Danil berusaha menghubungi kakaknya itu berkali-kali tapi tidak terhubung. Membuat Danil kesal sendiri di buatnya. Dia jadi penasaran dari mana kakaknya itu mendapatkan foto-foto Retha.
Danil memperhatikan lagi dengan seksama gambar foto Retha yang sedang tersenyum melayani pelanggan. Tanpa terasa tangannya menyentuh wajah Retha yang sudah dia zoom.
"Kamu cantik sekali sekarang, Yesh. " lirihnya.
"Ah, dari dulu kamu memang cantik. hanya saja aku yang bodoh tidak bisa melihat kecantikan mu itu dan menyia-nyiakan dirimu. " Sesal Danil dengan masih memandang wajah Retha.
"Kamu kerja apa sekarang? apa pekerjaanmu hanya menjadi seorang pelayan rumah makan. Tapi kenapa Tuan Abhi bisa menyukaimu yang hanya pelayan ini. " gerutu Danil yang membayangkan wajah Abhi saat membela Retha beberapa waktu lalu dan mengatakan kalau Retha adalah calon istrinya. Sungguh sangat menyebalkan.
Semalaman Danil tidak bisa tidur, gara-gara memikirkann Retha. Berkali-kali pul
Abhi yang sudan berangkat sejak pagi, tengah melakukan rapat dadakan dengan tim audit di perusahaan. Semua laporan keuangan telah ia serahkan kepada tim, untuk mereka periksa. Abhi kepada timnya itu untuk menyelesaikan masalah ini kurang dari tiga hari. Dia harus mengantongi nama orang-orang yang melakukan korupsi di perusahaan nya. Dan segera mendepak mereka pergi dari perusahaan, agar saat dia bekerja sudah tidak ada lagi tikus nakal yang bermain-main dengannya."Jadi, saya minta kepada kalian semua. Lakukan sebaiknya kurang dari tiga hari.Aku ingin tau siapa saja yang sudah bermain-msin dengan perusahaan papa. Dan ingin menjamu mereka dengan baik di pesta pernikahanku, sebelum aku mendepak mereka. " kata Abhi kepada para tim nya"Baik tuan. " jawab mereka serempak. Lalu mereka pergi meninggalkan ruangan.Kini hanya tinggal Abhi dan Mario yang berada disana."Tuan, apa yang harus saya lakukan? ""Kamu selidiki General Manager. Aku merasa curiga p
"Jadi, Berhati-hatilah Reth. Mungkin nanti atau suatu hari nanti Danil akan mencarimu kemari. " Maya memberikan peringatan kepada Retha agar berhati-hati.Deg...Jantung Retha berdebar kencang. Dia tidak menyangka kalau mantan suaminya akan berani mencarinya walau dia sudah punya istri sendiri. Begitu juga dengan Abhi yang mendengarkan semua percakapan Retha dengan mantan iparnya itu."Reth... Retha... " Maya mencoba menyadarkan Retha dari lamunannya."Ah, iya mbak. Ada apa lagi. ""Tentang, tadi. Aku pinjam uangmu, atau beri aku pekerjaan sepertimu boleh Reth. Demi kelangsungan hidupku dan Arum. Karena kami benar-benar tidak punya uang dan tidak punya tempat yang harus kami tuju.Lagi-lagi Retha berpandangan dengan Jihan, tapi kini Jihan hanya menggedikkan bahunya."Mbak Maya bisanya apa? dari penjaga toko sembako, jaga toko baju atau pelayan rumah makan? ""Terserah, Reth. Aku akan bekerja dengan baik dan tidak akan mengecawa
Di kantor, Abhi yang sejak tadi mendapat telpon dari Jihan pun mulai merasa gelisah dan tak tenang. Rasa khawatir menyapanya, setelah mendengar informasi dari Maya. Ingin rasanya segera mempersunting Retha menjadi istrinya, tapi itu tidak mungkin. Undangan sudah disebar, jika sampai berubah jadwal akan mendatangkan gosip miring tentang hubungan mereka. Jadi, apa yang harus dia lakukan.Abhi segera pulang ke rumahnya, dia ingin berkonsultasi dengan papa dan mamanya mengenai hal ini. Karena Abhi tidak ingin mantan suami Retha mengganggu hidup Retha lagi.Mobil mewah Abhi sudah terparkir rapi di garasinya. Papa dan mamanya merasa aneh, karena tidak biasanya Abhi pulang kerja diwaktu se sore ini. Abhi masuk ke dalam rumahnya dengan wajah di tekuk masam."Kenapa Bhi, pulang-pulang wajahnya masam gitu." Sapa mama Erina ketika melihat Abhi masuk ke dalam rumah. Sedangkan papa nya sedang asik menikmati cemilan sore.Abhi tidak langsung membalas sapaan mamanya tap
