Zhen menggenggam pedangnya lebih erat, napasnya terasa berat, dan tubuhnya gemetar karena tekanan energi gelap yang mengelilinginya. Bai Zhen, meskipun terluka parah, kini berubah menjadi sosok yang menakutkan, penuh dengan kekuatan yang belum pernah Zhen rasakan sebelumnya. Energi gelap itu semakin menyelimuti ruangan, membuat udara semakin berat, hingga sulit untuk bernapas."Apa yang sedang kau lakukan?" Zhen bertanya dengan suara terengah-engah, meskipun ia berusaha keras untuk tetap tenang.Bai Zhen tertawa dingin, matanya bersinar merah dengan kegilaan. "Kekuatan sejati Sekte Bayangan Darah baru saja terbangun, Ling Zhen. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Dan kau... kau hanya akan menjadi bagian dari cerita lama yang terlupakan jika tidak bergabung dengan kami."Zhen menggertakkan giginya, merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kebencian, ketakutan, dan keteguhan hatinya bercampur menjadi satu. Ia tahu, jika ia gagal sekarang, tidak hanya hidupnya yang ak
Zhen berdiri di tengah kekacauan yang baru saja tercipta. Tanah di bawahnya terus mengguncang, seperti sesuatu yang sangat besar dan berbahaya sedang berusaha untuk keluar dari kedalaman bumi. Setiap detik yang berlalu semakin memaksa udara di sekitarnya menjadi semakin tebal, berat dengan energi gelap yang menyusup ke dalam setiap pori tubuhnya.Cahaya gelap yang muncul dari bawah tanah itu menyilaukan, dan Zhen bisa merasakannya—kekuatan itu, sesuatu yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Bahkan inti kekuatan yang baru saja ia raih tidak bisa menandingi ancaman yang sedang terbangun di hadapannya."Apa yang sedang terjadi?" Lin Hai yang sejak tadi berdiri di belakang Zhen, bertanya cemas. Wajahnya tampak pucat, bibirnya gemetar. "Zhen, apa yang kita hadapi kali ini?"Zhen mengerutkan kening, matanya fokus pada retakan tanah yang semakin meluas. "Ini bukan sekadar Sekte Bayangan Darah, Lin Hai. Ini... lebih dari itu. Mereka telah menunggu lama, dan sekarang waktunya telah ti
Zhen berdiri tegak, nafasnya terengah-engah setelah serangan terakhir yang menghabiskan hampir seluruh kekuatannya. Meskipun bayangan raksasa itu telah mundur, suara mengerikan dari sosok yang menyebut dirinya kehampaan masih menggema dalam pikirannya, seperti janji buruk yang belum terwujud. Ia tahu ini baru permulaan dari pertarungan yang lebih besar."Zhen, kita harus pergi sekarang!" Lin Hai berlari mendekat, wajahnya penuh kecemasan. "Kekuatanmu sudah terlalu terkuras. Jika kita tetap di sini, kita akan jadi sasaran yang mudah!"Zhen menggelengkan kepala, matanya tidak terlepas dari tanah yang masih retak di sekitarnya. Meskipun bayangan itu telah pergi, rasa kehadirannya masih terasa, seperti bayangan yang mengintai di setiap sudut."Ini belum berakhir, Lin Hai," kata Zhen pelan, suara tegas namun penuh peringatan. "Kekuatan itu... bukan hanya ancaman untuk kita. Itu akan datang kembali, lebih kuat dari sebelumnya.""Tapi kita tidak tahu kapan, Zhen!" Lin Hai mendesak, terlihat
Ketegangan di udara semakin memuncak. Zhen, Lin Hai, dan Yulan berdiri berdampingan, memandang para sosok gelap yang muncul dari bayangan. Di hadapan mereka, bayangan-bayangan itu perlahan menjelma menjadi makhluk yang sangat menakutkan, dengan kulit hitam pekat dan mata merah menyala. Meskipun tampak seperti manusia, aura yang mereka keluarkan jauh lebih gelap dan asing, seperti kegelapan yang menjalar ke segala penjuru."Jangan biarkan mereka mendekat!" teriak Zhen, suara tegas yang dipenuhi ketegangan. Pedangnya sudah terhunus, siap untuk bertarung.Namun, sebelum mereka sempat bergerak, suara keras yang menggelegar menggema di udara. "Kalian berani menentang kami?" Suara itu datang dari salah satu sosok gelap yang lebih tinggi dari yang lainnya, seorang pria dengan jubah hitam yang mengalir dan aura yang begitu menakutkan.Zhen mengenali sosok itu. "Sekte Bayangan Darah," gumamnya. "Mereka benar-benar datang."Pria itu tertawa rendah, suaranya seperti desisan ular. "Sekte Bayangan
