadapan dengan Xavier, sang Amagl terkutuk tidak jauh lebih baik daripada berhadapan dengan siluman kelaparan.

Namun, Amora bisa menghela napas lega karena tidak ada satu pun siluman yang muncul. Seakan-akan, semua siluman tidak berani muncul, setelah sosok Amagl terkutuk bangkit dari tidur panjangnya. Ya pasti mereka sendiri tidak mau mencari mati, saat tahu jika makhluk yang dipaksa untuk tertidur karena kekejamannya, kini sudah terbangun dan mungkin saja akan membawa bencana bagi mereka semua. Amora memukul kepalanya sendiri. “Seharusnya aku lebih berhati-hati,” ucap Amora menyayangkan tindakannya yang kemungkinan besar membangunkan sosok Amagl itu.

Tiba-tiba, hujan pun turun dengan derasnya, memaksa Amora pun duduk di bawah pohon rindang yang berada di dekatnya. Padahal, cuaca sebelumnya masih sangat cerah, tetapi kini berubah gelap disusul hujan deras yang menguarkan suhu dingin menggigit. Amora meringkuk di sela-sela akar besar pohon yang mencuat di permukaan tanah. Entah mengapa, kini Amora memiliki keyakinan, bahwa siluman atau bahkan Xavier sekalipun tidak akan mengejar atau menemukannya di tempat itu. “Sebenarnya apa salahku? Kenapa aku bisa berakhir di situasi seperti ini?” tanya Amora pada dirinya sendiri.

Amora pun mulai mengingat apa yang sudah terjasi. Semua nasib buruknya dimulai dari jatuh sakit tiba-tiba, lalu diketahui hamil. Amora bersumpah, jika ia sama sekali tidak pernah menghabiskan malam atau disentuh oleh pria mana pun. Kehamilannya jelas tidak masuk akal bagi Amora. Sama tidak masuk akalnya dengan Amora yang kini dibuang di pulau terkutuk ini. Padahal, ini belum genap satu hari, tetapi Amora sudah sangat merindukan ibu dan ayahnya. Meskipun keduanya melepaskan Amora untuk dibuang ke pulau ini, tetapi Amora yakin jika kedua orang tuanya sama sekali tidak melakukannya dengan senang hati. Mereka melakukan hal itu karena terpaksa untuk keadaan. Amora tahu, jika keduanya tetap membela Amora, bisa-bisa keluarga besar mereka termasuk para pelayan akan dihukum mati. Meskipun Amora tidak merasa bersalah, tetapi semua bukti menunjukkan bahwa ia bersalah dan mengandung anak haram hasil perzinahan.

“Ayah, Ibu, aku ingin pulang,” bisik Amora sembari memejamkan matanya yang terasa begitu berat. Amora tentu tahu, jika sangat berbahaya kehilangan kesadaran di situasi seperti ini. Namun, Amora berharap jika saat terbangun nantinya, semua ini hanyalah mimpi. Ketika terbangun nanti, Amora sudah kembali ke tengah-tengah keluarga yang ia sayangi.

Amora terlelap begitu saja, seolah-olah tempat itu adalah tempat nyaman untuk tidur. Udara dingin semakin menjadi karena hujan yang semakin deras saja. Wajah Amora terlihat pucat pasi seiring waktu berjalan. Entah karena suhu yang semakin menurun, atau memang karena kondisi tubuh Amora yang memang memburuk dari waktu ke waktu. Tubuh ringkih Amora menggigil pelan, dan ia pun bersandar sepenuhnya pada dahan pohon besar di mana dirinya berteduh. Secara perlahan, pohon besar itu terlihat semakin menunduk, menggunakan seluruh daun lebatnya untuk melindungi Amora dari air hujan yang turun.