Tiga hari telah berlalu, apa yang di khawatirkan Abhi ataupun Retha tidak terjadi. Danil tidak menunjukkan batang hidungnya di rumah Retha ataupun di tempat usaha Retha. Mereka berdua bersyukur karena apa yang ditakutkan tidak terjadi. Tapi Jika setelah ini, Danil ingin mengganggu Retha maka Abhi tidak segan-segan untuk bertindak. Karena Retha sudah menjadi tanggung jawab Abhi setelah ini.Abhi dan timnya juga sudah berhasil mengantongi nama-nama para tikus kantor yang harus dibasmi. Agar tidak terus-terusan menggerogoti perusahan sedikit demi sedikit.Tempat usaha Retha dua hari ini akan tutup, ia meliburkan semua karyawannya. Dan meminta mereka untuk datang di pernikahan Abhi dan Retha di hotel tempat acara pernikahan mereka diadakan.Retha dan keluarganya juga sudah datang ke hotel tempat acara. Mereka datang satu hari sebelum nya untuk persiapan buat besok. Orang tua Retha tidak pernah menduga kalau acara pernikahan anaknya akan semewah ini. Semuanya dipersi
Abhi sebagai mempelai pria sudah bersiap di ball room hotel didampingi papanya pak Pradipta dan beberapa orang saksi di sana yang akan menyaksikan acara sakral akad nikah antara Abhi dan Retha. Ia berhadapan langsung dengan pak Prambudi sebagai wali nikahnya Retha dan dengan penghulu di sampingnya yang sedang sibuk mempersiapkan berkas pernikahan mereka.Tak lama Retha datang dengan di dampingi ibu dan ibu mertuanya serta Jihan dan Vano. Kedua ibu itu mendudukkan Retha di samping Abhi, yang sedang tegang menantikan prosesi yang akan ia jalani. Padahal inini bukan pertama kalinya bagi Abhi. Tapi tetap saja,ketegangan mewarnai wajah Abhi. Wajahnya semakin menegang saat melihat sosok wanita cantik yang sudah beberapa hari ini tidak ia temui. Retha terlihat semakin cantik dan anggun saat memakai riasan di wajahnya dan gaun putih yang sangat indah. Karena selama ini, baik Abhi dan semua orang hanya melihat Retha tampil polos tanpa make up. Kini dihari pernikahan nya, aura kecantik
Tepat pukul tiga, pintu kamar pengantin Retha dan Abhi di ketuk. Dengan malas Abhi membuka matanya dan melepaskan pelukannya dari tubuh Retha. Dia melihat jam di tangannya."Pantas sudah jam tiga. " batinnya.Abhi lalu membangunkan Retha, yang masih terlelap. Mungkin karena terlalu nyaman tidur di dalam dekapan Abhi."Retha, bangun. Sepertinya MUA sudah datang ini sudah jam tiga. " Abhi membangunkan Retha dengan membelai lembut pipinya.Retha menggeliatkan badannya dan mulai membuka mata. Hal pertama kali yang ia lihat adalah, wajah tampan suami barunya."Cepat mandi, aku akan membukakan pintu. "Retha mengangguk, dan tanpa bicara sepatah kata pun dia langsung beranjak ke kamar mandi. Abhi membenarkan pakaiannya yang kusut, lalu ia berjalan menuju pintu membukakan pintu untuk seseorang yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya. Siapa lagi pelakunya kalah bukan sang mama."Retha mana? " tanya mama Erina ketika berada di dalam kamar anak
