Zhen berdiri di depan altar, jantungnya berdebar kencang. Cahaya dari inti kekuatan di atas altar itu seperti memanggilnya, menggetarkan setiap serat tubuhnya. Namun, ia tidak gegabah. Ia tahu bahwa kekuatan sebesar itu tidak akan diberikan begitu saja.Lin Hai berdiri beberapa langkah di belakang, menatap Zhen dengan waspada. "Kau yakin tidak ada jebakan di sana?" tanyanya ragu.Zhen hanya mengangguk tanpa menoleh. "Tidak peduli apa yang terjadi, aku harus mengambilnya. Ini adalah kunci untuk menghadapi Sekte Bayangan Darah."Ketika Zhen melangkah lebih dekat ke altar, udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi berat. Cahaya yang menyilaukan berubah menjadi bayangan pekat, melingkupi ruangan."Berhenti!" suara dalam yang menggema memenuhi ruangan, membuat Zhen berhenti melangkah.Sebuah sosok besar muncul dari bayangan. Itu adalah seekor naga hitam dengan mata merah menyala, tubuhnya begitu besar hingga memenuhi hampir seluruh ruangan. Suara langkah kaki naga itu mengguncang tanah, membua
Zhen mengangkat tangan, menatap inti kekuatan yang kini berada di genggamannya. Rasanya, seperti ada dunia baru yang terbuka untuknya. Namun, meski kekuatan itu mengalir begitu deras dalam tubuhnya, ada perasaan tidak nyaman yang muncul, seolah ada sesuatu yang mengawasi gerak-geriknya."Zhen... hati-hati," suara Lin Hai terdengar khawatir, namun Zhen tidak mengalihkan pandangannya dari cahaya yang bersinar di tangannya.Tiba-tiba, suara gemuruh menggetarkan ruangan. Dari kedalaman bawah tanah, tanah mulai bergetar, dan seberkas cahaya merah menyala terang dari celah-celah batu. Zhen merasakan sesuatu yang asing, kekuatan yang sama sekali berbeda."Dunia ini tidak akan membiarkanmu begitu saja mencapai puncak!" teriak suara yang dalam dan penuh amarah. Sesosok bayangan raksasa muncul, tubuhnya terbuat dari serpihan batu dan api, dengan mata yang berkilau penuh kebencian. Sosok itu menatap Zhen dengan tatapan yang membuat udara di sekitarnya terasa semakin panas."Siapa kau?" Zhen bert
Kegelapan itu semakin mendekat, melingkupi seluruh ruang dengan bayangan yang tidak bisa digambarkan. Zhen merasakan tekanan yang begitu berat, seolah setiap helaan napasnya semakin mengikat tubuhnya. Ia tahu, ini bukan lagi sekadar pertarungan untuk merebut inti kekuatan—ini adalah ujian yang lebih besar."Tunggu... ada yang aneh," kata Lin Hai, matanya menatap sekeliling dengan cemas.Zhen menatapnya, merasakan ada sesuatu yang salah. Suara-suara dari bayangan itu semakin keras, seolah ada sesuatu yang mengendap, siap untuk menyerang."Apa maksudmu?" tanya Zhen, suaranya tetap tenang meski rasa waspada mulai merasuki seluruh tubuhnya.Lin Hai menunjuk ke arah bayangan yang mulai bergerak lebih cepat. "Lihat itu... mereka bukan hanya bayangan. Ada sesuatu yang mengendalikan mereka."Zhen berfokus, matanya menelusuri setiap gerakan di sekitarnya. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang tak terduga. Sebuah sosok besar muncul dari dalam kegelapan—seperti tirani dari dimensi lain, dengan aur
