Share

Bab 6

Author: Nona_Lyanna
last update Last Updated: 2023-06-13 14:17:22

Judul: Aku tak mau bercerai.

Part: 6

***

Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.

Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. 

"Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.

Aku mengangguk sambil meraih sapu. 

"Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda."

"Iya, tidak apa-apa."

Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.

Aku mulai menjalani program diet sehat.

"Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula.

"Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja."

"Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda."

"Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."

Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ....

"Mas Farhan," lirihku menatapnya dengan berbinar-binar. "Baru saja aku membicarakanmu, Mas."

"Oya?" sambung Lia yang juga muncul dari belakang Mas Farhan.

Aku menelan ludah dengan getir. Wanita sok seksi itu selalu saja bersama Mas Farhan.

"Mas ke sini cuma mau memberikan ini. Mas tahu kau bekerja di tempat ini. Terimalah! Semakin cepat kita berpisah, maka semakin baik. Mas dan Lia sudah tak sabar untuk tinggal serumah," papar Mas Farhan membuat saluran pernafasanku seolah tersumbat.

Oh, sungguh sesak.

Aku meraih amplop yang ia berikan. Tentu saja aku sudah tahu isinya apa. Ini adalah surat panggilan pertama dari pengadilan agama.

Ya, Mas Farhan benar-benar menceraikan aku. 

Baiklah, kita lihat saja nanti, Mas. Aku pastikan dirimu akan menyesal.

"Jangan pingsan ya, Mbak! Harus kuat menerima takdir, makanya punya tubuh dirawat," cibir Lia.

Mas Farhan seolah mengiyakan dengan seulas senyum yang ia suguhkan.

Seperginya mereka, aku tersungkur lemah di lantai. Untung Mirna selalu ada untuk menguatkan.

"Kamu jangan mau diperlakukan seperti ini terus, Tik. Aku mendukungmu untuk bangkit, dan jadi Tika yang dulu," ujar Mirna.

"Iya, Mir. Aku berjanji akan membalas Lia. Mas Farhan pasti aku dapatkan lagi."

"Hem, balas saja! Tapi tak perlu kembali pada laki-laki seperti itu."

Aku terdiam, Mirna menentang keras aku untuk kembali dengan Mas Farhan. Namun, aku mencintainya.

Saat ini rasanya duniaku sudah gelap. Hidupku tak berarti tanpa dirinya. Ingin aku berteriak melampiaskan kekecewaan atas kenyataan ini.

Suami yang sangat aku sayangi, menceraikan aku dan memilih wanita lain.

Ini sungguh kejam, bukan?

-

-

Pulang dari butik, aku sengaja berjalan kaki. Tak ingin diantarkan Mirna. 

Aku juga tak langsung pulang ke rumah. Aku mengitari taman, sambil berlari kecil untuk berolahraga.

Perutku terasa perih, menahan lapar sungguh membuat aku tersiksa. Sedari pagi aku hanya makan buah dan sayur saja. 

Pokoknya aku tidak boleh gagal untuk menurunkan berat badan.

Dua kali putaran sudah aku mengitari taman. Untuk putaran yang ketiga sepertinya aku tak akan sanggup.

Nafasku sudah terengah-engah. Sejenak aku beristirahat, duduk di kursi kayu yang ada di taman ini.

Siapa sangka laki-laki menyebalkan itu juga ada di sini.

Aku memalingkan wajah, dan berdiri. Maksud hati ingin segera pergi, tapi ....

"Tika, tunggu!" teriak Ruben.

Ah, mau apa lagi dia? Semua kontaknya sudah aku blokir, bahkan aku tak mau berhubungan lagi dengannya. 

"Hey, tunggu! Jangan egois kamu!" 

Sontak aku menoleh ke arahnya dan ia mendekat.

Belum sempat aku bicara, ia terlebih dulu menghardikku! "Tik, kamu tidak lupa kan dengan perjanjian kita? Kamu kira kamu penting, hingga membuat saya harus mencari-cari kamu!"

Mataku membesar, amarahku semakin menumpuk. Ingin rasanya aku menampar laki-laki di hadapanku ini, tapi mana mungkin aku berani.

"Janji apa? Aku tidak memintamu untuk mencariku, justru sebaliknya. Jangan pernah munculkan diri di hadapanku lagi!" bentakku.

Orang-orang yang berada di sekitar taman menatap ke arah kami.

"Mbak, sebaiknya selesaikan urusan percintaan kalian di tempat yang lebih pantas. Di sini terlalu ramai, tidak dewasa jika kalian harus ribut di sini," ujar salah seorang wanita yang usianya kutafsir lebih tua dariku.

Apa? Masalah percintaan?