Dengan suara gemuruh, Zhen mengayunkan pedangnya sekali lagi, menciptakan gelombang energi yang semakin besar, seolah berusaha menembus kegelapan yang mengancam mereka. Setiap serangan terasa seperti pertarungan antara cahaya dan bayangan, namun kali ini, Zhen merasakan ada yang berbeda. Kekuatan yang ia lepaskan tidak hanya fisik, melainkan juga didorong oleh tekad yang semakin membara dalam dirinya."Sekarang!" teriak Zhen kepada Lin Hai dan Yulan.Lin Hai menyahut, dengan napas terengah-engah. "Kita tidak bisa menyerah sekarang!"Yulan mengangguk, matanya tajam mengamati situasi. "Kekuatan mereka bukan hanya fisik, tapi mental. Kita harus fokus untuk menjaga pikiran tetap kuat."Dengan isyarat dari Zhen, mereka bertiga bergerak bersamaan. Zhen menyerang dengan lebih cepat, pedangnya menyambar bayangan yang mendekat dengan kekuatan yang semakin terfokus. Lin Hai tidak kalah sigap, tubuhnya bergerak dengan kelincahan yang hampir tak terdeteksi, menyerang dengan serangan presisi yang
Kegelapan itu kembali merambat, mencoba menyelimuti mereka. Namun, Zhen bisa merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Sebuah energi yang lebih kuat, lebih dalam, terhubung dengan inti dirinya, seolah dunia ini memberikan sebuah kekuatan baru. Pandangannya semakin tajam, matanya penuh api yang tak bisa dipadamkan."Zhen!" teriak Lin Hai, yang juga tidak tinggal diam, terus berusaha menahan serangan bayangan yang mendekat."Ayo, Zhen! Ini saatnya!" Yulan menambahkan, suaranya tegas dan penuh keyakinan.Pemimpin Sekte Bayangan Darah itu tertawa, suara tawanya menggema di udara. "Kalian benar-benar berpikir kalian bisa mengalahkan kami? Kegelapan ini adalah bagian dari alam semesta. Kalian tidak bisa mengubah takdir!"Zhen menggenggam pedangnya lebih erat. "Takdir tidak ada jika kita memilih untuk melawan!"Dengan sebuah teriakan, Zhen melesat maju, tubuhnya dipenuhi energi yang hampir meluap. Pedangnya berpendar dengan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya, menciptakan gelombang
Langkah Zhen terasa semakin berat seiring berjalannya waktu, meski semangatnya tidak pernah padam. Kegelapan yang baru saja mereka hadapi adalah sebuah ancaman yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Sekte Bayangan Darah hanyalah permulaan dari sebuah kekuatan gelap yang telah lama tersembunyi, menunggu waktu yang tepat untuk muncul kembali.Langit sore itu tampak merah keemasan, namun bagi Zhen, perasaan yang mengendap di hatinya lebih kelam daripada apapun yang bisa terlihat di luar sana. Setiap langkahnya membawa lebih banyak beban, meskipun dia tahu, ini adalah perjalanan yang harus dijalani. Di sampingnya, Lin Hai dan Yulan juga tidak tampak lebih ringan. Meskipun kemenangan itu terasa manis, rasa cemas tentang apa yang mungkin akan datang selanjutnya tidak bisa mereka hindari."Zhen," suara Yulan tiba-tiba memecah keheningan, "kita harus mempersiapkan diri. Aku merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ini lebih dari sekadar pertarungan fisik yang kita hadapi. Kekuatan gelap
