Malam semakin larut, dan langit yang gelap seakan menjadi teman Zhen dalam perjalanan ini. Setelah berdiskusi dengan Ying dan Xian, dia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyelidiki lebih jauh tentang Ling Kai dan Ling Jun. Mereka berdua adalah ancaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Klan mereka mungkin tampak utuh di luar, tetapi Zhen tahu bahwa ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.
Zhen berjalan cepat menuju ruang bawah tanah klan, tempat yang jarang dikunjungi anggota biasa. Hanya orang-orang tertentu yang tahu tentang keberadaan ruang ini, dan Zhen sudah mendengar beberapa desas-desus bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di sana. Ling Kai selalu tampak sangat tertarik dengan tempat itu, dan Zhen merasa bahwa kunci untuk mengungkap misteri klan ini ada di sana. Dengan hati-hati, Zhen mengaktifkan pelindung energi yang tersembunyi di dinding ruangan bawah tanah itu. Sinar biru kemilau menyinari sekitarnya, dan perlahan-lahan pintu rahasia itu terbuka. Sebuah ruang gelap terbentang di hadapannya, dipenuhi dengan rak-rak buku kuno dan simbol-simbol yang belum pernah Zhen lihat sebelumnya. "Ini lebih dari sekadar perpustakaan," gumam Zhen. "Ini tempat yang penuh dengan rahasia." Dia mulai memeriksa buku-buku di rak, mencari petunjuk yang bisa mengarahkannya pada apa yang sedang disembunyikan oleh Ling Kai. Setelah beberapa menit mencari, Zhen akhirnya menemukan sebuah gulungan tua yang tergeletak di atas meja. Tanpa ragu, dia membuka gulungan itu. Hal pertama yang dilihatnya adalah ramalan kuno yang mirip dengan yang dia temukan di ruang Ling Kai. "Pemimpin dengan tujuh elemen, takdir dunia akan tergantung pada keputusan yang dibuat." Zhen merasa tubuhnya kaku. "Ini... ini tentang aku," bisiknya. Apa yang mereka rencanakan dengan kekuatanku? Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong. Zhen buru-buru menyembunyikan gulungan itu, bersembunyi di balik rak. Pintu ruang bawah tanah terbuka, dan Ling Jun muncul, wajahnya cemberut. "Zhen, aku tahu kamu pasti datang ke sini," kata Ling Jun dengan nada penuh sindiran. "Apa, kau mencari rahasia lebih lanjut? Tidak akan ada yang bisa menghalangi kami." Zhen menahan napas, mencoba untuk tidak membuat suara. Dia tahu bahwa jika dia tertangkap, ini akan berakhir buruk bagi dirinya. Ling Jun berjalan menuju meja, matanya langsung tertuju pada gulungan yang hampir saja ditemukan oleh Zhen. "Kurasa sudah saatnya kamu tahu kebenarannya," lanjut Ling Jun, suara nya terdengar dingin. "Klan ini sedang dalam bahaya. Ada lebih banyak yang harus kamu pelajari sebelum semuanya terlambat." Zhen akhirnya keluar dari persembunyiannya, mendekat dengan tenang. "Apa maksudmu dengan 'terlambat'?" Ling Jun tersenyum tipis, namun senyuman itu tidak mengandung kebahagiaan. "Ada lebih banyak di balik kekuatan tujuh elemenmu, Zhen. Ada yang ingin memanfaatkan kekuatan itu, dan kami, klan ini, berhak atas kontrol itu. Bukan kamu." "Jadi, kamu dan Ling Kai... kalian memang merencanakan ini semua," kata Zhen dengan tegas. "Menggunakan aku untuk tujuan kalian sendiri. Apa yang sebenarnya kalian cari?" Ling Jun melangkah mundur sedikit, matanya tetap tajam. "Kekuatan yang lebih besar, Zhen. Kekuasaan atas dunia ini. Kita tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang orang yang terlahir dengan bakat seperti kamu. Kami butuh kontrol." Zhen merasa amarahnya mulai menggelegak. "Kamu tidak akan bisa mengendalikanku, Jun. Aku tidak akan menjadi alat untuk tujuanmu atau Ling Kai." "Begitu ya?" Ling Jun tertawa keras. "Mungkin kita lihat saja seberapa jauh kamu bisa bertahan. Kekuatan seperti milikmu, jika tidak dikendalikan dengan benar, akan membawa kehancuran. Kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi." Tanpa memberikan kesempatan untuk menjawab, Ling Jun pergi, meninggalkan Zhen sendirian di ruang bawah tanah yang gelap itu. Zhen berdiri terpaku di tempatnya, hatinya dipenuhi dengan kebingungan dan amarah. --- Setelah percakapan itu, Zhen merasa beban di pundaknya semakin berat. Tidak hanya dia harus mengatasi ancaman yang datang dari dalam klan, tetapi juga dari dalam dirinya. Kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya semakin sulit untuk dikendalikan, dan ia tahu bahwa ia tidak bisa terus mengabaikan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rahasia dalam dirinya. Esok harinya, Zhen memutuskan untuk pergi menemui Ying dan Xian. Mereka harus tahu apa yang baru saja terjadi dan bersiap menghadapi ancaman yang semakin nyata ini. Dalam perjalanan menuju tempat mereka, Zhen merasakan angin yang semakin kencang, tanda bahwa kekuatan angin dalam dirinya sedang memuncak lagi. "Ying, Xian," kata Zhen saat mereka bertemu, "Ling Jun tahu lebih banyak dari yang dia tunjukkan. Aku yakin dia bekerja sama dengan Ling Kai untuk menguasai klan ini. Mereka berencana untuk menggunakan kekuatanku." "Apa?" Ying terkejut. "Tapi... kenapa kamu? Bukankah mereka harus tahu bahwa kamu tidak bisa diperalat begitu saja?" "Ya, mereka tahu. Itu sebabnya mereka mencoba mengendalikan aku," jawab Zhen, memikirkan percakapan terakhirnya dengan Ling Jun. "Aku harus mencari cara untuk mengatasi ini sebelum semuanya terlambat." Xian mengangguk serius. "Kita harus bekerja sama. Tidak hanya untuk melindungi klan ini, tetapi juga untuk memastikan kekuatanmu tidak jatuh ke tangan yang salah." Zhen menarik napas panjang. "Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan ini, dan apa yang benar-benar terjadi dalam klan ini. Jika Ling Kai dan Ling Jun berencana menggunakan rahasia ini, aku tidak bisa membiarkan mereka menang." --- Malam itu, Zhen kembali ke ruang bawah tanah, lebih hati-hati dari sebelumnya. Kali ini, dia membawa Ying dan Xian bersamanya. Mereka harus bersama-sama mengungkap lebih banyak rahasia yang mungkin tersembunyi di tempat itu. Namun, ketika mereka tiba di ruang itu, mereka menemukan bahwa beberapa rak buku telah berpindah tempat. Seolah-olah ruang itu telah dimanipulasi, seperti ada yang tahu mereka akan datang. "Sepertinya kita terlambat," kata Ying dengan cemas. "Ada yang sedang berusaha menutup jejak mereka." Zhen merasa tubuhnya merinding. Siapa yang bisa melakukannya? Dan mengapa mereka berusaha menyembunyikan semua ini? Tiba-tiba, suara berdesir terdengar dari belakang mereka. Zhen berbalik, hanya untuk melihat Ling Kai berdiri di ambang pintu, matanya penuh dengan kebencian. "Apakah kalian benar-benar ingin tahu apa yang sedang terjadi, Zhen?" tanya Ling Kai dengan senyuman dingin. "Ada hal-hal yang lebih baik