Malam semakin larut, dan langit yang gelap seakan menjadi teman Zhen dalam perjalanan ini. Setelah berdiskusi dengan Ying dan Xian, dia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyelidiki lebih jauh tentang Ling Kai dan Ling Jun. Mereka berdua adalah ancaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Klan mereka mungkin tampak utuh di luar, tetapi Zhen tahu bahwa ada sesuatu yang menggerogoti dari dalam.
Zhen berjalan cepat menuju ruang bawah tanah klan, tempat yang jarang dikunjungi anggota biasa. Hanya orang-orang tertentu yang tahu tentang keberadaan ruang ini, dan Zhen sudah mendengar beberapa desas-desus bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di sana. Ling Kai selalu tampak sangat tertarik dengan tempat itu, dan Zhen merasa bahwa kunci untuk mengungkap misteri klan ini ada di sana. Dengan hati-hati, Zhen mengaktifkan pelindung energi yang tersembunyi di dinding ruangan bawah tanah itu. Sinar biru kemilau menyinari sekitarnya, dan perlahan-lahan pintu rahasia itu terbuka. Sebuah ruang gelap terbentang di hadapannya, dipenuhi dengan rak-rak buku kuno dan simbol-simbol yang belum pernah Zhen lihat sebelumnya. "Ini lebih dari sekadar perpustakaan," gumam Zhen. "Ini tempat yang penuh dengan rahasia." Dia mulai memeriksa buku-buku di rak, mencari petunjuk yang bisa mengarahkannya pada apa yang sedang disembunyikan oleh Ling Kai. Setelah beberapa menit mencari, Zhen akhirnya menemukan sebuah gulungan tua yang tergeletak di atas meja. Tanpa ragu, dia membuka gulungan itu. Hal pertama yang dilihatnya adalah ramalan kuno yang mirip dengan yang dia temukan di ruang Ling Kai. "Pemimpin dengan tujuh elemen, takdir dunia akan tergantung pada keputusan yang dibuat." Zhen merasa tubuhnya kaku. "Ini... ini tentang aku," bisiknya. Apa yang mereka rencanakan dengan kekuatanku? Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong. Zhen buru-buru menyembunyikan gulungan itu, bersembunyi di balik rak. Pintu ruang bawah tanah terbuka, dan Ling Jun muncul, wajahnya cemberut. "Zhen, aku tahu kamu pasti datang ke sini," kata Ling Jun dengan nada penuh sindiran. "Apa, kau mencari rahasia lebih lanjut? Tidak akan ada yang bisa menghalangi kami." Zhen menahan napas, mencoba untuk tidak membuat suara. Dia tahu bahwa jika dia tertangkap, ini akan berakhir buruk bagi dirinya. Ling Jun berjalan menuju meja, matanya langsung tertuju pada gulungan yang hampir saja ditemukan oleh Zhen. "Kurasa sudah saatnya kamu tahu kebenarannya," lanjut Ling Jun, suara nya terdengar dingin. "Klan ini sedang dalam bahaya. Ada lebih banyak yang harus kamu pelajari sebelum semuanya terlambat." Zhen akhirnya keluar dari persembunyiannya, mendekat dengan tenang. "Apa maksudmu dengan 'terlambat'?" Ling Jun tersenyum tipis, namun senyuman itu tidak mengandung kebahagiaan. "Ada lebih banyak di balik kekuatan tujuh elemenmu, Zhen. Ada yang ingin memanfaatkan kekuatan itu, dan kami, klan ini, berhak atas kontrol itu. Bukan kamu." "Jadi, kamu dan Ling Kai... kalian memang merencanakan ini semua," kata Zhen dengan tegas. "Menggunakan aku untuk tujuan kalian sendiri. Apa yang sebenarnya kalian cari?" Ling Jun melangkah mundur sedikit, matanya tetap tajam. "Kekuatan yang lebih besar, Zhen. Kekuasaan atas dunia ini. Kita tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang orang yang terlahir dengan bakat seperti kamu. Kami