Share

Bab 3

Author: Nona_Lyanna
last update Last Updated: 2023-06-13 12:49:10

Judul: Aku tak mau bercerai.

Part: 3

***

Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.

Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.

Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.

Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.

Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.

Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.

Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. 

"Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.

Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.

Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja.

"Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyaku penasaran.

"Jangan geer dulu! Saya akan memberikan bayaran yang besar untukmu jika mau berpura-pura menjadi kekasih saya."

Mataku membesar. 

"Apa?"

"Iya, cuma sandiwara. Lagian kalau saya mau, pasti banyak cewek cakep dan seksi yang bersedia menemani saya. Hanya, saya tidak ingin ribet. Biasanya yang cantik sangat bawel."

"Oo ...." Mulutku membuat lingkaran bulat.

"Jadi bersiaplah nanti malam jam delapan!"

Aku mengangguk dengan ragu sembari turun dari mobil karena kami telah sampai.

"Terima kasih," ucapku.

Ruben tak merespon, ia langsung menutup kaca mobilnya dan berlalu.

Ah, dasar. Laki-laki angkuh. 

Saat aku melangkah ke depan pintu, ternyata Ibu dan Adelia sedang berdiri dan menatapku.

"Siapa tadi Kak? Hebat juga Kakak, ya! Lepas dari Mas Farhan yang tampan, dapat gebetan baru yang tak kalah tampan. Kelihatannya kaya pula," sindir Adel.

Aku berdehem pelan, dan berniat melewati keduanya.

Akan tetapi, Ibu menahan pergelangan tanganku. "Tunggu!"

"Apa, Bu. Aku capek, mau istirahat sebentar," ucapku dengan malas.

"Siapa laki-laki tadi?"

Pertanyaan itu lagi yang keluar.

"Dia teman aku, Bu."

"Cuma teman? Bukan pacar?"

"Bukan."

"Kalau begitu dekati! Pastikan dia mau denganmu!"

"Apa, Bu?" 

Ibuku benar-benar kehilangan akal. Aku belum resmi bercerai dengan Mas Farhan, dan aku tak ada niat bercerai.

Dia menjatuhkan talak satu. Artinya aku masih bisa kembali. Tak pernah terniat membuka hati untuk laki-laki lain lagi.

Di hatiku tetap satu, yaitu Mas Farhan.

Lagi pula Ruben tidak mungkin menyukai wanita gendut sepertiku.

"Ibu jangan bicara omong kosong. Aku capek, tolong biarkan aku istirahat."

Aku bergegas masuk ke dalam kamar. Walau Ibu masih berteriak memanggil namaku. Aku tak peduli. Lelah jika harus meladeni sikap Ibu.

-

-

Malam harinya, tepat pukul delapan. Suara klakson mobil membuat semua penghuni rumah keluar.

Aku berlari, sedangkan yang lain sudah lebih dulu ke depan.

Terlihat Adelia mengajak Ruben bicara, bahkan mengajak masuk.

Aku perlambat langkahku hingga duduk di sofa.

"Nak Ruben mau ke mana?" tanya Ibu dengan begitu lembut.

"Ada urusan, Tante. Saya izin mengajak Tika," sahutnya.

"Mas yakin ingin mengajak Kakak saya?" tanya Adel pula.

Aku menoleh sekilas ke arah Ayah. Beliau menunduk tak enak hati. Dengan lembut aku menyentuh punggung tangannya dan tersenyum.

Ayah membalas senyumku dengan sorot mata sedih. Aku mengerti dengan apa yang saat ini Ayah pikirkan.

"Kenapa bertanya begitu?" Ruben menautkan alis.

"Ya, lihat saja! Mas Ruben sangat tampan, sedangkan Kakak saya ...."

Kalimat Adel menggantung sembari melirik ke arahku.

"Tidak masalah, kami hanya ada urusan sebentar. Setelah itu langsung pulang. Oya, kamu cantik, dari penampilanmu terlihat sangat terawat."

Dasar buaya. Bisa-bisanya dia merayu Adikku di depan aku dan orang tuaku.

"Ah, Mas bisa saja. Adel jadi malu."

Ibu dan Adel tersenyum-senyum. Aku hanya menghela napas kasar.

-

-

Kini aku dan Ruben sudah berada di depan rumah besar miliknya.

Bangunan itu bertingkat tiga, tampak begitu mewah dan elegan.

Kakiku bergetar ketika melangkah mendekat ke arah pintu. 

Bel ditekan, tak lama pintu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya. Pasti beliau ini adalah pembantunya.

"Den, silakan masuk! Sudah ditunggu Tuan dan Nyonya," ujarnya.

Ruben mengangguk, dan memberi isyarat padaku untuk mengikutinya.

"Maaf sedikit telat, Mi, Pi."

"Tidak masalah. Duduk!" perintah orang tuanya.

Aku mencoba menetralkan degup jantungku. Keluarga Ruben terlihat sama angkuhnya dengan putranya ini. Aku semakin salah tingkah.

"Mana wanita yang ingin kamu kenalkan pada Mami dan Papi?" tanya Maminya.

Ruben menunjuk ke arahku dan berkata, "Ini, Mi. Namanya Tika Pramita."

"Apa?"

Kedua orang tua Ruben terkejut dengan begitu kompak.

Miris memang nasibku. Karena fisik yang begitu menyedihkan ini membuat semua membuliku.

"Sa--saya ... nama sa--saya Tika, Tante, Om." Aku bicara dengan terbata-bata sambil mengulurkan tangan.

Jika bukan karena uang yang ditawarkan Ruben begitu besar. Aku tidak akan mau menerima sandiwara ini. Namun, apalah daya. Adelia membutuhkan biaya untuk membayar tanggungan kuliahnya.

"Hey, Tika! Panggil saja, saya Tante Ani. Ini suami saya, panggil saja Om Robet."

Aku bergeming, ternyata respon orang tua Ruben diluar dugaanku. Setelah ekspresi kaget yang ia perlihatkan, detik berikutnya mereka malah tersenyum ramah.

Kepalaku benar-benar ingin pecah malam ini.

"Baik, Tante. Tante cantik sekali ketika tersenyum," ucapku jujur.

Tante Ani bahkan sangat langsing dan seksi. Wajahnya juga awet muda. Beliau benar-benar cantik. Jika aku berjalan dengannya, mungkin semua mengira kalau kami adalah teman.

"Terima kasih, sayang. Kamu juga cantik jika ditangani dengan benar," sahutnya.

Aku sontak membuat lengkungan di bibirku. Jujur saja, aku tak menyangka jika mendapat respon semanis ini.

"Jadi Mami dan Papi setuju kan membatalkan rencana perjodohanku dengan Michele?" tanya Ruben.

"Iya. Seperti janji Mami, dan Papi. Ketika kamu membawa pilihanmu, dan kami suka padanya, maka perjodohan dibatalkan."

Apa?

Jadi kedua orang tua Ruben suka padaku?

Ya, Allah ... mimpi apa aku semalam?

Bersambung.

Related chapters

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

    Last Updated : 2023-07-15
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

    Last Updated : 2023-07-20
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

DMCA.com Protection Status