kamu tidak tahu."Zhen menatap Ling Kai dengan waspada. Wajah pria itu tampak tenang, tetapi senyuman dingin di bibirnya menunjukkan niat yang jauh lebih gelap. Di belakang Ling Kai, Zhen bisa melihat bayangan bergerak-gerak, tanda bahwa ada lebih banyak orang yang mengawasi mereka."Kau sudah datang jauh-jauh ke sini," kata Ling Kai, suaranya rendah dan penuh perhitungan. "Tapi kau pasti tahu, Zhen. Tidak ada jalan mundur dari sini."Ying dan Xian berdiri di belakang Zhen, siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu, tetapi Zhen menahan mereka dengan gerakan tangan. "Apa yang kau inginkan, Kai? Mengapa kau melakukan ini pada klan kita?"Ling Kai tersenyum lebar, seolah-olah menikmati pertanyaan itu. "Aku tidak melakukan apapun pada klan ini. Aku hanya membangunkan kalian dari mimpi panjang. Klan ini sudah lama tidur, terperangkap dalam rutinitas lama. Kekuatan seperti milikmu, Zhen, harus dikendalikan. Klan ini membutuhkan pemimpin yang lebih kuat, bukan hanya mereka yang terlahir dengan bakat."Zhen me
Zhen berdiri tegak, matanya berkilat tajam. Di sekelilingnya, angin berputar semakin kencang, memekakkan telinga, dan menyebabkan benda-benda di sekitarnya bergoyang. Wushhh! Setiap gerakan yang dia lakukan seakan membawa angin yang menari, seolah-olah alam mendengarkan setiap perintahnya.Ling Kai tidak terpengaruh. Wajahnya tetap tenang, meskipun angin yang dihasilkan Zhen cukup kuat untuk membuat sebagian besar orang terhanyut. “Apa yang kau lakukan, Zhen?” kata Ling Kai, nada suaranya mengandung ejekan. “Kau pikir bisa mengalahkanku hanya dengan angin?”Zhen tidak menghiraukan kata-kata itu. Dia fokus pada satu hal—menembus batas kekuatannya. Dia tahu, dengan kekuatan angin ini, dia hanya bisa berjuang untuk saat ini, tapi itu bukan jawabannya. Aku harus lebih kuat.BOOOMM!Tiba-tiba, seluruh tubuh Zhen terasa bergetar hebat. Ada sesuatu yang mengalir melalui dirinya, seolah ada kekuatan baru yang bangkit dari dalam tubuhnya. Dia merasa energinya meledak ke luar, seiring dengan lo
Zhen berdiri di tepi tebing, memandang cakrawala yang diterangi sinar matahari. Dalam dirinya, energi baru terus berputar, mengalir dengan stabil. Aku sudah melangkah sejauh ini, tapi jalan ke depan masih panjang. Dia mengepalkan tangan, matanya menyiratkan tekad yang tidak tergoyahkan.Namun, jauh di dalam bayang-bayang klan, seseorang memperhatikannya dengan mata penuh kebencian. Ling Kai, yang terluka parah setelah pertarungan, kini berbaring di ruang pemulihan, namun pikirannya terus dipenuhi rencana balas dendam.---Di ruang pelatihan klan, Ying sedang melatih teknik alkeminya. Gadis itu selalu menjadi pendukung Zhen, meskipun kadang ia ragu apakah sahabatnya mampu menanggung semua beban ini. Dengan tangan terampil, dia mencampur bahan-bahan alkimia, mengeluarkan uap kehijauan yang perlahan berubah menjadi cairan pekat.Wushhh!Kekuatan Ying meningkat pesat, namun pikirannya terganggu. “Zhen terlalu keras pada dirinya sendiri,” gumamnya. “Kalau dia terus seperti ini, dia bisa sa
