Malam semakin larut, dan langit yang gelap seakan menjadi teman Zhen dalam perjalanan ini. Setelah berdiskusi dengan Ying dan Xian, dia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyelidiki lebih jauh tentang Ling Kai dan Ling Jun. Mereka berdua adalah ancaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Klan mereka mungkin tampak utuh di luar, tetapi Zhen tahu bahwa ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.
Zhen berjalan cepat menuju ruang bawah tanah klan, tempat yang jarang dikunjungi anggota biasa. Hanya orang-orang tertentu yang tahu tentang keberadaan ruang ini, dan Zhen sudah mendengar beberapa desas-desus bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di sana. Ling Kai selalu tampak sangat tertarik dengan tempat itu, dan Zhen merasa bahwa kunci untuk mengungkap misteri klan ini ada di sana. Dengan hati-hati, Zhen mengaktifkan pelindung energi yang tersembunyi di dinding ruangan bawah tanah itu. Sinar biru kemilau menyinari sekitarnya, dan perlahan-lahan pintu rahasia itu terbuka. Sebuah ruang gelap terbentang di hadapannya, dipenuhi dengan rak-rak buku kuno dan simbol-simbol yang belum pernah Zhen lihat sebelumnya. "Ini lebih dari sekadar perpustakaan," gumam Zhen. "Ini tempat yang penuh dengan rahasia." Dia mulai memeriksa buku-buku di rak, mencari petunjuk yang bisa mengarahkannya pada apa yang sedang disembunyikan oleh Ling Kai. Setelah beberapa menit mencari, Zhen akhirnya menemukan sebuah gulungan tua yang tergeletak di atas meja. Tanpa ragu, dia membuka gulungan itu. Hal pertama yang dilihatnya adalah ramalan kuno yang mirip dengan yang dia temukan di ruang Ling Kai. "Pemimpin dengan tujuh elemen, takdir dunia akan tergantung pada keputusan yang dibuat." Zhen merasa tubuhnya kaku. "Ini... ini tentang aku," bisiknya. Apa yang mereka rencanakan dengan kekuatanku? Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong. Zhen buru-buru menyembunyikan gulungan itu, bersembunyi di balik rak. Pintu ruang bawah tanah terbuka, dan Ling Jun muncul, wajahnya cemberut. "Zhen, aku tahu kamu pasti datang ke sini," kata Ling Jun dengan nada penuh sindiran. "Apa, kau mencari rahasia lebih lanjut? Tidak akan ada yang bisa menghalangi kami." Zhen menahan napas, mencoba untuk tidak membuat suara. Dia tahu bahwa jika dia tertangkap, ini akan berakhir buruk bagi dirinya. Ling Jun berjalan menuju meja, matanya langsung tertuju pada gulungan yang hampir saja ditemukan oleh Zhen. "Kurasa sudah saatnya kamu tahu kebenarannya," lanjut Ling Jun, suara nya terdengar dingin. "Klan ini sedang dalam bahaya. Ada lebih banyak yang harus kamu pelajari sebelum semuanya terlambat." Zhen akhirnya keluar dari persembunyiannya, mendekat dengan tenang. "Apa maksudmu dengan 'terlambat'?" Ling Jun tersenyum tipis, namun senyuman itu tidak mengandung kebahagiaan. "Ada lebih banyak di balik kekuatan tujuh elemenmu, Zhen. Ada yang ingin memanfaatkan kekuatan itu, dan kami, klan ini, berhak atas kontrol itu. Bukan kamu." "Jadi, kamu dan Ling Kai... kalian memang merencanakan ini semua," kata Zhen dengan tegas. "Menggunakan aku untuk tujuan kalian sendiri. Apa yang sebenarnya kalian cari?" Ling Jun melangkah mundur sedikit, matanya tetap tajam. "Kekuatan yang lebih besar, Zhen. Kekuasaan atas dunia ini. Kita tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang orang yang terlahir dengan bakat seperti kamu. Kami