Taman Kegelapan tidak seperti tempat lainnya yang pernah dilihat Zhen. Suasana di dalam gua semakin berat, dan udara di sekitar mereka terasa semakin tebal seolah bisa dipotong dengan pedang. Langit di luar seolah menghilang, digantikan oleh langit hitam pekat yang tidak bisa ditembus oleh cahaya. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan ketegangan, seakan-akan tanah itu sendiri sedang mengawasi mereka.Pria tua yang membawa mereka tampak tak terganggu dengan keadaan ini. Di setiap langkahnya, aura ketenangan mengalir, seakan tempat ini adalah rumah baginya. Zhen, di sisi lain, merasa ketegangan itu semakin mencekik, tetapi tekadnya untuk melangkah lebih jauh lebih kuat daripada rasa takut yang perlahan merayap ke dalam hatinya."Jangan pernah ragu," suara pria itu bergema di telinga Zhen. "Kepercayaan pada diri sendiri adalah kunci utama untuk membuka jalan ini."Zhen mengangguk, mencoba untuk menenangkan dirinya. Di sampingnya, Lin Hai dan Yulan tampak sama seriusnya. Mereka tahu bahwa
Suasana setelah kepergian Huoyun Zhe begitu mencekam. Xu Tianyuan dan Bai Wushang, yang sebelumnya hampir saling membunuh, kini berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.Zhen menatap ke arah langit yang perlahan kembali tenang. Peringatan Huoyun Zhe tentang Sekte Langit Hitam bukan sekadar ancaman biasa. Jika benar mereka telah kembali, maka seluruh dunia kultivasi akan terguncang.Guo Lian melangkah mendekati Zhen, suaranya dipenuhi kewaspadaan.> Guo Lian: "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Jika Sekte Langit Hitam benar-benar bangkit, maka kita harus segera mengambil tindakan."Zhen menatap ke kejauhan sebelum menjawab.> Zhen: "Aku akan melanjutkan pelatihanku. Jika ingin menghadapi mereka, aku harus menjadi lebih kuat, baik dalam kultivasi maupun dalam penyulingan pil."Jiang Hao yang sejak tadi diam kini berbicara.> Jiang Hao: "Dan ke mana kau akan pergi? Tidak mudah menemukan tempat yang aman untuk berlatih dalam situasi seperti ini."Zhen terdiam
Xu Tianyuan mengangkat tombaknya, dan semburan energi emas menyebar dari ujung senjatanya. Bai Wushang, dengan tatapan tajamnya, melayang di udara, mengumpulkan energi angin yang berputar ganas di sekelilingnya. Kekuatan kedua kultivator puncak itu begitu besar hingga tanah di sekitar mereka mulai hancur, dan langit berubah menjadi ungu kehitaman, dipenuhi riak-riak energi yang mengancam menelan semua yang ada di bawahnya.Zhen berdiri di kejauhan bersama Guo Lian dan Jiang Hao, berusaha menjaga keseimbangan saat gelombang kejut dari pertempuran terus mengguncang area itu.> Guo Lian: "Kita harus segera meninggalkan tempat ini! Jika pertarungan mereka mencapai puncaknya, kita bisa tersapu dalam kehancuran!"> Jiang Hao (mengerutkan kening): "Tapi kalau kita pergi sekarang, kita tidak akan bisa melihat hasil pertarungan ini. Siapapun yang menang akan menentukan keseimbangan kekuatan di Langit Ketiga!"Zhen tidak mengatakan apa-apa, matanya terpaku pada pertempuran yang terjadi. Dia bis
Dua hari setelah keputusan Zhen untuk mengikuti Turnamen Alkimia Langit Ketiga, ia sudah mulai berlatih dengan intens. Guo Lian membawanya ke sebuah lembah terpencil yang penuh dengan energi api, tempat yang sempurna untuk seorang alkemis berkembang.> Guo Lian: "Di tempat ini, banyak alkemis muda yang gagal karena terlalu gegabah. Alkimia bukan sekadar tentang kekuatan, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang harmoni antara energi, bahan, dan niatmu."Zhen mengangguk, memandangi deretan tungku raksasa yang berdiri di antara batuan berwarna merah menyala.> Zhen: "Apa yang pertama harus kupelajari?"Jiang Hao, yang berdiri di sampingnya, melemparkan kantung kecil berisi serbuk herbal ke arah Zhen.> Jiang Hao: "Dasar dari alkimia bukan hanya memahami api, tetapi juga mengenal setiap bahan yang kau gunakan. Kau harus tahu bagaimana setiap ramuan bereaksi ketika bercampur, mana yang bisa meningkatkan efek obat dan mana yang bisa menghancurkannya."Zhen membuka kantung itu dan menciu
