Beranda / Romansa / Aku Tak Mau Bercerai / Bab 7. Resmi bercerai

Share

Bab 7. Resmi bercerai

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-15 23:41:28

Judul: Aku tak mau bercerai.

Part: 7.

Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.

Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku.

"Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.

Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. 

Tit! Tit! 

Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. 

"Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.

Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. 

"Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.

Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. 

Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena sudah menjandakan aku demi seorang wanita sekelas Lia.

"Move on, dong!" cibir Ruben yang membuka suara di tengah perjalanan.

"Kamu tahu apa? Hubunganku dengan Mas Farhan bukan sekedar ikatan pacaran. Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya kehilangan dan dicampakkan seperti ini!" hardikku dengan mata yang terasa panas. Aku menahan sebisa mungkin agar aku tak menangis di hadapan lelaki angkuh ini.

"Justru karena kau yang merasakannya, maka kau harus menjadi wanita yang lebih berkualitas! Apa kau pikir dengan menangisi dan meratapi nasibku, mantan suamimu itu akan kembali? Tidak, bukan? Apa bagimu dia masih pantas untuk kau perjuangkan setelah harga dirimu diinjak-injak olehnya?"

Kata-kata Ruben menghantam jantungku. Aku sadar, semua yang diucapkannya memang benar. Aku tak bisa menahan tangisku kali ini. 

"Tidak masalah, Nona gendut! Kau boleh menangis!" desisnya.

"Kenapa kaum lelaki hanya memandang fisik saja? Dulu ketika aku langsung dan cantik, semua mendekatiku."

"Hem, karena wanita jelek tentunya tak enak dipandang mata. Namun, harus saya akui, kalau kau bukan jelek. Kau hanya gendut dan tak merawat dirimu!"

Tumben dia berkata sedikit manis begitu. 

"Turun!" titahnya pula.

Aku ternganga saat mobilnya berhenti di sebuah salon kecantikan yang ternama di kota. 

"Ngapain ke sini?" tanyaku menatap penuh curiga.

"Saya sudah membayar di salon ini untuk perawatanmu. Kamu bebas mau apa saja di sana. Kabari, jika sudah selesai! Saya akan menjemputmu kembali," paparnya.

Aku terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Ruben yang jutek dan terlihat angkuh, ternyata memiliki sisi baik yang tak terduga. Benar yang dikatakan Mirna.

Aku turun dari mobilnya, dan Ruben segera melaju meninggalkanku.

Ah, tunggu dulu! Bagaimana, jika Ruben hanya mengerjai aku? 

Apa buktinya kalau dia sudah membayar salon ini untuk perawatan diriku?

Tidak! Lebih baik aku segera memesan taksi online dan pulang ke rumah. 

"Mbak Tika Pramita, ya?" tanya seorang wanita yang tiba-tiba mendekatiku.

Aku mengangguk kaku. "I--iya."

"Ayo masuk, Mbak! Pak Ruben meminta kami semua yang ada di sini melayani Mbak Tika dengan baik."

Aku akhirnya tersenyum sumringah. Otakku terlalu payah dalam berprasangka tentang Ruben. 

"Ba--baik. Terima kasih, banyak."

Aku langsung mengekor di belakang pegawai salon kecantikan tersebut.

_

_

Kurang lebih tiga jam aku menghabiskan waktu di sini. Kini, wajahku terlihat bersih dalam sekejap saja. Tidak ada lagi Tika si wajah kusam. Hanya tubuhku yang masih gendut. 

Aku akan lebih serius lagi dalam melakukan proses diet.

"Oya, Mbak ... seminggu sekali Mbak Tika diwajibkan datang ke tempat ini."

"Apa? Seminggu sekali?" 

"Iya. Tempat ini adalah milik Nyonya Ani. Beliau yang memberikan perintah ini."

Aku bergeming. Lagi-lagi Tante Ani dibalik semua ini. Pantas saja Ruben begitu baik. Ternyata semua atas perintah Maminya.

Aku semakin merasa bersalah pada beliau.