Lalu sosok penuh karisma muncul dengan langkah pelan di bawah hujan. Namun, tubuhnya sama sekali tidak basah, karena ia terlindungi oleh sebuah payung yang terbentuk dari air hujan. Sosok berkarisma itu tak lain adalah Xavier. Ia berdiri tepat di hadapan Amora yang sudah benar-benar tertidur dengan lelap. Pohon yang menjadi sandaran Amora, terlihat memberikan hormat pada Xavier dengan membuat ranting dan dahannya semakin menunduk. Xavier yang melihat hal itu sedikit mengangguk dan berkata, “Terima kasih atas bantuanmu.”

Setelah mengatakan hal itu, Xavier kembali mengambil langkah untuk mendekat pada Amora. Ia berlutut dan menatap wajah pucat Amora dalam diam. Lalu siluman perwujudan dari pohon yang sebelumnya menemui Xavier, tiba-tiba muncul dan bertanya, “Tuan, apakah dia baik-baik saja?”

Xavier tidak segera menjawab. Ia mengamati Amora lebih lama sebelum menjawab, “Dia sekarat.”

***

Xavier duduk menghadap ranjang kayu di mana Amora berbaring dengan wajah pucatnya. Kini, Xavier dan Amora sudah kembali berada di rumah kayu milik Xavier. Pria berambut keperakan itu, terlihat berpikir dalam waktu yang lama. Sosok manusia pohon yang selalu mengikutinya dengan setia, terlihat gelisah. Ia bisa merasakan bahwa saat ini Amora tengah tersiksa oleh sakitnya, tetapi sang tuan masih terdiam dan tidak mengambil tindakan apa pun. “Tuan, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Nona ini mengidap penyakit serius?” tanya manusia pohon bernama Vheer itu.

Seperti biasa, Xavier tidak terburu-buru dalam memberikan jawaban. Ia terdiam dalam beberapa saat sebelum menjawab, “Dia tengah mengandung.”

Manusia perwujudan pohon yang sudah hidup ribuan tahun itu tersentak karena terkejut. “Mengandung?” tanya Vheer tidak percaya. Padahal, Vheer sendiri percaya jika gadis yang sudah berhasil membangunkan sang tuan, adalah gadis yang berada dalam ramalan. Seharusnya, gadis ini masih suci dan tidak mengandung. Namun, kenapa situasinya malah seperti ini? Jelas Vheer sama sekali tidak mengerti.

“Ya, dia mengandung energi kegelapan,” jelas Xavier singkat membuat Vheer mengerti dengan apa yang terjadi.

Jika saat ini Amora tengah mengandung energi kegelapan, maka jelas mengapa saat ini Amora sekarat. Energi kegelapan yang berada dalam kandungan Amora muncul karena sihir hitam. Jelas, sihir ini dipergunakan dengan niatan buruk. Siapa pun yang membuat Amora mengandung energi kegelapan ini, pastinya memiliki niat buruk padanya. Bagi mereka yang tidak mengerti mengenai sihir hitam, contohnya dokter atau tabib, pasti hanya akan mendeteksi bahwa Amora tengah hamil janin pada umumnya. Mereka tidak akan tahu, jika sesuatu yang tumbuh dalam kandungan Amora, bukannya janin melainkan sebuah energi kegelapan yang menggerogoti nyawa Amora secara perlahan. Karena itulah, Xavier sebelumnya menyebut jika saat ini Amora tengah berada dalam kondisi sekarat.

Vheer pun dibuat lebih cemas. “La, Lalu apa yang harus kita lakukan, Tuan? Nona ti—”

“Dia tidak boleh mati,” ucap Xavier memotong ucapan Vheer.