Ruben dengan sigap menarik tanganku, padahal aku ingin menjelaskan kalau aku dan Ruben bukan sepasang kekasih.

"Ayo masuk mobil" perintah Ruben dengan mencengkram keras pergelangan tanganku.

Sampai di dalam mobil.

"Apa-apaan sih? Aku tidak mau ikut kamu! Kita sudah tak ada urusan!" hardikku.

Ruben tak merespon ucapanku. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Kamu tuli? Atau kamu sudah tak waras? Hentikan laju mobilmu ini! Aku ingin pulang!"

Ruben tetap tak merespon. Aku semakin kesal, hingga aku tak berhenti bicara. Namun, akhirnya kami sampai di sebuah rumah mewah.

Rumah ini aku pernah mendatanginya.

Ya, tentu saja. Karena ini adalah rumah orang tua Ruben.

"Turun! Mami ingin bertemu denganmu," ujar Ruben dengan raut wajah datar.

"Ta--tapi ...."

"Turun, atau mau saya gendong ke dalam?"

Ah, dasar menyebalkan. 

Akhirnya aku turun dari mobil dengan terpaksa. Masa iya aku bertemu keluarga orang kaya dengan penampilan kucel begini. 

Mana tubuhku terasa lengket dengan keringat karena olahraga tadi. 

"Mi, ini dia tersangkanya," ucap Ruben.

Mataku membesar dikatakan 'tersangka'

Apa salahku?

"Ha-ha, kamu Ben. Lihat tu wajah Tika langsung berubah tegang," papar Tante Ani.

"Biarin, Mi. Dia memang sensitif banget. Orang becanda sering dianggap serius," sahut Ruben.

Aku memaksakan senyuman walau aku yakin, ekspresiku tetap tegang.

"Tidak apa-apa. Kamu baru pulang kerja, Nak?" tanya Tante Ani dengan lembut.

"Iya, Tante. Sepetinya saya sedikit bau," ucapku gelisah.

"Kalau begitu kamu mandi dulu! Nanti Tante pinjemin baju. Tante ada baju yang kebesaran di badan, Tante. Kalau kamu yang pakai pasti pas."

Ah, aku tak bisa menolak. Karena memang keringat ini membuat aku tak percaya diri. Namun, ucapan Tante Ani membuat aku semakin sadar diri. 

Berat badanku harus segera diturunkan. Kalau tidak, maka aku akan terus dikatakan gendut. 

-

-

Selesai mandi, aku memakai baju yang disediakan Tante Ani.

Bajunya benar-benar besar. Walau di badanku tetap terasa ketat.

"Sayang, jangan tersinggung, ya! Tante punya skincare lebih. Tante memang sengaja memesan dua paket. Yang satu tentunya untuk Tante, satu lagi untukmu. Kamu pada dasarnya sudah cantik, hanya saja sebagai perempuan kita harus tetap merawat wajah serta tubuh kita. Ini kamu terima, ya."

Tante Ani memberikan sepaket skincare yang ketika aku lihat membuat aku langsung terkejut.

Skincare ini pernah menjadi incaranku, walau tak bisa aku membelinya, karena harganya yang sangat fantastis.

Mataku berbinar-binar, tanganku gemetar menerimanya.

"Terima kasih, Tante. Saya tidak tahu harus dengan apa membalas kebaikan Tante," ucapku tulus.

"Sama-sama sayang. Tante hanya ingin Ruben mendapatkan pasangan yang pas. Dan Tante menyukaimu. Tetaplah bersamanya sampai ke pelaminan. Anak Tante memang suka bertingkah yang membuat kesal, tapi percayalah, Ruben baik dan tidak pernah kasar pada wanita. Kenapa Tante bilang begitu? Karena selama ini Ruben tak pernah menjawab Tante dengan nada bicara yang tinggi," papar Tante Ani.

Aku bergeming. Ada rasa bersalah karena telah membohonginya. Sandiwara ini pasti mengecewakan Tante Ani suatu hari nanti.

Bersambung.