Zhen terhuyung-huyung, tubuhnya hampir tak mampu menahan tekanan dari kekuatan yang baru saja meledak dalam dirinya. Rasanya seperti seluruh alam semesta sedang menghadapinya, menarik semua energi yang ada di sekitar tubuhnya."Apa yang... terjadi?" Zhen berusaha menstabilkan napasnya, namun mulutnya terasa kering. Inti kekuatan yang berada di tangan kirinya berkilauan, seolah merespon apa yang terjadi.Makhluk besar di hadapannya, yang kini muncul lebih jelas dalam kegelapan yang pekat, menatapnya dengan mata merah menyala. Matanya seakan bisa menembus langsung ke jiwanya."Begitu mudah, begitu cepat...," suara itu bergema, penuh dengan rasa ketidakpercayaan. "Kekuatan ini... tidak seharusnya milikmu. Kau tidak siap."Zhen tidak bisa berbicara, napasnya terengah-engah, dan tubuhnya terasa seperti sedang diserang oleh ribuan jarum energi. Tapi satu hal yang jelas, ia tidak bisa mundur. Jika ia mundur sekarang, segalanya akan berakhir.Tiba-tiba, tubuh makhluk itu mulai berubah, bagian
Zhen merasakan tubuhnya gemetar hebat, setiap serat ototnya menahan tekanan yang luar biasa. Inti kekuatan di tangannya kini terasa seolah bukan lagi miliknya. Kekuatan itu tidak hanya mengalir, tetapi membebani, menghancurkan segala penghalang di dalam dirinya. Namun, ia tahu, ini adalah titik balik—pertarungan yang menentukan.Lin Hai mendekat, melangkah hati-hati, wajahnya serius. "Zhen, kau harus bertahan! Jangan biarkan kegelapan itu mengendalikanmu!" teriaknya, suaranya penuh khawatir.Zhen menggenggam pedangnya erat-erat. "Aku tidak akan mundur, Hai. Aku tidak akan membiarkan kekuatan ini menguasai hidupku." Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, memusatkan energi yang ada di dalam tubuhnya, berusaha menyalurkan kekuatan inti yang kini mengalir deras.Tiba-tiba, bayangan besar itu melingkupi tubuhnya, seakan dunia di sekitarnya terhimpit dalam keheningan yang menekan. Zhen menatap makhluk itu dengan mata yang berkilauan. Naga hitam raksasa itu kembali muncul, tetapi kali ini, b
Zhen terbaring di tanah, napasnya terengah-engah, tubuhnya masih dikelilingi cahaya yang memancar dari inti kekuatan yang kini berada di tangannya. Lin Hai membantu Zhen bangkit, namun ekspresi wajahnya penuh kecemasan. "Zhen, kau baik-baik saja?"Zhen mengangguk, meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Kekuatan yang baru saja ia salurkan begitu dahsyat, hampir melampaui batas kemampuannya. Tetapi ia tidak bisa berhenti sekarang. Sekte Bayangan Darah masih ada, dan mereka pasti akan mencari cara untuk merebut inti kekuatan itu darinya.Tiba-tiba, udara di sekitar mereka berubah. Suara gemuruh terdengar dari kejauhan, disertai dengan getaran yang mengguncang tanah. Zhen dan Lin Hai saling bertukar pandang, merasa ada sesuatu yang besar dan mengerikan sedang mendekat."Ini… ada sesuatu yang datang!" teriak Lin Hai, suaranya penuh kekhawatiran. "Kita harus segera pergi dari sini!"Namun, Zhen tidak bergerak. Ia menatap ke arah sumber getaran itu, matanya menyipit, berusaha menilai situasi.