Rahasia yang Terkubur dalam ApiSaat Api Roh Bumi menyala, tungku raksasa di hadapan Zhen mulai bergetar hebat. Cahaya merah darah terpancar dari dalamnya, menyelimuti seluruh aula dengan aura yang menekan. Para murid Sekte Api Hitam yang mengamati dari kejauhan langsung terdiam, sementara Jiang Hao mengernyit, matanya penuh ketidakpercayaan.> Jiang Hao: "Bagaimana mungkin… Api Roh Bumi bisa menyatu begitu cepat dengan Tungku Api Naga?"Guo Lian juga tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia memang sudah menduga bahwa Zhen memiliki talenta luar biasa, tetapi tidak menyangka bahwa Api Roh Bumi dalam dirinya bisa langsung beresonansi dengan salah satu alat pemurnian pil terkuat di sekte ini.Sementara itu, Zhen mulai merasakan sesuatu yang aneh. Api di tangannya bukan hanya membakar, tetapi juga seperti berbisik kepadanya. Sebuah suara kuno bergema di benaknya.> Suara Misterius: "Pewarisku… akhirnya kau datang. Api ini telah menunggumu selama berabad-abad. Jika kau ingin memahami
Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Setelah kepergian Bai Xuan, Zhen dan Mo Weng tidak bisa berlama-lama beristirahat. Mereka segera melanjutkan perjalanan menuju Sekte Api Hitam, tempat yang dikenal sebagai pusat para alkemis di Langit Ketiga.Saat mereka berjalan di jalur pegunungan yang dipenuhi kabut, Mo Weng menoleh ke arah Zhen.> Mo Weng: "Sekte Malam Abadi… Aku pernah mendengar nama mereka, tapi aku tidak tahu mereka memiliki pengaruh di Langit Ketiga."Zhen mengangguk, masih memikirkan kata-kata Bai Xuan sebelumnya.> Zhen: "Mereka jelas tidak sembarangan. Dia menyebut Api Roh Bumi… seperti sudah tahu tentang kekuatanku. Bagaimana bisa?"Sebelum Mo Weng sempat menjawab, sebuah suara datang dari kejauhan.> ???: "Kalau begitu, mungkin aku bisa menjelaskan."Mereka berdua langsung bersiaga. Dari balik kabut, seorang pria paruh baya dengan jubah merah gelap muncul, membawa tongkat kayu yang dipenuhi ukiran rumit. Matanya tajam, penuh wibawa, tetapi tidak menunjukkan ni
Malam telah menyelimuti langit ketika Zhen dan Mo Weng berkemah di tepi sungai kecil, beberapa kilometer dari reruntuhan. Api unggun berkobar pelan, memancarkan cahaya oranye yang menari-nari di wajah mereka. Suasana tampak tenang, tetapi Zhen tidak bisa menghilangkan rasa waspada di hatinya.> Mo Weng: "Kau belum tidur juga?"Zhen menatap api unggun dengan mata serius.> Zhen: "Ada sesuatu yang mengawasi kita sejak kita meninggalkan reruntuhan. Aku bisa merasakannya."Mo Weng mengangkat alis, lalu menghela napas.> Mo Weng: "Aku juga merasakannya, tapi entah itu sekadar rasa curiga atau memang ada yang mengikuti kita. Kalau benar begitu, siapa pun mereka pasti memiliki alasan sendiri."Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Jika mereka ingin sesuatu dariku, cepat atau lambat mereka akan muncul sendiri. Yang lebih penting, kita harus sampai di Sekte Api Hitam secepat mungkin."Mo Weng tertawa kecil dan menepuk pundaknya.> Mo Weng: "Haha! Aku suka semangatmu, tapi jangan terlalu tegang.