butuh kontrol." Zhen merasa amarahnya mulai menggelegak. "Kamu tidak akan bisa mengendalikanku, Jun. Aku tidak akan menjadi alat untuk tujuanmu atau Ling Kai." "Begitu ya?" Ling Jun tertawa keras. "Mungkin kita lihat saja seberapa jauh kamu bisa bertahan. Kekuatan seperti milikmu, jika tidak dikendalikan dengan benar, akan membawa kehancuran. Kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi." Tanpa memberikan kesempatan untuk menjawab, Ling Jun pergi, meninggalkan Zhen sendirian di ruang bawah tanah yang gelap itu. Zhen berdiri terpaku di tempatnya, hatinya dipenuhi dengan kebingungan dan amarah. --- Setelah percakapan itu, Zhen merasa beban di pundaknya semakin berat. Tidak hanya dia harus mengatasi ancaman yang datang dari dalam klan, tetapi juga dari dalam dirinya. Kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya semakin sulit untuk dikendalikan, dan ia tahu bahwa ia tidak bisa terus mengabaikan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rahasia dalam dirinya. Esok harinya, Zhen memutuskan untuk pergi menemui Ying dan Xian. Mereka harus tahu apa yang baru saja terjadi dan bersiap menghadapi ancaman yang semakin nyata ini. Dalam perjalanan menuju tempat mereka, Zhen merasakan angin yang semakin kencang, tanda bahwa kekuatan angin dalam dirinya sedang memuncak lagi. "Ying, Xian," kata Zhen saat mereka bertemu, "Ling Jun tahu lebih banyak dari yang dia tunjukkan. Aku yakin dia bekerja sama dengan Ling Kai untuk menguasai klan ini. Mereka berencana untuk menggunakan kekuatanku." "Apa?" Ying terkejut. "Tapi... kenapa kamu? Bukankah mereka harus tahu bahwa kamu tidak bisa diperalat begitu saja?" "Ya, mereka tahu. Itu sebabnya mereka mencoba mengendalikan aku," jawab Zhen, memikirkan percakapan terakhirnya dengan Ling Jun. "Aku harus mencari cara untuk mengatasi ini sebelum semuanya terlambat." Xian mengangguk serius. "Kita harus bekerja sama. Tidak hanya untuk melindungi klan ini, tetapi juga untuk memastikan kekuatanmu tidak jatuh ke tangan yang salah." Zhen menarik napas panjang. "Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan ini, dan apa yang benar-benar terjadi dalam klan ini. Jika Ling Kai dan Ling Jun berencana menggunakan rahasia ini, aku tidak bisa membiarkan mereka menang." --- Malam itu, Zhen kembali ke ruang bawah tanah, lebih hati-hati dari sebelumnya. Kali ini, dia membawa Ying dan Xian bersamanya. Mereka harus bersama-sama mengungkap lebih banyak rahasia yang mungkin tersembunyi di tempat itu. Namun, ketika mereka tiba di ruang itu, mereka menemukan bahwa beberapa rak buku telah berpindah tempat. Seolah-olah ruang itu telah dimanipulasi, seperti ada yang tahu mereka akan datang. "Sepertinya kita terlambat," kata Ying dengan cemas. "Ada yang sedang berusaha menutup jejak mereka." Zhen merasa tubuhnya merinding. Siapa yang bisa melakukannya? Dan mengapa mereka berusaha menyembunyikan semua ini? Tiba-tiba, suara berdesir terdengar dari belakang mereka. Zhen berbalik, hanya untuk melihat Ling Kai berdiri di ambang pintu, matanya penuh dengan kebencian. "Apakah kalian benar-benar ingin tahu apa yang sedang terjadi, Zhen?" tanya Ling Kai dengan senyuman dingin. "Ada hal-hal yang lebih baik kamu tidak tahu."Zhen menatap Ling Kai dengan waspada. Wajah pria itu tampak tenang, tetapi senyuman dingin di bibirnya menunjukkan niat yang jauh lebih gelap. Di belakang