Benar, Amora memang tidak boleh mati. Terlepas Amora memanglah gadis yang berada dalam ramalan atau bukan, Xavier tetap harus menyelamatkannya. Hanya saja, Xavier ragu. Jika dirinya menggunakan kekuatannya, itu akan menjadi awal dari kekacauan. Dia, pati akan menyadari jika Xavier sudah bangun dari tidur panjang, dan akan mengejarnya. Jika Xavier berada dalam kondisi terbaik, di mana kekuatannya sudah sempurna, Xavier tidak perlu mencemaskan apa pun. Karena dengan kekuatan sempurna, Xavier bisa menghadapi dia seorang diri. Sayangnya, situasi saat ini tentu saja sangat riskan bagi Xavier. Ia baru bangun setelah ribuan tahun lamanya, dan kekuatannya belum sempurna karena insiden di masa lalu. Butuh banyak waktu baginya untuk memulihkan diri.

Vheer yang menyadari kebimbangan Xavier pun terdiam. Ia sendiri bingung harus mengatakan apa. Vheer jelas ingin membantu Amora, tetapi saat ini hanya Xavier yang bisa membantunya. Vheer pun memilih untuk diam, dan menunggu keputusan apa yang diambil oleh Xavier. Sementara itu, setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama, Xavier pun mengambil keputusan yang tidak mudah. Ia mengulurkan tangannya tepat pada perut datar Amora dan sinar emas keperakan berpendar lembut. Saat itulah, Vheer sadar jika Xavier memutuskan untuk membantu Amora. Benar, Xavier mengambil risiko untuk hidup dalam pelarian, tepat begitu dirinya bangun dari tidur panjangnya. Vheer menatap Xavier dengan penuh kekaguman. Ribuan tahun berlalu, tetapi sang tuan sama sekali tidak berubah. Xavier masihlah sama, tuan berhati mulia baginya.

Namun di sisi lain, tepatnya di sebuah istana yang penuh dengan kegelapan, seseorang yang mengenakan jubah panjang dengan tudung yang menyembunyikan wajahnya, berdiri di sudut ruangan mewah tetapi temaram. Seseorang yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap itu, terlihat menatap langit yang berubah menggelap dan guntur yang bersahutan. Ia memejamkan matanya, seakan-akan berusaha untuk merasakan sesuatu yang sebelumnya ia rasakan sekilas. Masih dalam keadaan temaram, pria itu pun mengernyitkan keningnya karena energi yang ia cari malah menghilang dan butuh waktu untuk mencarinya kembali. Ia berbalik dan melangkah menuju singgasana dan duduk di kursi mewah yang terlihat penuh dengan aura misterius. Pria itu menatap empat orang pengikutnya yang berlutut dan menundukkan kepalanya, menghindar untuk menatap wajah dan mata sang tuan yang memang terlarang dilihat jika dirinya masih mengenakan tudung.

“Tuan, apa yang harus kami lakukan?” tanya salah satu dari bawahan setianya.

Pria bertudung itu mengernyitkan keningnya. Terlihat tidak senang dengan pertanyaan yang diajukan oleh bawahannya itu. “Apa kalian masih pantas bertanya seperti itu padaku?” tanya balik sang tuan dengan nada tajam.

Lalu suasana hening terasa begitu mencekam. Semua orang terlihat menahan napas mereka, karena merasakan suasana hati sang tuan yang memburuk. Tentu saja, hal itu tidak terlepas dari sinyal kebangkitan Xavier, sosok musuh dari sang tuan yang mereka ikuti dengan setia. Sang tuan pun berkata, “Apa pun caranya, cari dan bawa orang itu ke hadapanku. Meskipun tidak bisa mencegah kebangkitan Xavier, tetapi kita masih memiliki kesempata untuk mencegah pertemuannya dengan orang itu. Lakukan tugas kali ini dengan benar, sebelum aku membuat kalian binasa.”

“Baik, Tuan!” seru semua orang kompak.

Sang tuan pun menyangga dagunya sebelum berbisik, “Akhirnya, kita akan bertemu, Xavier. Sebaiknya kau berlari, sebelum aku membuatmu binasa.”

.

.