Langit pagi di kediaman klan Ling tampak cerah, tapi suasana di dalam dinding-dindingnya semakin suram. Zhen, Ying, dan Xian duduk di halaman belakang, menikmati sarapan sederhana. Namun, keheningan mereka segera dipecahkan oleh suara langkah-langkah cepat yang datang dari arah aula utama.“Zhen!” seorang murid klan yang lebih muda berlari ke arahnya. Wajahnya penuh kepanikan.“Ada apa?” tanya Zhen, meletakkan cangkir tehnya.“Murid senior Ling Kai menantangmu untuk duel di arena klan. Katanya, jika kau menolak, itu artinya kau mengakui kekalahan dan tidak pantas menjadi murid terkuat generasi ini.”Ying mendengus. “Ling Kai lagi? Dia belum puas setelah kalah kemarin?”Xian menggeleng. “Tentu saja tidak. Ini sudah jelas bukan hanya tentang dia. Ada pihak yang mendorongnya untuk terus menekan Zhen.”Zhen berdiri, matanya dingin. “Baiklah. Kalau dia ingin duel, aku akan datang.”---Di arena utama, kerumunan murid sudah berkumpul. Ling Kai berdiri di tengah arena, tubuhnya tampak lebih
Setelah duel, Zhen kembali ke halaman belakang bersama Ying dan Xian. Namun, pikirannya tetap tidak tenang. Energi gelap yang digunakan Ling Kai tidak bisa diabaikan begitu saja.“Energi itu… aku pernah mendengar sesuatu tentangnya,” gumam Xian sambil menyandarkan tubuh ke kursi.Ying menoleh dengan penasaran. “Dengar dari mana?”Xian menghela napas panjang. “Dari Perpustakaan Kuno klan. Ada catatan tentang energi terlarang yang disebut Energi Kegelapan Abyssal. Konon, energi itu bisa meningkatkan kekuatan pengguna secara drastis, tapi dengan risiko merusak tubuh dan jiwa.”Zhen mengerutkan alis. “Jadi kau pikir Ling Kai telah menggunakan Energi Abyssal itu?”Xian mengangguk. “Itu sangat mungkin. Tapi masalahnya, sumber energi itu tidak mudah didapat. Ada seseorang di balik ini yang memberikannya pada Ling Kai.”“Ling Wei,” gumam Zhen dingin. “Dia pasti tahu sesuatu.”“Tetapi, Energi Abyssal punya hubungan dengan alkimia,” lanjut Xian, suaranya lebih rendah. “Salah satu bahan utamanya
Ling Zhen duduk bersila di depan altar, lingkaran formasi masih bersinar samar di bawahnya. Dia merasakan energi mengalir ke tubuhnya, memperkuat kendali atas elemen-elemen yang ia kuasai. Namun, sebuah suara dari dalam altar tiba-tiba bergema, menghentikan konsentrasinya.“Ling Zhen, untuk memahami rahasia alkimia sejati, kau harus menguasai jalur alkemis. Ada sembilan tingkatan yang harus kau lalui, dan setiap tingkatan memiliki empat tahap pendalaman. Setiap langkah adalah ujian atas jiwa, kekuatan, dan pengetahuanmu.”Zhen membuka matanya. “Jelaskan, apa tingkatan-tingkatan itu?”Suara itu melanjutkan, suaranya seperti berbisik langsung ke dalam pikirannya.---Tingkatan Alkimia:1. Tingkatan Pemula:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Fokus pada penguasaan dasar pembuatan pil, seperti campuran herbal sederhana dan formasi dasar elemen.2. Tingkatan Pengrajin:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Alkemis belajar memurnikan energi elemen dan membuat pil tin
Ling Zhen berdiri di altar klan, aliran energi angin mengalir lembut di sekitarnya. Kemenangan atas Ling Kai kemarin tidak memberinya rasa lega. Sebaliknya, ada firasat aneh yang terus menghantuinya. Energi gelap yang digunakan Ling Kai jelas bukan sesuatu yang biasa. Di depan altar itu, Ying dan Xian berdiri berjaga. “Zhen, kamu yakin tidak istirahat dulu? Habis duel kemarin, kamu belum tidur nyenyak,” tanya Ying, tangannya memegang sebilah pedang kayu yang ia gunakan untuk latihan. Zhen hanya menggeleng. “Aku tidak bisa. Aku harus ngerti apa yang sebenarnya terjadi sama energi Ling Kai kemarin. Kalau tidak, kita semua dalam bahaya.” Xian, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara. “Kamu mau mulai dari mana? Kita bahkan tidak tahu asal energi itu.” Zhen berjalan ke rak kayu di sudut ruangan, mengeluarkan sebuah kitab tua. “Aku punya ide. Mungkin ini semua berhubungan sama sejarah klan kita. Dan mungkin… rahasia itu tersembunyi di jalur alkimia.” --- Ketiganya memasuki ruang