Ling Kai, Zhen bisa melihat bayangan bergerak-gerak, tanda bahwa ada lebih banyak orang yang mengawasi mereka."Kau sudah datang jauh-jauh ke sini," kata Ling Kai, suaranya rendah dan penuh perhitungan. "Tapi kau pasti tahu, Zhen. Tidak ada jalan mundur dari sini."Ying dan Xian berdiri di belakang Zhen, siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu, tetapi Zhen menahan mereka dengan gerakan tangan. "Apa yang kau inginkan, Kai? Mengapa kau melakukan ini pada klan kita?"Ling Kai tersenyum lebar, seolah-olah menikmati pertanyaan itu. "Aku tidak melakukan apapun pada klan ini. Aku hanya membangunkan kalian dari mimpi panjang. Klan ini sudah lama tidur, terperangkap dalam rutinitas lama. Kekuatan seperti milikmu, Zhen, harus dikendalikan. Klan ini membutuhkan pemimpin yang lebih kuat, bukan hanya mereka yang terlahir dengan bakat."Zhen me
Zhen berdiri tegak, matanya berkilat tajam. Di sekelilingnya, angin berputar semakin kencang, memekakkan telinga, dan menyebabkan benda-benda di sekitarnya bergoyang. Wushhh! Setiap gerakan yang dia lakukan seakan membawa angin yang menari, seolah-olah alam mendengarkan setiap perintahnya.Ling Kai tidak terpengaruh. Wajahnya tetap tenang, meskipun angin yang dihasilkan Zhen cukup kuat untuk membuat sebagian besar orang terhanyut. “Apa yang kau lakukan, Zhen?” kata Ling Kai, nada suaranya mengandung ejekan. “Kau pikir bisa mengalahkanku hanya dengan angin?”Zhen tidak menghiraukan kata-kata itu. Dia fokus pada satu hal—menembus batas kekuatannya. Dia tahu, dengan kekuatan angin ini, dia hanya bisa berjuang untuk saat ini, tapi itu bukan jawabannya. Aku harus lebih kuat.BOOOMM!Tiba-tiba, seluruh tubuh Zhen terasa bergetar hebat. Ada sesuatu yang mengalir melalui dirinya, seolah ada kekuatan baru yang bangkit dari dalam tubuhnya. Dia merasa energinya meledak ke luar, seiring dengan lo
Zhen berdiri di tepi tebing, memandang cakrawala yang diterangi sinar matahari. Dalam dirinya, energi baru terus berputar, mengalir dengan stabil. Aku sudah melangkah sejauh ini, tapi jalan ke depan masih panjang. Dia mengepalkan tangan, matanya menyiratkan tekad yang tidak tergoyahkan.Namun, jauh di dalam bayang-bayang klan, seseorang memperhatikannya dengan mata penuh kebencian. Ling Kai, yang terluka parah setelah pertarungan, kini berbaring di ruang pemulihan, namun pikirannya terus dipenuhi rencana balas dendam.---Di ruang pelatihan klan, Ying sedang melatih teknik alkeminya. Gadis itu selalu menjadi pendukung Zhen, meskipun kadang ia ragu apakah sahabatnya mampu menanggung semua beban ini. Dengan tangan terampil, dia mencampur bahan-bahan alkimia, mengeluarkan uap kehijauan yang perlahan berubah menjadi cairan pekat.Wushhh!Kekuatan Ying meningkat pesat, namun pikirannya terganggu. “Zhen terlalu keras pada dirinya sendiri,” gumamnya. “Kalau dia terus seperti ini, dia bisa sa
Langit pagi di kediaman klan Ling tampak cerah, tapi suasana di dalam dinding-dindingnya semakin suram. Zhen, Ying, dan Xian duduk di halaman belakang, menikmati sarapan sederhana. Namun, keheningan mereka segera dipecahkan oleh suara langkah-langkah cepat yang datang dari arah aula utama.“Zhen!” seorang murid klan yang lebih muda berlari ke arahnya. Wajahnya penuh kepanikan.“Ada apa?” tanya Zhen, meletakkan cangkir tehnya.“Murid senior Ling Kai menantangmu untuk duel di arena klan. Katanya, jika kau menolak, itu artinya kau mengakui kekalahan dan tidak pantas menjadi murid terkuat generasi ini.”Ying mendengus. “Ling Kai lagi? Dia belum puas setelah kalah kemarin?”Xian menggeleng. “Tentu saja tidak. Ini sudah jelas bukan hanya tentang dia. Ada pihak yang mendorongnya untuk terus menekan Zhen.”Zhen berdiri, matanya dingin. “Baiklah. Kalau dia ingin duel, aku akan datang.”---Di arena utama, kerumunan murid sudah berkumpul. Ling Kai berdiri di tengah arena, tubuhnya tampak lebih