Ruangan di sekitar Zhen dan Bai Zhen dipenuhi dengan aura yang begitu padat, bahkan udara terasa berat dan hampir tak bisa ditembus. Setiap gerakan mereka menimbulkan getaran yang mengguncang seluruh tempat itu. Cahaya emas yang mengelilingi Zhen semakin menyilaukan, menciptakan bayangan yang tajam dan gelap di sepanjang dinding. Bai Zhen berdiri di depan, matanya yang merah menyala memperhatikan setiap detil gerakan Zhen dengan penuh kewaspadaan.“Kekuatanmu meningkat pesat, Ling Zhen,” kata Bai Zhen dengan nada rendah yang menggema. “Tapi tidak ada yang bisa menghindari takdirnya. Sekte Bayangan Darah tidak akan kalah, dan apapun yang kau lakukan tidak akan bisa menghentikanku.”Zhen menatap Bai Zhen dengan tatapan tajam, menyadari bahwa lawannya bukan hanya kuat, tapi juga penuh dengan kebencian yang mengarah pada tujuan yang lebih besar. Namun, ia tahu betul bahwa ia tidak punya pilihan lain selain bertarung dengan segala yang ia miliki.Tanpa peringatan, Bai Zhen melambaikan tang
Zhen berdiri tegak meski tubuhnya terasa lelah, dan darah mengalir dari beberapa luka di tubuhnya. Ia menatap Bai Zhen yang masih berdiri dengan tekad yang sama, meski terlihat semakin terluka. Keduanya tahu bahwa pertempuran ini belum berakhir. Sesuatu lebih besar sedang menanti mereka.Bai Zhen mengangkat tangannya, darah merah gelap menetes dari lukanya, namun ia tersenyum dengan penuh kebencian. "Kau terlalu naif, Ling Zhen. Sekte Bayangan Darah bukan hanya sebuah sekte biasa. Kami sudah merencanakan semuanya. Apa yang kau lihat sekarang hanyalah sebagian kecil dari rencanaku."Zhen merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Kata-kata Bai Zhen mengandung ancaman yang lebih dalam daripada yang bisa ia bayangkan. Ia tahu bahwa jika tidak segera menghentikan Bai Zhen, Sekte Bayangan Darah akan menjadi ancaman yang jauh lebih besar dari yang mereka hadapi sekarang."Kau pikir aku akan mundur hanya karena kamu berkata begitu?" Zhen menggeram, suaranya berat dengan amarah. "Aku tidak a
Wei Tian menyadari bahaya yang mengancamnya. Makhluk iblis di belakangnya meraung dan mulai menyatu dengan tubuhnya, membuat matanya bersinar merah darah. Aura hitam menyelimuti tubuhnya, dan cakarnya tumbuh semakin tajam.Wei Tian: "Kalau kau ingin melihat kekuatan sejati, maka aku akan menunjukkan padamu!"Dia melesat maju, menerjang dengan kecepatan luar biasa. Bayangan hitamnya bergerak begitu cepat hingga menciptakan ilusi bahwa ada beberapa Wei Tian yang menyerang sekaligus.Namun, Zhen tetap tenang. Dia mengangkat pedangnya, dan seketika langit di atas mereka bergetar.Zhen: "Aku sudah melihat kelemahanmu, Wei Tian. Teknikmu kuat, tapi kau tidak bisa mengendalikan kekuatan iblis sepenuhnya. Itu akan menjadi kehancuranmu sendiri."Zhen mengayunkan pedangnya ke udara, dan dari ujung bilahnya, sebuah gelombang energi keemasan berkelebat, membelah bayangan ilusi Wei Tian seolah itu hanya asap.Wei Tian terkejut, tapi dia tetap maju. Dia mengerahkan semua energinya, membentuk tombak
Zhen kembali ke sekte dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan. Peninggalan kuno? Garis keturunan? Apa yang sebenarnya dirahasiakan tentang dirinya?Saat tiba di paviliunnya, dia segera mengambil beberapa gulungan kitab kuno yang membahas sejarah keluarganya. Ayahnya jarang membicarakan masa lalu, dan ibunya sudah lama tiada. Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan garis keturunannya, maka mungkin ada petunjuk di dalam kitab-kitab ini.Namun, belum sempat dia membuka gulungan pertama, suara langkah kaki terdengar dari luar.> ???: "Ling Zhen, keluar dan hadapi aku!"Zhen menghela napas. Sudah bisa ditebak. Dia keluar dari paviliun dan menemukan seorang pemuda berbaju hitam dengan tatapan penuh amarah berdiri di halaman.> Zhen: "Siapa kau?"> Pemuda: "Aku Wei Tian, murid utama dari Sekte Langit Hitam. Aku datang untuk menantangmu!"Mendengar nama itu, Zhen ingat bahwa Sekte Langit Hitam adalah sekte tempat Shen Lu pernah menjadi tetua. Apa mungkin kehadiran Wei Tian ada hubungannya deng