butuh kontrol." Zhen merasa amarahnya mulai menggelegak. "Kamu tidak akan bisa mengendalikanku, Jun. Aku tidak akan menjadi alat untuk tujuanmu atau Ling Kai." "Begitu ya?" Ling Jun tertawa keras. "Mungkin kita lihat saja seberapa jauh kamu bisa bertahan. Kekuatan seperti milikmu, jika tidak dikendalikan dengan benar, akan membawa kehancuran. Kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi." Tanpa memberikan kesempatan untuk menjawab, Ling Jun pergi, meninggalkan Zhen sendirian di ruang bawah tanah yang gelap itu. Zhen berdiri terpaku di tempatnya, hatinya dipenuhi dengan kebingungan dan amarah. --- Setelah percakapan itu, Zhen merasa beban di pundaknya semakin berat. Tidak hanya dia harus mengatasi ancaman yang datang dari dalam klan, tetapi juga dari dalam dirinya. Kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya semakin sulit untuk dikendalikan, dan ia tahu bahwa ia tidak bisa terus mengabaikan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rahasia dalam dirinya. Esok harinya, Zhen memutuskan untuk pergi menemui Ying dan Xian. Mereka harus tahu apa yang baru saja terjadi dan bersiap menghadapi ancaman yang semakin nyata ini. Dalam perjalanan menuju tempat mereka, Zhen merasakan angin yang semakin kencang, tanda bahwa kekuatan angin dalam dirinya sedang memuncak lagi. "Ying, Xian," kata Zhen saat mereka bertemu, "Ling Jun tahu lebih banyak dari yang dia tunjukkan. Aku yakin dia bekerja sama dengan Ling Kai untuk menguasai klan ini. Mereka berencana untuk menggunakan kekuatanku." "Apa?" Ying terkejut. "Tapi... kenapa kamu? Bukankah mereka harus tahu bahwa kamu tidak bisa diperalat begitu saja?" "Ya, mereka tahu. Itu sebabnya mereka mencoba mengendalikan aku," jawab Zhen, memikirkan percakapan terakhirnya dengan Ling Jun. "Aku harus mencari cara untuk mengatasi ini sebelum semuanya terlambat." Xian mengangguk serius. "Kita harus bekerja sama. Tidak hanya untuk melindungi klan ini, tetapi juga untuk memastikan kekuatanmu tidak jatuh ke tangan yang salah." Zhen menarik napas panjang. "Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan ini, dan apa yang benar-benar terjadi dalam klan ini. Jika Ling Kai dan Ling Jun berencana menggunakan rahasia ini, aku tidak bisa membiarkan mereka menang." --- Malam itu, Zhen kembali ke ruang bawah tanah, lebih hati-hati dari sebelumnya. Kali ini, dia membawa Ying dan Xian bersamanya. Mereka harus bersama-sama mengungkap lebih banyak rahasia yang mungkin tersembunyi di tempat itu. Namun, ketika mereka tiba di ruang itu, mereka menemukan bahwa beberapa rak buku telah berpindah tempat. Seolah-olah ruang itu telah dimanipulasi, seperti ada yang tahu mereka akan datang. "Sepertinya kita terlambat," kata Ying dengan cemas. "Ada yang sedang berusaha menutup jejak mereka." Zhen merasa tubuhnya merinding. Siapa yang bisa melakukannya? Dan mengapa mereka berusaha menyembunyikan semua ini? Tiba-tiba, suara berdesir terdengar dari belakang mereka. Zhen berbalik, hanya untuk melihat Ling Kai berdiri di ambang pintu, matanya penuh dengan kebencian. "Apakah kalian benar-benar ingin tahu apa yang sedang terjadi, Zhen?" tanya Ling Kai dengan senyuman dingin. "Ada hal-hal yang lebih baik kamu tidak tahu."Zhen menatap Ling Kai dengan waspada. Wajah pria itu tampak tenang, tetapi senyuman dingin di bibirnya menunjukkan niat yang jauh lebih gelap. Di belakang Ling Kai, Zhen