Setelah duel, Zhen kembali ke halaman belakang bersama Ying dan Xian. Namun, pikirannya tetap tidak tenang. Energi gelap yang digunakan Ling Kai tidak bisa diabaikan begitu saja.“Energi itu… aku pernah mendengar sesuatu tentangnya,” gumam Xian sambil menyandarkan tubuh ke kursi.Ying menoleh dengan penasaran. “Dengar dari mana?”Xian menghela napas panjang. “Dari Perpustakaan Kuno klan. Ada catatan tentang energi terlarang yang disebut Energi Kegelapan Abyssal. Konon, energi itu bisa meningkatkan kekuatan pengguna secara drastis, tapi dengan risiko merusak tubuh dan jiwa.”Zhen mengerutkan alis. “Jadi kau pikir Ling Kai telah menggunakan Energi Abyssal itu?”Xian mengangguk. “Itu sangat mungkin. Tapi masalahnya, sumber energi itu tidak mudah didapat. Ada seseorang di balik ini yang memberikannya pada Ling Kai.”“Ling Wei,” gumam Zhen dingin. “Dia pasti tahu sesuatu.”“Tetapi, Energi Abyssal punya hubungan dengan alkimia,” lanjut Xian, suaranya lebih rendah. “Salah satu bahan utamanya
Ling Zhen duduk bersila di depan altar, lingkaran formasi masih bersinar samar di bawahnya. Dia merasakan energi mengalir ke tubuhnya, memperkuat kendali atas elemen-elemen yang ia kuasai. Namun, sebuah suara dari dalam altar tiba-tiba bergema, menghentikan konsentrasinya.“Ling Zhen, untuk memahami rahasia alkimia sejati, kau harus menguasai jalur alkemis. Ada sembilan tingkatan yang harus kau lalui, dan setiap tingkatan memiliki empat tahap pendalaman. Setiap langkah adalah ujian atas jiwa, kekuatan, dan pengetahuanmu.”Zhen membuka matanya. “Jelaskan, apa tingkatan-tingkatan itu?”Suara itu melanjutkan, suaranya seperti berbisik langsung ke dalam pikirannya.---Tingkatan Alkimia:1. Tingkatan Pemula:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Fokus pada penguasaan dasar pembuatan pil, seperti campuran herbal sederhana dan formasi dasar elemen.2. Tingkatan Pengrajin:Sub-tingkatan: Awal, Menengah, Lanjut, Sempurna.Alkemis belajar memurnikan energi elemen dan membuat pil tin
Ling Zhen berdiri di altar klan, aliran energi angin mengalir lembut di sekitarnya. Kemenangan atas Ling Kai kemarin tidak memberinya rasa lega. Sebaliknya, ada firasat aneh yang terus menghantuinya. Energi gelap yang digunakan Ling Kai jelas bukan sesuatu yang biasa. Di depan altar itu, Ying dan Xian berdiri berjaga. “Zhen, kamu yakin tidak istirahat dulu? Habis duel kemarin, kamu belum tidur nyenyak,” tanya Ying, tangannya memegang sebilah pedang kayu yang ia gunakan untuk latihan. Zhen hanya menggeleng. “Aku tidak bisa. Aku harus ngerti apa yang sebenarnya terjadi sama energi Ling Kai kemarin. Kalau tidak, kita semua dalam bahaya.” Xian, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara. “Kamu mau mulai dari mana? Kita bahkan tidak tahu asal energi itu.” Zhen berjalan ke rak kayu di sudut ruangan, mengeluarkan sebuah kitab tua. “Aku punya ide. Mungkin ini semua berhubungan sama sejarah klan kita. Dan mungkin… rahasia itu tersembunyi di jalur alkimia.” --- Ketiganya memasuki ruang