Di dalam aula utama Sekte Gunung Azure, beberapa tetua sudah berkumpul. Suasana ruangan dipenuhi tekanan kuat dari para ahli yang sedang berdiskusi serius. Begitu Zhen masuk, semua mata langsung tertuju padanya.> Tetua Mo: "Ling Zhen, kau akhirnya kembali. Kami baru saja menerima kabar buruk dari Langit Pertama.”Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Aku sudah mendengar sedikit di gerbang. Tolong jelaskan lebih rinci, Tetua Mo."Tetua Mo mengangguk, lalu mengeluarkan gulungan pesan dan membukanya.> Tetua Mo: "Menurut informasi yang kami terima, sekelompok pasukan iblis muncul di dekat wilayah klanmu. Mereka belum menyerang secara langsung, tetapi tanda-tanda aktivitas mereka menunjukkan bahwa ini bukan kunjungan biasa."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa tujuan mereka? Kampung halamanku bukan tempat strategis bagi ras iblis. Mengapa mereka tiba-tiba tertarik?"Seorang tetua lain, Tetua Han, menjawab dengan nada serius.> Tetua Han: "Kami menduga ini berkaitan dengan peninggalan ku
Wei Liang melesat melewati kerumunan Pasar Obat Langit dengan kecepatan tinggi, tubuhnya seperti bayangan yang sulit ditangkap. Namun, Zhen tidak membiarkan targetnya lolos begitu saja.> Zhen: “Hmph, kau kira bisa kabur dariku?”Dengan satu langkah, tubuhnya melesat seperti kilat, menggunakan teknik gerakan Bayangan Petir untuk menutup jarak. Wei Liang menyadari ancaman itu dan dengan cepat meraih sebuah kantong kecil di pinggangnya, melemparkan sejumput serbuk ke udara.WHUUSH!Kabut hitam langsung menyebar, menutupi sekeliling dan mengaburkan pandangan. Para pedagang dan pembeli di sekitar berteriak panik, mundur ketakutan.> Wei Liang: “Hahaha! Anak kecil, kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi! Jika kau terus ikut campur, aku jamin kau akan berakhir lebih buruk dari yang kau bayangkan!”Zhen tidak menjawab. Dengan satu gerakan tangan, dia mengaktifkan Api Roh Surgawi, membakar kabut hitam dalam sekejap.WUSH!Kabut menghilang, tetapi Wei Liang sudah jauh di depan, melompati
Setelah menemukan jejak energi iblis dalam bahan-bahan penyulingan pil, Zhen tahu dia tidak bisa menganggap remeh situasi ini. Sekte Daun Abadi adalah salah satu pilar alkemis di Langit Ketiga, dan jika mereka sudah disusupi, maka kemungkinan besar ini hanyalah permulaan.Tetua Han Mei berdiri dengan wajah tegang.> Tetua Han Mei: “Jika benar ada energi iblis yang merusak bahan-bahan kami, maka kita harus mencari sumbernya segera.”> Zhen: “Dari mana sektemu mendapatkan bahan-bahan ini?”Tetua Han Mei melambaikan tangannya ke salah satu murid sekte, seorang pria bertubuh kurus dengan jubah hijau muda.> Tetua Han Mei: “Qin Yu, kau yang bertanggung jawab atas pasokan bahan. Jawab pertanyaan Ling Zhen.”Murid bernama Qin Yu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab.> Qin Yu: “Kami mendapatkan bahan dari berbagai sumber, tetapi sebagian besar berasal dari Pasar Obat Langit di kota utama. Namun, beberapa bulan terakhir, kami juga menerima pasokan dari seorang pedagang keliling bernam