bisa melihat bayangan bergerak-gerak, tanda bahwa ada lebih banyak orang yang mengawasi mereka."Kau sudah datang jauh-jauh ke sini," kata Ling Kai, suaranya rendah dan penuh perhitungan. "Tapi kau pasti tahu, Zhen. Tidak ada jalan mundur dari sini."Ying dan Xian berdiri di belakang Zhen, siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu, tetapi Zhen menahan mereka dengan gerakan tangan. "Apa yang kau inginkan, Kai? Mengapa kau melakukan ini pada klan kita?"Ling Kai tersenyum lebar, seolah-olah menikmati pertanyaan itu. "Aku tidak melakukan apapun pada klan ini. Aku hanya membangunkan kalian dari mimpi panjang. Klan ini sudah lama tidur, terperangkap dalam rutinitas lama. Kekuatan seperti milikmu, Zhen, harus dikendalikan. Klan ini membutuhkan pemimpin yang lebih kuat, bukan hanya mereka yang terlahir dengan bakat."Zhen me
Zhen berdiri tegak, matanya berkilat tajam. Di sekelilingnya, angin berputar semakin kencang, memekakkan telinga, dan menyebabkan benda-benda di sekitarnya bergoyang. Wushhh! Setiap gerakan yang dia lakukan seakan membawa angin yang menari, seolah-olah alam mendengarkan setiap perintahnya.Ling Kai tidak terpengaruh. Wajahnya tetap tenang, meskipun angin yang dihasilkan Zhen cukup kuat untuk membuat sebagian besar orang terhanyut. “Apa yang kau lakukan, Zhen?” kata Ling Kai, nada suaranya mengandung ejekan. “Kau pikir bisa mengalahkanku hanya dengan angin?”Zhen tidak menghiraukan kata-kata itu. Dia fokus pada satu hal—menembus batas kekuatannya. Dia tahu, dengan kekuatan angin ini, dia hanya bisa berjuang untuk saat ini, tapi itu bukan jawabannya. Aku harus lebih kuat.BOOOMM!Tiba-tiba, seluruh tubuh Zhen terasa bergetar hebat. Ada sesuatu yang mengalir melalui dirinya, seolah ada kekuatan baru yang bangkit dari dalam tubuhnya. Dia merasa energinya meledak ke luar, seiring dengan lo
Zhen berdiri di tepi tebing, memandang cakrawala yang diterangi sinar matahari. Dalam dirinya, energi baru terus berputar, mengalir dengan stabil. Aku sudah melangkah sejauh ini, tapi jalan ke depan masih panjang. Dia mengepalkan tangan, matanya menyiratkan tekad yang tidak tergoyahkan.Namun, jauh di dalam bayang-bayang klan, seseorang memperhatikannya dengan mata penuh kebencian. Ling Kai, yang terluka parah setelah pertarungan, kini berbaring di ruang pemulihan, namun pikirannya terus dipenuhi rencana balas dendam.---Di ruang pelatihan klan, Ying sedang melatih teknik alkeminya. Gadis itu selalu menjadi pendukung Zhen, meskipun kadang ia ragu apakah sahabatnya mampu menanggung semua beban ini. Dengan tangan terampil, dia mencampur bahan-bahan alkimia, mengeluarkan uap kehijauan yang perlahan berubah menjadi cairan pekat.Wushhh!Kekuatan Ying meningkat pesat, namun pikirannya terganggu. “Zhen terlalu keras pada dirinya sendiri,” gumamnya. “Kalau dia terus seperti ini, dia bisa sa
Langit pagi di kediaman klan Ling tampak cerah, tapi suasana di dalam dinding-dindingnya semakin suram. Zhen, Ying, dan Xian duduk di halaman belakang, menikmati sarapan sederhana. Namun, keheningan mereka segera dipecahkan oleh suara langkah-langkah cepat yang datang dari arah aula utama.“Zhen!” seorang murid klan yang lebih muda berlari ke arahnya. Wajahnya penuh kepanikan.“Ada apa?” tanya Zhen, meletakkan cangkir tehnya.“Murid senior Ling Kai menantangmu untuk duel di arena klan. Katanya, jika kau menolak, itu artinya kau mengakui kekalahan dan tidak pantas menjadi murid terkuat generasi ini.”Ying mendengus. “Ling Kai lagi? Dia belum puas setelah kalah kemarin?”Xian menggeleng. “Tentu saja tidak. Ini sudah jelas bukan hanya tentang dia. Ada pihak yang mendorongnya untuk terus menekan Zhen.”Zhen berdiri, matanya dingin. “Baiklah. Kalau dia ingin duel, aku akan datang.”---Di arena utama, kerumunan murid sudah berkumpul. Ling Kai berdiri di tengah arena, tubuhnya tampak lebih