Di tengah acara resepsi, pembawa acara memberikan sebuah informasi kepada seluruh para tamu undangan yang hadir. Kalau aDan dari mempelai pria akan memberikan hadiah pernikahan untuk sang kakak yang sangat disayanginya itu.Jihan naik ke atas panggung bersama Vano yang selalu mengikutinya. Dan Jihan tidak keberatan akan hal itu. Ia lalu mengambil Mic dari pembawa acara."Untuk mas Abhi, kakakku yang sangat aku cintai dan sayangi. Selamat menempuh hidup baru, dengan seorang wanita yang sudah menjadi pilihanmu. Yang sudah mencairkan hatimu yang beku. Yang sudah mengembalikan nafsu makanmu yang telah lama mati. " Jihan terkekeh geli setelah mengatakan kalimat terakhirnya. Diikuti kekehan dari sang mama dan papa."Kita semua pasti tau, siapapun yang pernah mengajak kakakku menghadiri jamuan makan, pasti tidak akan pernah melihat mas Abhi makan barang sesendokpun. Bukan karena dia tidak mau makan atau karena dia tidak menghargai kalian. Tapi itu semua karena gangguan
"Reth... bolehkah aku...." Kata Abhi dengan ragu, dan menggigit bibir bawahnya.Retha yang mengerti arah pembicaraan Abhi pun mengangguk malu."Sudah sewajarnya aku melayanimu malam ini, mas. " kata Retha dengan tertunduk malu.Abhi mengangkat dagu Retha agar tidak tertunduk dan menatap matanya."Apa kau siap? "Retha mengangguk sebagai jawaban.Abhi menyusuri tiap jengkal wajah Retha. Wajah yang selalu mengganggu pikirannya beberapa waktu terakhir. Mulai dari keningnya, dia menyingkirkan anak rambut yang mengganggu penglihatanya. Sungguh dia tidak menyangka istrinya itu ternyata sangat cantik dengan rambut terurai yang selalu tersembunyi dibalik hijab yang selalu menutup kepalanya."Kamu cantik sekali, sayang. " Abhi tak sungkan lagi memanggil istrinya dengan panggilan sayang. Agar mereka lebih terlihat mesra.Wajah Retha memerah saat mendengar Abhi memanggilnya sayang. Baru kali ini dia mendapat panggilan dan pujian seperti i
Satu minggu telah berlalu sejak kepergian Dila, Agus bahkan sudah mencarinya kemana-mana. Tapi tidak juga ketemu, menyesal, iya. Karena dia tidak bisa menjaga seseorang yang mungkin saja sedang mengandung anaknya. Agus bahkan sudah mencarinya ke rumah orang tua Dila tapi tidak juga ketemu. Ibunya sendiri tidak tau dimana anaknya itu berada.Panggilan telpon masuk membuyarkan lamunan Agus tentang Dila yang sudah menghilang selama beberapa hari. Dia melihat nomor siapa yang sudah menghubungi nya. Dan ternyata yang menghubunginya adalah pihak rumah sakit. Agus langsung mengangkat panggilan telpon itu."Hallo selamat siang. '" Siang Pak, kami dari pihak rumah sakit meminta anda untuk segera ke rumah sakit kami. Untuk mengetahui hasil tes yang anda minta. "Mendengar itu mata agus terbelalak, ia bahkan sudah melupakan tes DNA itu."Baik saya akan segera kesana. ' jawab Agus dengan wajah tegang dan segera menuju rumah sakit.Hari ini dia benar-be
"Dila... " lirih Danil.Dila yang berjalan menunduk tanpa melihat kedepan pun tidak tau kalau ada Danil di depannya.Hingga dia terus berjalan danBruk...Tubuh Dila menabrak tubuh seseorang didepannya."Maaf." ucap Dila, lalu dia mendongakkan kepala dan melihat sosok orang yang ditabraknya. Matanya membulat saat melihat siapa yang sudah dia tabrak."M... mas Danil. Kenapa ada disini? " Dila terkejut dengan adanya Danil di hadapannya."Dila... kamu juga kenapa disini?" tanya Danil pura-pura tidak tau."A.. A.. ku... "Pintu pagar terbuka, dan Abhi keluar."Ada apa Danil? " Abhi memulai sandiwaranya."Tuan Abhi, saya mau menyerahkan berkas ini kepada anda. " ujar Danil dengan menyerahkan sebuah map kepada Abhi."Oh, ya... Terima Danil. Apa kau mau masuk? ""Ti.. tidak usah tuan, saya harus bicara dengan adik saya. "Kening Abhi mengernyit melihat Dila yang tertunduk. "Jadi dia adikmu? "D