Dengan Bunga Roh Esensi di tangannya, Zhen kembali ke Istana Langit Ketiga. Gerbang teleportasi membawanya langsung ke aula utama, di mana Penguasa Langit Ketiga sudah menunggunya dengan tatapan tajam namun penuh ketenangan.> Penguasa Langit Ketiga: “Kau kembali lebih cepat dari yang kuduga. Itu berarti kau telah memahami makna ujian ini.”Zhen mengangguk dan menyerahkan bunga itu. Begitu bunga tersebut menyentuh telapak tangan Penguasa Langit Ketiga, cahaya keemasan menyelimuti ruangan.> Zhen: “Aku belajar bahwa harmoni bukan tentang mengendalikan lingkungan, tetapi tentang menyatu dengannya.”Penguasa Langit Ketiga tersenyum tipis.> Penguasa Langit Ketiga: “Bagus. Pemahaman ini akan membantumu, bukan hanya dalam kultivasi, tetapi juga dalam alkimia.”Dia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, sebuah gulungan kuno melayang di udara. Energi murni mengalir darinya, memenuhi ruangan dengan aura yang dalam dan menenangkan.> Penguasa Langit Ketiga: “Ini adalah teknik inti dari waris
Zhen meninggalkan Istana Langit Ketiga dengan pemikiran yang berat. Warisan Langit Ketiga bukan sekadar teknik, melainkan pemahaman tentang keseimbangan antara kultivasi dan alkimia. Untuk mendapatkannya, dia harus menemukan Bunga Roh Esensi di Lembah Harmoni—sebuah tugas yang terdengar sederhana, tetapi dari nada bicara Penguasa Langit Ketiga, Zhen tahu bahwa ujian ini tidak akan mudah.Langkahnya mantap saat dia melangkah ke arah gerbang teleportasi yang akan membawanya ke lembah tersebut. Begitu dia memasuki gerbang, dunia di sekitarnya berputar, dan dalam sekejap, dia sudah berdiri di tepi sebuah lembah yang dipenuhi kabut keemasan.---Lembah Harmoni adalah tempat yang aneh. Tidak ada suara burung atau angin yang berdesir, hanya kesunyian yang mendalam. Tanahnya ditumbuhi tanaman langka, dan energi spiritual yang mengalir terasa murni, namun juga memiliki ketidakseimbangan yang sulit dijelaskan.> Zhen (dalam hati): “Kalau ini ujian tentang harmoni, pasti ada sesuatu yang harus k
Ledakan petir melesat dari tangan Yan Qingshan, menyambar ke arah Zhen dengan kecepatan luar biasa. Udara bergetar, dan tanah di bawah mereka mulai retak akibat tekanan energi yang dilepaskan.Namun, Zhen tidak mundur. Dengan cepat, dia mengangkat tangannya dan memanggil elemen tanah serta angin. Dalam sekejap, sebuah perisai batu terbentuk di depannya, diperkuat oleh pusaran angin yang menyelimuti permukaannya.BOOM!Serangan petir menghantam perisai Zhen, menciptakan percikan energi yang menyebar ke segala arah. Beberapa pengamat yang terlalu dekat terpaksa mundur karena tekanan yang dihasilkan.Yan Qingshan menyeringai. “Refleks yang bagus. Tapi apakah itu cukup?”Dia menggerakkan jarinya, dan dari langit, muncul puluhan tombak petir yang berkilauan. Masing-masing mengandung kekuatan penghancur yang bisa merobohkan gunung.Zhen menyipitkan matanya. Dia tahu bahwa ini bukan pertarungan biasa. Yan Qingshan bukan hanya seorang tetua sekte, tetapi juga salah satu ahli paling dihormati
Angin malam berdesir pelan, membawa hawa dingin yang menusuk. Zhen berdiri tegak, tangannya menggenggam erat gagang pedangnya. Tiga pria berjubah hitam mengelilinginya dengan senyum penuh ejekan. > Pemimpin Kelompok: "Sepuluh jurus? Aku ragu kau bisa bertahan sampai lima jurus."Zhen tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia mengaktifkan Qi Elemen Angin, membuat tubuhnya terasa lebih ringan dan gesit. Srak!Salah satu pria melesat lebih dulu, tangannya dipenuhi energi hitam yang membentuk cakar tajam. Serangannya cepat, langsung mengarah ke leher Zhen! > Zhen (dalam hati): "Cepat, tapi belum cukup."Dengan satu langkah ringan, Zhen menghindar ke samping, lalu membalas dengan tebasan horizontal. Lawannya mundur, nyaris terkena serangan. > Pria Berjubah: "Hm, refleks yang bagus."Dua lawan lainnya tak memberi kesempatan. Mereka menyerang bersamaan, satu dengan tinju berlapis energi gelap, satu lagi dengan pedang tipis yang memancarkan cahaya ungu. Zhen tetap tenang. Benturan per