Related chapters

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

    Last Updated : 2023-07-15
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

    Last Updated : 2023-07-20
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 8

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 8.***Pagi sekali jemputan di depan rumahku sudah datang. Dia tentunya si Ruben lelaki paling menyebalkan. "Assalamualaikum," sapanya yang terdengar begitu ramah dan sopan. Pandai sekali dia memanipulasi sikapnya di hadapan keluargaku."Walaikumsalam. Eh, Nak Ruben ... ayo masuk, Nak!" sambut Ibu antusias.Beliau juga sama dengan Ruben. Mahir berpura-pura manis."Terima kasih, Tante.""Wah, ada tamu pagi-pagi," sambung Adelia yang turut mengejar keluar.Kini, kami semua berkumpul di ruang tengah. Aku pun sudah siap, karena aku ingat perintah Ruben kemarin. Aku juga sudah meminta izin libur pada Mirna."Maaf, jika kehadiran saya sepagi ini sangat mengganggu kalian," ucap Ruben."Ah, tidak sama sekali, Nak Ruben! Justru kami senang ada tamu spesial seperti, Nak Ruben.""Tante baik sekali.""Hem, tapi ngomong-ngomong Mas Ruben ada keperluan apa, ya? " tanya Adelia pula."Saya ada urusan dengan Kakakmu. Sebenarnya buru-buru. Jadi, saya tidak bisa ngob

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 7. Resmi bercerai

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 7.Tak terasa waktu cepat berlalu, hari ini adalah keputusan akhir dari sidang perceraianku dengan Mas Farhan.Aku sah menjanda. Air mataku jatuh begitu saja. Namun, kulihat seulas senyum puas terpancar dari wajah Mas Farhan dan juga Lia. Mereka tertawa di atas lukaku."Tik, Minggu depan datang, ya! Resepsi pernikahan kami akan segera dilaksanakan," ujar mantan suamiku itu saat kami berpapasan hendak beranjak dari pengadilan.Aku bergeming. Tak mau aku terpancing dengan kata-katanya yang sengaja ingin memanasi hatiku. Tit! Tit! Suara klakson mobil tiba-tiba mengalihkan perhatianku. "Tik, ayo cepat masuk!" titah Ruben seraya membukakan pintu mobilnya.Seketika mata Mas Farhan membesar. Aku pun melengos mendahuluinya dan segera menuruti perintah Ruben. "Terima kasih," ucapku dengan sengaja mengukir senyum.Dari balik kaca mobil, aku masih bisa menyaksikan mantan suamiku terpaku menatap ke arah kami. Aku bersumpah akan membuatnya menyesal, karena s

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 6

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 6***Pagi harinya, aku berangkat ke butik seperti biasa.Mirna menyambutku dengan wajah tak enak hati. "Tik, udah sarapan?" tanya-nya ragu-ragu.Aku mengangguk sambil meraih sapu. "Udah aku sapu tadi, Tik. Kamu duduk saja dulu! Oya, soal kemarin Ruben minta maaf, katanya cuma bercanda.""Iya, tidak apa-apa."Aku menanggapi acuh tak acuh. Sebenarnya aku masih kesal, dan aku bersungguh-sungguh ingin merubah penampilanku.Aku mulai menjalani program diet sehat."Nanti aku traktir makan deh, biar kamu nggak marah lagi," ujar Mirna pula."Aku tidak marah padamu. Aku cuma kesal, kenapa para laki-laki begitu menyebalkan. Mereka hanya memandang dari fisik saja.""Kamu salah faham, Tik. Ruben sebenarnya baik, dan berbeda.""Ah, sudahlah! Aku malas mendengar nama orang itu. Sekarang aku ingin fokus membuat Mas Farhan kembali."Mirna membuang napas kasar mendengar ucapanku. Tak lama kemudian datang seseorang, dan ternyata ...."Mas Farhan," lirihku menatapny

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 5

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 5***Aku berangkat ke butik dengan perasaan yang gelisah.Mirna selalu mengerti suasana hatiku."Kenapa lagi, Tik?" tanya Mirna."Mas Farhan tadi ke rumah.""Terus?""Dia melihatku semobil dengan Ruben.""Lalu apa lagi? Farhan cemburu?"Aku menggeleng."Dia hanya mencibir, katanya aku sama saja seperti wanita lainnya. Tak setia.""Egois sekali dia! Biarkan ajalah, Tik. Mending kamu beneran sama Ruben. Aku sudah cukup mengenalnya sejak Angga sering bertemu denganku dan mengajak Ruben. Ruben baik, Tik. Aku rasa cocok denganmu.""Ah, kamu ada-ada saja. Ruben sangat tampan dan kaya. Mana mungkin tertarik padaku, dan lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain.""Kamu terlalu bucin pada Farhan, Tik. Buka matamu! Dia sudah menginjak-nginjak harga dirimu."Aku bergeming. Mirna memang berkata benar. Namun, hatiku tetap saja mencintai Mas Farhan.Kenapa?Ditengah percakapanku dengan Mirna, tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk dar