Malam sudah jatuh di kediaman Klan Ling. Zhen duduk di depan meja batu di ruangannya, kitab alkimia terbuka di hadapannya. Pil hijau kecil yang ia buat siang tadi masih bersinar lembut di dalam wadah kaca. Namun, meskipun berhasil menyelesaikan ujian pertama, Zhen tahu bahwa perjalanan ini baru dimulai. Ying mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. “Zhen, kamu tidak lelah? Sejak tadi kamu di terus berasa disini. Apa kamu pikir tingkatan berikutnya akan sama gampangnya seperti yang pertama?” Zhen menatap sahabatnya dengan senyum tipis. “Gampang? Aku hampir gagal tadi. Kalau saja serbuk kristal itu tidak aku pakai dalam jumlah yang tepat, pilnya akan meledak. Dan kamu tahu kan, tingkat Pemula itu hanya awal.” Ying mendudukkan dirinya di kursi dekat Zhen. “Aku mengerti. Tapi masalahnya bukan cuma alkimia. Energi gelap yang muncul dari Ling Kai itu tidak akan menunggu kamu jadi alkemis tingkat atas.” Xian muncul di pintu dengan ekspresi serius. “kalian berdua bener. Kita ti
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,
Kabut masih menggantung tebal di Kota Kabut Hitam saat Zhen dan Wen Ling bersiap untuk berangkat. Mereka berdiri di gerbang kota, memperhatikan jalan berbatu yang mengarah ke Lembah Kegelapan, tempat bahan utama Pil Pemurni Qi bisa ditemukan—Akar Roh Suci.> Wen Ling: "Lembah Kegelapan bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan. Legenda mengatakan bahwa makhluk roh jahat di sana dapat menyerap Qi kita hanya dengan berada di dekatnya."Zhen mengangguk, matanya tetap fokus pada jalan di depan.> Zhen: "Kita tidak punya pilihan lain. Jika wabah ini benar-benar disebabkan oleh kutukan, maka Pil Pemurni Qi adalah satu-satunya harapan mereka."Seorang pria tua berjubah coklat—tabib yang sebelumnya mereka temui—berjalan mendekat, ekspresi wajahnya penuh kekhawatiran.> Tabib: "Kalian akan ke Lembah Kegelapan? Tolong, berhati-hatilah. Tak ada yang pernah kembali dengan selamat dari sana."> Zhen: "Kami akan kembali. Dan kami akan membawa obat untuk kota ini."Dengan itu, mereka berdua memula
Malam di Kota Kabut Hitam terasa lebih suram dari biasanya. Kabut pekat melayang di jalan-jalan sempit, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Zhen berjalan perlahan di antara bangunan-bangunan tua yang tampak suram, pikirannya terus menganalisis rencana ke depan.Kota ini memang dikenal berbahaya, terutama bagi pendatang baru. Namun, bukan tanpa alasan ia memilih tempat ini. Di Kota Kabut Hitam, terdapat banyak informasi tersembunyi, bahan alkemis langka, dan peluang besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.Zhen mempercepat langkahnya menuju salah satu kedai minuman yang cukup terkenal di kalangan petualang dan pemburu hadiah—Paviliun Seribu Bayangan. Tempat ini adalah pusat informasi bagi siapa saja yang ingin mengambil misi atau menemukan sesuatu yang tersembunyi di dunia bawah tanah Langit Ketiga.---Begitu masuk, aroma alkohol bercampur dengan bau asap herbal menyambutnya. Para kultivator duduk di berbagai sudut, berbincang dengan suara rendah. Beberapa dari mereka tamp