Zhen berdiri di depan patung batu yang kini tak lagi bergerak. Cahaya biru pucat dari simbol kuno di dadanya perlahan meredup, tetapi energi aneh masih terasa di udara.> Zhen (dalam hati): "Apa maksud suara itu? Penerus sejati Api Roh Bumi? Aku bahkan belum memahami sepenuhnya apa kekuatan ini…"Di saat yang sama, Mo Weng menghela napas lega dan menepuk bahunya.> Mo Weng: "Setidaknya kita masih hidup. Tapi aku yakin ini belum selesai. Biasanya, setelah melewati ujian seperti ini, ada sesuatu yang tertinggal."Zhen mengangguk, lalu berjalan mendekati patung itu. Saat dia menyentuh simbol di dadanya, patung itu tiba-tiba retak dan meledak menjadi pecahan kecil. Dari dalamnya, sebuah gulungan kuno melayang keluar, bersinar dengan cahaya merah keemasan.> Murid Paviliun Api Surgawi: "Itu… itu gulungan teknik alkimia!"Zhen meraihnya dan membuka gulungan tersebut. Di dalamnya terdapat tulisan kuno dengan gambar-gambar formasi rumit. Mo Weng meliriknya dan matanya membelalak.> Mo Weng: "
Ling Zhen berdiri dengan tenang di aula utama Paviliun Api Surgawi. Cahaya lentera giok berkelap-kelip, mencerminkan ekspresi tajamnya. Di hadapannya, seorang pria berjubah hitam dengan simbol tengkorak merah di dadanya menatapnya dengan dingin.> Utusan Sekte Roh Gelap: "Ling Zhen, aku akan langsung ke intinya. Kembalikan Api Roh Bumi itu. Itu bukan milikmu."Mo Weng menyeringai dan melangkah maju.> Mo Weng: "Hah? Sejak kapan Api Roh Bumi menjadi milik kalian? Ini diberikan langsung oleh Penguasa Langit Ketiga."> Utusan: "Itu karena Penguasa Langit Ketiga tidak tahu bahwa Api Roh Bumi seharusnya menjadi bagian dari ritual kebangkitan Tuan Sekte kami."Ruangan menjadi sunyi. Para murid Paviliun Api Surgawi mulai berbisik.Zhen tetap diam sejenak, lalu berkata dengan tenang:> Zhen: "Jika Penguasa Langit Ketiga sendiri yang memberikannya padaku, maka itu adalah keputusannya. Sekte Roh Gelap tidak punya hak menuntutnya kembali."Tatapan utusan itu semakin dingin.> Utusan: "Kau tidak
Ling Zhen menatap pria berjubah hitam di hadapannya.> Zhen: "Penguasa Langit Ketiga ingin menemuiku?"Pria itu mengangguk.> Pria Jubah Hitam: "Benar. Dia telah mendengar tentang keahlianmu dalam alkimia dan ingin berbicara langsung denganmu. Undangan ini bukan sesuatu yang bisa ditolak dengan mudah."Mo Weng mengerutkan alisnya, tampak tidak senang.> Mo Weng: "Penguasa Langit Ketiga? Hmph, aku tidak suka cara mereka mencampuri urusan orang lain. Zhen, kau harus berhati-hati. Orang-orang di Istana Surgawi bukanlah orang biasa."Tetua Paviliun Api Surgawi juga tampak terkejut.> Tetua Paviliun: "Undangan dari Istana Surgawi sangat langka. Biasanya, hanya para alkemis atau kultivator berbakat yang mendapat perhatian mereka. Tapi ini… terlalu cepat."Zhen tidak segera menjawab. Ia tahu bahwa setelah kemenangannya dalam duel alkimia, banyak mata akan tertuju padanya. Tapi ia tidak menyangka bahwa perhatian itu akan datang secepat ini.> Zhen (dalam hati): "Apakah ini sebuah kesempatan…