Hari ini, Dila kembali menemui Retha di rumahnya. Dia ingin membicarakan masalah tempat tinggalnya. Meski ragu, takut dan malu tapi dia harus melakukannya. Karena bagaimanapun dia membutuhkan tempat tinggal saat ini. Untuknya dan untuk anak didalam kandungnya.Setelah melihat mobil Abhi keluar dari pekarangan rumahnya, Dila segera memanggil Retha yang masih berada di depan rumahnya."Mbak."Retha yang merasa dipanggil pun segera menoleh, dan dilihatnya Dila yang berdiri di depan pagar. Ada rasa iba dihatinya saat melihat keadaan Dila. Andai saja dulu Dila tidak jahat padanya, mungkin saja Retha tidak akan bersikap tega seperti ini."Ada apa? masuklah. " Retha mengatakannya dengan nada dingin. Dia tidak ingin terlalu memberi hati kepada orang-orang yang sudah menyakitinya dulu.Dila masuk dengan wajah tertunduk malu. dan menghampiri Retha. lalu duduk berhadapan dengannya."Ada apa, ?" tanya Retha dengan nada datar."Tentang semalam, ap
"Dila... "Sebuah suara yang sangat Dila kenal itu menyapanya. Dila langsung menoleh ke asal suara."Mbak Maya? " ucap Dila dengan tergagap."Kamu lagi ngapain disini. " tanya Maya yang melihat wajah sendu mantan adik iparnya itu.Dila mencoba tersenyum dengan pVano. "Nggak apa-apa mbak, aku hanya sedang jalan-jalan. " ujar Dila berbohong."Mbak Maya sedang apa di sini? " tanya Dila balik."Aku sedang menemani Arum jalan-jalan dan bermain. " kata Maya sambil menunjuk Arum yang sedang bermain.Dila tersenyum melihat keponakannnya sedang berlarian mengejar gelembung sabun.Tiba-tiba perut Dila berbunyi, dan Tanpa sengaja Maya langsung melihat ke arah perut Dila. Matanya terbelalak saat melihat perut Dila yang membesar."Ya Ampun Dila. Ini Apa? " pekiknya dengan suara lirih."Kamu hamil? " tanya lagi.Dan dijawab Dila dengan anggukan."Apa kamu sudah menikah. " tanya Maya lagi degan berbisik.Dan
Agus berlari mencari Dila, dimana dia di rawat dan mendapat tindakan medis. Hingga seseorang menunjukkan ruang operasi, dan dia segera bergegas kesana. Agus akan merasa bersalah jika sampai teejadi apa-apa pada bayi dalam kandungan Dila. Apalagi jika itu anaknya.Beberapa dokter akan masuk ke ruang operasi bersama dokter yang memeriksa kandungan Dila tadi. Dan dia tampak heran karena ada Agus disana."Dokter, tolong selamatkan Dila dan anaknya. " pinta Agus kepada para dokter."Kami akan berusaha yang terbaik tuan, permisi. " beberapa dokter dan perawat itu segera masuk keruangan operasi dan melakuakan tindakan kepada Dila."Kasihan keadaannya sampai seperti ini. " kata seorang dokter yang menatap kasihan kepada Dila."Dia baru saja periksa di tempatku, dokter. Dan dia tampak bahagia saat mendengar bayinya kembar .Tapi kita bertemu lagi dalam keadaan seperti ini. "Semua orang di sana menghembuskan nafas nya setelah mendengar penuturan salah