Malam sudah jatuh di kediaman Klan Ling. Zhen duduk di depan meja batu di ruangannya, kitab alkimia terbuka di hadapannya. Pil hijau kecil yang ia buat siang tadi masih bersinar lembut di dalam wadah kaca. Namun, meskipun berhasil menyelesaikan ujian pertama, Zhen tahu bahwa perjalanan ini baru dimulai. Ying mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban. “Zhen, kamu tidak lelah? Sejak tadi kamu di terus berasa disini. Apa kamu pikir tingkatan berikutnya akan sama gampangnya seperti yang pertama?” Zhen menatap sahabatnya dengan senyum tipis. “Gampang? Aku hampir gagal tadi. Kalau saja serbuk kristal itu tidak aku pakai dalam jumlah yang tepat, pilnya akan meledak. Dan kamu tahu kan, tingkat Pemula itu hanya awal.” Ying mendudukkan dirinya di kursi dekat Zhen. “Aku mengerti. Tapi masalahnya bukan cuma alkimia. Energi gelap yang muncul dari Ling Kai itu tidak akan menunggu kamu jadi alkemis tingkat atas.” Xian muncul di pintu dengan ekspresi serius. “kalian berdua bener. Kita ti
Malam telah menyelimuti langit ketika Zhen dan Mo Weng berkemah di tepi sungai kecil, beberapa kilometer dari reruntuhan. Api unggun berkobar pelan, memancarkan cahaya oranye yang menari-nari di wajah mereka. Suasana tampak tenang, tetapi Zhen tidak bisa menghilangkan rasa waspada di hatinya.> Mo Weng: "Kau belum tidur juga?"Zhen menatap api unggun dengan mata serius.> Zhen: "Ada sesuatu yang mengawasi kita sejak kita meninggalkan reruntuhan. Aku bisa merasakannya."Mo Weng mengangkat alis, lalu menghela napas.> Mo Weng: "Aku juga merasakannya, tapi entah itu sekadar rasa curiga atau memang ada yang mengikuti kita. Kalau benar begitu, siapa pun mereka pasti memiliki alasan sendiri."Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Jika mereka ingin sesuatu dariku, cepat atau lambat mereka akan muncul sendiri. Yang lebih penting, kita harus sampai di Sekte Api Hitam secepat mungkin."Mo Weng tertawa kecil dan menepuk pundaknya.> Mo Weng: "Haha! Aku suka semangatmu, tapi jangan terlalu tegang.
Zhen berdiri di depan patung batu yang kini tak lagi bergerak. Cahaya biru pucat dari simbol kuno di dadanya perlahan meredup, tetapi energi aneh masih terasa di udara.> Zhen (dalam hati): "Apa maksud suara itu? Penerus sejati Api Roh Bumi? Aku bahkan belum memahami sepenuhnya apa kekuatan ini…"Di saat yang sama, Mo Weng menghela napas lega dan menepuk bahunya.> Mo Weng: "Setidaknya kita masih hidup. Tapi aku yakin ini belum selesai. Biasanya, setelah melewati ujian seperti ini, ada sesuatu yang tertinggal."Zhen mengangguk, lalu berjalan mendekati patung itu. Saat dia menyentuh simbol di dadanya, patung itu tiba-tiba retak dan meledak menjadi pecahan kecil. Dari dalamnya, sebuah gulungan kuno melayang keluar, bersinar dengan cahaya merah keemasan.> Murid Paviliun Api Surgawi: "Itu… itu gulungan teknik alkimia!"Zhen meraihnya dan membuka gulungan tersebut. Di dalamnya terdapat tulisan kuno dengan gambar-gambar formasi rumit. Mo Weng meliriknya dan matanya membelalak.> Mo Weng: "