Setelah duel, Zhen kembali ke halaman belakang bersama Ying dan Xian. Namun, pikirannya tetap tidak tenang. Energi gelap yang digunakan Ling Kai tidak bisa diabaikan begitu saja.“Energi itu… aku pernah mendengar sesuatu tentangnya,” gumam Xian sambil menyandarkan tubuh ke kursi.Ying menoleh dengan penasaran. “Dengar dari mana?”Xian menghela napas panjang. “Dari Perpustakaan Kuno klan. Ada catatan tentang energi terlarang yang disebut Energi Kegelapan Abyssal. Konon, energi itu bisa meningkatkan kekuatan pengguna secara drastis, tapi dengan risiko merusak tubuh dan jiwa.”Zhen mengerutkan alis. “Jadi kau pikir Ling Kai telah menggunakan Energi Abyssal itu?”Xian mengangguk. “Itu sangat mungkin. Tapi masalahnya, sumber energi itu tidak mudah didapat. Ada seseorang di balik ini yang memberikannya pada Ling Kai.”“Ling Wei,” gumam Zhen dingin. “Dia pasti tahu sesuatu.”“Tetapi, Energi Abyssal punya hubungan dengan alkimia,” lanjut Xian, suaranya lebih rendah. “Salah satu bahan utamanya
Ling Zhen duduk bersila di depan altar, lingkaran formasi masih bersinar samar di bawahnya. Dia merasakan energi mengalir ke tubuhnya, memperkuat kendali atas elemen-elemen yang ia kuasai. Namun, sebuah suara dari dalam altar tiba-tiba bergema, menghentikan konsentrasinya.“Ling Zhen, untuk memahami rahasia alkimia sejati, kau harus menguasai jalur alkemis. Ada sembilan tingkatan yang harus kau lalui, dan setiap tingkatan memiliki empat tahap pendalaman. Setiap langkah adalah ujian atas jiwa, kekuatan, dan pengetahuanmu.”Zhen membuka matanya. “Jelaskan, apa tingkatan-tingkatan itu?”Suara itu melanjutkan, suaranya seperti berbisik langsung ke dalam pikirannya.---Tingkatan Alkimia:1. Tingkatan Pemula:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Fokus pada penguasaan dasar pembuatan pil, seperti campuran herbal sederhana dan formasi dasar elemen.2. Tingkatan Pengrajin:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Alkemis belajar memurnikan energi elemen dan membuat pil tin
Ling Zhen berdiri di altar klan, aliran energi angin mengalir lembut di sekitarnya. Kemenangan atas Ling Kai kemarin tidak memberinya rasa lega. Sebaliknya, ada firasat aneh yang terus menghantuinya. Energi gelap yang digunakan Ling Kai jelas bukan sesuatu yang biasa.Di depan altar itu, Ying dan Xian berdiri berjaga.“Zhen, lo yakin gak mau istirahat dulu? Abis duel kemarin, lo belum tidur nyenyak,” tanya Ying, tangannya memegang sebilah pedang kayu yang ia gunakan untuk latihan.Zhen hanya menggeleng. “Gue gak bisa. Gue harus ngerti apa yang sebenarnya terjadi sama energi Ling Kai kemarin. Kalau gak, kita semua dalam bahaya.”Xian, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara. “Lo mau mulai dari mana? Kita bahkan gak tahu asal energi itu.”Zhen berjalan ke rak kayu di sudut ruangan, mengeluarkan sebuah kitab tua. “Gue punya ide. Mungkin ini semua berhubungan sama sejarah klan kita. Dan mungkin… rahasia itu tersembunyi di jalur alkimia.”---Ketiganya memasuki ruang penyimpanan alkimia kuno