.

wah gimana nih? pada penasaran buat kelanjutannya enggak?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
jadi sebenernya terbalik ya? Xavier yg baik, si tuan yg jahat. memutar balikan fakta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Amagl's Bride   5. Takdir

    “Nona, Anda sudah bangun?” tanya Vheer yang sudah mengambil bentuk manusia.Amora yang mendengar pertanyaan tersebut, segera menjauh dari Vheer. Ia pun mengedarkan pandangannnya, dan menggigit bibirnya saat tahu jika dirinya kembali di bawa ke rumah kayu. “Tolong maafkan aku, jangan bunuh aku,” ucap Amora sembari menahan tangisnya.Vheer yang berpenampilan selayaknya pria pada umumnya, kini memasang ekspresi sedih. Ia tentu tahu, jika saat ini Amora merasa sangat ketakutan. Vheer berlutut dan berkata, “Nona, Tuan sama sekali tidak akan melukai Nona. Begitu pun kami yang menjadi pengikut setianya. Kami akan melindungi Nona dan Tuan dengan seluruh kemampuan serta upaya kami.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-19
  • Amagl's Bride   6. Menyamar

    “Tidak perlu takut, Nona. Tuan Xavier memang terlihat dingin, tetapi ia tidak mungkin melukai Nona,” ucap Vheer sembari membukakan portal sihir. Pola sihir muncul terlebih dahulu, sebelum portal terbuka sedikit demi sedikit.Karena energi sihir yang dimiliki oleh Xavier masih terbatas, maka kini Vheer yang memiliki kewajiban untuk membuka portal. Terlebih, karena Vheer adalah manusia perwujudan pohon yang sudah hidup lebih dari ribuan tahun, ia memiliki energi napas hutan yang besar. Jadi, ia bisa membuka membuka portal penghubung hutan yang satu dengan hutan yang lain dengan mudah. Setelah membukakan portal dengan sempurna, Vheer pun kembali ke dalam rumah kayu, meninggalkan Amora yang menatap portal sihir itu dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, tetapi juga memiliki rasa takut yang begitu besar. Tentu saja, Amora takut dengan l

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-24
  • Amagl's Bride   7. Pengikut Setia

    “Nona,” panggil Vheer saat dirinya melihat Amora terlihat begitu gelisah. Amora tersentak dan menatap Vheer dengan tatapan takut-takut. Vheer yang melihat hal itu mau tidak mau merasa sedih. Ia pun menatap tuannya yang tengah bermeditasi, berupaya untuk mengumpulkan energi dan menyerap kekuatan dalam hutan tersebut. Xavier memasang barrier pelindung di sekitar dirinya, memastikan jika dirinya tidak akan diganggu oleh siapa pun. Kini, ketiganya tengah berada di tengah hutan, beristirahat setelah melakukan perjalanan yang hanya bisa diakses dengan jalan kaki. Vheer tidak bisa membuka portal terlalu sering, karena hal itu bisa membuat keberadaan mereka ditemukan lebih cepat oleh musuh. Karena itulah, Xavier memutuskan untuk berjalan kaki, walaupun hal itu menghabiskan waktu lebih lama daripada menggunakan portal atau sihir lainnya.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-04
  • Amagl's Bride   8. Upaya

    “Bi, Biarkan aku yang mencari buah-buahan,” ucap Amora mengusulkan diri untuk mencari makanan.Hari ini, adalah hari ketiga Amora ikut dalam perjalanan Xavier dan Vheer. Amora mengikuti perjalanan tersebut dengan patuh dan tanpa mengeluhkan apa pun. Meskipun merasa sangat tidak nyaman karena harus tidur dengan hanya beralaskan daun, atau merasa selelah apa pun Amora menahan diri untuk tidak mengatakannya. Benar, Amora menahan diri sebaik mungkin sembari mencari celah untuk melarikan diri dari sang Amagl terkutuk. Lalu hari ini adalah waktu yang paling tepat bagi Amora untuk melarikan diri. Setidaknya, sudah tiga hari ini Amora berusaha untuk mendapatkan penilaian baik dari Xavier. Walaupun, sebenarnya Xavier sendiri tidak terlalu memberikan reaksi apa pun padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-04
  • Amagl's Bride   9. Menggelitik