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 4

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 4***Aku pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Diperlakukan baik oleh Tante Ani membuat aku bahagia. Akhirnya aku tahu, bagaimana rasanya dapat kasih sayang dari seorang Ibu.Bahkan mertuaku pun dulu tak begitu baik padaku. Apa lagi setelah aku menjadi gendut. Mama sering menyindirku.Namun, malam ini aku sangat diistimewakan oleh Tante Ani."Ini bayaran untuk kerjasamamu!" Ruben menyodorkan sejumlah uang di dalam mobil."Terima kasih, tapi sepertinya ini kebanyakan.""Tak apa. Ambilah! Ingat, sandiwara ini tentunya belum selesai, sampai saya benar-benar menemukan gadis yang akan mampu merebut hati saya."Aku bergeming, sebenarnya aku tak suka berada dalam posisi ini. Bagaimana jika Mas Farhan tahu?Aku masih belum siap bercerai dengannya.Aku ingin Mas Farhan membatalkan gugatannya.Aku sangat mencintainya.--Sampai di rumah. Aku langsung memberikan uang yang aku dapat pada Ibu."Wah, ini banyak banget. Kamu dapat dari mana?" tanya Ibu den

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 3

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 3***Aku pulang ke rumah ketika sudah selesai menutup toko.Ruben mengantarkan aku dengan mobil super mahal miliknya.Di perjalanan aku bersebelahan dengan Mas Farhan, saat lampu merah menyala.Kaca mobil yang dibuka Ruben membuat Mas Farhan menatap ke arah kami.Aku juga sempat menoleh sekilas, dan mencoba memalingkan pandangan lagi.Lia pun tampak heran dan tercengang melihat aku bersama seorang laki-laki yang tak kalah tampan dari Mas Farhan.Saat lampu merah berganti, laju mobil dijalankan Ruben. "Tik, sebenarnya saya nanti malam ada pertemuan keluarga. Orang tua saya ingin menjodohkan dengan seseorang, tapi jujur saja, saya tidak siap. Masa iya pria setampan saya dan sepintar saya pakai dijodohkan segala," ucap Ruben.Terdengar angkuh, hingga membuat aku menarik napas panjang. Kata-katanya mengingatkan aku dengan Mas Farhan.Ah, ternyata laki-laki yang kaya dan fisiknya sempurna semua sama saja."Lalu kenapa meminta aku untuk menemani?" tanyak

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 2

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 2***Pertahananku goyah, padanganku mulai buram, tubuh bergoncang hebat, kepala ini terasa berat.Entah berapa lama aku pingsan. Hingga tersadar aku sudah ada di dalam kamar. Namun, ini bukan kamar di rumah suamiku.Kutatap dengan jelas, ini adalah rumah Ayah, Ibu."Tik, sudah siuman?" tanya Ibu dengan sorot mata yang tajam."Kenapa aku ada di sini, Bu?" "Suamimu yang mengantar, maksud Ibu calon mantan suamimu."Air mataku kembali jatuh. Disaat tak sadarkan diri, Mas Farhan malah memulangkan aku."Bu, aku tak mau bercerai.""Kalau tidak mau dicerai harusnya kamu rawat penampilan kamu. Coba berkaca! Suami mana yang betah dengan bentuk kamu yang sangat tak nyaman dipandang mata," cibir Ibu."Ngomong apa toh, Bu? Anak sedang sedih, malah dibuat tambah sedih," sambung Ayah yang selalu membelaku."Ah, sudahlah! Ibu malas jika harus berdebat. Kita ini susah, Yah. Akan tambah susah kalau Tika kembali tinggal di sini. Farhan pasti tidak akan memberikan uan

  • Aku Tak Mau Bercerai    Bab 1

    Judul: Aku tak mau bercerai.Part: 1.***"Tika, perkenalkan ini adalah Lia, wanita yang selama satu tahun ini menghuni relung hati, Mas."Degh! Debar di jantungku memburu, wanita dengan memakai dres ketat berwarna merah muda itu tersenyum penuh kebanggaan.Mas Farhan membawa selingkuhannya menghadapku. Apa dia tak berpikir bagaimana sakitnya perasaanku sebagai seorang istri?Selama ini aku sudah tahu kalau Mas Farhan memiliki selingkuhan. Aku juga sudah berulang kali memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Namun, baru kali ini suamiku memperkenalkan secara langsung."Cantik, pantas saja Mas sangat tergila-gila padanya," ucapku menahan air mata.Mas Farhan tersenyum kemudian berkata. "Bukan Mas saja yang tergila-gila padanya, tapi Lia juga sangat tergila-gila pada Mas."Aku menarik napas panjang dan menghitung mundur dalam hati. Bagiku dengan cara ini aku mampu mengendalikan emosiku."Baiklah, Mas. Daripada terus terjebak dalam hubungan yang membawa dosa. Silakan Mas nikahi Lia! Ak

DMCA.com Protection Status