Malam sudah jatuh di kediaman Klan Ling. Zhen duduk di depan meja batu di ruangannya, kitab alkimia terbuka di hadapannya. Pil hijau kecil yang ia buat siang tadi masih bersinar lembut di dalam wadah kaca. Namun, meskipun berhasil menyelesaikan ujian pertama, Zhen tahu bahwa perjalanan ini baru dimulai.Ying mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. “Zhen, lo gak cape? Sejak tadi lo di sini terus. Apa lo pikir tingkatan berikutnya bakal sama gampangnya kayak yang pertama?”Zhen menatap sahabatnya dengan senyum tipis. “Gampang? Gue hampir gagal tadi. Kalau aja serbuk kristal itu gak gue pakai dalam jumlah yang tepat, pilnya bakal meledak. Dan lo tahu kan, tingkat Pemula itu cuma awal.”Ying mendudukkan dirinya di kursi dekat Zhen. “Gue ngerti. Tapi masalahnya bukan cuma alkimia. Energi gelap yang muncul dari Ling Kai itu gak akan nunggu lo jadi alkemis tingkat atas.”Xian muncul di pintu dengan ekspresi serius. “Lo berdua bener. Kita gak punya banyak waktu. Gue baru denger dari
Setelah membersihkan kekuatan asing yang mengancam klan Ling, Zhen merasakan perubahan besar dalam dirinya. Energi dalam tubuhnya terasa semakin murni, semakin stabil, dan kekuatan alkimia serta kultivasi yang telah ia raih memberi keyakinan baru dalam langkahnya. Namun, meskipun ia berhasil membersihkan klannya dari ancaman tersembunyi, Zhen tahu bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan yang lebih panjang. Zhen berdiri di pintu keluar ruang alkimia, menatap langit senja yang merona di luar. Di balik ketenangan itu, masih ada banyak misteri yang menunggu untuk dipecahkan, banyak tantangan yang harus ia hadapi. Dia tahu, untuk membawa klannya menuju kejayaan, dia harus terus berkembang—baik dalam kultivasi maupun alkimia. Dengan keputusan yang bulat, Zhen memutuskan untuk meninggalkan klan, setidaknya untuk sementara waktu. Ia perlu menjelajahi wilayah di luar klan untuk mencari tahu lebih banyak tentang artefak dan peninggalan yang bisa meningkatkan kemampuan alkimia dan kultivasin
Setelah pertemuan yang intens dengan ayahnya dan pengkhianat klan yang berhasil dibersihkan, Zhen merasa ada satu hal yang belum selesai. Meski klan kembali stabil, ia tahu bahwa di balik kekacauan yang ada, ada kekuatan asing yang telah lama mengakar dalam tubuh klan, menjadi sekutu rahasia para pengkhianat. Keberadaan mereka adalah ancaman besar yang harus segera dihapuskan agar klan Ling dapat berdiri kokoh tanpa bayang-bayang kelam dari kekuatan yang merusak. Zhen memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang kekuatan yang terselip dalam tubuh klan. Berkat teknik alkimia dan kultivasi yang semakin maju, Zhen dapat merasakan adanya sisa-sisa energi gelap yang terperangkap dalam beberapa murid klan. Beberapa dari mereka mungkin tidak sadar akan hal itu, namun bagi Zhen yang telah memurnikan banyak hal, dia bisa merasakan getaran energi yang mengarah pada sesuatu yang jahat. Zhen memasuki ruang alkimia pribadi, tempat yang telah menjadi saksi perjalanan panjangnya dalam memurni