Ling Zhen berdiri dengan tenang di aula utama Paviliun Api Surgawi. Cahaya lentera giok berkelap-kelip, mencerminkan ekspresi tajamnya. Di hadapannya, seorang pria berjubah hitam dengan simbol tengkorak merah di dadanya menatapnya dengan dingin.> Utusan Sekte Roh Gelap: "Ling Zhen, aku akan langsung ke intinya. Kembalikan Api Roh Bumi itu. Itu bukan milikmu."Mo Weng menyeringai dan melangkah maju.> Mo Weng: "Hah? Sejak kapan Api Roh Bumi menjadi milik kalian? Ini diberikan langsung oleh Penguasa Langit Ketiga."> Utusan: "Itu karena Penguasa Langit Ketiga tidak tahu bahwa Api Roh Bumi seharusnya menjadi bagian dari ritual kebangkitan Tuan Sekte kami."Ruangan menjadi sunyi. Para murid Paviliun Api Surgawi mulai berbisik.Zhen tetap diam sejenak, lalu berkata dengan tenang:> Zhen: "Jika Penguasa Langit Ketiga sendiri yang memberikannya padaku, maka itu adalah keputusannya. Sekte Roh Gelap tidak punya hak menuntutnya kembali."Tatapan utusan itu semakin dingin.> Utusan: "Kau tidak
Ling Zhen menatap pria berjubah hitam di hadapannya.> Zhen: "Penguasa Langit Ketiga ingin menemuiku?"Pria itu mengangguk.> Pria Jubah Hitam: "Benar. Dia telah mendengar tentang keahlianmu dalam alkimia dan ingin berbicara langsung denganmu. Undangan ini bukan sesuatu yang bisa ditolak dengan mudah."Mo Weng mengerutkan alisnya, tampak tidak senang.> Mo Weng: "Penguasa Langit Ketiga? Hmph, aku tidak suka cara mereka mencampuri urusan orang lain. Zhen, kau harus berhati-hati. Orang-orang di Istana Surgawi bukanlah orang biasa."Tetua Paviliun Api Surgawi juga tampak terkejut.> Tetua Paviliun: "Undangan dari Istana Surgawi sangat langka. Biasanya, hanya para alkemis atau kultivator berbakat yang mendapat perhatian mereka. Tapi ini… terlalu cepat."Zhen tidak segera menjawab. Ia tahu bahwa setelah kemenangannya dalam duel alkimia, banyak mata akan tertuju padanya. Tapi ia tidak menyangka bahwa perhatian itu akan datang secepat ini.> Zhen (dalam hati): "Apakah ini sebuah kesempatan…
Tiga hari berlalu dengan cepat. Dalam waktu yang singkat itu, Ling Zhen tidak hanya berlatih menyuling pil dengan Mo Weng, tetapi juga memperdalam pemahamannya tentang interaksi elemen dalam alkimia. Ia menyadari bahwa banyak alkemis hanya mengandalkan teori dan formula, sementara dirinya bisa langsung merasakan hubungan antara elemen dan energi dunia.Di hari yang ditentukan, Zhen dan Mo Weng tiba di Paviliun Api Surgawi, sebuah tempat suci bagi para alkemis di Langit Ketiga. Bangunan itu menjulang tinggi dengan atap merah menyala dan simbol api berlapis emas yang bersinar terang. Begitu mereka memasuki aula utama, suasana penuh dengan suara bisikan dan tatapan tajam dari para alkemis yang berkumpul untuk menyaksikan duel ini.Di tengah aula, Tian Feng sudah berdiri dengan tenang. Di belakangnya, Yan Huo dan beberapa tetua Sekte Seribu Api duduk di kursi kehormatan, memperhatikan dengan mata penuh evaluasi.> Tian Feng: "Kau datang tepat waktu. Aku sudah menunggu."Zhen melangkah maj
Ling Zhen menatap sosok-sosok berjubah yang muncul dari balik pepohonan. Mereka mengenakan jubah berwarna merah tua dengan bordiran api emas, simbol sekte alkimia yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Mo Weng menghela napas, wajahnya berubah serius.> Mo Weng: "Aku seharusnya tahu mereka akan datang. Mereka pasti merasakan energi dari Pil Harmoni Langit yang kau ciptakan."Salah satu pria berjubah merah maju. Dia adalah seorang lelaki tua dengan janggut putih panjang dan mata tajam yang penuh evaluasi.> Pria Tua: "Namaku Yan Huo, tetua dari Sekte Seribu Api. Kami telah mengawasi perkembangan alkimia di Langit Ketiga selama bertahun-tahun, dan baru kali ini kami menemukan seseorang yang bisa menyuling Pil Harmoni Langit dengan kesempurnaan seperti itu."Ling Zhen tetap tenang, meskipun ada sedikit kewaspadaan dalam dirinya.> Yan Huo: "Anak muda, darimana kau belajar teknik alkimia ini?"Mo Weng melangkah ke depan sebelum Zhen sempat menjawab.> Mo Weng: "Yan Huo, aku yang membimbing