Tak lama sebuah jemputan kembali datang. Tentu saja itu Ruben. Padahal aku tidak mengabarinya kalau aku sudah selesai.

"Buruan, Tik! Saya masih punya kerjaan lain, selain ngurusin kamu," ketusnya.

"Ngapain kamu jemput? Aku bisa pulang sendiri kok."

"Ya sudah! Kalau begitu saya tinggal saja!" Ruben menyalakan mesin mobilnya lagi. 

Aku benar-benar dibuat kesal dengan lelaki satu ini.

"Kalau kamu berani ninggalin aku di sini, aku bakal laporin ke Tante Ani!"

"Oh, sudah pandai mengancam sekarang, ya?"

Aku tertawa lepas mendapat kelemahan Ruben. 

Ah, lega sekali rasanya. Entah kapan terakhir aku bisa tertawa seperti ini. Kehancuran rumah tanggaku seolah membuat runtuh segala warna cerah di hidupku.

_

_

Aku dan Ruben sudah sampai di depan halaman rumah kayu milik orang tuaku. Sangat berbeda dengan rumah mewah yang dihuni Ruben. Namun, aku tetap bersyukur. Setidaknya sekarang Ibu sedikit lebih ramah padaku, karena aku memiliki penghasilan tambahan dari kerjasamaku dengan Ruben.

"Mami besok ke luar negeri menyusul Papi. Jadi, kamu kamu izin ke Mirna buat tidak masuk kerja. Karena saya akan menjemputmu pagi-pagi untuk mengantarkan Mami ke bandara," ujarnya sebelum aku melangkah keluar dari dalam mobil.

"Oke. Nanti aku bakal minta izin sama Mirna."

"Hem, ya sudah turun buruan!" usirnya dengan ketus.

Aku cepat-cepat keluar dari mobil mahal lelaki menyebalkan itu.

Seperdetik berikutnya Ruben langsung melaju dan hilang dari pandanganku.

"Tika, masuk! Ibu mau bicara serius sama kamu!" titah Ibu yang muncul dari ambang pintu.

Aku mengangguk setuju dan segera mengikuti langkahnya.

"Mau bicara soal apa, Bu?" tanyaku.

"Ibu perhatikan kedekatan kamu dengan Ruben itu bukanlah sebatas pekerjaan saja. Apa kamu menjalin hubungan dengannya?"

"Mana mungkin, Bu! Aku dan Ruben bagai langit dan bumi. Kami sama sekali tidak memiliki hubungan lebih."

"Bagus kalau begitu, Kak! Biar Adel yang mendekatinya. Adel tentu jauh lebih pantas berdampingan dengan Mas Ruben. Kakak hanya perlu membukakan jalan bagi kami. Gimana?" sambung Adelia yang turut bergabung di tengah percakapanku dengan Ibu.

Aku menelan ludah getir.  Bagaimana bisa aku mendekatkan Adel dengan Ruben? Sedangkan yang Tante Ani tahu, aku ini adalah kekasih Putranya.

"Kamu dengar itu kan, Tik? Ruben harus bisa jadi milik Adelia! Itu tugas kamu! Ibu tidak mau tahu dan tidak mau mendengar kegagalan darimu!" tegas Ibu.

"Ba--baik, Bu. Aku akan coba dekatkan Adel dengan Ruben, tapi hasil akhirnya aku tidak bisa menjanjikan apa pun. Karena aku sendiri tak tahu apakah Ruben sudah memiliki pacar atau belum."

"Tak masalah, Kak! Selama Mas Ruben belum menikah, berarti Adel masih memiliki kesempatan."

"Yang sudah menikah saja masih bisa ditikung. Contohnya kan sudah ada di depan mata," tambah Ibu pula.

Aku menarik napas panjang. Kata-kata Ibu kembali mengungkit luka di hatiku. 

Detik berikutnya aku bergegas berlalu ke dalam kamar.

Bersambung.

Bab terkait

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13

Bab terbaru

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status