Ling Zhen berdiri di tengah aula klan yang sepi, hanya ditemani oleh gemerisik angin yang menerpa jendela besar. Semua pengkhianat yang telah merusak klannya kini telah terungkap. Dengan kekuatan kultivasi yang telah dia capai, Zhen mengatasi mereka satu per satu, tanpa perlawanan berarti. Setiap musuh yang jatuh meninggalkan bayangan kemarahan yang membara dalam dirinya. Namun, saat menghadapi pemimpin pengkhianat, dia berhenti sejenak. "Kalian telah mengkhianati klan ini," Zhen berkata, suaranya bergema. "Namun, kalian akan diberikan kesempatan untuk bertobat." Zhen mengampuni mereka, memberi mereka kesempatan untuk kembali setia, tetapi peringatan keras diberikan: "Jika kalian kembali berkhianat, aku tidak akan segan-segan menghancurkan kalian." Setelah mengatasi para pengkhianat, perhatian Zhen beralih pada ayahnya, Ling Wei. Zhen melangkah mendekat, melihat wajah ayahnya penuh penyesalan. "Ayah... tidak ada yang sempurna di dunia ini," kata Zhen dengan tegas. "Aku memaafkanm
Ling Zhen berdiri tegak di tengah aula utama, matanya penuh tekad dan kemarahan. Begitu serangan angin dan petirnya mengenai Ling Wei, seluruh ruangan terguncang oleh kekuatan yang luar biasa. Ling Wei, yang biasanya tenang dan penuh perhitungan, kali ini tampak terkejut. Kekuatan yang dia hadapi jauh lebih besar dari yang dia duga. Ling Wei memaksa dirinya untuk tetap berdiri, wajahnya memucat, namun masih berusaha mempertahankan kendali. "Kamu... sudah begitu kuat, Zhen," katanya dengan suara serak, jelas terkejut. "Sejak kapan kamu mencapai tingkat seperti ini?" Zhen hanya tersenyum dingin, tidak memberi jawaban. Dengan langkah mantap, dia melangkah maju, seolah-olah dunia di sekelilingnya tidak bisa menghentikan tekad yang sudah mengakar dalam dirinya. Semua mata di aula terfokus pada Zhen, termasuk para tetua klan yang selama ini memandangnya dengan sebelah mata. Mereka tak bisa menutupi keterkejutan mereka saat melihat perubahan besar dalam diri Zhen. "Zhen, jangan biarkan am
Setelah beberapa waktu berkelana dan merenung, Zhen merasa bahwa ada sesuatu yang masih mengganjal dalam dirinya. Masalah yang belum terselesaikan di dalam klannya terus menghantui pikirannya, terutama tentang pengkhianatan yang masih tersembunyi. Klan Ling, yang seharusnya menjadi tempat yang penuh kehormatan, ternyata menyimpan banyak rahasia kelam di balik tembok-tembok kekuatannya. Dengan tekad yang semakin bulat, Zhen memutuskan untuk kembali ke klan. Kali ini, dia bukan hanya datang untuk memperbaiki hubungan dengan keluarganya atau menyelesaikan masalah pribadi, tetapi untuk membersihkan klan dari penghianat-penghianat yang masih bersembunyi di antara mereka. --- Langit mulai gelap saat Zhen kembali memasuki wilayah klan Ling. Pemandangan yang dilihatnya tidak banyak berubah, tetapi rasanya ada sesuatu yang berbeda. Keheningan yang aneh meliputi area itu, seolah-olah klan ini sedang menunggu sesuatu yang buruk terjadi. Zhen mengabaikan perasaan tersebut dan terus melangkah m
Zhen memandang artefak yang diberikan kepadanya, sebuah benda bercahaya yang sepertinya terbuat dari bahan yang tidak dikenal. Peningkatan kekuatan yang diberikan oleh artefak itu jelas terasa, namun Zhen tahu bahwa potensi sejati artefak ini hanya bisa terungkap jika dia memurnikannya terlebih dahulu. Artefak seperti ini, menurut cerita-cerita yang dia dengar, hanya bisa berfungsi sepenuhnya setelah diproses dengan teknik alkimia yang cermat dan mendalam. Dengan hati-hati, Zhen mengeluarkan beberapa bahan alkimia dari dalam tasnya. Bahan-bahan ini sudah dia kumpulkan selama perjalanan, namun dia belum sempat menggunakannya dengan maksimal. Kini, dia tahu bahwa ini adalah saat yang tepat. Mengambil posisi duduk yang tenang di dalam kamarnya, Zhen memulai proses pemurnian artefak itu. Tangannya bergerak lincah, meracik bahan-bahan dengan ketelitian yang luar biasa. Campuran unsur-unsur yang dia pilih adalah yang paling cocok untuk meningkatkan kualitas artefak tersebut. Di sekeliling