    “Kami sudah mendapatkan semua ingatan orang-orang mengenai gadis itu, Tuan,” ucap Blax lalu memberikan sebuah kristal sihir berbentuk bulat pada Xavion. Kristal tersebut berisi kenangan orang-orang mengenai sosok Amora.Xavion menerima kristal tersebut. Kini, Xavion menyembunyikan wajahnya di bawah tudung jubahnya, dan hanya menunjukkan sepasang netra biru keperakan yang menyorot dingin. Jika dilihat dari jauh, Xavion seakan-akan tidak memiliki wajah dan ruang di bawah tudung jubahnya terlihat hanya sebuah ruang hampa. Karena tudung tersebut membuat wajah Xavion tersembunyi dalam kegelapan. Xavion menatap lima bawahan setianya yang memimpin pasukan pengikut setianya. Kelimanya adalah orang-orang yang memiliki kekuatan paling besar di antara para siluman yang mengabdi padanya. Pertama ada Balx, sang naga hitam yang memiliki sembura

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-04
  • Amagl's Bride   10. Kesehatan Jantung

    “Yang Mulia, hampir setengah dari warga ibu kota sudah terjangkit wabah yang tidak ketahui berasal dari mana,” ucap salah seorang menteri melaporkan situasi terkini pada kaisar.Saat ini, semua orang-orang berpengaruh mengikuti rapat tertutup yang diadakan secara mendadak oleh Gilbert—sang kaisar. Hal tersebut tidak terlepas dari situasi darurat yang saat ini tengah berlangsung. Seperti apa yang sudah dikatakan oleh seorang menteri, saat ini tengah ada wabah berbahaya yang menyebar dengan begitu cepat di kekaisaran Bonaro. Tentu saja, Gibert dan orang-orang berpengaruh harus segera menanggulangi masalah tersebut. Apalagi, wabah ini menyebar langsung ke pusat pemerintahan dan ekonomi kekaisaran yang tak lain adalah ibu kota di mana para bangsawan kelas atas tinggal. Gilbert pun menatap Pendeta Agung dan bertanya, “Apa m

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-10
  • Amagl's Bride   11. Pola

    Setelah berhari-hari melakukan perjalanan yang melelahkan melewati hutan, kini Amora dan Xavier sudah ke luar dari hutan lebat tersebut. Hoia sudah tidak lagi terlihat bersama mereka, karena Xavier secara khusus memberikan perintah pada Hoia untuk menyembunyikan dirinya. Hoia tidak boleh menunjukkan dirinya sebelum Xavier memberikan isyarat atau perintah padanya. Sementara itu, kini Amora terlihat bersembunyi di belakang punggung Xavier, saat tiba-tiba ada segerombolan orang yang menghalangi jalan mereka. Karena sudah terbiasa bertemu dengan siluman-siluman yang bisa mengambil wujud manusia dengan sempurna, secara Alami Amora pun berpikir jika orang-orang itu adalah siluman pula. Kemungkinan besar, mereka adalah siluman yang berniat jahat pada mereka. Tentu saja bersembunyi dan berlindungi pada Xavier adalah satu-satunya cara bagi Amora untuk selamat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-10
  • Amagl's Bride   12. Senandung Takdir 1