Setelah menerima kekuatan dari Inti Kehidupan, Ling Zhen merasakan harmoni yang lebih dalam dengan elemen-elemen di sekitarnya. Namun, dia juga tahu bahwa ujian Langit Ketiga belum selesai.Saat dia meninggalkan altar, hutan emas itu perlahan berubah. Pohon-pohon bergetar, dan udara mulai dipenuhi aroma herbal yang kuat. Zhen menyadari bahwa ini bukan hutan biasa—ini adalah Hutan Roh Alkimia, tempat langka yang hanya muncul bagi mereka yang layak.> Zhen (dalam hati): “Ini… tempat di mana energi alami berkumpul dengan sempurna. Jika aku bisa memahami esensinya, penyulingan pilku bisa mencapai tingkat baru!”Sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, suara berat terdengar dari kejauhan.> ???: “Anak muda, sepertinya kau tertarik dengan alkimia.”Dari balik kabut, seorang pria tua dengan jubah hijau muncul. Dia membawa tongkat kayu dengan simbol alkimia yang bersinar samar.> Zhen: “Siapa kau?”> Pria Tua: “Aku? Aku adalah Penguasa Alkimia Langit Ketiga, Mo Weng. Tempat ini adalah domainku,
Malam setelah ujian alkemis, Ling Zhen duduk bersila di dalam kamarnya di Paviliun Pil Langit. Pil Es Langit yang baru ia buat melayang di telapak tangannya, memancarkan aura dingin yang stabil.> Zhen (dalam hati): Penyulingan pil bukan sekadar tentang bahan dan api, tapi juga tentang memahami keseimbangan antara elemen dan energi kehidupan.*Saat ia mulai menyerap energi dari pil itu, tubuhnya merespons dengan cepat. Meridiannya terbuka lebih lebar, dan pemahamannya tentang elemen es semakin dalam. Namun, di tengah meditasinya, ia merasakan sesuatu yang tidak beres.Suara angin berdesir, dan bayangan samar bergerak di luar jendela.Zhen langsung membuka matanya. Dengan satu gerakan cepat, ia melompat ke luar jendela, langsung menghadang sosok berpakaian hitam yang sedang berusaha kabur.> Zhen: "Siapa kau?"Orang itu tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia melepaskan serangan tajam dengan belati hitam yang memancarkan aura racun.Zhen menghindari serangan itu dan membalas dengan puku
Setelah kejadian di Jurang Es Gelap, Ling Zhen tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di Langit Ketiga. Namun, sebelum dia bisa menyelidikinya lebih jauh, ada satu hal lain yang harus dia lakukan—menaikkan tingkatannya sebagai seorang alkemis.Paviliun Pil Langit adalah pusat utama para alkemis di Langit Ketiga. Hanya mereka yang diakui sebagai alkemis sejati yang bisa menyuling pil tingkat tinggi dan mendapatkan sumber daya langka.> Fei Yun: "Kau yakin ingin mengikuti ujian ini sekarang, Zhen? Kau baru saja mengalami pertempuran berat dengan Mo Bai."> Zhen: "Justru karena itu. Aku perlu meningkatkan kemampuanku, bukan hanya dalam pertempuran, tapi juga dalam menyuling pil."Yan Xue mengangguk setuju.> Yan Xue: "Selain itu, memiliki status alkemis akan membantumu mendapatkan pengaruh lebih besar di Langit Ketiga."Saat mereka tiba di Paviliun Pil Langit, puluhan alkemis muda sudah berkumpul di depan aula utama. Beberapa di antaranya mengen