Zhen berdiri tegak di tengah cahaya yang menyilaukan, tubuhnya semakin lelah setelah ujian sebelumnya. Namun, ada satu hal yang jelas di benaknya: dia tidak bisa mundur sekarang. Perjalanan ini tidak hanya tentang dirinya, tapi tentang membuktikan kepada dirinya sendiri dan semua orang yang meragukannya. Cahaya itu semakin terang, menyorot sekelilingnya dengan intensitas yang tidak bisa dia hindari. Seperti kilat yang menyambar, cahaya itu menembus tubuhnya, menimbulkan rasa perih yang luar biasa, tapi Zhen menahan rasa sakit itu dengan segenap kekuatannya. Setiap detik rasanya semakin berat, seolah dunia di sekitarnya melawan dirinya. "Tantangan terakhir dimulai," suara pria itu kembali terdengar, kali ini lebih dalam dan penuh penekanan. "Ini bukan hanya ujian tubuhmu, tapi juga tentang keputusan yang akan kau ambil. Kekuatan sejati berasal dari pilihan-pilihan yang kau buat. Apakah kau siap menghadapi konsekuensinya?" Zhen menelan ludah. Apa yang dimaksud dengan pilihan? Apaka
Pria itu tersenyum tipis, seolah tahu bahwa Zhen sudah siap untuk tantangan yang lebih berat. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan," katanya, suaranya dalam dan penuh misteri. "Tapi ingat, ini bukan sekedar pertempuran fisik. Ujian ini akan menguji sejauh mana kemampuanmu dalam mengendalikan kekuatan, keteguhan hatimu, dan kecerdasanmu dalam menghadapi rintangan."Zhen mencoba berdiri, tubuhnya masih terasa kaku dan nyeri akibat pertempuran sebelumnya. Namun, tekadnya menguat, ia berusaha untuk tidak menunjukkan kelemahannya. "Aku siap."Pria itu mengangkat tangannya, dan seketika udara di sekitar mereka berubah. Kegelapan mulai menyelimuti ruangan, dan dari dalam bayangan, muncul berbagai bentuk energi yang memancarkan kekuatan luar biasa. Zhen merasakan sepertinya seluruh ruangan mulai bergetar, energi-energi itu berputar dan saling bertabrakan."Tantangan pertama," suara pria itu terdengar lebih dalam, "adalah mengendalikan energi yang ada di sini. Jika kau gagal, energi ini akan m
Zhen memfokuskan seluruh perhatiannya pada dua penjaga yang menghalangi jalannya. Hatinya berdebar kencang, tetapi ia tahu ia tak bisa mundur. Begitu banyak yang dipertaruhkan—bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk seluruh perjalanan hidupnya, kekuatan yang ingin ia kuasai, dan rahasia yang tersembunyi di dalam artefak tersebut.Kedua penjaga itu bergerak lebih cepat, gerakan mereka seolah tak terlihat, hanya bisa dirasakan lewat getaran udara yang mengikuti setiap serangan. Zhen bergegas menangkis serangan pertama mereka, sebuah gelombang energi yang dipenuhi dengan energi gelap. Ia memanggil angin untuk menghalau gelombang itu, namun ia merasakan bahwa kekuatan lawannya lebih besar dari yang ia duga. Tubuhnya terhuyung mundur beberapa langkah, kesulitan menahan kekuatan tersebut."Jangan terlalu lama bertahan!" pikir Zhen. Ia tahu jika terus bertahan seperti ini, energi tubuhnya akan terkuras habis.Dengan keputusan yang cepat, Zhen mengalihkan strategi. Ia mulai mengendalikan elem