    Semenjak mendengar apa yang dikatakan oleh Xavier, Amora memilih untuk mengurung diri dalam kamar yang memang ia tempati sendiri. Ia masih tidak mau menerima apa yang dikatakan oleh Xavier, mengenai pola tanda kepemilikan yang ditinggalkan oleh Xavier pada leher Amora saat ini. Semakin tidak bisa menerima, saat para siluman yang menjadi pengikut setia Xavier berkata jika Amora harus segera menjalankan tugasnya sebagai seorang Pengantin Amagl. Menurut mereka, Amora sudah ditakdirkan untuk menjadi istri Xavier dan memiliki tugas untuk melahirkan keturunan bagi Xavier, serta mendampingi Xavier untuk mempersiapkan kebangkitan kaum Amagl. “Memangnya aku ini apa? Seenaknya mereka memaksaku untuk menikah dengan Amagl terkutuk!” gumam Amora merasa sangat frustasi.Jelas itu sangat tidak bisa diterima oleh Amora. Karena sejak awal, Amora menganggap Xavier sebagai sosok yang sangat berbahaya. Meskipun selama perjalanan melewati hutan dan jalur berbahaya, Xavier selalu melin

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-25

Bab terbaru

  • Amagl's Bride   55. Membangun Kembali (END)

    Semenjak apa yang terjadi di kekaisaran Bonaro, ternyata setiap kekaisaran dan kerajaan memilih untuk menyerukan persatuan mereka. Mereka tetap memiliki wilayah masing-masing, tetapi tidak ada lagi permusuhan atau peperangan antara satu kerajaan dengan kerajaan yang lain. Ataupun tidak adanya paksaan dari kekaisaran terhadapn sebuah kerjaan untuk bersumpah setia. Kini, mereka semua memiliki pandangan yang sama dan misi yang sama. Hidup mereka tenteram tanpa ada satu pun kesulitan yang mereka hadapi. Gangguan dari para siluman yang semula menjadi momok yang paling menakutkan dan menjadi permasalah pertahanan bagi sebuah daerah, sudah tidak lagi perlu dicemaskan. Karena siluman sama sekali tidak pernah terlihat lagi. Seakan-akan, perang yang pernah terjadi menghapus keberadaan dan jejak dari para siluman.Meskipun begitu, mereka yakin jika Amagl Agung berhasil mengendalikan para siluman dan menjaga keseimbangan dua dunia. Kini mereka bisa sama-sama hidup dengan nyaman di dunia

  • Amagl's Bride   54. Keajaiban

    Sedetik kemudian Amora pun tersadar mengenai kondisi Xavier dan berlari untuk menghampiri suaminya itu. Amora pun bergetar hebat saat menyentuh dada sang suami yang sudah dipenuhi luka. Pedang yang sebelumnya menancap di sana sudah menghilang, begitu pemiliknya juga menghilang. Amora dengan suara bergetar memanggil sang suami. “Xavier, kau bisa mendengar suaraku bukan?” tanya Amora menyentuh pipi suaminya yang sudah terasa dingin.Para pengikut yang mulai pulih pun menyadari apa yang terjadi dan berniat untuk mendekat pada Amora. Namun, Penyihir Putih memberikan isyarat pada mereka semua untuk tetap di tempat mereka. Penyihir Putih sudah mengetahui apa yang terjadi karena alam membisikan sesuatu padanya. Penyihir Putih mengetahui apa yang terjadi pada Xavier, hingga apa yang dilakukan oleh Amora yang sudah membantu memusnahkan Xavion dan pasukannya. Anak panah sihir yang digunakan oleh Amora ternyata bukan anak panah biasa. Amora memang tidak mengetahui jika anak

  • Amagl's Bride   53. Kekelahan

    Amora jatuh tidak berdaya karena rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia menatap nanar pada para manusia yang kini terlihat seperti mayat hidup, dan para siluman yang berperang mempertaruhkan nyawa mereka. Lebih dari itu, Amora menatap suaminya yang terlihat bertarung dengan sekuat tenaga. Ia sudah tahu apa yang terjadi di masa lalu, mengenai penyebab dari kemarahan Xavion, dan hal apa yang menjadi pangkal dari hancurnya hubungan persaudaraan Xavion dan Xavier. Amora meneteskan air matanya. Takdir memang terkadang terasa menyulitkan dan menyesakkan. Namun, Amora tidak berpikir jika hal itu bisa membuat Xavion melakukan semua tindakan yang mengerikan ini. Amora berharap, jika Xavier bisa menghentikan Xavion. Xavier harus membebaskan semua makhluk dari penderitaan yang mereka rasakan karena kejahatan Xavion.Namun sayangnya, setelah Amora selesai berdoa, Amora melihat hal yang begitu menyedihkan. Para siluman pengikut Xavier satu per satu jatuh tidak berdaya. Penyihir Putih juga kel