Malam itu, langit di Kota Kabut Hitam tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kemenangan mereka di Kuil Langit Gelap, Zhen dan Bai Yue kembali ke penginapan untuk beristirahat. Namun, kata-kata Lang Tian tentang misi sekte tingkat tinggi terus terngiang di kepala Zhen.Di dalam kamar, Zhen duduk bersila dengan mata tertutup, merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Pil Roh Langit yang ia telan sebelumnya telah memberikan efek luar biasa. Tidak hanya menyembuhkan luka-lukanya, tetapi juga semakin menstabilkan Jiwa Baru Lahir di dalam Dantiannya.> Zhen (dalam hati): “Aku semakin dekat dengan Transformasi Kekosongan. Tapi masih ada sesuatu yang kurang… Aku butuh sumber energi yang lebih besar.”Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk pelan.TOK TOK> Bai Yue (dari luar): “Zhen, Lang Tian sudah datang.”Zhen membuka matanya dan bangkit. Ia melangkah keluar dan melihat Lang Tian menunggu di lorong bersama seorang pria tua berjubah hitam.> Lang Tian: “Zhen, ini adalah Penatua Gu, salah satu te
BOOM!Udara di dalam kuil bergetar saat Mo Xian menebaskan tangannya ke arah Zhen. Cakar hitam raksasa yang dipenuhi energi gelap melesat dengan kecepatan luar biasa, menciptakan celah besar di lantai batu kuil!> Zhen: “Cepat sekali!”Zhen melompat ke samping, mengaktifkan Langkah Petir Nirwana untuk menghindari serangan itu. Di saat yang sama, Bai Yue melepaskan Teknik Pedang Es Surgawi, menciptakan tombak es raksasa yang meluncur ke arah Mo Xian!SWOOSH!Namun, Mo Xian hanya mengangkat satu jarinya. Dalam sekejap, tombak es itu menghancur berkeping-keping di udara, seolah tidak lebih dari debu di hadapannya.> Mo Xian (tertawa dingin): “Kalian pikir serangan seperti itu bisa menyakitiku?”Dengan satu gerakan tangan, Mo Xian mengaktifkan Mantra Bayangan Gelap, menciptakan tiga klon hitam dari tubuhnya yang melesat ke arah Zhen dan Bai Yue!> Bai Yue: “Mereka datang dari tiga arah sekaligus!”Zhen segera mengayunkan Pedang Petir Surgawi, melepaskan Gelombang Petir Surgawi yang membel
Zhen dan Bai Yue berjalan melewati lorong panjang yang dipenuhi obor dengan api biru yang berkelap-kelip. Suhu di dalam kuil ini terasa jauh lebih dingin dibandingkan di luar. Dinding-dindingnya dipenuhi ukiran kuno yang menggambarkan sosok-sosok berjubah yang tampak sedang menyuling pil raksasa, sementara di atas mereka, gambar naga besar dengan mata merah menyala mengawasi dari langit.> Bai Yue: "Lihat ukiran ini... mereka seperti alkemis yang sedang melakukan ritual besar."Zhen mengamati dengan seksama. Teks kuno di bawahnya menyebutkan sesuatu tentang Pil Nirwana Kegelapan, sebuah pil yang konon dapat membantu kultivator melampaui batas manusia dan mencapai tingkat kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya.> Zhen (dalam hati): "Pil Nirwana Kegelapan... apakah ini alasan kuil ini ditinggalkan?"Saat mereka terus berjalan, tiba-tiba lantai di bawah mereka bergetar.DUM! DUM! DUM!Dari bayangan, muncul dua patung batu raksasa dengan mata berkilauan merah. Tubuh mereka penuh dengan