"Apa papa dan mama akan tetap sayang sama Vano kalau kalian punya adik bayi? " tanya Vano dengan wajah sendu kepada kedua orang tuanya."Tentu saja sayang, mama akan tetap sayang sama Vano. Vano kan juga anak mama, kenapa Vano tanya seperti itu? ""Nggak apa-apa ma, Vano hanya takut mama sama papa nggak sayang Vano lagi setelah punya adik bayi. "Abhi lalu mengangkat Vano dan mendudukkan dipangkuannya."Apa boleh papa jelasin porsi kasih sayang antara Vano dengan adik bayi? " tanya Abhi hati-hati sebelum bicara. Karena dia tau Vano memiliki sisi sensitif jika membicarakan masalah kasih sayang.Vano mengangguk."Vano... nanti jika perhatian mama kepada adik lebih banyak dibandingkan kepada Vano, Vano tidak boleh merasa kesal atau bilang kalau mama dan papa pilih kasih atau apapun yang Vano pikirkan. ""Kenapa pa? ""Karena adik bayi membutuhkan banyak perhatian dari mama. Adik bayi kan masih kecil, belum bisa apa-apa. Bisanya cu
"Bagaimana keadaan istri saya dokter. " tanya Abhi saat melihat seorang dokter keluar dari ruang tindakan."Maaf tuan, saya tidak bisa memastikan. Tapi jika dilihat dari gejalanya sepertinya istri anda sedang hamil. Sebaiknya anda memeriksakannya langsung ke dokter kandungan untuk memastikan. " dokter memberitahu hasil pemeriksaannya."Apa? Hamil? " Abhi merasakan sangat terkejut mendengar apa yang di katakan dokter barusan.Dokter mengangguk untuk memastikan kabar yang ia sampaikan.Keterkejutan Abhi berubah menjadi senyum bahagia yang terpancar di bibirnya."Dokter apa boleh saya menemui istri saya? ""Silahkan, tuan. Setelah cairan infusnya habis anda bisa membawa istri anda memeriksakan diri ke dokter kandungan. " ujar dokter lali ia pergi meninggalkan Abhi yang akan menemui istrinya.Abhi masuk ke ruangan dengan senyuman penuh dibibirnya. Ia menatap Retha yang masih terbaring dengan penuh haru, Abhi langsung berhambur memeluk ist
Setelah kepergian ketiga orang tidak tau diri itu, Abhi dan semua orang kembali masuk ke dalam rumah. Setelah sebelumnya Danu mengunci pagar. Retha segera ke dapur dan mengambil kan air dingin untuk meredakan amarah suaminya."Minum dulu mas. " Retha menyodorkan minuman itu kepada suaminya."Terima kasih. " Abhi langsung menegak habis minuman yang diberikan istrinya itu."Maafkan aku, aku sangat marah tadi. " ujar Abhi kepada semua orang."Nggak apa-apa mas. Kami mengerti. ""Tentu saja, mas Abhi marah. Kalau rumahnya dibuat seenaknya sendiri sama orang lain, apalagi mereka hanya seorang pembantu yang di tugaskan membantu dan menjaga rumah ini. Eh, malah dibuat kayak rumah sendiri. Emang dasar pembantu nggak ada akhlak. " Jihan masih saja mengomel karena ulah pembantu kakaknya itu."Memangnya sudan berapa lama, mas Abhi nggak mengunjungi rumah ini? " tanya Retha."Ya terakhir kesini, sebelum kenal kamu. Setelah kenal dan deket sama ka
Akhir pekan ini Abhi mengajak keluarga kecilnya untuk pergi ke rumah impianAbhi, termasuk Jihan dan Danu yang ikut serta. Urusan pekerjaan di rumah, Retha serahkan kepada Lusi orang kepercayaannya. Jadi Retha tidak akan di pusingkan dengan pekerjaan jika dia sedang pergi dengan keluarganya.Abhi ingin keluarga kecilnya tau, rumahnya yang dia bangun setahun terakhir ini dan akan menjadi rumah masa depan keluarga mereka kelak. Satu jam perjalanan mereka tempuh, untuk sampai ke rumah impian Abhi. Letaknya memang jauh dari perkotaan karena Abhi menginginkan suasana yang tenang dan nyaman."Nah, Kita sampai. " ucap Abhi saat mobilnya memasuki rumah yang besar dengan halaman yang luas."Waahhhh, gede banget rumahnya pa. " Vano terkagum-kagum melihat penampakan rumah papanya itu.Abhi hanya tersenyum mendengar celetukan Vano. Dia membantu Danu membawa barang bawaan yang mereka bawa. Rencananya mereka akan menginap dua hari disana."Siapa yang jaga rumah d