  • Amagl's Bride   52. Kenangan Menyedihkan

    Ribuan tahun yang laluDi suatu hari, istri dari Amagl Agung—pemimpin dari kaum Amagl—melahirkan sepasang putra tampan. Menyadari jika mereka bisa saja membuat kaum Amagl yang mengetahui ramalan mengenai kehancuran itu merasa cemas, Amagl Agung memutuskan untuk menutupi salah satu wajah putranya dengan topeng sejak ia masih kecil. Mereka memutuskan untuk memakaikan topeng pada sang adik yang memang pada dasanya tidak akan bisa menjadi pemimpin kaum Amagl selanjutnya, karena ada sang kakak yang menduduki posisi calon penerus pertama. Semua orang bertindak sangat hati-hati, demi menghindari ramalan mengenai kehancuran kaum dan dunia yang mereka jaga. Tahun demi tahun berlalu, dan si kembar tumbuh besar. Keduanya tumbuh dengan pesona yang berbeda, dan sifat yang juga berbeda. Jika si Sulung memiliki sifat yang tenang dan memegang tegus prinsip bahwa mereka harus mengikuti peraturan

  • Amagl's Bride   51. Tidak Pantas

    Pembicaraan antara Xavier dan Xavion jelas membuat suasana semakin mencekam saja. Selain itu, para pengikut Xavier terlihat kebingungan dan terkejut dengan fakta yang baru mereka ketahui, jika ternyata Xavier dan Xavion ternyata memiliki ikatan persaudaraan. Hal yang memang sebenarnya hanya diketahui oleh segelintir orang di masa lalu. Sementara itu, sebagian besar para pengikut Xavion tampaknya tidak terlalu dibuat terkejut oleh apa yang terjadi tersebut. Apa pun yang terjadi, mereka hanya perlu mendukung Xavion untuk menguasai dunia, dan setelah itu mereka bisa hidup dengan bebas tanpa perlu takut pada Dewa atau utusannya yang bertugas untuk membasmi para siluman yang melanggar ketentuan yang ada. Blax sendiri terlihat mengepalkan kedua tangannya. Merasa sangat marah, tetapi berusaha untuk menahan dirinya. Ia hanya perlu bergantung sedikit lagi pada Xavion, dan dirinya bisa membebaskan kaumnya dari jeratan Xavion, tentu saja sesuai dengan kesepakatan mereka sebelumnya.

  • Amagl's Bride   50. Perang

    “Tuan, mereka benar-benar datang,” ucap Blax melaporkan situasi terkini pada Xavion yang kini duduk di singgasan yang seharusnya ditempati oleh kaisar yang agung. Namun, Gilbert yang masih berada di bawah kendali XavionXavion yang masih mengenakan topengnya terlihat menyeringai. “Sesuai dengan apa yang aku harapkan darimu, Xavier,” gumam Xavion terlihat begitu puas dengan apa yang tengah terjadi saat ini.Blax yang mendengar hal itu tentu saja mengernyitkan keningnya. Seakan-akan Xavion memang sudah memperikarakan langkah inilah yang akan diambil oleh Xavier. Namun, Blax tidak mengatakan apa pun dan memilih untuk menunggu perintah seperti apa yang akan diberikan oleh Xavier selanjutnya. Tentu saja, sejak awal Blax dan yang lainnya sudah menempatkan pasukan mereka di barisan terdepan sebagai lapisan keamanan yang jelas akan dihadapi oleh pasukan lawan sebelum benar-benar memasuki pusat kekaisaran yang tampaknya akan menjadi medan perang mereka.

