Share

Bab 4

Author: Nona_Lyanna
last update Last Updated: 2023-06-13 12:53:13

Judul: Aku tak mau bercerai.

Part: 4

***

Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.

Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.

Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani.

"Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil.

"Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan."

"Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."

Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?

Aku masih belum siap bercerai dengannya.

Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.

Aku sangat mencintainya.

-

-

Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu.

"Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu dengan mata yang berbinar.

"Dipinjemin temanku yang tadi itu, Bu."

"Berarti harus dibayar?" tanya Ibu lagi.

"Iya. Dibayar dengan jasa. Aku bekerja untuknya. Setelah pulang dari butik, aku terikat kontrak kerjasama juga pada Ruben."

"Bagus. Kamu memang harus bekerja keras demi mensejahterakan keluarga ini. Sekarang istirahatlah! Besok Ibu akan membuat sarapan yang enak," ucap Ibu yang masih menghitung jumlah uang itu.

Aku tersenyum sambil berlalu. Ada bahagia di hatiku saat melihat Ibu merasa senang dan bersikap manis padaku.

Ya, walaupun hanya dengan uang aku bisa membuat Ibu menyayangiku. 

Mulai detik ini, aku berjanji akan sukses untuk Ibu dan Ayah, untuk Adelia juga.

Sebagian penghasilanku harus bisa aku sisihkan. Agar suatu hari aku juga bisa membuka usaha sendiri, walau kecil-kecilan.

-

-

Pagi ini semua sarapan tersedia di atas meja. Ada nasi goreng, roti bakar dan yang lain.

Entah kapan Ibu belanja hingga bisa tersedia sepagi ini.

"Adel, ini kamu sarapan dulu sayang!" ujar Ibu.

"Wah, makan enak kita, Bu." Adel pun tampak senang.

Aku duduk di sebelah Ayah. Hanya beliau yang terlihat biasa-biasa saja.

"Nak, bagaimana dengan rumah tanggamu? Apakah tak mungkin lagi bisa diperbaiki?" tanya Ayah dengan lembut.

"Tidak tahu, Yah. Aku sebenarnya masih sangat mengharapkan Mas Farhan. Namun, mau gimana lagi. Mas Farhan tak pernah menghubungiku."

"Sudahlah, Tik! Terima saja takdirmu ini," sambung Ibu.

Aku berdehem sambil memejamkan mata beberapa detik. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

"Buka dong, Kak!" perintah Adel.

Aku mengangguk dan segera menuju ke depan pintu.

"Tika."

Mataku berbinar-binar ketika mendapati Mas Farhan yang datang. Seketika aku ingin memeluknya. Namun, tersadar kalau aku sudah dijatuhkan talak. Maka haram bagiku menyentuhnya kecuali ada kata sepakat untuk rujuk.

"Mas, ayo masuk dulu!" ajakku.

Mas Farhan menurut, ia melangkah ke dalam dan semua keluargaku tercengang melihatnya.

"Nak Farhan. Duduk di sini, Nak!" ujar Ayah.

Aku menahan gejolak hatiku yang ingin bersorak riang. Rinduku pada Mas Farhan sudah menumpuk walau baru berapa hari berpisah.

"Saya tidak ingin berbasa-basi. Kedatangan saya ke sini untuk mengatakan sesuatu," ucap Mas Farhan.

"Katakanlah, Nak!" Ayah masih menanggapi dengan lembut.

"Kemarin Mas melihatmu, Tik. Dan kamu juga melihat Mas, bukan? Ternyata kamu cukup hebat karena telah bisa menggandeng gebetan baru sebelum sah bercerai dengan Mas," paparnya.

"A--aku ... bu--bukan, Mas. Dia cuma ...."

Ucapanku dipotong oleh Ibu. "Bukannya kamu juga sudah memiliki wanita lain, dan lebih memilihnya? Lalu apa masalahnya jika Tika juga melakukan hal yang serupa?"

Aku melihat tangan Mas Farhan mengepal menahan amarahnya. 

"Beda dong, Bu. Saya laki-laki, bebas untuk memiliki berapa wanita pun. Sedangkan Tika? Wanita yang selalu berkata menjunjung tinggi kesetiaan. Nyatanya tak ada beda."

Air mataku jatuh, rasanya sangat sakit mendengar ucapan Mas Farhan.

"Mas salah faham. Dia bukan siapa-siapa. Aku hanya bekerja untuknya," ujarku mencoba membuat keadaan membaik.

"Terserah! Mas sudah tak ingin peduli. Keputusan berpisah denganmu sepertinya memang tepat. Tunggu saja surat gugatan akan segera sampai ke rumah ini. Permisi."

Tubuhku melemah, jika tak ada Ayah yang menguatkan mungkin aku akan pingsan lagi.

"Sabar, Nak! Farhan bukan yang terbaik untukmu. Ayah juga tidak akan menerimanya lagi dengan melihat langsung sikapnya yang seperti ini terhadapmu."

Aku memeluk Ayah. Sedangkan Adel dan Ibu tak peduli. Mereka asik menghabiskan makanan yang tersedia.

Bersambung.

Related chapters

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

    Last Updated : 2023-07-15
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

    Last Updated : 2023-07-20
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

DMCA.com Protection Status