  • Amagl's Bride   49. Kenangan

    Vheer terlihat fokus memeriksa persenjataan yang akan digunakan dalam peperangan yang sudah ditentukan. Ia memang diberikan tanggung jawab untuk memeriksa semua persenjataan, sementara Xavier tengah fokus memberikan arahan bagi para siluman yang jelas belum memiliki pengalaman dalam berperang. Sementara itu, Vheer yang memang sudah mengetahu strategi dan jalur yang akan ditempuh dalam perang nanti, memilih untuk segera memeriksa peralatan untuk peperangan nanti. Karena ini juga adalah salah satu faktor penentu kemenangan mereka dalam perang. Mengingat, bahwa tidak semua siluman yang menjadi pengikut setia Xavier memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir. Jadi, senjata-senjata ini benar-benar diperlukan oleh mereka.Setelah memeriksa jika semuanya berada dalam kualitas baik, Vheer pun ke luar dari gudang dan menatap langit malam yang terlihat begitu gelap. Karena sudah tidak ada lagi barrier, kini Vheer bisa melihat langit dengan leluasa. Namun, langit malam seakan-akan ingin

  • Amagl's Bride   48. Kehancuran Amagl

    Xavion membuka kelambu dan melihat sosok Amora yang seakan-akan berubah menjadi sosok peri yang tengah tertidur. Ia terlihat begitu cantik, dan anggun dengan balutan gaun indah yang ia kenakan. Kulit, rambut, bahkan kukunya terawat dengan baik akibat Xavion yang menugaskan Sisil secara khusus untuk merawat Amora yang masih tenggelam dalam alam bawah sadarnya. Benar, Amora masih menjelajah dunia yang Xavion ciptakan. Dunia yang menunjukkan dengan jelas, tiap detail kejadiam di masa lalu yang seharusnya Amora ketahui. Xavion pun duduk di tepi ranjang dan mengusap lembut pipi Amora, seakan-akan sedikit sentuhan kasar bisa saja membuat Amora terluka. Tak lama, Xavion meletakkan telunjuknya tepat pada kening Amora. Lalu sinar abu-abu muncul dan sedetik kemudian Amora membuka matanya dan terengah-engah seakan-akan dirinya sudah menemui hal yang sangat mengejutkan baginya.Xavion hanya membiarkan Amora begitu saja, dan mengamatinya dalam diam. Seolah-olaj yakin jika Amora akan tenan

  • Amagl's Bride   47. Tantangan

    Xavion duduk di tepi ranjang dan mengamati raut wajah Amora yang terlihat tidak baik-baik saja. Kini, Amora masih belum terbangun dari tidurnya. Ia masih berada di dalam dunia mimpinya. Tentu saja, hal inilah yang diharapkan oleh Xavion. Akan sulit untuk membuat Amora mengetaui apa yang tejadi di masa lalu saat dirinya sadar, karena hal itu akan membuatnya tertekan dan kembali jatuh tak sadarkan diri. Karena itulah, Xavion memilih untuk menunjukkan semuanya pada Amora dengan membuatnya menjelajah di dunia bawah sadarnya. Xavion mengulurkan tangannya dan mengusap pipi Amora dengan lembut. “Lihat semuanya dengan detail, Amora. Lalu nilailah kembali, aku atau Xavier yang pantas untuk disebut sebagai orang yang kejam,” ucap Xavion.Sisil yang berdiri di sekat ranjang melihat tindakan lembut Xavion dengan kening mengernyit. Setelah mendapatkan peringatan keras dari Xavion, Sisil memang bertindak lebih berhati-hati mengenai menunjukkan perasaannya. Meskipun dirinya memi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status